BAB III PERANCANGAN SISTEM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II LANDASAN SISTEM

Energi Kinetik Alat Kebugaran Lat Pull Down untuk Lampu LED dan Pemandu

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Diagram Blok Untuk blok diagram dapat dilihat pada gambar 3.1. di bawah ini:

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN Gambaran Alat

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PEMILIHAN KOMPONEN DAN PERANCANGAN ALAT. perancangan perangkat keras dan perangkat lunak sistem alat penyangrai dan

BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014,

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN DAYA AKI

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

Input ADC Output ADC IN

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB IV PENERAPAN DAN ANALISA

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB III DESKRIPSI MASALAH

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN Gambaran Alat

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Bab IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014.

BAB III DASAR PEMILIHAN KOMPONEN. 3.1 Pemilihan Komponen Komparator (pembanding) Rangkaian komparator pada umumnya menggunakan sebuah komponen

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Philips Master LED. Sistem ini dapat mengatur intensitas cahaya lampu baik secara

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN. Microcontroller Arduino Uno. Power Supply. Gambar 3.1 Blok Rangkaian Lampu LED Otomatis

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan dengan beberapa cara yang dilakukan, antara lain:

kali tombol ON ditekan untuk memulai proses menghidupkan alat. Setting

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Transkripsi:

BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas mengenai perancangan dan realisasi sistem yang dibuat. Gambar 3.1 menunjukkan blok diagram sistem secara keseluruhan. Gambar 3.1. Blok Diagram Sistem Secara Keseluruhan 3.1. Mekanik Pada bagian mekanik ini dimulai dengan tuas yang ditarik oleh pemakai yang akan menarik dan menggerakkan gear-gear dimana torsi dikuatkan secara mekanis dengan susunan gear yang akan menentukan kecepatan putar generator. Gambar 3.2 menunjukkan perancangan mekanik, dan Gambar 3.2 menunjukkan realisasi mekanik. 15

Gambar 3.2. Perancangan Mekanik Mekanik memiliki dimensi panjang 200 cm, lebar 100 cm, dan tinggi 200 cm. Dimensi mekanik ini sekaligus menjadi dimensi keseluruhan alat. Gambar 3.3. Realisasi Mekanik Pada saat proses penarikan, dengan menggunakan persamaan 2.4, energi potensial yang dihasilkan alat ini adalah (3.1) (3.2) 16

Dimana : m = Massa beban rata-rata (Kg) g = Gravitasi Bumi (m/det 2 ) h = Tinggi tarikan (meter) Pada saat pemakain melakukan proses penarikan, rantai akan memutar tuas cakram yang ditunjukkan oleh Gambar 3.4. Gambar 3.4. Gear Pegas Dengan melakukan pendekatan, dapat diketahui besarnya energi kinetik pada gear akibat energi potensial yang dihasilkan ketika tuas mulai ditarik. Ilustrasi pada cakram ditunjukkan oleh Gambar 3.5. Gambar 3.5. Ilustrasi pada Gear Pegas Variabel R merupakan jari-jari cakram, yaitu 7,5 cm. Sedangkan S merupakan jarak tempuh tuas akibat tarikan dari tuas di mana terukur 50 cm. Dengan persamaan 2.5 maka akan diperoleh ϴ = s / r (3.3) (3.4) 17

Bila satu tarikan untuk menghasilkan nilai s membutuhkan waktu rata-rata 1 detik, sebab tiap tarikan pemakai berbeda-beda, maka kecepatan sudut rata-rata dengan menggunakan persamaan 2.6 adalah (3.5) (3.6) Dimana 1 rpm = 0,1047 rad/detik, maka Dengan menggunakan rumus perbandingan roda gigi 2.9 (3.7) (3.8) (3.9) (3.10) (3.11) Dengan rasio 1 : 5,88 kali, tuas mengalami kesulitan ketika ditarik untuk memutar gir pegas yang menuju girboks. Maka dari itu diganti dengan gir yang lebih kecil, sehingga realisasi percepatan girboks adalah (3.12) (3.13) (3.14) 18 (3.15)

Dengan demikian kecepatan akhir setelah girboks adalah ɷ akhir = ɷ rat GR ɷ akhir = 6,67 4,41 (3.16) ɷ akhir = 29,4 rad/detik (3.17) Berdasarkan persamaan 2.8, dapat dihitung energi kinetik dari mekanik ini sebagai berikut E k = ½ (½ m r 2 ) ω 2 E k = ½ (½ 5 0,2 2 ) 29,4 2 (3.18) E k = 43,2 Joule (3.19) Dengan mengetahui nilai energi potensial dan kinetik dari mekanik maka efisiensi mekanik adalah (3.20) (3.21) (3.22) adalah 29,3% Dari perhitungan 3.22 didapati bahwa efisiensi mekanik yang dirancang adalah 3.2. Generator Generator yang akan dibuat pada tugas akhir ini merupakan generator AC, dimana kumparan tempat terbentuknya GGL merupakan bagian yang diam (stator) dengan magnet yang bergerak (rotor). Magnet yang digunakan merupakan magnet Neodymium dengan ketebalan 3 mm dan diameternya 2,5 cm. Magnet ini disusun pada rotor untuk memenuhi ruangan di tengah kumparan. Realisasi generator ditunjukkan oleh Gambar 3.6(a) dan 3.6(b). 19

(a) (b) Gambar 3.6(a). Rotor dan Stator 3.6(b). Realisasi Generator Stator pada generator ini menggunakan lilitan tembaga dengan diameter 0,25mm. Diameter penampang kumparan adalah 3,2 cm sehingga luas tiap penampang 8 cm 2, terdiri dari 12 buah kumparan, tiap kumparan 1.500 buah lilitan. Nilai densitas flux magnetik 0,46 Tesla. Kecepatan rotor dari perhitungan 3.17 adalah 20 rad/detik. Dengan persamaan 2.10 akan didapatkan Ɛ = N B A ɷ Ɛ= 1.500 0,46 (12 8 10-4 ) 29,4 (3.23) Ɛ =195,8 volt (3.24) 20

3.3. Konverter Modul konverter ini berisi rangkaian-rangkaian yang akan digunakan untuk mengolah keluaran generator agar dapat dipakai untuk proses penyimpanan energi. Ada 2 bagian konversi dalam modul ini, yang pertama konversi dari tegangan AC menjadi DC dan konversi tegangan DC menjadi DC. Bagian konverter ini ditunjukkan oleh blok diagram dalam Gambar 3.7. Konverter AC - DC Konverter DC - DC Rangkaian Pemilih Konverter Penaik Tegangan (Boost Converter) Konverter Penurun Tegangan (Buck Converter) (a) (b) Gambar 3.7(a). Blok Diagram Konverter 3.7(b). Realisasi Konverter 3.3.1. Konverter AC - DC Rangkaian ini dimaksudkan untuk mengubah keluaran generator yang berupa tegangan AC menjadi tegangan DC. Komponen utama dalam rangkaian ini adalah transfomator dan dioda schottky yang disusun menjadi penyearah gelombang penuh sistem jembatan. Penyusunan rangkaian ditunjukkan oleh Gambar 3.8. Generat -300/300V T1 D1 D4 DC-DC Co 1kHz D2 D3 + C1 100uF Gambar 3.8. Penyearah Jembatan Penuh Tegangan yang dihasilkan oleh generator adalah sekitar 100 sampai 220 atau 300 sampai 600. Oleh karena itu, dibutuhkan transformator step down untuk 21

menurunkan tegangan menjadi sekitar 12 volt, sebab untuk buck converter membutuhkan tegangan DC masukan antara 12 volt sampai 30 volt. Dengan perhitungan tegangan generator yang dihasilkan adalah 202 maka dengan menggunakan persamaan transformator akan didapatkan tegangan outputnya[14]. (3.25) (3.26) (3.27) Tegangan Primer 110 volt Tegangan Sekunder 12 volt Lilitan Primer Lilitan Sekunder Dari persamaan 3.27 maka dapat diketahui tegangan outputnya adalah (3.28) (3.29) (3.30) atau 30 dengan menggunakan persamaan 2.13 dan V F adalah tegangan buka dioda schotky [15] maka tegangan DC yang dihasilkan adalah Vdc = 0,636 (V P 2V F ) Vdc = = 0,636 (30 2 x 0,5) (3.31) Vdc = 18,5 volt (3.32) 22

3.3.2. Konverter DC DC 3.3.2.1. Rangkaian Pemilih Keluaran generator yang sudah disearahkan tetap mengalami fluktuasi, sehingga ada kemungkinan daya yang terbuang ketika tegangan keluaran generator lebih besar atau lebih kecil dari tegangan pengisian aki. Rangkaian ini yang berfungsi untuk memilihkan secara otomatis apakah tegangan masukan perlu dinaikkan atau diturunkan untuk mencapai tegangan pengisian aki. Skema rangkaian pemilih ini di tunjukkan oleh Gambar 3.9. Gambar 3.9. Skema Rangkaian Pemilih Dalam rangkaian ini, zener dimanfaatkan sebagai regulator rangkaian komparator dengan membuatnya bekerja pada daerah breakdown voltage. Arus minimum yang dibutuhkan zener untuk bekerja dipenuhi oleh nilai Rs. Rangkaian zener ditunjukkan oleh Gambar 3.10. VAKI1 13.2-10.2 v +V 1K Rs1 Zener1 MMSZ6V2T1 Gambar 3.10. Rangkaian Zener 23

Perhitungan nilai Rs ditunnjukkan sebagai berikut. (3.33) Dengan Izmin=0,25mA tanpa beban dan asumsi arus yang diinginkan 4mA, maka nilai Rs minimum adalah (3.34) (3.35) Nilai Rs yang harus dipasang adalah 1Kohm. Pada komparator, yang dibandingkan adalah tegangan masuk dengan refrensi dengan skala 1:3. Pada tegangan refrensi diberikan nilai 4,6 V yang merupakan 1/3 dari tegangan pengisian aki yaitu 13,8 V. Tegangan masukan dibuat 1/3 dari nilai aslinya dengan devider tegangan seperti pada Gambar 3.12. Ketika tegangan masukan lebih kecil dari tegangan refrensi maka komparator akan menghasilkan nilai keluaran negatif yang tersambung dengan ground. Keluaran bernilai low ini akan membuat transistor cut-off sehingga relay tidak aktif. Pada saat relay tidak aktif maka pin COM(common) pada relay terhubung pada pin NC(Normally Closed). Pin NC yang terhubung dengan rangkaian penaik tegangan, membuat tegangan DC menuju kepada rangkaian penaik tegangan yang diwakili oleh label LM 2577 dalam gambar 3.12 untuk diolah lebih lanjut. Sebaliknya ketika tegangan masukan lebih besar dari tegangan refrensi maka komparator akan menghasilkan nilai keluaran positif yang tersambung dengan zener. Keluaran bernilai high ini akan membuat transistor saturasi sehingga relay menjadi aktif. Pada saat relay aktif maka pin COM pada relay terhubung pada pin NO(Normally Open). Pin NO yang terhubung dengan rangkaian penurun tegangan, membuat tegangan DC menuju kepada rangkaian penurun tegangan yang diwakili oleh label LM 2576 dalam gambar 3.12 untuk diolah lebih lanjut. 3.3.2.2. Konverter Penaik Tegangan Konverter penaik tegangan (boost converter) dalam perancangan ini menggunakan IC LM2577-Adj[16]. Konverter ini berfungsi untuk menaikkan tegangan ketika tegangan 24

keluaran generator berada di bawah tegangan refrensi. Rangkaian penaik tegangan yang telah dibuat ditunjukkan oleh Gambar 3.11 berikut. Gambar 3.11. Rangkaian Penaik Tegangan [16] Arus maksimum keluaran IC ini dapat dihitung dengan persamaan 2.14 I LOAD (max) I LOAD (max) (3.36) I LOAD (max) 0,53 A (3.37) Nilai maksimum duty cycle dapat dihitung dengan persamaan 2.15 VF adalah bernilai 0,5 volt yaitu, tegangan dioda schotky.[15] D (max) = D (max) = (3.38) D (max) = 0,79 (3.39) Nilai minimum induktor untuk kestabilan regulasi dengan persamaan 2.16 E T = E T = (3.40) E T = 44,06 (3.41) 25

Kemudian mencari nilai melalui persamaan 2.17 (3.42) (3.43) Dengan melihat grafik pada gambar 2.8 maka didapatkan nilai induktor adalah 68 uh. Gambar 3.12. Pencarian Nilai Induktor Menggunakan RLCmeter Nilai R c dan C c yang terhubung dengan pin 1, dapat dihitung dengan persamaan 2.18 dan 2.20 sebagai berikut R c R c (3.44) R c 6.179 Ohm (3.45) Resistor yang digunakan adalah 5.600 Ohm, dengan menggunakan persamaan 2.19 C c 26

C c (3.46) C c 80,6 nf (3.47) Nilai Cout berdasarkan persamaan 2.20 dan 2.21 berikut Cout Cout (3.48) Dan Cout Cout 794 uf (3.49) Cout (3.50) Cout 442 uf (3.51) Dalam datasheet nilai kapasitas minimum yang diambil adalah yang lebih besar yaitu 794 uf. Tegangan keluaran dari IC ini dapat dihitung dengan persamaan 2.22 berikut Vout = Vref (1 + ) Vout = 1.23V (1 + 20440/2000) (3.52) Vout = 13,8 Volt (3.53) 3.3.2.3. Konverter Penurun Tegangan Konverter penurun tegangan (buck converter) dalam perancangan ini menggunakan IC LM2576-Adj [17]. Konverter ini berfungsi untuk menurunkan tegangan ketika tegangan keluaran generator berada di atas tegangan referensi yaitu tegangan akumulator. Rangkaian penurun tegangan yang telah dibuat ditunjukkan oleh Gambar 3.12 berikut. 27

Gambar 3.13. Rangkaian Penurun Tegangan [17] Tegangan keluaran pada IC ini didapat dari persamaan 2.23 berikut Vout = Vref (1 + ) Vout = 1,23 (1+ 20440 / 2000) (3.54) Vout = 13,8 Volt (3.55) Untuk nilai minimum induktor dapat dicari dengan persamaan 2.25 berikut E T = (30 13,8) (3.56) E T = 143,3 Vus (3.57) Dengan arus maksimum 1,5 A, maka nilai minimum induktor berdasarkan grafik pada gambar 2.1 adalah 330 uh. Nilai minimum dari kapasitor keluaran didapat dari persamaan 2.26 berikut Cout 13300 (3.58) Cout 87,61 uf (3.59) 28

3.4. Penyimpanan Energi Energi listrik yang telah melalui modul konverter telah siap untuk disimpan ke dalam akumulator. Akumulator yang di pilih merupakan akumulator (aki) kering 12V 5,5Ah seperti ditunjukkan oleh Gambar 3.13. Gambar 3.14. Akumulator Kering Untuk mengisi akumulator diserikan dengan 2 dioda untuk mencegah adanya tegangan balik dari akumulator yang masuk ke dalam rangkaian penaik maupun penurun tegangan. Gambar 3.15. Skema Penyimpanan Energi Dengan aki 12V 5,5Ah maka energi total aki ketika penuh adalah. E aki = 12 V 5,5 Ah (3.60) E aki = 66 Wh (3.61) 3.5. Penerangan Dengan asumsi aki dalam kondisi penuh(3.61), maka lamanya lampu dapat menyala adalah Waktu lampu = E aki / P lampu (3.62) Waktu lampu = 66 / 2,5 (3.63) Waktu lampu = 26,4 jam (3.64) 29

Lampu yang digunakan merupakan lampu led 12V dengan daya 2,5 watt,ditunjukkan dengan Gambar 3.19 berikut Gambar 3.16. Lampu LED 2,5 Watt 3.6. Pemandu Otomatis Pemandu otomatis ini terintegrasi dalam sebuah board yang berukuran cm x cm x cm yang terdiri atas mikrokontroler, LCD, keypad, sensor RPMmeter, sensor photodiode, pengatur brightness LCD, dan pengatur buzzer sebagai pengingat. Gambar 3.17. Keseluruhan Bagian Mikrokontroler 3.6.1. Mikrokontroler Pada tugas akhir ini mikrokontroler digunakan sebagai pemandu otomatis dalam melakukan aktivitas fitness pada pusat kebugaran. Dalam aktivitasnya pada satu alat fitness dilakukan olahraga 3 sampai 4 set. Pada tiap set-nya terdapat diperlebar menjadi 8-16 tarikan dari 10 tarikan.[3] Selain itu, setiap senggang set terdapat waktu istirahat 1-2 menit.[5] Prakteknya, ada kesulitan untuk mengingat perhitungan tersebut, sehingga 30

diperlukan pemandu otomatis yang mengingatkan setiap gerakan repetisi, set dan timer waktu istirahat. Untuk pendeteksi jumlah set yang sudah dilakukan oleh pemakai dibantu menggunakan sensor photodiode dan LED infrared. Semua pengaturan, perhitungan dan timer akan di tampilkan pada layar LCD. Kemudian untuk penghematan energi, layar dibuat otomatis mati, dan ketika ditekan satu tombol khusus, maka LCD akan terang untuk beberapa saat. Berikut adalah flowchart mikrokontroler. Gambar 3.18. Flowchart Software Mikrokontroler Alat mikrokontroler ini juga digunakan untuk menghitung kalori yang dikeluarkan pada saat berolahraga. Perhitungan kalorinya adalah perkalian dari beban, konstanta gravitasi, jarak pengangkatan beban, jumlah set dan gerakan. Kemudian hasilnya adalah dalam satuan joule, dikonversi ke dalam satuan kalori. Mikrokontroler yang digunakan adalah Arduino Mega2560 yang terdiri dari 54 input dan output digital, 16 port analog (ADC), bekerja di tegangan 5 volt, tegangan masukan 7-12 volt. [16] Yang dibutuhkan dalam tugas akhir ini yaitu 1 input analog, 8 31

input untuk keypad, 6 input untuk LCD, 2 input untuk dan 2 output untuk relay dan transistor. Gambar 3.19. Arduino Mega2560 Tabel 3.1. Fungsi Setiap Port PORT 2 PORT 5 PORT 6 PORT 7-12 PORT 13 PORT Fungsi Input dari Infrared LED RPMmeter Output sakelar Buzzer Output sakelar kecerahan LCD Output LCD Input dari Phototransistor RPMmeter PORT 23,25,27,29,31,35,37,39 PORT A15 Input dari Scanning Keypad Input analog, input dari Photodiode Gambar 3.20. Blok Diagram Mikrokontroler 32

3.6.2. Sensor RPMmeter Gambar 3.21. Sensor RPM Meter Sensor RPMmeter digunakan untuk menghitung jumlah putaran generator tiap menitnya. Tujuannya adalah untuk menghitung efisiensi mekanik maupun menghitung tegangan dan daya yang dapat dihasilkan generator. Q1 merupakan phototransistor yang akan menerima rangsangan sinar infra merah dari LED.[17] Sinar tersebut akan terhalang oleh bagian dari generator yang berputar dengan kecepatan sudut tertentu. VCC R1 1k Microcon Microcon D1 LED0 Q1 Gambar 3.22. Rangkaian Sensor RPM Meter 3.6.3. Sensor Photodiode Gambar 3.23. Sensor Photodiode Sensor photodiode digunakan untuk menghitung jumlah repetisi. Setiap gerakan tarikan pemakai akan dihitung. Tuas yang ditarik akan mengangkat kertas hitam yang akan 33

menutupi LED infra merah dan photodiode, dan nilai hambatan photodiode akan berubah, dan memberikan informasinya ke mikrokontroler. VCC 5V +V R2 100 R1 10k Microcon D2 LED0 D1 Gambar 3.24. Rangkaian Sensor Photodiode 3.6.4. LCD LCD yang dipakai dalam tugas akhir ini adalah LCD Crystal 16 x 2 karakter. Digunakan ukuran ini dengan maksud untuk memperkecil daya. Pencahayaan LCD dinyalakan pada saat memasukkan nilai set, repetisi, dan waktu istirahat, kemudian LCD pencahayaannya dipadamkan. Pemakai dapat mengaktifkan pencahayaan dengan cara menekan tombol pengaktifannya, dan LCD akan menyala selama 3 detik. Gambar 3.25. LCD karakter 16 x 2 Terdapat rangkaian yang digunakan untuk menghemat daya tersebut dengan mengatur pencahayaannya pada gambar 3.25. 34

VCC 5V +V S1 + R1 10k C2 33uF Q1 BC108BP LCD Gambar 3.26. Rangkaian Pengatur Pencahayaan LCD 3.6.5. Keypad Keypad yang digunakan adalah keypad 16 tombol. Terdapat 10 tombol angka dari 0 sampai 9, tombol start, backspace, reset, dan enter dijelaskan pada tabel 3.2. Tabel 3.2. Fungsi Tombol Keypad Tombol Fungsi 0-9 Input nilai angka A : Start Untuk mulai dari mode sleep (menu awal) B : Backspace Menghapus angka C : Reset Kembali ke menu awal # : Enter Menuju menu berikutnya Gambar 3.27. Keypad 35