Perpsepsi terhadap etika bisnis antara akuntan pendidik, akuntan publik dan mahasiswa akuntansi (studi kasus di Surakarta dan Yogyakarta) Oleh:

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU ETIS AUDITOR (Survey pada Auditor di Surakarta dan Yogyakarta)

BAB I PENDAHULUAN. dengan berlakunya kesepakatan Internasional mengenai pasar bebas. Profesi

BAB I PENDAHULUAN. peluang yang besar sekaligus memberikan tantangan yang semakin. mengancam eksistensi profesi akuntan indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ekonomi suatu perusahaan memacu profesi akuntan untuk

ANALISIS PERSEPSI DOSEN AKUNTANSI DAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA (SURVEY DI PERGURUAN TINGGI WILAYAH SURAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari laporan keuangan adalah memberikan informasi yang UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Organization (WTO), General Agreement on Tarrifs and Trade (GATT), dan General Agreement on Trade in Services (GATS) tidak hanya

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP LINGKUNGAN KERJA AKUNTAN PUBLIK (Survey Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta)

BAB I. melanggar dimensi moral dan etika bisnis itu sendiri, termasuk profesi. Masalah etika menjadi perhatian yang sangat penting bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. memadai saja yang dapat tumbuh dan bertahan. Setiap profesi dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini akuntan dituntut untuk profesional

SKRIPSI. Oleh : MSY. FADHILAH DWINTASARI B

PERSEPSI AKUNTAN, MAHASISWA AKUNTANSI DAN KARYAWAN BAGIAN AKUNTANSI TERHADAP ETIKA PROFESI AKUNTAN

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya profesi akuntan telah banyak diakui oleh berbagai kalangan.

BAB I PENDAHULUAN. mendorong munculnya pelaku bisnis baru sehingga menimbulkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. global. Profesi akuntan di Indonesia di era globalisasi ini semakin berkembang

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi. Pemakai informasi akuntansi diklasifikasikan menjadi dua. kreditor, dan investor atau calon investor.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan profesionalismenya. Profesionalisme suatu profesi mensyaratkan

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP ETIKA BISNIS DAN ETIKA PROFESI AKUNTAN DIPANDANG DARI SEGI GENDER

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tenaga kerja sebagai akuntan publik. perubahan mendasar sejak awal tahun 1990-an (Machfoedz, 1999).

aktivitas-aktivitas investasi, perbankan dan capital raising, jasa perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan dan kesadaran etik/moral memainkan peran kunci. dalam semua area profesi akuntansi (Louwers et al dalam Muawanah dan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

ABSTRAK. Kata kunci: mahasiswa akuntansi, mahasiswi akuntansi, profesi akuntan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan meningkatnya kompetisi dalam dunia kerja, setiap

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP UJIAN SERTIFIKASI AKUNTAN PUBLIK (USAP)

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Ekonomi mendorong munculnya pelaku bisnis baru sehingga

BAB I PENDAHULUAN. kode etik akuntan. Kode etik akuntan, yaitu norma perilaku yang mengatur

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan meningkatnya kompetensi dan globalisasi, setiap profesi dituntut

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bisnis. Pada umumnya, tujuan semua usaha bisnis adalah berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan etika.etika mempunyai peranan yang sangat penting dalam

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP LINGKUNGAN KERJA AKUNTAN PUBLIK DI INDONESIA (Survey Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. milik Belanda yang beroperasi di Indonesia pada waktu itu, didirikan dan akuntansi sistem Amerika mulai dikenal, terutama melalui

BAB I PENDAHULUAN. semakin berat. Tantangan tersebut adalah diberlakukannya perdagangan bebas

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat sekarang ini. Terjadinya krisis. Indonesia menyadarkan masyarakat untuk mengutamakan perilaku

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Aktivitas bisnis sudah ada sejak manusia ada di muka bumi ini karena kalau bisnis

Persepsi karyawan bagian akuntansi dan mahasiswa akuntansi tentang etika bisnis. Sari Septiana Purnomo F UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dengan meningkatnya kompetensi persaingan, profesi akuntan menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. diperhadapakan pada berbagai persaingan yang sangat ketat, khususnya pada bidang bisnis UKDW

BAB I PENDAHULUAN. profesi. Etika Profesi diperlukan agar apa yang dilakukan oleh suatu profesi tidak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. telah meningkat belakangan ini, terlebih setelah kasus skandal-skandal khususnya

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya perusahaan-perusahaan yang sudah go public dapat memicu

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjalankan suatu profesi juga dikenal adanya etika profesi.

BAB I PENDAHULUAN. Kantor Akuntan Publik atas auditor internal di sebuah perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai suatu bidang pengetahuan dalam akuntansi, pemeriksaan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjadi dasar atau aturan bagi seseorang dalam menjalankan profesinya. Etika

BAB 1 PENDAHULUAN. dan perubahan pada sendi-sendinya. Salah satu bidang yang juga mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan opini atau pendapat tentang kewajaran penyajian laporan

FAKTOR-FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI MAHASISWA AKUNTANSI DALAM PEMILIHAN KARIER SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK DAN NON AKUNTAN PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan semakin meningkat, dan masalah yang dihadapi semakin UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Indonesia (Indonesian Institute of Accountants) yang disingkat IAI.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas yang dikelola oleh manajemen

BAB 1 PENDAHULUAN. bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar besarnya (profitmaking)

Titik Chomariyati F BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikannya, hal ini terjadi karena akuntan merupakan produk dari

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya (profit-making) agar

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi untuk mendapatkan gelar profesi Akuntan. Pendidikan ini harus

BAB I PENDAHULUAN. mencetak tenaga yang terdidik dan siap memasuki dunia kerja. di antara sesama tenaga kerja yang semakin ketat.

ANALISIS PERBEDAAN FAKTOR FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA KEPUTUSAN PEMILIHAN PROFESI AKUNTAN PUBLIK DAN NON AKUNTAN PUBLIK PADA MAHASISWA AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sebagai auditor eksternal (Kurniawanda, 2013). laporan disetiap kali melakukan audit. Kantor Akuntan Publik (KAP) dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan kunci keberhasilan suatu negara. Perkembangan dunia bisnis memberikan

BAB I PENDAHULUAN. luhur, berkepribadian luhur, berilmu, berteknologi dan seni. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam semua area profesi akuntansi Louwers et al. dalam (Husein, 2004). Profesi

BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan oleh faktor diantaranya praktik-praktik profesi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan yang cepat dalam masyarakat kita telah menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No.2,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Jasa akuntansi mempunyai peranan yang sangat penting dalam. suatu negara. Ditintajau dari fungsinya, jasa akuntansi berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. satunya disebabkan karena mereka ingin menjadi seorang akuntan yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pada prakteknya di lapangan, keahlian khusus tidak menjamin. menunjang keberhasilan yaitu menerapkan suatu etika.

BAB I PENDAHULAN. mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. agar auditor dapat memberikan jaminan mutlak ( absolute assurance) mengenai. hasil akhir proses audit yaitu laporan auditor.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat sekarang ini. Terjadinya krisis multidimensi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kepatuhan dan audit laporan keuangan (Arens dan Loebbecke, 2003). Akuntan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan akuntansi di Indonesia sudah cukup lama diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. diperbaiki melihat kurangnya good corporate governance (Yulianti, 2006). Salah

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan dalam perusahaan. Pihak-pihak

BAB I PENDAHULUAN. diminat oleh mahasiswa saat ini. Dari hasil penelitian Tengker dan Morasa (2007)

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di dunia maju sekarang ini. Namun, selain kemampuan dan keahlian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bebas atau free trade antara negara-negara anggota ASEAN sehingga Institut

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham. Untuk itu

BAB 1 PENDAHULUAN. keputusan ekonomi. Profesi akuntan harus memiliki intregitas, independen

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan akan bersaing untuk menjadi yang terbaik di antara. dan tidak menyesatkan pemakainya dalam pengambilan keputusan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. T Pengaruh faktor..., Oktina Nugraheni, FE UI, 2009.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan

BAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir. Mulai dari kasus Enron di Amerika Serikat sampai dengan kasus

BAB I PENDAHULUAN. relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. oleh sistem pendidikan akuntansi agar dapat menghasilkan sarjana akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. pada laporan keuangan perusahaan terutama yang berbentuk Perseroan Terbatas,

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Persaingan antara perusahaan semakin meningkat dengan dibarengi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat. Dalam pasal 1 ayat (2) Kode Etik Ikatan Akuntan. integritas dan obyektivitas dalam melaksanakan tugasnya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Semakin meluasnya kebutuhan jasa profesional akuntan sebagai pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan akuntan. (Arens dan Loebbecke, 1996:4). keputusan. Para pemakai laporan keuangan selalu memeriksa dan mencari

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan tersebut adalah untuk memberikan informasi kepada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

Perpsepsi terhadap etika bisnis antara akuntan pendidik, akuntan publik dan mahasiswa akuntansi (studi kasus di Surakarta dan Yogyakarta) Oleh: Tri Yuliyanto Hari Prabowo NIM. F 0300079 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Etika merupakan topik yang menyita banyak perhatian dalam masyarakat. Perhatian ini merupakan indikasi arti penting perilaku beretika di dalam masyarakat (Arens dan Loebbecke, 1997). Di kalangan masyarakat Amerika telah berkembang sikap sinis tentang etika bisnis, terutama dalam bisnis skala besar. Beberapa di antara mereka menyebut etika bisnis sebagai sebuah kontrakdiksi. Dalam polling yang dilakukan oleh Haris, sebanyak 1.256 orang dewasa, 64% menunjukkan bahwa etika dari pemilik bisnis skala kecil menerima etika secara positif, tetapi hanya 31% dari eksekutif bisnis (bisnis skala besar) yang menerima etika secara positif. Pada bulan Oktober 1989, Newsweek melaporkan hasil survei terhadap 1.093 sekolah lanjutan atas yang dilakukan The Pinnacle Group Incorporation (sebuah perusahaan public relation internasional), tentang topik Jika para siwa

sekolah lanjutan atas melihat pelaku bisnis melakukan pelanggaran terhadap prinsip etika dalam rangka menguasai dunia bisnis. Dua per tiga responden mengatakan bahwa pelaku bisnis akan menggunakan segala cara untuk mencapai tujuan bisnis yang telah mereka tetapkan dan akan meningkatkan (memanipulasi) laporan pengeluaran bisnis mereka. Lima puluh sembilan persen dari siswa tersebut mengatakan bahwa hukuman percobaan selama enam bulan akan diberikan jika mereka melakukan tindakan ilegal, ditambah denda sebesar $10 juta ( Hey Ma, Get Me a Lawyer, dalam Cole dan Smith, 1996). Dari fenomena tersebut, berkembang suatu pertanyaan di kalangan pelajar Amerika bahwa untuk mencapai suatu kesuksesan dan keberhasilan dalam bisnis haruskah diperlukan suatu perilaku yang tidak beretika (Cole dan Smith, 1996). Di tahun-tahun terakhir, peningkatan persaingan membuat para akuntan publik dan profesi lain menjadi lebih sulit untuk berperilaku secara profesional. Terdapat banyak kasus yang menunjukkan kegagalan orang-orang bisnis untuk menyesuaikan perilakunya dengan nilai beretika masyarakat (Arens dan Loebbecke, 1997). Di Indonesia, isu etika akuntan berkembang seiring dengan terjadinya beberapa pelanggaran etika, baik yang dilakukan oleh akuntan publik, akuntan intern, maupun akuntan pemerintah. Untuk kasus akuntan publik, beberapa pelanggaran etika ini dapat ditelusuri dari laporan Dewan Kehormatan IAI dalam laporan pertanggungjawaban pengurus IAI periode 1990-1994 yang menyebutkan adanya 21 kasus yang melibatkan 53 Kantor Akuntan Publik (Husada dalam Ludigdo dan Machfoedz, 1999).

Pelanggaran etika bisnis yang terjadi di Amerika dan di Indonesia seharusnya tidak perlu terjadi apabila setiap kalangan bisnis, khususnya akuntan, memiliki pengetahuan, pemahaman dan menerapkan etika secara memadai dalam pelaksanaan pekerjaan profesionalnya. Pekerjaan seorang profesional harus dikerjakan dengan sikap profesional pula, dengan sepenuhnya melandaskan pada standar moral dan etika tertentu (Khomsiyah dan Indriantoro, 1997). Profesional berarti bertanggungjawab untuk berperilaku yang lebih dari sekedar memenuhi tanggungjawab yang dibebankan kepadanya dan lebih dari sekedar memenuhi undang-undang dan peraturan masyarakat. Alasan yang mendasari diperlukannya perilaku profesional yang tinggi pada setiap profesi adalah kebutuhan akan kepercayaan publik terhadap kualitas jasa yang diberikan profesi, terlepas dari yang dilakukan secara perorangan (Arens dan Loebbecke, 1997). Dengan sikap profesionalnya, akuntan akan mampu menghadapi berbagai tekanan yang dapat muncul dari dirinya sendiri atupun pihak eksternal. Kemampuan seseorang profesional untuk dapat mengerti dan peka terhadap persoalan etika sangat dipengaruhi oleh lingkungan dimana dia berada. Dalam hal ini, Sudibyo menyatakan bahwa perilaku etika akuntan juga sangat dipengaruhi dunia pendidikan akuntansi (dalam Khomsiyah dan Indriantoro, 1997). Melihat beberapa fenomena di atas, maka profesi akuntan Indonesia pada masa yang akan datang menghadapi tantangan yang seakin berat, untuk itu persiapan yang menyangkut profesionalisme profesi mutlak diperlukan. Profesionalisme suatu profesi mensyaratkan tiga hal utama yang harus dimiliki setiap anggota profesi tersebut, yaitu keahlian, berpengatahuan, dan berkarakter

(Machfoedz dalam Ludigdo dan Machfoedz, 1999). Karakter menunjukkan personality seorang profesional, yang di antaranya diwujudkan dalam sikap dan tindakan etnisnya. Sikap dan tindakan etnis akuntan akan sangat menentukan posisinya di masyarakat yang memakai jasa profesionalnya. Bagi profesi akuntan di Indonesia, hal tersebut, bersama-sama dengan kemampuan profesionalnya yang lain, akan menentukan keberadaannya dalam peta persaingan di antara rekan seprofesi dari negara lainnya, sehingga diperlukan pemahaman akuntan dan calon akuntan Indonesia terhadap persoalan-persoalan etika, yang dalam hal ini berupa etika bisnis, yang mungkin telah atau akan mereka hadapi (Ludigdo dan Machfoedz, 1999). Penelitian ini dilakukan terhadap akuntan dan mahasiswa akuntansi sebagai calon akuntan. Penelitian dilakukan dengan mengobservasi persepsi mereka. Observasi terhadap persepsi dilakukan karena kemudahan dalam proses pengumpulan data dan berdasarkan suatu alasan bahwa persepsi merupakan tanggapan langsung seseorang atas sesuatu atau merupakan proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui pancainderanya (Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1995), sedangkan observasi mengenai persepsi terhadap etika bisnis dilakukan karena profesi akuntan merupakan profesi yang dalam aktivitasnya tidak terpisahkan dengan aktivitas bisnis, sehingga selain harus memahami dan menerapkan etika bisnis. Observasi mengenai persepsi mahasiswa akuntansi terhadap etika bisnis dilakukan karena mahasiswa akuntansi merupakan calon akuntan yang pada akhirnya akan terjun secara langsung dalam praktik bisnis, sehingga mereka harus memahami etika bisnis, walaupun di antara mereka sudah mempunyai pengalaman bisnis.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Ludigdo dan Machfoedaz (1999). Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi dengan membandingkan persepsi akuntan dan persepsi mahasiswa akuntansi ekstensi terhadap persoalan-persoalan etika bisnis. Selain itu peneliti juga melengkapinya dengan membandingkan persepsi etika di antara masing-masing kelompok akuntan (akuntan publik dan akuntan pendidik), kelompok mahasiswa (dalam hal ini mahasiswa akuntansi reguler dan mahasiswa akuntansi ekstensi), dan antara mahasiswa akuntansi PTN (Perguruan Tinggi Negeri), yang diwakili Universitas Sebelas Maret Surakarta, dengan mahasiswa akuntansi PTS (Perguruan Tinggi Swasta). Alasan dibandingkannya persepsi akuntan dengan persepsi mahasiswa akuntansi ekstensi terhadap etika bisnis karena mereka sama-sama memiliki pengalaman bisnis (pengalaman kerja), sehingga perbandingan akan lebih tepat, sedangkan pada penelitian Ludigdo dan Mahfoedz (1999), perbandingan persepsi dilakukan antara akuntan dengan mahasiswa akuntansi reguler. Hal tersebut kurang tepat karena pada dasarnya pandangan mereka terhadap etika bisnis adalah berbeda, hal tersebut disebabkan karena akuntan memang sudah memiliki pengalaman bisnis sedangkan mahasiswa akuntansi reguler banyak yang belum memiliki pengalaman bisnis, sehingga sudah dapat dipastikan bahwa persepsi akuntan terhadap etika bisnis akan lebih etis dibandingkan persepsi mahasiswa akuntansi. Lidigdo dan Machfoedz (1999) menyatakan bahwa akuntan pendidik cenderung mempunyai persepsi terhadap etika bisnis yang paling rendah dibandingkan dengan profesi akuntan yang lain (akuntan publik), sehingga hal

tersebut bertentangan dengan anggapan yang selama ini berkembang bahwa dunia pendidik merupakan tempat yang relatif bersih dibandingkan dengan dunia praktik. Menanggapi hal tersebut maka peneliti akan meneliti lagi mengenai perbedaan persepsi antara akuntan pendidik dan akuntan publik terhadap etika bisnis. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, adalah sebagai berikut: 1. Instrumen dalam penelitian ini diuji secara statistik, yaitu dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas, sedangkan dalam penelitian ini Ludigdo dan Machfoedz, instrumennya hanya diuji reliabilitasnya saja. 2. Penelitian ini memasukkan kelompok responden baru, yaitu mahasiswa akuntansi ekstensi, sebagai subjek penelitian, karena pada umumnya mempunyai pengalaman dalam dunia bisnis yang lebih banyak daripada mahasiswa akuntansi reguler, sehingga dalam konteks ini, penelitian akan menjadi lebih tepat karena dengan membandingkan akuntan dan mahasiswa ekstensi yang pada dasarnya telah sama-sama mempunyai pengalaman bisnis. Hal tersebut merupakan tanggapan terhadap keterbatasan penelitian Ludigdo dan Machfoedz, yang menyebutkan bahwa hampir semua mahasiswa undergraduate Indonesia belum mempunyai pengalaman kerja, sehingga peneliti memasukkan mahasiswa akuntansi ekstensi sebagai kelompok responden baru. 3. Peneliti juga menggunakan mahasiswa akuntansi dari Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang ada di Surakarta sebagai responden, sedang pada

penelitian Ludigdo hanya menggunakan responden dari mahasiswa akuntansi beberapa Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Jawa, Sumatera dan Sulawesi, tanpa melibatkan mahasiswa akuntansi dari Perguruan Tinggi Swasta (PTS). 4. Sample frame untuk mahasiswa akuntansi dan akuntan pendidik dari penelitian ini sudah jelas, yaitu mahasiswa akuntansi yang menimba ilmu di PTN dan PTS di Kopertis VI untuk wilayah Surakarta dan akuntan pendidik yang mengajar di PTN dan PTS di Kopertis VI untuk wilayah Surakarta, sedangkan sample frame dari penelitian Ludigdo belum jelas. B. Perumusan Masalah Dari uraian di atas dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang akan dijawab dalam penelitian ini, antara lain sebagai berikut: 1. Apakah terdapat perbedaan persepsi yang signifikan terhadap etika bisnis antara akuntan dan mahasiswa akuntansi ekstensi? 2. Apakah terdapat perbedaan persepsi yang signifikan terhadap etika bisnis antara akuntan pendidik dan akuntan publik? 3. Apakah terdapat perbedaan persepsi yang signifikan terhadap etika bisnis antara mahasiswa akuntansi reguler dan mahasiswa akuntansi ekstensi? 4. Apakah terdapat perbedaan persepsi yang signifikan terhadap etika bisnis antara mahasiswa akuntansi reguler PTN (UNS) dan mahasiswa akuntansi reguler PTS? C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui secara empiris persepsi terhadap etika bisnis antara akuntan dan mahasiswa akuntansi ekstensi. 2. Untuk mengetahui secara empiris perbedaan persepsi terhadap etika bisnis antara akuntan pendidik dan akuntan publik. 3. Untuk mengetahui secara empiris perbedaan persepsi terhadap etika bisnis antara mahasiswa akuntansi reguler dan mahasiswa akuntansi ekstensi. 4. Untuk mengetahui secara empiris perbedaan persepsi terhadap etika bisnis antara mahasiswa akuntansi reguler (UNS) dan mahasiswa akuntansi reguler PTS. D. Manfaat Penelitian 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk melengkapi hasil penelitian sebelumnya dan dapat memberikan suatu bukti empiris mengenai persepsi akuntan publik, akuntan pendidik dan mahasiswa akuntansi (baik mahasiswa akuntansi reguler maupun mahasiswa akuntansi ekstensi), terhadap etika bisnis. 2. Sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya yang mengadakan kajian lebih lanjut dalam topik yang sama. E. Sistematika Penulisan BAB 1 : PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan. BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas landasan teori di antaranya mengenai etika, etika bisnis, persepsi, penelitian terdahulu, kerangka teoritis, dan hipotesis dari penelitian yang dilakukan. Bab 3 : METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan mengenai desain penelitian, populasi, sample, teknik sampling, pengukuran variabel, instrumen penelitian, sumber data, metode pengumpulan data, dan metode analisis data. Bab 4 : ANALISIS DATA Bab ini membahas mengenai data yang digunakan, pengolahan data tersebut, hasil dari analisis data, dan pembahasan. Bab 5 : KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN Bab ini berisi mengenai kesimpulan yang didapatkan dari hasil analisis data, keterbatasan yang melekat pada penelitian, saran-saran yang ditujukan untuk penelitian berikutnya.