BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pegawai negeri sipil atau karyawan sangat dibutuhkan dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat memberi daya dukung yang

menetapkan profesional kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA

2015 PENGARUH KINERJA WIDYAISWARA TERHADAP KEPUASAN PARA PESERTA DIKLAT DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GEOLOGI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN Nurul Ramadhani Makarao, 2013

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap organisasi, baik organisasi publik maupun organisasi swasta.

PENGEMBANGAN PROFESIONALISME WIDYAISWARA PASCA PERMENPAN NOMOR 14 TAHUN Penulis : Adang Karyana S

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan pembangunan yang semakin meningkat menuntut adanya SDM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

KEBIJAKSANAAN PEMERINTAH DALAM RANGKA PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL

Widyaiswara Berkarakter

BAB I PENDAHULUAN. ini peranan pengajaran sangat penting karena merupakan kegiatan yang dilakukan oleh

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia di aparat pemerintahan. Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 34/PRT/M/2007 TENTANG PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Kurikulun Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), guru berperan. dalam mengembangkan kurikulum yang berpedoman pada standar isi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sesuai tanggung jawabnya bahwa guru adalah tenaga pendidik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi jabatan dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber daya materil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Amelia Nur Fauza, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang

KEMENTERIAN KEHUTANAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN B O G O R

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.15, 2008 LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA. Akreditasi. Diklat. Pedoman. Pencabutan

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa memerlukan dua asset utama yaitu sumber

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR: 5 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENULISAN MODUL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Kompetensi Pedagogik Guru Pada Diklat Teknis Fungsional Peningkatan Kompetensi Guru Pertama Mata Pelajaran IPA MTs

BAHAN PEMBAHASAN KOMISI I FORUM KONSULTASI JABATAN FUNGSIONAL PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN HOTEL ALILA, JAKARTA 2 DESEMBER 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Adi Setiawan Nurpratama, 2014

KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR : 7 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIS

PEDOMAN AKREDITASI Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan. Nomor 4301); DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

PERANAN MGMP PENJAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU PENJAS. Oleh. Drs. Andi Suntoda S., M.Pd.

PERATURANPEMERINTAH RI NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PNS BAB I KETENTUAN UMUM

STRATEGI PENCAPAIAN ANGKA KREDIT WIDYAISWARA

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang ada di dalamnya. Sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam reformasi birokrasi saat ini dan persaingan global mendorong

Standar Kompetensi Widyaiswara sesuai Perka LAN Nomor 5 Tahun 2008

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR: 6 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN SERTIFIKASI WIDYAISWARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR: 15 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL

KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR: 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang giat-giatnya

PENTINGNYA WORKSHOP DAN PELATIHAN MENINGKATKAN KEMAMPUAN WIDYAISWARA DALAM MEMBUAT KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi seperti saat ini, harus dipersiapkan sumber daya manusia

BAB V PENUTUP Kesimpulan

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Muhamad Kamaludin, Hubungan Persepsi Siswa Terhdap Kompetensi Pendagogik Guru Mata Pelajaran Alat Ukur Dengan

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR: 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIS

2015, No e. bahwa berdasarkan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pertahanan tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Irma Riswanti, 2013

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS)

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

SOSIALISASI PERATURAN LIPI NOMOR 3 TAHUN 2018 Cibinong, 10 April 2018

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alnis Dwipayana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sektor pemerintahan, turut bertanggung jawab atas keberhasilan dalam

DR. BAYU HIKMAT PURWANA, M.PD

I. PENDAHULUAN. tujuan penelitian, asumsi penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup

SIMULASI TENTANG CARA PENGISIAN SKP DOSEN TETAP YAYASAN. KOPERTIS WILAYAH I SUMATERA UTARA 29.d 30 JANUARI 2018

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pegawai Negeri Sipil merupakan unsur utama sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pegawai-pegawai yang mampu berprestasi dan fleksibel untuk suatu instansi dalam

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berikut adalah beberapa kesimpulan dari hasil penelitian:

Sinergi Instansi Perencana dengan Asosiasi Perencana Pemerintah Indonesia (AP2I) di Pusat dan Daerah

KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. antara persepsi program diklat dengan persepsi kinerja karyawan di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PEND AHULUAN. Dewasa ini banyak sekali pihak yang melaksanakan pelatihan baik itu

PENDAHULUAN Latar Belakang

KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.59, 2008 LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA. SERTIFIKASI. Widyaiswara. Pedoman.

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan terhadap sumberdaya manusia yang ada, materi, dan sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manajemen sumber daya manusia merupakan kunci penting

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi secara terpadu (Qomar, 2012:21). UU RI No.

MENTERI PENDAYAGUNAANAPARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Pengembangan Kepemimpinan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan adalah kebutuhan yang mutlak perlu dipenuhi selama hidup

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan akhir manusia dalam menempuh pendidikan biasanya berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. adalah salah satu fungsi manajemen pendidikan yang harus diaktualisasikan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan pegawai negeri sipil atau karyawan sangat dibutuhkan dalam rangka pemberian pelayanan umum kepada masyarakat. Seorang pegawai atau karyawan perlu adanya pembinaan yang sistematis melalui berbagai kebijaksanaan dan instrumen pembinaan, untuk menunjang segala kompetensi nya dalam melaksanakan tugas yang sedang dan akan diembannya. Salah satu instrumen untuk dapat mengarahkan pegawai pada tingkat kompetensi yang diinginkan adalah dengan pendidikan dan pelatihan. Pendidikan pegawai negeri sipil ialah pendidikan yang dilakukan bagi pegawai negeri sipil untuk meningkatkan kepribadian, pengetahuan, dan kemampuannya sesuai dengan ketentuan dan persyaratan jabatan dan pekerjaannya sebagai pegawai negeri sipil. Pendidikan dan pelatihan menjadi sangat penting dalam rangka mengembangkan kompetensi pegawai yang kompeten dan profesional, agar mampu menghasilkan kinerja optimal melalui transformasi pengetahuan, sikap, dan keterampilan tertentu, agar memenuhi syarat dan cakap dalam melaksanakan pekerjaannya. Keberadaan pendidikan dan pelatihan dapat menjadi salah satu solusi dari permasalahan pemerataan kompetensi sumber daya manusia tersebut. Pendidikan dan pelatihan terdiri dari beberapa komponen, dari mulai perencanaan, desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi yang semua komponen tersebut harus saling berkesinambungan. Penelitian ini khusus membahas tentang widyaiswara, maka semua komponen diklat tersebut menjadi Yuyus Ruslan, 2012 Hubungan antara sikap terhadap Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

2 suatu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang widyaiswara, sebagai pengelola pembelajaran dalam suatu pendidikan dan pelatihan. Kompetensi merupakan pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan yang berhubungan dengan pekerjaan, serta kemampuan yang dibutuhkan untuk pekerjaan-pekerjaan non-rutin. Kompetensi merupakan karakteristik diri yang menjadi pembeda antara performance yang sangat baik dengan performance yang biasa dalam suatu pekerjaan atau organisasi. Beberapa literatur yang peneliti temukan bahwa seorang widyaiswara yang memiliki peran mengajar, mendidik, dan melatih aparatur negara dalam pelaksanaan tugas pokoknya, seharusnya mengupayakan agar pembelajaran : 1. Menyenangkan, yaitu pembelajaran dalam kediklatan harus menjadi sesuatu aktivitas yang dilakukan penuh dengan motivasi, keikhlasan, kesadaran, harapan dan pembelajaran dengan pendekatan Andragogi. 2. Kreatif, yaitu mampu memilih dan memilah serta mengembangkan bahan diklat sebagai bahan ajar untuk mengembangkan kompetensi peserta diklat. 3. Profesional, yaitu mampu mengembangkan kompetensi peserta diklat sesuai dengan bidang studi atau spesialisasi yang diampunya. Seorang widyaiswara harus mampu memahami keadaan yang memungkinkan dirinya untuk berbuat salah selama proses pembelajaran, sehingga dapat mengendalikan diri serta menghindari dari kesalahan-kesalahan yang akan menggangu proses kegiatan pembelajaran selama diklat berlangsung. Widyaiswara juga harus memahami karakteristik peserta diklat, karena peran peserta dalam pembelajaran sangat penting, sehingga dalam melakukan tindakan

3 apapun terhadap peserta diklat harus mempertimbangkan karakteristik secara individu dan klasikal. Sesuai PP Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS), disebutkan salah satu komponen yang sangat menentukan dalam diklat adalah widyaiswara. Hal tersebut dipertegas dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (PAN) Nomor 01/KEP/M.PAN/01/2001 tentang Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Angka Kreditnya yang telah direvisi dengan Peraturan Menteri PAN Nomor PER/66/M.PAN/6/2005 tentang Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Angka Kreditnya, dan Peraturan Bersama Kepala LAN dan BKN Nomor 7 Tahun 2005 dan Nomor 17 Tahun 2005. Pada dasarnya dalam proses pembelajaran, widyaiswara akan mengatur seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran, mulai dari membuat perencanaan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, bertindak mengajar atau membelajarkan, dan melakukan evaluasi pembelajaran, termasuk proses dan hasil belajar yang berupa dampak pengajaran. Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan menegaskan pelatih, widyaiswara, instruktur, tutor, dan pamong pelajar adalah sebagai pendidik. Salah satu kompetensi pendidik adalah kompetensi pedagogik-andragogik yaitu kemampuan mengelola pembelajaran yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

4. Widyaiswara harus memiliki potensi dan kemampuan yang baik dalam mentransfer ilmunya kepada para peserta diklat, maka diharapkan peserta dapat memiliki pengetahuan, keterampilan, kecakapan, sikap, dan kepribadian yang sesuai dengan persyaratan dalam jabatan yang akan atau sedang dipikulnya. Seorang widyaiswara dalam mengelola pembelajaran, akan dapat mengukur derajat keberhasilan peserta diklat dengan cara melakukan evaluasi pembelajaran. Peneliti sudah melakukan observasi pendahuluan di PUSDIKLAT Geologi Bandung, kurang lebih selama 4 bulan dari mulai bulan september sampai dengan desember 2011 yang lalu, tentang widyaiswara dalam melaksanakan pembelajaran di diklat. Kesimpulan sementara yang peneliti dapatkan bahwa dalam setiap kegiatan pembelajaran di diklat yang diselenggarakan di PUSDIKLAT Geologi Bandung, hanya sebagian kecil dari banyak widyaiswara yang melakukan kegiatan pembelajaran secara sistematis atau sesuai dengan prosedur pelaksanaan pembelajaran. Fakta-fakta itu terlihat dari mulai pembelajaran di kelas, dominannya para widyaiswara langsung menyampaikan materi diklat dengan menggunakan media power point dan dipresentasikan, tanpa diutarakan dahulu tujuan, sasaran, manfaat, dan lainnya tentang materi tersebut. Fakta selanjutnya dalam pelaksanaan lapangan, sebagian besar widyaiswara hanya langsung memberitahukan peserta diklat, untuk melaksanakan kegiatan lapangan di tempat tertentu tanpa memberikan prosedur yang jelas dan tertulis tentang kegiatan lapangan tersebut. Fakta-fakta tersebut didukung kebenarannya setelah peneliti berdiskusi langsung dengan para widyaiswara yang ada dilingkungan PUSDIKLAT Geologi Bandung.

5 Sesuai dengan hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan di lembaga Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung, peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian hubungan antara sikap terhadap pembelajaran dengan pelaksanaannya pada widyaiswara dilingkungan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung. B. Rumusan Masalah Masalah pokok dalam penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara sikap terhadap pembelajaran dengan pelaksanaannya pada widyaiswara dilingkungan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung. 1. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara sikap terhadap pembelajaran dengan pelaksanaannya dalam merencanakan pembelajaran pada widyaiswara dilingkungan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung? 2. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara sikap terhadap pembelajaran dengan pelaksanaannya dalam melaksanakan pembelajaran pada widyaiswara dilingkungan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung? 3. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara sikap terhadap pembelajaran dengan pelaksanaannya dalam mengevaluasi pembelajaran pada widyaiswara dilingkungan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung?

6 C. Tujuan Penelitian Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara sikap terhadap pembelajaran dengan pelaksanaannya pada widyaiswara dilingkungan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara sikap terhadap pembelajaran dengan pelaksanaannya dalam merencanakan pembelajaran pada widyaiswara dilingkungan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung. 2. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara sikap terhadap pembelajaran dengan pelaksanaannya dalam melaksanakan pembelajaran pada widyaiswara dilingkungan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung. 3. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara sikap terhadap pembelajaran dengan pelaksanaannya dalam mengevaluasi pembelajaran pada widyaiswara dilingkungan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung. D. Manfaat Hasil Penelitian Penelitian tentang hubungan antara sikap terhadap pembelajaran dengan pelaksanaannya pada widyaiswara dilingkungan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung ini,diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan manfaat praktis.

7 1. Manfaat Teoritis a. Widyaiswara Hasil penelitian ini diharapkan memberikan gambaran dan wawasan pengetahuan yang lebih dalam, kepada widyaiswara mengenai pelaksanaan pembelajaran dilingkungan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung. b. Lembaga yang diteliti (Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung) Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif kepada lembaga, yaitu suatu informasi atau data empiris tentang widyaiswara dalam mengelola pembelajaran, sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung, dan perangkat pendukung lembaga lainnya dalam penyelenggaraan pembelajaran oleh widyaiswara. c. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Hasil penelitian dapat memberikan data atau informasi empiris mengenai hubungan antara sikap terhadap pembelajaran dengan pelaksanaannya pada widyaiswara dilingkungan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung. d. Peneliti Memberikan gambaran dan wawasan pengetahuan yang lebih dalam mengenai widyaiswara dalam mengelola pembelajaran suatu diklat serta menjawab rasa keingintahuan peneliti mengenai apakah terdapat hubungan yang positif antara sikap terhadap pembelajaran dengan pelaksanaannya pada widyaiswara dilingkungan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung.

8 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif kepada lembaga, sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk kepala pusdiklat geologi, kepala bagian evaluasi dan penyelenggaraan diklat dalam penyelenggaraan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung.