BAB I LATAR BELAKANG PEMILIHAN MASALAH HUKUM

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Hukum merupakan seperangkat aturan yang diterapkan dalam rangka menjamin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam Penjelasan Undang Undang Dasar 1945, telah dijelaskan

I. PENDAHULUAN. Hak asasi manusia merupakan dasar dari kebebasan manusia yang mengandung

I. TINJAUAN PUSTAKA. suatu pengertian yuridis, lain halnya dengan istilah perbuatan jahat atau kejahatan. Secara yuridis

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar 1945, sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 27 ayat (1) UUD 1945, yang

TINJAUAN PUSTAKA. Upaya penanggulangan tindak pidana dikenal dengan istilah kebijakan kriminal

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang terdiri dari kesengajaan (dolus atau opzet) dan kelalaian (culpa). Seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan tindak pidana dalam kehidupan masyarakat di

I. PENDAHULUAN. Kebebasan dasar dan hak dasar itu yang dinamakan Hak Asasi Manusia (HAM), yang

HAK MANTAN NARAPIDANA SEBAGAI PEJABAT PUBLIK DALAM PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA

I. PENDAHULUAN. berlainan tetapi tetap saja modusnya dinilai sama. Semakin lama kejahatan di ibu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945, telah ditegaskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun yang benar-benar menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia serta

Tindak pidana adalah kelakuan manusia yang dirumuskan dalam undang-undang, melawan

BAB I PENDAHULUAN. mahluk sosial dan sebagai mahluk individu. Dalam kehidupan sehari-harinya

II. TINJAUAN PUSTAKA. perbuatan jahat atau kejahatan. Secara yuridis formal, tindak kejahatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Dasar Pertimbangan Hakim dalam Menjatuhkan Pidana. Bagaimanapun baiknya segala peraturan perundang-undangan yang siciptakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 ditegaskan bahwa Negara

I. PENDAHULUAN. keteraturan, ketentraman dan ketertiban, tetapi juga untuk menjamin adanya

yang tersendiri yang terpisah dari Peradilan umum. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara hukum sebagaimana diatur dalam Pasal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara republik Indonesia adalah negara hukum, berdasarkan pancasila

I. PENDAHULUAN. Sebagaimana telah diketahui bahwa penegakkan hukum merupakan salah satu

II. TINJAUAN PUSTAKA. diancam dengan pidana. Pembentuk undang-undang menggunakan perkataan

Tinjauan Yuridis terhadap Pelaksanaan Prapenuntutan Dihubungkan dengan Asas Kepastian Hukum dan Asas Peradilan Cepat, Sederhana, dan Biaya Ringan

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL. : 7 TAHUN 2006 TENTANG KODE ETIK PROFESI KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh segala aspek kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pertama, hal Soerjono Soekanto, 2007, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cetakan

I. PENDAHULUAN. prinsip hukum acara pidana yang mengatakan peradilan dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI UPAYA POLRI DALAM MENJAMIN KESELAMATAN SAKSI MENURUT UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

BAB I PENDAHULAN. dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia dalam Pasal 1 Ayat (3)

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan mengatur tata tertib dalam kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda. Itu sebabnya dalam keseharian kita dapat menangkap berbagai komentar

PRAPERADILAN SEBAGAI UPAYA KONTROL BAGI PENYIDIK DALAM PERKARA PIDANA

BAB I PENDAHULUAN. Hukum adalah sesuatu yang sangat sulit untuk didefinisikan. Terdapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan

I. PENDAHULUAN. merupakan peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh setiap masyarakat agar

BAB I PENDAHULUAN. Primary needs, Pengalaman-pengalaman tersebut menghasilkan nilai-nilai

FUNGSI DAN KEDUDUKAN SAKSI A DE CHARGE DALAM PERADILAN PIDANA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Anak adalah bagian yang tak terpisahkan dari keberlangsungan hidup

TINJAUAN PUSTAKA. Tindak pidana pencurian diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, sering terjadi tindak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia adalah Negara yang berdiri berlandaskan Pancasila

Negara Indonesia adalah negara hukum (recht staats), maka setiap orang yang melakukan tindak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) adalah Kepolisian

Kejahatan merupakan bayang-bayang peradaban manusia, bahkan lebih maju dari peradaban

II. TINJAUAN PUSTAKA. penegakan hukum berdasarkan ketentuan hukum, maka hilanglah sifat melanggar

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/PER/M.KOMINFO/12/2011 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Penerapan hukum dengan cara menjunjung tinggi nilai-nilai yang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara hukum, Pasal 28 Ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS INDONESIA. Fungsi bidang pembinaan..., Veronica Ari Herawati, Program Pascasarjana, 2008

ETIKA PROFESI SATPAM

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wujud penegakan hak asasi manusia yang melekat pada diri. agar mendapatkan hukuman yang setimpal.

dengan aparatnya demi tegaknya hukum, keadilan dan perlindungan harkat dan martabat manusia. Sejak berlakunya Undang-undang nomor 8 tahun 1981

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-02.KP TAHUN 2010 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI IMIGRASI

BAB I PENDAHULUAN. dampak yang buruk terhadap manusia jika semuanya itu tidak ditempatkan tepat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Ketentuan konstitusi tersebut berarti bahwa dalam praktek

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. perlu dikemukakan terlebih dahulu identitas responden. : Anggota Pembinaan dan Disiplin Bid Propam Polda Lampung

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian dan Ruang Lingkup Hukum Pidana. hukum yang berlaku disuatu negara yang mengadakan dasar-dasar dan aturanaturan

BAB I PENDAHULUAN. kelompok masyarakat, baik di kota maupun di desa, baik yang masih primitif

BAB I PENDAHULUAN. penduduk adalah negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang

I. PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia. Kepolisian adalah hak-ihwal berkaitan dengan fungsi

I. PENDAHULUAN. didasarkan atas surat putusan hakim, atau kutipan putusan hakim, atau surat

BAB IV. A. Bantuan Hukum Terhadap Tersangka Penyalahgunaan Narkotika. Dalam Proses Penyidikan Dihubungkan Dengan Undang-Undang

KEKERASAN YANG DILAKUKAN OKNUM POLISI DALAM MENJALANKAN TUGAS SEBAGAI BENTUK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SANKSI PIDANA PELANGGARAN HAK PEMEGANG PATEN MENURUT UU NO. 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Tugas dan Wewenang Hakim dalam Proses Peradilan Pidana. Kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk

PENANGKAPAN DAN HAM. ( Studi Terhadap Praktek Penangkapan Tersangka Pelaku Tindak Pidana di. Wilayah Polres Sukoharjo ) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. tepatnya pada Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik

I. PENDAHULUAN. Hakikat manusia pada dasarnya selain sebagai makhluk pribadi (individu) juga

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Pengakkan hukum yang terjadi

I. PENDAHULUAN. pengeledahan, penangkapan, penahanan dan lain-lain diberi definisi dalam. Berdasarkan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP),

BAB I PENDAHULUAN. mampu memimpin serta memelihara kesatuan dan persatuan bangsa dalam. dan tantangan dalam masyarakat dan kadang-kadang dijumpai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Peradilan Pidana di Indonesia di selenggarakan oleh lembaga - lembaga peradilan

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. Hukum materiil seperti yang terjelma dalam undang undang atau yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia selalu erat kaitannya dengan etika, baik ketika manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian dan Ruang Lingkup Hukum Pidana. hukum yang berlaku disuatu negara yang mengadakan dasar-dasar dan aturanaturan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh dan, berkembang, dan

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtstaat) dan bukan

I. PENDAHULUAN. dirasakan tidak enak oleh yang dikenai oleh karena itu orang tidak henti hentinya

II. TINJAUAN PUSTAKA. sehingga mereka tidak tahu tentang batasan umur yang disebut dalam pengertian

BAB I PENDAHULUAN. merupakan Negara Hukum. Maka guna mempertegas prinsip Negara Hukum,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian tindak pidana dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP)

dikualifikasikan sebagai tindak pidana formil.

BAB II TINDAK PIDANA MILITER. tentang apa yang disebut dengan tindak pidana tersebut, yaitu : dilarang dan diancam dengan pidana.

PROSES PENYELESAIAN PERKARA PIDANA DENGAN PELAKU ANGGOTA TNI (Studi di Wilayah KODAM IV DIPONEGORO)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hukum berkembang mengikuti perubahan zaman dan kebutuhan

JURNAL PENEGAKAN HUKUM OLEH POLRI TERHADAP TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN KEKERASAN DI KABUPATEN SLEMAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar Pasal 1 angka 3 UUD 1945 merumuskan

BAB I PENDAHULUAN. tertib, keamanan dan ketentraman dalam masyarakat, baik itu merupakan

BAB I PENGANTAR. Seiring dengan perkembangan jaman, berkembang pula modus kejahatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Hak Asasi merupakan isu pesat berkembang pada akhir abad ke-20 dan pada permulaan

Transkripsi:

BAB I LATAR BELAKANG PEMILIHAN MASALAH HUKUM Negara Republik Indonesia adalah negara hukum yang demokratis berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, bukan berdasarkan atas kekuasaan. Hal ini tercantum dalam ketentuan Pasal 1 Ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen ke-iv, yang menyatakan bahwa : Negara Indonesia adalah Negara Hukum. Negara Hukum berdasarkan pada keyakinan bahwa kekuasaan negara harus dijalankan atas dasar hukum yang adil dan baik. Sebagai negara yang berdasarkan hukum yang adil dan baik tersebut, maka prinsip Rule Of Law yang merupakan pilar utama dalam berdiri tegaknya suatu negara harus dipegang secara teguh. Andi Hamzah mengungkapkan prinsip-prinsip Rule Of Law memiliki 3 (tiga) unsur utama, yaitu : 1 1. Pengakuan dan perlindungan hak asasi manusia; 2. Peradilan yang bebas dan tidak memihak; 3. Legalitas dalam arti hukum baik formil maupun materil; 1 Andi Hamzah, Bunga Rampai Hukum Pidana dan Acara Pidana, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1986, hlm. 133. 1

2 Prinsip tersebut diatas harus ditafsirkan secara dinamis dan positif, oleh karena didalam pelaksanaannya menghendaki bahwa hukum perlu senantiasa disesuaikan dengan perkembangan keadaan, kebutuhan dan aspirasi didalam masyarakat. Apabila hal ini diwujudkan maka akan merupakan alat yang penting untuk sehingga mencapai tujuan yakni menciptakan suatu iklim yang menguntungkan dapat membantu kelancaran usaha-usaha pembangunan penegakan hukum. Tujuan utama dari proses penegakan hukum adalah memberikan jaminan terlaksananya keadilan dan perlindungan terhadap harkat dan martabat manusia, keamanan, ketertiban, ketentraman dan kepastian hukum sesuai dengan Undang- Undang Dasar 1945. Disamping itu, negara juga menjamin terjaga dan terpeliharanya nilai-nilai moral Bangsa Indonesia. Adapun tujuan hukum menurut pendapat Andi Hamzah adalah : 2 a. Memberikan kepastian hukum; b. Terciptanya keadilan dan ketentraman terhadap Warga Negara; c. Adanya perlindungan harkat martabat manusia; Dalam hal perlindungan harkat martabat manusia, timbul hubungan-hubungan yang didalamnya mengatur tentang hubungan manusia dengan Negara, manusia dengan manusia, manusia dengan alam sekitar, manusia dengan tuhan. Aturan tersebut yang menjadi sumber hukum bangsa Indonesia, yang telah mengatur 2 Ibid, hlm. 13

3 kehidupan manusia secara madani semuanya adanya keterkaitan satru dengan yang lainnya. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan di bidang hukum, kesadaran hukum di dalam masyarakat mulai mengalami kamajuan, yaitu masyarakat mulai dapat mengemukakan keinginan-keinginan maupun tuntutan-tuntutannya kepada pemerintah, termasuk penegakan hukum yang baik. Dalam kehidupan masyarakat, setiap orang berkedudukan sebagai individu dan sebagai makhluk sosial, mereka akan mengembangkan pola kehidupan dan tingkah laku yang sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku dalam pergaulan hidup bermasyarakat. Namun dalam kenyataan, sering terdapat adanya penyimpangan atau pelanggaran terhadap kaidah hukum, pelanggaran tersebut akan menyebabkan keresahan dalam masyarakat, sehingga masyarakat akan menghendaki pelanggaran terhadap kaidah hukum itu diberikan sanksi yang tegas. Dalam hal itu timbullah aturan-aturan hukum yang bertujuan untuk menjaga ketentraman masyarakat yang terganggu karena adanya pelanggaran kaidah tersebut. Aturan hukum yang kemudian dibuat untuk manjaga ketentraman masyarakat dari pelanggaran kaidah hukum adalah hukum pidana dan hukum acara pidana sebagai hukum pidana formil yang mengatur tata cara pelaksanaan hukum pidana materil.

4 Menurut Moeljatno, hukum pidana dapat menjaga ketentraman masyarakat, karena : 3 Hukum pidana adalah bagian dari pada keseluruhan aturan hukum yang berlaku disuatu negara, yang mengadakan dasar-dasar dan aturan-aturan untuk : 1. Menemukan perbuatan-perbuatan mana yang tidak boleh dilakukan, yang dilarang, dengan disertai ancaman atau sanksi yang berupa pidana tertentu bagi barang siapa yang melanggar larangan tersebut; 2. Menemukan kapan dan dalam hal-hal apa kepada mereka yang telah melanggar larangan-larangan itu dapat dikenakan atau dijatuhi pidana sebagaimana yang telah diancamkan; 3. Menentukan dengan cara bagaimana pengenaan pidana dapat dilaksanakan apabila ada orang yang disangka telah melanggar larangan tersebut. Ketentuan aturan Hukum Pidana yang bersifat materil mengenai perbuatan mana yang dilanggar dan adanya ancaman berupa sanksi terhadap pelakunya, diharapkan agar tidak ada orang yang melanggar larangan yang ditentukan itu, sehingga ketentraman masyarakat dapat terjaga. Berkaitan dengan pengertian hukum pidana, Buchari Said mengemukakan bahwa : Hukum Pidana Materil (KUHP dan hukum pidana di luar KUHP) membentangkan, malukiskan tentang : 3 Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana, Bina Aksara, Jakarta, 1983, hlm. 1.

5 a. Perbuatan apa yang dapat dipidana atau dihukum; b. Siapa yang dapat dipidana atau dihukum; c. Pidana apa yang dapat dikenakan kepada si pelaku yang terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) memuat sistematika sebagai berikut : 4 Buku I. Ketentuan Umum (Pasal 1 sampai dengan Pasal 103) Buku II. Kejahatan (Pasal 104 sampai dengan Pasal 488) Buku III. Pelanggaran (Pasal 489 sampai dengan Pasal 569) Buku I Ketentuan Umum memuat pengertian, asas-asas dan lain-lainnya. Buku II tentang Kejahatan dan Buku III tentang Pelanggran-Pelanggaran terhadap ketentuan Buku II dan Buku III inilah yang disebut dengan tindak pidana. Pembunuhan merupakan suatu perbuatan yang terkutuk, perbuatan yang melanggar hak asasi manusia, perbuatan yang keji dan kejam. Bukankah hak hidup merupakan hak asasi yang melekat pada diri setiap manusia yang merupakan anugerah dari Allah SWT. Hak hidup dengan jelas dilindungi oleh konstitusi dan Declaration of Human Right. Pasal : 28A Undang-Undang Dasar 1945 dengan tegas menyebutkan : Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak memperetahankan hidup dan kehidupannya. 4 Buchari Said, Sari Pati Hukum Acara Pidana, F.H UNPAS, Bandung, 1997. Hlm. 9.

6 Pembunuhan merupakan suatu perbuatan yang sangat kejam dan tidak berprikemanusiaan, merupakan suatu perbuatan yang biadab dan barbar, suatu perbuatan yang sangat tercela, suatu perbuatan yang bertentangan dengan nilai-nilai yang hidup dan berkembang dalam hati nurani masyarakat terlepas apakah perbuatan tersebut diancam tuntutan atau tidak dalam Undang-Undang (recht delict). Atau disebut juga dengan mala inse, artinya perbuatan tersebut merupakan suatu kejahatan terlepas apakah perbuatan tersebut dicantumkan atau tidak dalam Undang- Undang. Berbeda halnya dengan mala in prohibita, dimana perbuatan tersebut baru disebut kejahatan setelah dicantumkan dalam Undang-Undang (wets delict). Pemeliharaan keamanan, ketertiban, tegaknya hukum serta terbinanya ketentraman dalam masyarakat berada di pundak Kepolisian Republik Indonesia, hal mana sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Republik Indonesia sebagai salah satu pilar penegak hukum, maka seluruh anggota Kepolisian haruslah berdisiplin tinggi, integritas moral yang baik, dedikasi yang tinggi, disiplin dan loyal pada atasan (Komandan). Pasal 23 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2009 Tentang Kepolisian antara lain disebutkan : 5 5 Amandemen Undang-Undang 1945 Perubahan Pertama s/d Keempat dalam Satu Naskah, Penerbit Media Pressindo, Yogyakarta, 204, Hlm. 34.

7 bahwa saya senantiasa menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah dan martabat anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia serta akan senantiasa mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara dari pada kepentingan saya pribadi sendiri, seseorang atau golongan. Seperti telah diketahui tugas pokok Kepolisian adalah memelihara keamanan dan ketertiban dalam masyarakat, menegakkan hukum serta melindungi dan mengayomi masyarakat. 6 Pamudji adalah salah seorang anggota Kepolisian Republik Indonesia, berpangkat Komisaris Besar Polisi yang berdinas di POLDA Metro Jaya. Pada tanggal 18 Maret 2014 terjadi hal yang sangat menggemparkan di POLDA Metro Jaya. Seorang Ajun Komisaris Besar Polisi Pamudji tewas ditembak oleh anak buahnya benama Brigadir Susanto. Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih Kombes Pamudji mati ditembak oleh anak buahnya sendiri. Suatu perbuatan yang memilukan sekaligus memalukan, mencoreng korps Kepolisian Republik Indonesia. Disamping itu menimbulkan luka yang mendalam bagi keluarga yang ditinggalkannya. Ajun Komisaris Besar Polisi Pamudji adalah Kepala Detasemen Pelayanan Markas (DENYANMAS) POLDA Metro Jaya, yang meninggal karena ditembak anak buahnya sendiri yang bernama Brigadir Susanto. Apapun alasannya apakah 6 E. Utrecht. Hukum Pidana I, Penerbit Universitas, 1960, hlm. 63.

8 Brigadir Susanto depresi karena tidak pernah mengalami turn of duty (rotasi penugasan), atau alasan lainnya (pribadi) perbuatan tersebut merupakan suatu kejahatan. Terlebih lagi ada hubungan dinas antara atasan dan bawahan, oleh karena kasus yang menimpa Ajun Komisaris Besar Polisi Pamudji ini, maka penulis tertarik untuk membuat penulisan hukum dalam bentuk memorandum hukum yang berjudul : TUNTUTAN HUKUM KELUARGA AJUN KOMISARIS BESAR POLISI PAMUDJI TERHADAP BRIGADIR SUSANTO AKIBAT PEMBUNUHAN YANG MENGAKIBATKAN MATINYA AJUN KOMISARIS BESAR POLISI PAMUDJI (MEMORANDUM HUKUM).