BAB I PENDAHULUAN. menerus berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pengertian bank menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional merupakan upaya untuk mewujudkan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kemudian diiringi juga dengan penyediaan produk-produk inovatif serta. pertumbuhan ekonomi nasional bangsa Indonesia.

III. METODE PENELITIAN. yang digunakan dalam kerangka penulisan ini adalah :

BAB I PENDAHULUAN. Pengawasan keuangan negara secara konstitusional dilakukan oleh suatu badan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai Negara berkembang dapat diidentifikasikan dari tingkat pertumbuhan ekonominya.

III. METODE PENELITIAN. satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan cara menganalisanya. 55

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam

BAB I PENDAHULUAN. besar guna melaksanakan pembangunan nasional. Kebutuhan dana yang besar

BAB I PENDAHULUAN. terkait, baik pemilik dan pengelola bank, masyarakat pengguna jasa bank maupun

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bernegara bagi bangsa Indonesia terdapat dalam Pembukaan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. penyesuaian dalam berbagai hal terhadap perkembangan kondisi dan aspirasi

BAB I PENDAHULUAN. publik terhadap kehidupan anak anak semakin meningkat. Semakin tumbuh dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam agenda pembangunan nasional Tahun , secara politis dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai Negeri menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Republik. Indonesia Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. berlanjut dengan krisis kepercayaan, krisis politik, krisis sosial, krisis

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan peraturan perundang-undangan (statutory approach) yaitu

III. METODE PENELITIAN. normatif-terapan (aplicated legal case study) yaitu penelitian hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. tangganya sendiri. Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang memiliki persaingan usaha yang sangat ketat

METODE PENELITIAN. penelitian guna dapat mengolah dan menyimpulkan data serta memecahkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. modal yang sehat, transfaran dan efisien. Peningkatan peran di bidang pasar

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Jenis penelitian Dilihat dari sifat permasalahannya, jenis penelitian ini tergolong dalam jenis

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perbankan di Indonesia diatur dalam UU Nomor 10 tahun 1998

KEWENANGAN GUBERNUR DALAM URUSAN AGAMA DI DAERAH SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

METODE PENELITIAN. yuridis normatif dan yuridis empiris. Untuk itu diperlukan penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian yang sangat pesat telah. mengarah kepada terbentuknya ekonomi global. Ekonomi global mulai

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam pembahasan penulisan penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya. Selain itu, juga

BAB I PENDAHULUAN. negara tidak dapat dipisahkan dari peran para tenaga kerja itu sendiri. Pekerja dan

I. PENDAHULUAN. yang menjadi sarana dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah yaitu kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus senantiasa memperhatikan keserasian, keselarasan, dan

METODE PENELITIAN. sistematika, dan pemikiran tertentu dengan jalan menganalisisnya. Metode

BAB I PENDAHULUAN. menguasai dari Negara maka menjadi kewajiban bagi pemerintah. menurut Undang-Undang Pokok Agraria yang individualistic komunalistik

BAB I PENDAHULUAN. anggapan, uang adalah darah -nya perekonomian, karena dalam mekanisme

I. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Cabang USU. Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan September 2015 sampai

BAB I PENDAHULUAN. bersifat terbuka, perdagangan sangat vital bagi upaya untuk meningkatkan

III. METODE PENELITIAN. penelitian guna mendapatkan, mengolah, dan menyimpulkan data yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia tidak dapat di

BAB I PENDAHULUAN. asas demokrasi ekonomi. Jelas hal ini ditegaskan dalam Pasal 33 ayat (1)

III. METODE PENELITIAN. metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam pembahasan penulisan penelitian ini adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan sudah dikenal di Indonesia sejak VOC mendirikan Bank

BAB I PENDAHULUAN. Manusia hidup serta melakukan aktivitas di atas tanah sehingga setiap saat

BAB I PENDAHULUAN. Perlindungan hukum..., Pramita Dyah Hapsari, FH UI, 2011.

BAB I PENDAHULUAN. maka manusia harus bekerja. Manusia sebagai mahluk sosial (zoon politicon)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif (normative legal

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan ini adalah penelitian hukum normatif empiris.penelitian hukum

BAB 1 PENDAHULUAN. Nomor 31 Tahun 1992 TLN Nomor 3472, Pasal 4. Aditya Bakti, 2003), hal 86. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. musibah. Manusia dalam menjalankan kehidupannya selalu dihadapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan yang diukur dari pertumbuhan penumpang udara.1

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari. nasional, sebagai upaya terus menerus ke arah perubahan yang lebih baik guna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi dunia dewasa ini menimbulkan banyak masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, tujuan Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. tanah sebagai lahan untuk memperoleh pangan. untuk pertanian, maupun perkebunan untuk memperoleh penghasilan

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi merupakan salah satu bentuk badan usaha yang sesuai dengan. badan usaha penting dan bukan sebagai alternatif terakhir.

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal dan menurut tata cara yang diatur dalam undang-undang untuk

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan meningkatnya transaksi perdagangan luar negeri. Transaksi

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan masyarakat (financial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jauh sebelum dikenalnya uang sebagai alat pembayaran, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dan memperkokoh dalam tatan perekonomian nasional. peningkatan pembangunan pemerintah maupun bagi pengusaha-pengusaha swasta

III. METODE PENELITIAN. yuridis normatif (library reseach) adalah pendekatan yang dilakukan berdasarkan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Dalam rangka. merata di segala bidang, salah satunya adalah bidang ekonomi.

III. METODE PENELITIAN. Metode pendekatan yang akan digunakan dalam penulisan hukum ini adalah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisa dan

BAB I PENDAHULUAN. Peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan para pelanggannya (customer) melakukan transaksi perbankan

BAB I PENDAHULUAN. antara lain sektor hukum, ekonomi, politik, sosial, budaya, dan sebagainya. Sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. Pasca krisis moneter 1998, pemerintah giat melakukan privatisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. dinegara Indonesia. Semakin meningkat dan bervariasinya kebutuhan masyarakat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. penjamin masyarakat Indonesia untuk memperoleh manfaat pemeliharaan

BAB I PENDAHULUAN. akan mati, jadi wajar apapun yang terjadi di masa depan hanya dapat direka reka. itu tidak dapat diperkirakan kapan terjadinya.

A. Kesimpulan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. konstitusional terhadap prinsip kedaulatan rakyat. Hal ini dinyatakan dalam Pasal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yogyakarta merupakan salah satu daerah otonom di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, selain Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. 1. Pendekatan Yuridis Normatif (library Research)

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dalam Alinea ke-iv Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan yang tidak terbatas bagi para konsumen yang meliputi

BAB SATU PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggali, mengelola dan merumuskan bahan-bahan hukum dalam menjawab

BAB V P E N U T U P. 1. Terbentuknya Otoritas Jasa keuangan (OJK) sebagaimana Undang- Undang Republik Indonesia No. 21 tahun 2011 tentang OJK:

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Penelitian Hukum Normatif (Legal Reasearch). Metode penelitian hukum

BAB I PENDAHULUAN. saat ini dan masa yang akan datang tidak akan lepas dari sektor perbankan,

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I. Perkembangan ekonomi Indonesia melalui perusahaan asuransi adalah

III. METODE PENELITIAN. upaya memahami persoalan dengan tetap berada atau bersandarkan pada lapangan

BAB 1 PENDAHULUAN. hal. 2. diakses 06 September Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau

BAB 1 PENDAHULUAN. penting untuk dapat mempengaruhi pola perdagangan. Kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari segi kegiatannya, lebih tampak sebagai lembaga sosial. Sejak awal. dan meningkatkan kesejahteraan orang lain.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang akhir-akhir ini terus berkembang di Indonesia serta derasnya arus transaksi keuangan yang di dorong dengan semakin canggihnya tekhnologi mau tidak mau membuat pemerintah terus menerus berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan melakukan pengarturan dan pengawasan secara ketat pada kegiatan keuangan yang ada di indonesia baik pada sektor perbankan, pasar modal dan lain sebagainya. Selama ini kelemahan utama bidang hukum yang sering dihadapi oleh pelaku ekonomi di Indonesia adalah masalah ketidak pastian hukum. Padahal kepastian hukum juga dibutuhkan untuk memperhitungkan dan mengantisipasi resiko, bahkan bagi suatu negara kepastian hukum merupakan salah satu faktor yang sangat menunjang daya tahan ekonomi suatu Negara. Di dalam rangka agar hukum mampu memainkan peranannya untuk memberikan kepastian hukum pada pelaku ekonomi, maka pemerintah bertanggungjawab menjadikan hukum berwibawa dengan jalan merespon dan menindaklanjuti pendapat dan keinginan pakarpakar ekonomi di atas. Sehingga kedepan diharapkan hukum mampu memainkan peranannya sebagai faktor pemandu, pembimbing, dan menciptakan iklim kondusif pada bidang ekonomi. Di samping kepastian hukum, peningkatan efisiensi secara terus menerus merupakan salah satu perhatian sistem ekonomi. Oleh karena itu

2 hukum juga harus senantiasa diusahakan agar dapat menampung berbagai gagasan baru serta disesuaikan dengan kondisi-kondisi yang berubah apabila hendak memperoleh tingkat efisiensi yang setinggi-tingginya. Kinerja lembaga-lembaga yang tidak sesuai bagi peningkatan efisiensi harus segera dapat dioptimalkan agar tidak menjadi hambatan bagi aktifitas ekonomi. Guna menampung kebutuhan-kebutuhan ini maka lembaga-lembaga hukum itu harus dapat memainkan peranannya yang penting di dalam penyesuaian keadaan idea-idea dan kondisi yang cepat berkembang. Di era reformasi seperti sekarang ini, yaitu ketika masyarakat mempunyai komitmen untuk melakukan reformasi di bidang politik, ekonomi, dan bidang hukum, kesalahan yang dilakukan pada masa lalu, ketika hukum senantiasa diterlantarkan, sebaiknya tidak terulang kembali. Untuk itu, tepat kiranya pada saat kondisi ekonomi Indonesia masih belum pulih seperti sekarang ini kita mulai memberikan skala prioritas utama pada pembangunan hukum ekonomi di Indonesia, agar bisa digunakan sebagai pondasi dan pemandu para pelaku-pelaku ekonomi untuk menjalankan aktivitasnya. Itulah sebabnya pemerintah Indonesia tidak hanya harus memusatkan perhatian kepada pemulihan ekonomi, melainkan juga harus meletakkan dasar bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, lebih efisien, dan lebih merata. Dalam agenda pembangunan nasional Tahun 2004 2009, secara politis dikatakan bahwa kondisi perbankan dan lembaga keuangan lainya masih belum mantap. Lemahnya pengaturan dan pengawasan terhadap

3 produk perbankan dan keuangan yang semakin bervariasi dan kompleks serta mengantisipasi globalisasi perdagangan jasa dan inovasi teknologi informasi, telah meningkatkan arus transaksi keuangan masuk keluar Indonesia. Pernyataan politik hukum ini pada tataran landasan teknis operasional menghendaki adanya beberapa perubahan Undang Undang di sektor jasa keuangan dimasa yang akan datang. Sesuai dengan amanat yang tertera pada pasal 34 Undang-undang Bank Indonesia pada tanggal 22 November 2011, telah disahkan dan diundangkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (UU OJK), dengan di sahkanya Undang-Undang ini tentunya banyak sekali implikasi hukum yang timbul atas di sahkanya undang-undang ini, mengingat bahwa OJK ini adalah sebuah lembaga yang di tujukan untuk pemusatan pengawasan terhadap kegiatan sektor jasa keuangan secara keseluruhan, seperti halnya pada perbankan, dengan di bentuknnya OJK maka wewenang BI yang semula melakukaan pengawasan secara keseluruhan terhadap kegiatan perbankan akan berkurang sebagian, secara garis besarnya dapat di katakan dalam hal ini bahwa BI hanya berwenang melakukan pengawasan secara macroprudential yang artinya BI masih berwenang melakukan pengawasan terhadap stabilitas sistem keuangan dan makro ekonomi sedangkan OJK di berikan wewenang untuk melakukan perbankan seacara microprudential yang artinya pengawasan ini lebih di fokuskan

4 terhadap kesehatan bank secara individu seperti perizinan pendirian bank, pencabutan izin usaha bank dan lain sebagainya. 1 Begitu juga pada pasar modal, perasuransian, dana pensiun, pembiayaan dan lembaga jasa keuangan lainya yang setelah terbentuknya undang-undang no 21 tahun 2011 tentang otoritas jasa keuangan ini wewenang yang di miliki oleh lembaga-lembaga jasa keuangan yang sebagaimana telah di sebutkan di atas tentunya telah berkurang dan mengharuskan adanya perubahan pada regulasi peraturan-peraturan yang dimiliki oleh masing-masing lembaga, hal ini tentunya sangatlah penting untuk di perhatikan agar ketika berjalanya sebuah lembaga baru (OJK) tidak terjadi ketumpangtindihan wewenang dan dapat berjalan sebagaimana yang di harapkan karena peran dari OJK disini adalah sangat penting demi menunjang perekonomian negara serta dalam memberikan kepastian hukum pada sektor jasa keuangan secara keseluruhan, maka dari itu di sini penulis menganggap bahwa penelitian yang di lakukan oleh penulis ini cukup penting dan sangat menarik di bahas, yang pada akhirnya di sini penulis memutuskan untuk menuangkan penelitian ini dalam bentuk karya ilmiah hukum yang berjudul ANALISIS YURIDIS IMPLIKASI UNDANG-UNDANG No. 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN TERHADAP LEMBAGA PENGAWAS SEKTOR JASA KEUANGAN 1 Nazarudin Malik, 2012, Peningkatan efektivitas pengawasan jasa keuangan pasca lahirnya OJK makalah seminar, fakultas ekonomi & bisnis Universias Muhammdiyah Malang.

5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan pemikiran tersebut, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana sistem pengawasan sektor jasa keuangan berdasarkan Undang- Undang nomor 21 tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan? 2. Bagaimana implikasi hukum dari terbentuknya Undang-Undang nomor 21 tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan? C. Tujuan Penelitian Mengacu pada rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan ini, secara khusus adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui sistem pengawasan sektor jasa keuangan berdasarkan Undang-Undang nomor 21 tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan. 2. Untuk mengetahui implikasi hukum dari terbentuknya Undang-Undang nomor 21 tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan. D. Kegunaan Penulisan 1. Untuk kepentingan teoritis : Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan masukan serta mengembangkan teori-teori dalam aspek ilmu hukum berkenaan dengan pengawasan sektor jasa keuangan secara keseluruhan yang di lakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan.

6 2. Untuk kepentingan praktis : a. Bagi Peneliti Hasil penulisan ini di harapkan mampu bermanfaat bagi peneliti sebagai kegiatan belajar untuk melatih sikap kritis dalam menghadapi fenomena hukum serta sebagai wahana untuk melatih diri serta memecahkan dan mencari alternatif penyelesaian persoaalan secara rasional dan komprehensif. Di samping itu penulisan ini di harapkan berguna bagi peneliti seara subyektif guna menambah wawasan dan mempertajam analisis berfikir tentang masalah hukum sebagai bekal untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. b. Bagi Masayarakat Hasil penelitian ini di harapkan mampu bermanfaat bagi masyarakat umumnya dan pembaca khususnya agar mampu melihat, memahami dan menelaah perkembangan hukum di sekitar khusunya atas hadirnya sebuah lembaga baru (OJK) yang merupakan salah satu penunjang berkembangnya perekonomian negara Indonesia dan juga sebagai lembaga pengawas sektor jasa keuangan secara keseluruhan. c. Bagi Instansi Terkait Bagi instansi terkait, sebagai bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan-kebijakan hukum terhadap lembaga-lembaga baru agar tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan wewenang yang di miliki

7 oleh masing-masing lembaga agar terjadi keselarasan dan saling menunujang antar lembaga dalam melaksanakan wewenangnya. E. Metode Penulisan 1. Pendekatan Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode pendekatan yuridis normatif yang di maksud dengan penelitian hukum normatif (yuridis normatif) di sini adalah metode penelitian hukum yang dilakukan dengan meneliti bahan pustaka atau data sekunder belaka. 2 Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi konsep dan asas-asas yang ada dalam peraturan peundang-undangan yang terkait dengan masalah ang di teliti, lebih khususnya pada Undang-undang No 21 tahun 2011 tentang otoritas jasa keuangan dan Undang-undang lainya yang berkaitan dengan pengawasan di sektor jasa keuangan secara keseluruhan. 2. Sumber Bahan Hukum Dalam penelitian ini jenis-jenis data yang di gunakan adalah bahan hukum yang erat kaitanya dengan masalah yang di teliti dan kemudian di bagi dalam tiga bagian : 2 Mengenai istilah penelitian hukum normatif, tidak terdapat keseragaman diantara para ahli hukum. Diantara pendapat beberapa ahli hukum dimaksud, yakni : Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, menyebutkan dengan istilah metode penelitian hukum normatif atau metode penelitian hukum kepustakaan ( Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif (Suatu Tinjauan Singkat), Rajawali Pers, Jakarta, 2001, hlm. 13-14.);

8 a. Bahan Hukum primer Bahan hukum primer di sini adalah bahan hukum yang di peroleh dari hukum positif melalui kepustakaan (library research) mengenai peraturan perundang-undangan yang erat kaitanya dengan masalah yang di teliti di antaranya adalah Undang-undang No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan dan Undang-undang lainya yang berkaitan dengan permasalahan yang di teliti. b. Bahan Hukum sekunder Bahan hukum sekunder di sini adalah bahan hukum yang bersifat menunjang sehingga membantu dalam menganalisis dan memahami hukum primer. Dalam hal ini yang di gunakan penulis berupa bukubuku referensi, jurnal hukum, media masa, internet, artikel dan bahanbahan lain yang berhubungan dengan topik bahasan. c. Bahan Hukum Tersier Bahan hukum tersier di sini adalah bahan-bahan yang bersifat menjelaskan baik bahan hukum primer maupun bahan hukum sekunder yaitu berupa kamus dan ensiklopedia. 3. Tekhnik Pengumpulan Bahan Hukum Tekhnik pengumpulan bahan hukum adalah suatu prosedur yang sisitematis dan standart untuk memperoleh bahan hukum yang di perlukan, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan tekhnik:

9 a. Kepustakaan Studi kepustakaan (library research), yakni pengkajian informasi tertulis mengenai hukum yang berasal dari berbagi sumber dan di publikasikan secara luas, serta di butuhkan dalam penelitian. Kepustakaan yang di maksud adalah berupa buku-buku referensi yang terkait dengan masalah dalam penelitian ini,artikel,jurnal hukum, media cetak dan/atau media elektronik yang juga berkaitan dalam menentukan jawaban atas permasalahan dalam penelitian ini. 4. Tekhnik Analisa Bahan Hukum Data yang diperoleh dari studi kepustakaan akan dianalisis secara deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif yaitu metode analisis data yang mengelompokkan dan menyeleksi data yang diperoleh dari studi kepustakaan, kemudian dihubungkan dengan teori-teori, asas-asas, dan kaidah-kaidah hukum sehingga diperoleh jawaban atas permasalahan yang dirumuskan. F. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah pembaca dalam memhami isi dari penulisan skripsi ini, maka penulis menyusun rangkaian sistematika penulisan adalah sebagai berikut : BAB I :Pendahuluan yang berisikan latar belakang, rumusan m masalah, tujuan penulisan, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan

10 BAB II :Dalam bab ini berisi pengertian tentang tinjauan umum dan kajian pustaka mengenai pengertian-pengertian, pendapat para ahli tentang hal yang berkaitan dengan masalah. BAB III :dalam bab ini akan di jabarkan data-data hasil analisa penulisan berkenaan dengan permasalahan yang di maksud. BAB IV :merupakan bab terakhir atau penutup dalam penulisan skripsi yang berisi kesimpulan dan saran-saran yang berhubungan dengan hal-hal yang di uraikan dalam bab-bab sebelumnya.