LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

dokumen-dokumen yang mirip
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGGAI NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PATI PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 9 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

BUPATI SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

BUPATI LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 05 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BARRU TAHUN 2011 NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARRU NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 5 TAHUN 2011

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK GAMPONG DI KABUPATEN ACEH TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA,

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN, TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH BUPATI KATINGAN PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 12 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 2 TAHUN 2011

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIANJUR NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 1 TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DESA

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

BUPATI FLORES TIMUR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 26 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 03 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

P E R A T U R A N D A E R A H

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK GAMPONG BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

KEPALA DESA SUKARAJA KABUPATEN CIAMIS PERATURAN DESA SUKARAJA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENDIRIAN BADAN USAHA MILIK DESA CIPTA BINA MANDIRI

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG PERATURAN DESA JATILOR NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG. BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes)

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 05 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

PERATURAN DESA PURO KECAMATAN KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN NOMOR 7 TAHUN 2016

PERATURAN DESA DEMPET KECAMATAN DEMPET KABUPATEN DEMAK NOMOR : 03 TAHUN 2012

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

PEMERINTAH DESA TANJUNG KERANJANG

PERATURAN DESA ( PERDES ) NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

DESA TEGALREJO KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DESA TEGALREJO NOMOR TAHUN 2015 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

11 LEMBARAN DAERAH Oktober KABUPATEN LAMONGAN 17/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG KECAMATAN TANTA KANTOR DESA WARUKIN Jln. Penghulu Soegeng-Warukin, Kec. Tanta, Kab. TabalongKode Pos 71561

KEPALA DESA WONOSARI KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL PERATURAN DESA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG. PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG. BADAN USAHA MILIK DESA ( BUMDes ) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

KUWU LIMPAS KECAMATAN PATROL KABUPATEN INDRAMAYU PERATURAN DESA LIMPAS NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG

KEPALA DESA JOJOGAN KECAMATAN WATUKUMPUL KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DESA JOJOGAN NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA ACARA MUSYAWARAH DESA PANIMBANGJAYA TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENDIRIAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 15 TAHUN 2008 T E N T A N G TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

PERATURAN DESA MEKARJAYA KECAMATAN CILELES KABUPATEN LEBAK NOMOR : 02 TAHUN 2016 TENTANG. PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 4 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DESA SAMPANG KECAMATAN SAMPANG KABUPATEN CILACAP NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG. PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DESA ( BUMDes )

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

PEMERINTAH DESA BATUJAJAR BARAT KECAMATAN BATUJAJAR KABUPATEN BANDUNG BARAT JL. Desa NO : 11 DESA BATUJAJAR BARAT KECAMATAN BATUJAJAR

PERATURAN DESA SIDOREJO NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG. PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DESA ( BUMDes ) TAHUN ANGGARAN 2016

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG. BERITA ACARA MUSYAWARAH DESA BANGKONOL TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes)

BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes)

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

PROVINSI JAWA TENGAH KEPUTUSAN DPRD KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BURU,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 6 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR : TAHUN 2011 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH WIRA USAHA WOLIO SEMERBAK KOTA BAUBAU

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 17 TAHUN 2009

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 34 TAHUN 2007 PERATURAN BUPATI CIREBON

BUPATI BANYUMAS PROVINSIJAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 15 Tahun : 2008 Seri : E

KEPALA DESA KETEP KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DESA KETEP NOMOR 4 TAHUN 2016 T E N T A N G BADAN USAHA MILIK DESA DESA KETEP KECAMATAN SAWANGAN

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA

Transkripsi:

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 817 TAHUN : 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menumbuhkembangkan ekonomi masyarakat melalui kesempatan berusaha, pemberdayaan masyarakat, dan pengelolaan aset milik desa dan masyarakat guna meningkatkan pendapatan masyarakat dan pendapatan asli desa, maka keberadaan Badan Usaha Milik Desa sangat dibutuhkan; Mengingat b. bahwa untuk menindaklanjuti Pasal 81 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, maka di Desa perlu dibentuk Badan Usaha Milik Desa; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu mengatur Pedoman Pembentukan Badan Usaha Milik Desa dengan Peraturan Daerah. : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4010, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010); 2. Undang Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 35, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 3. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587); 5. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2005 tentang Pembentukan Peraturan Daerah Kabupaten Serang (Lembaran Daerah Kabupaten Serang Tahun 2005 Nomor 705); 6. Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 8 Tahun 2006 tentang Badan Permusyawaratan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Serang Tahun 2006 Nomor 729); 7. Peraturan Daerah...

- 2-7. Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Alokasi Dana Perimbangan Desa di Kabupaten Serang (Lembaran Daerah Kabupaten Serang Tahun 2006 Nomor 737); 8. Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Kecamatan dan Pembentukan Organisasi Kecamatan di Kabupaten Serang (Lembaran Daerah Kabupaten Serang Tahun 2009 Nomor 783); 9. Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Serang Tahun 2011 Nomor 811). Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SERANG dan BUPATI SERANG MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DESA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Pemerintah Republik Indonesia. 2. Daerah adalah daerah Kabupaten Serang. 3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah di Kabupaten Serang. 4. Bupati adalah Bupati Serang. 5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Serang. 6. Peraturan Daerah adalah Peraturan Daerah Kabupaten Serang. 7. Peraturan Bupati adalah Peraturan Bupati Serang. 8. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai perangkat daerah kabupaten. 9. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 10. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 11. Pemerintah...

- 3-11. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa. 12. Badan Permusyawaratan Desa, yang selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa. 13. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh BPD bersama Kepala Desa. 14. Badan Usaha Milik Desa yang selanjutnya disingkat BUMDes adalah lembaga usaha yang dibentuk/didirikan oleh pemerintah desa yang kepemilikan dan pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah desa dan masyarakat. BAB II MAKSUD, TUJUAN, KEDUDUKAN HUKUM DAN PRINSIP DASAR Pembentukan BUMDes dimaksudkan untuk: Bagian Kesatu Maksud Pasal 2 a. menumbuhkembangkan perekonomian desa; b. meningkatkan sumber pendapatan asli desa; c. menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan jasa bagi hajat hidup masyarakat desa; dan d. sebagai perintis bagi kegiatan usaha di desa. Tujuan pembentukan BUMDes untuk: Bagian Kedua Tujuan Pasal 3 a. meningkatkan peran masyarakat desa dalam mengelola sumber-sumber pendapatan lain yang sah; b. menumbuhkembangkan kegiatan ekonomi masyarakat desa dalam unit-unit usaha desa; c. menumbuhkembangkan usaha sektor informasi untuk dapat menyerap tenaga kerja masyarakat desa; dan d. meningkatkan kreatifitas berwira usaha anggota masyarakat desa yang berpenghasilan rendah. Bagian Ketiga Kedudukan Hukum Pasal 4 (1) BUMDes berbentuk badan hukum, yang dibentuk/didirikan dengan Peraturan Desa. (2) BUMDes berkedudukan dan mempunyai usaha di wilayah desa yang bersangkutan. (3) Dalam hal pengembangan usaha, tempat kedudukan dan wilayah usaha BUMDes dapat berlokasi di luar desa yang bersangkutan. Prinsip Dasar...

- 4 - Prinsip dasar pembentukan BUMDesa yaitu: a. kegotongroyongan; b. kekeluargaan; c. pemberdayaan; d. keberagaman; e. profesionalisme; f. efisiensi; g. transparansi; h. akuntabilitas; i. partisipasi; dan j. demokrasi. Prinsip Dasar Pasal 5 BAB III ASAS DAN FUNGSI Bagian Kesatu Asas Pasal 6 BUMDes dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi kerakyatan. Fungsi BUMDes meliputi : Bagian Kedua Fungsi Pasal 7 a. meningkatkan ekonomi masyarakat dan pendapatan desa; b. membuka kesempatan berusaha masyarakat dan desa; c. menggali potensi desa; dan d. membantu Pemerintah Desa dalam mengembangkan potensi ekonomi yang dimiliki masyarakat setempat BAB IV PEMBENTUKAN Pasal 8 (1) Dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat dan desa, pemerintah desa dapat membentuk BUMDes sesuai kebutuhan dan potensi desa. (2) Pembentukan BUMDes sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan dengan Peraturan Desa dengan berpedoman pada ketentuan Peraturan Daerah ini. (3) Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya memuat: a. maksud dan tujuan; b. pendirian, nama, tempat kedudukan dan wilayah usaha; c. asas, fungsi dan usaha; d. modal...

- 5 - d. modal; e. kepemilikan; f. organisasi; g. kewajiban dan hak; dan h. penetapan dan penggunaan laba. Pasal 9 Syarat pembentukan BUMDes: a. atas inisiatif pemerintah desa dan atau masyarakat berdasarkan musyawarah warga desa; b. adanya potensi usaha ekonomi masyarakat; c. sesuai dengan kebutuhan masyarakat, terutama dalam pemenuhan kebutuhan pokok; d. tersedianya sumber daya desa yang belum dimanfaatkan secara optimal, terutama kekayaan desa; e. tersedianya sumber daya manusia yang mampu mengelola badan usaha sebagai aset penggerak perekonomian masyarakat desa; f. adanya unit-unit usaha masyarakat yang merupakan kegiatan ekonomi warga masyarakat yang dikelola secara parsial dan kurang terakomodasi; dan g. untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan pendapatan asli desa. Pasal 10 Mekanisme pembentukan BUMDes dilakukan melalui tahapan: a. rembug desa/musyawarah untuk menghasilkan kesepakatan; b. kesepakatan dituangkan dalam AD/ART yang sekurang-kurangnya berisi: organisasi dan tata kerja, penetapan personil, sistem pertanggung jawaban dan pelaporan, bagi hasil dan kepailitan; c. pengusulan materi kesepakatan sebagai rancangan peraturan desa; dan d. penerbitan peraturan desa. Jenis-jenis usaha BUMDes meliputi : a. jasa; b. penyaluran sembilan bahan pokok ; c. perdagangan hasil pertanian; d. industri kecil dan rumah tangga ; dan/atau BAB V JENIS USAHA Pasal 11 e. kegiatan usaha lainnya yang dibutuhkan oleh masyarakat. Pasal 12 (1) Usaha jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf a, antara lain: a. jasa keuangan mikro; b. jasa transportasi; c. jasa komunikasi; d. jasa konstruksi; dan e. jasa energi. (2) Usaha...

- 6 - (2) Usaha penyaluran sembilan bahan pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf b, antara lain: a. beras; b. gula; c. garam; d. minyak goreng; e. kacang kedelai; dan f. bahan pangan lainnya yang dikelola melalui warung desa atau lumbung desa. (3) Usaha perdagangan hasil pertanian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf c, antara lain: a. jagung; b. buah-buahan; dan c. sayuran. (4) Usaha industri kecil dan rumah tangga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf d, antara lain: a. makanan; b. minuman, kerajinan rakyat; c. bahan bakar alternatif; dan d. bahan bangunan. (5) Kegiatan usaha lainnya yang dibutuhkan oleh masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf e, antara lain; a. perikanan; b. perindustrian; c. pariwisata; dan d. kegiatan usaha lainnya yang disesuaikan dengan karakteristik dan potensi desa yang bersangkutan. Pasal 13 BUMDes dalam menjalankan usahanya dilarang : a. bertentangan dengan ketentuan/peraturan perundang undangan; b. bertentangan dengan norma dan kaidah, adat istiadat dan asal usul yang berlaku di masyarakat; dan c. merugikan kepentingan masyarakat. BAB VI ORGANISASI PENGELOLA Pasal 14 (1) Organisasi pengelola BUMDes terpisah dari organisasi pemerintahan desa. (2) Organisasi pengelola BUMDes sebagaimana dimaksud pada ayat (1), paling sedikit terdiri atas : a. Penasihat atau komisaris; dan b. Pelaksana operasional atau direksi. (3) Penasihat atau komisaris sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, dijabat oleh Kepala Desa. (4) Pelaksana...

- 7 - (4) Pelaksana operasional atau direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, terdiri atas: a. direktur atau manajer; dan b. kepala unit usaha. (5) Organisasi pengelola BUMDes ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa setelah mendapatkan persetujuan BPD. Pasal 15 (1) Pengelolaan BUMDes sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, berdasarkan pada : a. anggaran dasar: dan b. anggaran rumah tangga. (2) Anggran dasar sebagaimana dimaksud [pada ayat (1) huruf a memuat paling sedikit rincian nama, tempat kedudukan, maksud dan tujuan, kepemilikan modal, kegiatan usaha, dan kepengurusan. (3) Anggaran rumah tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b memuat paling sedikit hak dan kewajiban pengurus, masa bakti kepengurusan, tata cara pengangkatan dan pemberhentian pengurus, penetapan operasional jenis usaha, dan sumber permodalan. Permodalan BUMDes berasal dari : a. pemerintah desa; b. tabungan masyarakat; BAB VII PERMODALAN Pasal 16 c. bantuan pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah daerah; d. pinjaman; dan/atau e. kerja sama usaha dengan pihak lain. Pasal 17 (1) Modal BUMDes yang berasal dari pemerintah desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf a, merupakan kekayaan desa yang dipisahkan. (2) Modal BUMDes yang berasal dari tabungan masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf b, merupakan simpanan masyarakat. (3) Modal BUMDes yang berasal dari bantuan pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf c, dapat berupa dana tugas pembantuan. (4) Modal BUMDes yang berasal dari pinjaman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf d, dari pinjaman lembaga keuangan atau pemerintah daerah. (5) Modal BUMDes yang berasal dari kerjasama usaha dengan pihak lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf e, dapat diperoleh dari pihak swasta dan/atau masyarakat. Pasal 18 Pinjaman dari lembaga keuangan atau pemerintah daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (4) dilaksanakan oleh direksi BUMDes atas rekomendasi komisaris setelah mendapat persetujuan BPD. Pasal 19...

- 8 - Pasal 19 Modal BUMDes selain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, dapat berasal dari dana bergulir program pemerintah dan pemerintah daerah yang diserahkan kepada desa dan/atau masyarakat melalui pemerintah desa. (1) BUMDes adalah milik Pemerintah Desa. BAB VIII KEPEMILIKAN Pasal 20 (2) Kepemilikan Pemerintah Desa atas BUMDes sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diwakili oleh Kepala Desa. BAB IX BAGI HASIL USAHA Pasal 21 (1) Keuntungan yang diperoleh BUMDes setelah dipotong pajak diperuntukkan bagi : a. pemilik modal; b. cadangan umum; c. cadangan tujuan; dan d. dana kesejahteraan pegawai; dan (2) Prosentase keuntungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Desa tentang Pembentukan BUMDes. BAB X KERJASAMA Pasal 22 (1) BUMDes dapat melakukan kerjasama usaha antar 2 (dua) desa atau lebih dan/atau dengan pihak ketiga. (2) Kerjasama usaha antar 2 (dua) desa atau lebih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan dalam satu kecamatan atau di luar kecamatan dalam satu kabupaten, dan harus mendapat persetujuan masing-masing pemerintahan desa. (3) Kerjasama usaha antar 2 (dua) desa atau lebih dan atau dengan pihak ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut : a. untuk kerjasama yang memerlukan jaminan kebendaan yang dimiliki atau dikelola BUMDes dan mengakibatkan beban piutang, harus mendapatkan persetujuan Komisaris dan Masyarakat dalam Musyawarah Desa; dan b. Untuk kerjasama yang tidak memerlukan jaminan kebendaan yang dimiliki atau dikelola BUMDes dan tidak mengakibatkan beban hutang, harus diberitahukan kepada Komisaris. Pasal 23 (1) Kerjasama usaha desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 dibuat dalam naskah perjanjian kerjasama. (2) Naskah perjanjian kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat: a. subyek kerjasama; b. obyek...

- 9 - b. obyek kerjasama; c. jangka waktu; d. hak dan kewajiban; e. pendanaan; f. keadaan memaksa; g. penyelesaian permasalahan; dan h. pengalihan. BAB XI PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN Pasal 24 (1) Pengelolaan BUMDes dilakukan secara profesional, transparan dan bertanggungjawab. (2) Paling lambat 2 (dua) bulan sebelum tahun buku berakhir, pengelola menyampaikan rencana kerja tahunan dan anggaran BUMDes tahun yang akan datang kepada pemilik untuk mendapat persetujuan. (3) Paling lambat 1 (satu) bulan setelah penyampaian rencana kerja tahunan dan anggaran, pemilik harus sudah memberikan persetujuan atau penolakan. (4) Apabila pemilik memberikan penolakan maka pengelola harus melakukan perubahan sesuai saran pemilik. (5) Setiap perubahan rencana kerja tahunan dan anggaran yang terjadi dalam tahun buku yang bersangkutan harus mendapat persetujuan pemilik. (6) Apabila pengelola telah melakukan perubahan sesuai saran pemilik dan pemilik sampai permulaan tahun buku tidak mengemukakan keberatan, maka rencana kerja tahunan dan anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan berlaku. Pasal 25 (1) Paling lambat 3 (tiga) bulan setelah berakhir tahun buku, pengelola menyampaikan laporan tahunan kepada pemilik untuk mendapatkan pengesahan. (2) Laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari neraca dan laporan laba/rugi. (3) Laporan yang telah disahkan oleh pemilik BUMDes menjadi bagian dari rancangan Peraturan Desa tentang Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa. (4) Dalam rangka memberikan persetujuan terhadap Rancangan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang berkaitan dengan BUMDes, BPD dapat meminta audit dari lembaga pengawas yang berwenang. BAB XII KEWAJIBAN DAN HAK Pasal 26 Kewajiban BUMDes : a. melakukan kegiatan usaha yang telah ditetapkan dalam Peraturan Desa tentang Pembentukan BUMDes untuk meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat dan Pendapatan Asli Daerah; b. membuat laporan tahunan perkembangan usaha BUMDes; c. mengumumkan...

- 10 - c. mengumumkan neraca dan perhitungan laba/rugi tahunan yang telah disahkan pada papan pengumuman BUMDes; dan d. melaksanakan kewajiban lain yang telah ditetapkan dalam ketentuan peraturan perundang undangan. Pasal 27 Hak BUMDes adalah : a. memperoleh hasil usaha; b. memperoleh fasilitas dalam pengembangan BUMDes dari Pemerintah Desa; c. dapat melakukan kerjasama dengan pihak ketiga; d. memperoleh pembinaan oleh Bupati; dan e. memperoleh hak lainnya yang ditetapkan oleh ketentuan peraturan perundangundangan. BAB XIII GANTI RUGI Pasal 28 (1) Pengelola dan/atau pegawai yang dengan sengaja atau karena kelalaiannya menimbulkan kerugian bagi BUMDes, wajib mengganti kerugian. (2) Ketentuan lebih lanjut tentang tata cara penyelesaian ganti rugi diatur dengan Peraturan Desa mengenai pembentukan BUMDes. BAB XIV KEPAILITAN Pasal 29 (1) Dalam hal BUMDes mengalami kepailitan, dapat dilakukan pembubaran. (2) Pembubaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berdasarkan : a. Keputusan RUPS; dan b. Penetapan pengadilan. (3) Perhitungan dan mekanisme pembagian aset hasil pembubaran BUMDes ditetapkan secara proporsional atas persetujuan RUPS. BAB XV PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Bagian Kesatu Pembinaan Pasal 30 (1) Bupati melalui Satuan Kerja Perangkat Daerah yang membidangi Pemberdayaan Masyarakat Desa, melakukan pembinaan, monitoring, evaluasi, upaya pengembangan manajemen dan sumber daya manusia serta prakarsa dalam permodalan yang ada di perdesaan. (2) Kepala Desa mengkoordinasikan pelaksanaan pengelolaan BUMDes di wilayah kerjanya. Bagian Kedua Pengawasan Pasal 31 (1) BPD dan/atau pengawas internal yang dibentuk melalui musyawarah desa melakukan pengawasan atas pengelolaan BUMDes. (2) Inspektorat Kabupaten melakukan pengawasan atas pengelolaan BUMDes. BAB XVI...

- 11 - BAB XVI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 32 BUMDes yang telah ada sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini masih tetap menjalankan kegiatan usahanya, dan wajib menyesuaikan berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Daerah ini paling lambat 6 (enam) bulan sejak diundangkannnya Peraturan Daerah ini. BAB XVII KETENTUAN PENUTUP Pasal 33 Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. Pasal 34 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Serang. Ditetapkan di S e r a n g pada tanggal 25 Agustus 2011 BUPATI SERANG, ttd Diundangkan di Serang pada tanggal 25 Agustus 2011 A. TAUFIK NURIMAN SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SERANG, ttd LALU ATHARUSSALAM R LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG TAHUN 2011 NOMOR 817 Salinan sesuai dengan aslinya

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DESA I. UMUM Dalam rangka meningkatkan kemampuan keuangan pemerintah desa dalam penyelenggaraan pemerintahan dan meningkatkan pendapatan masyarakat dan desa melalui berbagai kegiatan usaha ekonomi masyarakat perdesaan, Pemerintah Desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa. Sebagai suatu lembaga pemerintahan, maka Pemerintah Desa diharapkan memiliki sumber pendapatan yang mencukupi untuk menyelenggarakan tugas dan fungsinya. Salah satu upaya untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan desa serta menumbuhkembangkan ekonomi masyarakat melalui kesempatan berusaha, pemberdayaan masyarakat, dan pengelolaan aset milik desa dan masyarakat sesuai kebutuhan dan potensi desa, adalah dengan membentuk BUM Des. Pembentukan Badan Usaha Milik Desa tersebut selain bertujuan untuk meningkatkan pendapatan desa juga diharapkan mampu memberdayakan masyarakat. Dengan adanya BUMDes diharapkan Pemerintah Desa dapat memenuhi kebutuhannya dan disisi lain pemberdayaan masyarakat dapat diwujudkan. Berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, perlu menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Serang tentang Pedoman Pembentukan Badan Usaha Milik Desa. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Yang dimaksud dengan demokrasi ekonomi kerakyatan adalah BUMDes tidak memonopoli jenis usaha baik kepada sesama badan usaha maupun kepada pelanggan. Pasal 8...

- 2 - Pasal 8 Pasal 9 Ayat (1) Ayat (2) Ayat (3) Ayat (4) Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15 Pasal 16 Yang dimaksud dengan sesuai kebutuhan dan potensi desa adalah : a. Kebutuhan masyarakat terutama dalam penemuan kebutuhan pokok; b. Tersedianya sumber daya desa yang belum dimanfaatkan secara optimal terutama kekayaan desa; c. Tersedianya sumber daya manusia yang mampu mengelola Badan Usaha sebagai asset penggerak perekonomian masyarakat; dan d. Adanya unit-unit usaha masyarakat yang merupakan kegiatan ekonomi warga masyarakat yang dikelola secara parsial dan kurang terakomodasi. Yang tergolong badan hukum adalah lembaga unit usaha yang kepemilikan sahamnya berasal dari Pemerintah Desa dan masyarakat, seperti usaha mikro kecil dan menengah, lembaga mikro pedesaan (usaha ekonomi desa, simpan pinjam, badan kredit desa dan sebagainya) Huruf a Huruf b Huruf c Yang dimaksud dengan permodalan dari Pemerintah Desa adalah penyertaan modal dari kekayaan desa yang dipisahkan. Huruf d...

- 3 - Huruf d Huruf e Pasal 17 Pasal 18 Pasal 19 Pasal 20 Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Pasal 24 Pasal 25 Pasal 26 Pasal 27 Pasal 28 Pasal 29 Pasal 30 Pasal 31 Pasal 32 Pasal 33 Pasal 34