I. PENDAHULUAN. Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi (Pateda, 1990: 4). Bahasa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap orang perlu mengungkapkan ide atau gagasan pada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam berinteraksi, manusia memerlukan bahasa. Bahasa memegang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta memiliki peranan yang penting

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. dalam bahasa tulis seoarang penulis tidak hanya mewujudkan apa yang dipikirkan

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari-hari manusia dan bahasa tidak dapat

I. PENDAHULUAN. Terampil berbahasa Indonesia merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai

B AB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. atau berita, fakta, dan pendapat dari seorang penutur kepada pendengar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

I. PENDAHULUAN. kemampuan dan perilaku untuk berpikir, bercakap-cakap, bersuara, atau pun

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. kalimat satu dengan kalimat lain, membentuk satu kesatuan. dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. baru tersebut, maka badan bahasa bertindak menjadi agen perubahan

sesuai dengan jenjang pendidikan (Depdiknas, 2006:1).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENANDA HUBUNGAN REPETISI PADA WACANA CERITA ANAK TABLOID YUNIOR TAHUN 2007

ANALISIS WACANA MONOLOG TAJUK RENCANA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana

I. PENDAHULUAN. komunikasi, baik komunikasi secara lisan, maupun komunikasi secara tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan salah satu cara berkomunikasi dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang dihasilkan dari alat

I. PENDAHULUAN. orang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Tarigan (1985:9) yang. Kegiatan komunikasi yang baik didukung oleh salah satu komponen

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

I. PENDAHULUAN. pengupayaan ini akan mengakibatkan siswa dapat mempelajari sesuatu dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dalam komunikasi, baik bertindak sebagai komunikator (pembicara atau penulis)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau rasa kohesi

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARATIF DENGAN TEKNIK PENIRUAN MODEL PADA SISWA KELAS X TKJ 1 SMK NEGERI 1 BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. itu terbentuk keterkaitan: satu (unit) pengalaman (experimental meaning dan

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kehidupan manusia. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat jenis keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan

I. PENDAHULUAN. pidato. Ketika menulis teks pidato, banyak faktor yang perlu diperhatikan seperti kosa kata,

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diri (Chaer dan Agustina, 2010:11). Bahasa sangat berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Peranan bahasa sangat penting dalam kegiatan komunikasi di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sarana komunikasi dalam kehidupan manusia. Hal

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa diarahkan untuk

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. menyampaikan ide, gagasan dan pesan yang hendak disampaikan oleh penutur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik,

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan keterampilan lainnya. Keempat keterampilan tersebut

I. PENDAHULUAN. timbulnya kalimat kedua, kalimat kedua menjadikan kalimat ketiga, dan seterusnya. Kalimatkalimat

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat menjalin hu-bungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, gagasan atau perasaan seseorang. Bahasa terdiri atas beberapa kata yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

PENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan menyampaikan ide, pikiran, gagasan, dan perasaan secara tertulis

I. PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan satuan pendidikan formal yang

ANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis. Apabila menguasai keempat

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam lingkungan. manusia untuk saling menyampaikan pesan dan maksud yang akan

BAB I PENDAHULUAN. diterbitkan kurang begitu memperhatikan aspek gramatikal bahkan masih

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

I. PENDAHULUAN. tulis (Alwi, 2003:7). Ragam bahasa lisan memiliki beberapa perbedaan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan dan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi proses belajar pada diri siswa. Secara implisit, di dalam pembelajaran, ada

BAB I PENDAHULUAN. individu maupun kelompok. Ramlan (1985: 48) membagi bahasa menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan sebaik-baiknya guna mewujudkan harapan dan cita-cita bangsa.

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan untuk mengetahui keaslian penelitian yang dilakukan. Tinjauan

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi (Pateda, 1990: 4). Bahasa merupakan suatu sistem lambang bunyi, bersifat arbitrer, digunakan oleh suatu masyarakat tutur untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (Chaer, 2004: 17). Oleh karena itu, bahasa dapat digunakan untuk menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan; baik yang sebenarnya maupun yang imajinasi (hayalan/rekaan saja). Untuk menyusun ide atau gagasan yang dituangkan dalam karangan atau teks digunakan bahasa yang baik dan benar. Terampil berkomunikasi secara verbal berarti terampil berbahasa. Terampil berbahasa berarti terampil dalam menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, yakni menyampaikan dan menerima isi pesan berupa gagasan, pikiran, atau perasaan dari pembicara dan penulis kepada pendengar atau pembaca. Dengan demikian, terampil berbahasa berarti terampil dalam menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menulis merupakan suatu rangkaian proses mulai dari memikirkan gagasan yang akan disampaikan kepada pembaca sampai dengan menentukan cara mengungkapkan atau menyajikan gagasan itu dalam kalimat (Mustofa, 2000: 6). Selain itu, menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain (Tarigan, 2008: 3). Dalam menyusun ide atau gagasan

2 dituangkan dalam kalimat yang akan menghasilkan suatu bentuk karangan atau wacana. Karangan merupakan hasil penjabaran suatu gagasan secara resmi dan teratur tentang suatu topik atau pokok bahasan (Finoza, 2009: 240 241). Dalam menulis sebuah karangan, kalimat-kalimat yang digunakan untuk menyampaikan amanat harus merupakan satu kesatuan. Hal ini berarti kalimat-kalimat yang digunakan dalam menyusun karangan bukan kalimat yang berdiri sendiri, melainkan kalimat yang saling berkaitan atau berhubungan. Sebuah kalimat dikatakan memenuhi syarat kepaduan jika hubungan antara kalimat dalam karangan tersebut padu. Sarana-sarana kohesif dalam sebuah karangan dapat dikelompokkan dalam lima kategori, yaitu (1) pronomina, (2) substitusi, (3) elipsis, (4) konjungsi, dan (5) leksikal (Halliday dan Hasan dalam Tarigan, 1987: 97). Pendapat yang berbeda diungkapkan oleh Lubis dalam buku Analisis Wacana Pragmatik yang tidak menyebutkan saranasarana kohesif melainkan relasi. Relasi-relasi tersebut meliputi (1) referensi, (2) subtitusi, (3) elips, (4) konjungsi, dan (5) leksikal (Lubis, 1991: 28). Selain itu, alatalat yang dapat digunakan untuk membuat sebuah wacana menjadi kohesif adalah (1) konjungsi, (2) kata ganti, dan (3) elipsis (Chaer, 1994: 269 272) Pronomina merupakan kata ganti yang selalu digunakan dalam setiap wacana atau karangan. Pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengacu kepada nomina lain (Alwi, dkk., 2003: 249). Pronomina merupakan kategori yang berfungsi untuk menggantikan nomina/kata benda (Kridalaksana, 2008: 76). Selain itu, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pronomina merupakan kata yang dipakai untuk mengganti orang atau benda (Depdiknas, 2005: 899). Pronomina merupakan salah

3 satu sarana kekohesifan karangan atau wacana. Piranti kohesi pronomina atau kata ganti selalu digunakan dalam setiap wacana ataupun karangan. Berikut ini adalah contoh pentingnya penggunaan pronomina sehingga tulisan menjadi padu. (1) Linda berangkat ke kampus. Linda bertemu Zahra dalam perjalanan menuju kampus. Zahra yang mengendarai motor itu menghampiri Linda. (2) Linda berangkat ke kampus. Ia bertemu Zahra dalam perjalanan menuju kampus. Zahra yang mengendarai motor itu menghampirinya. Pada contoh kalimat (1) tersebut tidak menggunakan pronomina sebagai pengganti nomina (Linda), sedangkan pada contoh kalimat (2) meggunakan pronomina bentuk ia dan nya yang mengacu pada Linda. Contoh di atas dapat dibandingkan bahwa kalimat (1) tidak menggunakan pronomina untuk mengganti nomina sehingga terjadi pengulangan penyebutan subjek ( Linda), sedangkan kalimat (2) menggunakan pronomina (Ia dan nya) sebagai pengganti (Linda) sehingga lebih efektif karena tidak ada pengulangan penyebutan subjek yang sama. Jika dibandingkan dari kedua contoh tersebut, wacana yang lebih padu terdapat pada contoh kalimat (2) karena di dalam wacana tersebut menggunakan pronomina sebagai pengganti nomina. Itulah pentingnya penggunaan pronomina dalam sebuah karangan atau wacana. Penelitian tentang pronomina sudah pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, yakni Nina Rosliana (2006) dengan judul penelitian iranti Kohesi Pronomina dalam Tajuk Rencana dan Kelayakannya sebagai Alternatif Bahan Ajar Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA. Penelitian yang dilakukan sebelumnya memiliki persamaan dengan penelitian yang dilakukan penulis berupa objek penelitian (data) yakni pronomina persona, penunjuk, dan penanya, sedangkan perbedaannya

4 terdapat pada subjek penelitian. Penelitian sebelumnya menggunakan subjek penelitian berupa tajuk rencana pada surak kabar Radar Lampung, sedangkan dalam skripsi penulis menggunakan subjek penelitian (sumber data) berupa karangan siswa kelas X SMA YP Unila tahun pelajaran 2010/2011. Dalam hal ini, penulis meneliti tentang penggunaan pronomina (kata ganti) pada karangan siswa serta ingin mengetahui bagaimana penggunaan pronomina pada karangan siswa kelas X SMA YP Unila tahun pelajaran 2010/2011. Pentingnya penggunaan pronomina dalam sebuah karangan menuntut siswa untuk dapat mengetahui dan memahami penggunaan pronomina. Dengan bekal pengetahuan dan pemahaman mengenai pronomina, siswa diharapkan mampu menulis karangan dengan baik khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA YP Unila menggunakan kurikulum 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Dalam silabus SMA kelas X pada mata pelajaran bahasa Indonesia terdapat standar kompetensi dan kompetensi dasar yang membahas tentang menulis karangan, meliputi karangan naratif, deskriptif, ekspositif, argumentatif, dan persuasif (terdapat dalam sil abus Bahasa Indonesia SMA kelas X). Silabus berisi standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), dan materi pembelajaran yang digunakan sebagai patokan serta acuan dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan. Oleh karena itu, SK dan KD yang membahas tentang menulis karangan tersebut dapat digunakan sebagai landasan penulis dalam penelitian ini. Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, siswa kelas X SMA YP Unila sudah mempelajari dan mengetahui jenis-jenis karangan serta cara menulis sebuah karangan.

5 Selama penulis melakukan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA YP Unila tahun pelajaran 2010/2011 pada semester genap, diketahui bahwa siswa kelas X dalam menulis karangan kreatif. Oleh sebab itu, Penulis tertarik untuk meneliti karangan siswa tersebut. Dalam penelitian ini, penulis menganalisis penggunaan pronomina yang terdapat pada karangan siswa. Oleh karena itu, penulis merasa penting untuk melakukan penelitian dengan judul Pronomina pada Karangan Siswa Kelas X SMA YP Unila 1.2 Rumusan Masalah Masalah dalam penelitian ini Bagaimanakah pronomina pada karangan siswa kelas X SMA YP Unila tahun pelajaran 2010/2011? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pronomima pada karangan siswa kelas X SMA YP Unila tahun pelajaran 2010/2011 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Manfaat Teoretis

6 Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi kajian penggunaan pronomina di bidang kebahasaan sebagai sarana kepaduan dalam menyusun sebuah karangan. 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis dalam penelitian ini sebagai berikut. a. Memberikan informasi kepada siswa mengenai penggunaan pronomina pada karangan mereka dan memberikan informasi kepada guru mengenai penggunaan pronomina pada karangan anak didiknya. b. Sebagai dasar bagi guru untuk mengadakan perbaikan dalam pembelajaran jika terdapat kekurangan dan kesalahan dalam penggunaan pronomina. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam ruang lingkup sebagai berikut. (1) Subjek penelitian (sumber data) ini adalah karangan siswa kelas X SMA YP Unila tahun pelajaran 2010/2011. (2) Objek penelitian (data) ini adalah pronomina sebagai kategori dalam kalimat yang menggantikan nomina. Pronomina tersebut meliputi pronomina persona, pronomina penunjuk, dan pronomina penanya.