ANALISA DAYA DAN PEMAKAIAN BAHAN BAKAR MOBIL TOYOTA COROLA 1300 CC. Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN PENINGKATAN PERFORMA MESIN YAMAHA CRYPTON. Panjang langkah (L) : 59 mm = 5,9 cm. Jumlah silinder (z) : 1 buah

BAB II DASAR TEORI. dipakai saat ini. Sedangkan mesin kalor adalah mesin yang menggunakan

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

PERHITUNGAN PERBANDINGAN KONSUMSI BAHAN BAKAR-UDARA MESIN TOYOTA CORONA 2000 CC

BAB III PERHITUNGAN KINERJA MOTOR BENSIN 2 TAK 1 SILINDER YAMAHA LS 100 CC

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PERHITUNGAN. 4.1 Siklus Gabungan (dual combustion Cycle) Pada Turbocharger ini memakai siklus gabungan yang disebut juga

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

MOTOR BAKAR TORAK. 3. Langkah Usaha/kerja (power stroke)

PENGARUH KETEBALAN GASKET BLOK SILINDER TERHADAP PERFORMANCE MESIN SUZUKI GP 100. Abstrak

PERHITUNGAN RANDEMEN VOLUMETRIS MOTOR

PENGARUH PENEMPELAN KARBON PADA DUDUKAN KATUP TERHADAP DAYA MOTOR

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

FINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO

ANALISA PENGARUH ENDAPAN KARBON PADA BAGIAN ATAS TORAK TERHADAP PRESTASI MOTOR DIESEL L4D 115 AM 48 KUBOTA. R Bagus Suryasa M.

BAB II DASAR TEORI 2.1. Motor Bensin Penjelasan Umum

BAB II TINJAUAN LITERATUR

Gambar 1. Motor Bensin 4 langkah


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN

PENGARUH VARIASI SUDUT BUTTERFLY VALVE PADA PIPA GAS BUANG TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Edi Sarwono, Toni Dwi Putra, Agus Suyatno (2013), PROTON, Vol. 5 No. 1/Hal

KAJIAN TEKNIS PENGARUH KERAK KARBON DI ATAS KEPALA TORAK TERHADAP UNJUK KERJA (PERFORMANCE) MESIN MOBIL MINIBUS GL TOYOTA KIJANG TIPE LGX-2L DIESEL

BAB II DASAR TEORI 2.1 Motor Bakar 3.2 Hukum Utama Termodinamika Penjelasan Umum

MAKALAH THERMODINAMIKA DAN PENGGERAK AWAL PROSES SIKLUS DIESEL OLEH : NICOBEY SAHALA TUA NAIBAHO NPM : KK2 TEKNIK ELEKTRO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI.. xi BAB I PENDAHULUAN 1

BAB II TEORI DASAR. Mesin diesel pertama kali ditemukan pada tahun 1893 oleh seorang berkebangsaan

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PENGHEMAT BAHAN BAKAR BERBASIS ELEKTROMAGNETIK TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL ABSTRAK

USAHA PENGHEMATAN BAHAN BAKAR DENGAN SISTEM PENGAPIAN CDI. Ireng Sigit A ) Abstrak

BAB II DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Umum. 2.2 SIKLUS IDEAL

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR UDARA MASUK TERHADAP TEKANAN DAN TEMPERATUR GAS BUANG PADA PLTD PULO PANJANG BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat motor bensin menurut jumlah langkah kerjanya dapat diklasifikasikan

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

KINERJA MESIN DIESEL AKIBAT PEMASANGAN THERMOSTAT PADA NANCHANG TYPE 2105A 3

Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 1, April 2014 ISSN

Jurnal Teknik Mesin UMY

Faizur Al Muhajir, Toni Dwi Putra, Naif Fuhaid, (2014), PROTON, Vol. 6 No 1 / Hal 24-29

UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang bertekanan lebih rendah dari tekanan atmosfir. Dalam hal ini disebut pompa

BAB II DASAR TEORI. Motor adalah gabungan dari alat-alat yang bergerak yang bila bekerja dapat

PENGARUH PEMASANGAN SUPERCHARGER TERHADAP UNJUK KERJA PADA MOTOR BENSIN SATU SILINDER


II. TEORI DASAR. kelompokaan menjadi dua jenis pembakaran yaitu pembakaran dalam (Internal

PENGARUH FILTER UDARA PADA KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR

UNJUK KERJA MESIN BENSIN 4 SILINDER TYPE 4G63 SOHC 2000 CC MPI

PENGARUH VOLUME RUANG BAKAR SEPEDA MOTOR TERHADAP PRESTASI MESIN SEPEDA MOTOR 4-LANGKAH

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR INJEKSI ABSTRAK

TUGAS AKHIR. DisusunOleh: MHD YAHYA NIM

BAB IV ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN

Jika diperhatikan lebih jauh terdapat banyak perbedaan antara motor bensin dan motor diesel antara lain:

PENGARUH BERAT RODA GILA (FLYWHEEL) TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA MOTOR DIESEL STASIONER SATU SILINDER

Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN

BAB I LATAR BELAKANG. setiap orang menikmati manfaat yang dihasilkan oleh motor bakar. Pada tahun 1960 seorang Perancis bernama Lenoir berhasil

!"#$%&$'()*& LAMPIRAN

TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. Berat turbin per daya kuda yang dihasilkan lebih besar.

PENGARUH VARIASI PENYETELAN CELAH KATUP MASUK TERHADAP EFISIENSI VOLUMETRIK RATA - RATA PADA MOTOR DIESEL ISUZU PANTHER C 223 T

BAB I PENDAHULUAN. Motor bakar merupakan salah satu jenis penggerak mula. Prinsip kerja

BAB III PEMBAHASAN. Tabel 3.1 data spesifikasi Engine Toyota Kijang Innova 1TR-FE. Tipe Mesin 2,0 L,4 Silinder Segaris 16.

PENGARUH PENGGUNAAN WATER COOLANT TERHADAP PERFORMANCE MESIN DIESEL. Gatot Soebiyakto 1)

Fahmi Wirawan NRP Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc

PEMANASAN BAHAN BAKAR BENSIN DENGAN KOMPONEN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN 4 LANGKAH. Toni Dwi Putra 1) & Budyi Suswanto 2)

PEMANASAN BAHAN BAKAR BENSIN DENGAN KOMPONEN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN 4 LANGKAH

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB III PROSES MODIFIKASI DAN PENGUJIAN. Mulai. Identifikasi Sebelum Modifikasi: Identifikasi Teoritis Kapasitas Engine Yamaha jupiter z.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seperti mesin uap, turbin uap disebut motor bakar pembakaran luar (External

PENGARUH PENGGUNAAN X- POWER TERHADAP PERFORMA PADA MESIN MOTOR 4 LANGKAH ABSTRAK

MAKALAH DASAR-DASAR mesin

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF ABD 01 SOLAR KE DALAM MINYAK SOLAR TERHADAP KINERJA MESIN DIESEL

ANALISIS KEAUSAN PADA DINDING SILINDER MESIN DIESEL

BAB V TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. No. Turbin Gas Turbin Uap

Pengaruh Kerenggangan Celah Busi terhadap Konsumsi Bahan Bakar pada Motor Bensin

ANALISA PENGARUH PEMANASAN AWAL BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PERFORMA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA MESIN MOTOR DIESEL SATU SILINDER

Andik Irawan, Karakteristik Unjuk Kerja Motor Bensin 4 Langkah Dengan Variasi Volume Silinder Dan Perbandingan Kompresi

ANALISA PENGARUH DURASI CAMSHAFT TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR HONDA TIGER 200 CC TUNE UP DRAG BIKE

PENGARUH PENGGUNAAN TURBOCHARGER DENGAN INTERCOOLER TERHADAP PERFORMANSI MOTOR BAKAR DIESEL

STUDI EKSPERIMENTAL VARIASI SARINGAN UDARA KARBURATOR TERHADAP KINERJA MESIN SEPEDA MOTOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

ANALISA DAYA DAN PEMAKAIAN BAHAN BAKAR MOBIL TOYOTA COROLA 1300 CC Bekti Aji Pungkas 1, Samsudi Raharjo dan Joko Suwignyo 3 Abstrak Mobil Toyota Corolla 1300 CC merupakan salah satu kendaraan yang tetap eksis dipergunakan untuk dikendarai. Bahkan sekarang ini banyak yang sudah menjadikan kendaraan ini sebagai kendaraan antik yang banyak dicari orang. Oleh karena ketertarikan dari kebanyakan orang tersebutlah maka kendaraan ini perlu diuji mengenai pemakaian bahan bakarnya. Sehingga akan diperoleh hasil performan mesin kendaraan yang sebenarnya untuk selama ini. Kata kunci: Toyota Corolla, Bahan Bakar, Performan Mesin PENDAHULUAN Dalam kehidupan sehari-hari alat transportasi sangat dibutuhkan oleh manusia, karena dengan alat tersebut tenaga yang dibutuhkan manusia saat bekerja dapat dikurangi atau lebih ringan dan waktu lebih efisien. Sesuai dengan perkembangan jaman terciptalah suatu alat transportasi yang lebih canggih yaitu mobil. Mobil adalah suatu kendaraan dimana penggeraknya menggunakan motor (engine) dimana mobil tersebut menggunakan bahan bakar yaitu berupa bansin, solar dan biofull. Karena IPTEK semakin berkembang, maka mulai tahun 1885 sampai sekarang tahun 009 banyak mobil yang dibuat dengan bahan bakar tersebut. Ada juga yang menggunakan tenaga angin. Akan tetapi tugas akhir pada kali ini akan membahas mesin dengan bahan bakar bensin Saat ini mobil menjadi barang yang mewah karena pentingnya mobil bagi manusia. Manusia tanpa kendaraan ( mobil ) maka aktifitas akan berat, contoh saja pada saat manusia akan membawa sesuatu barang yang berat ke tempat lain yang jaraknya lebih jauh, pasti manusia tidak akan mampu mengangkat dan membawa barang tersebut. LANDASAN TEORI Mobil bensin adalah suatu motor yang menggunakan bahan bakar bensin. Sebelum bahan bakar ini terdapat didalam silinder terrlebih dahuludijadikan gas yang kemudian 1 S1 Teknik Mesin UNIMUS S1 Teknik Mesin UNIMUS 3 Pend. S1 Teknik Mesin IKIP Veteran Semarang 63

dikompresikan didalam ruang bakar, yang dimaksud gas disini adalah campuran udara dan bensin. Umumnya perbandingan udara dan bensin adalah 15:1. dengan adanya campuran bensin dan udara yang dikompresikan didalam silinder maka terjadilah ledakan yang akan mendorong torak kebawah dengan tenaga yang besar. Karena tenaga ini tidak bisa langsung digunakan maka tenaga ini diubah menjadi gerak - putar. Bahan bakar dan udara masuk kedalam silinder dan dikompresikan oleh torak, campuran bahan bakar dan udara dibakar oleh loncatan bunga api dari busi didalam silinder. Kecepatan pembakaran melalui campuran udara biasanya 10-5 m/dt. Suhu udara naik hingga 000-500 C dan tekanannya mencapai 30-40 kg/cm. Dalam suatu siklus mobil bakar ada beberapa proses yang terjadi pada saat proses pembakaran dalam silinder : 1. Proses Temperatur Konstan ( Isothermal ) Suatu proses yang terjadi didalam silinder dimana pada saat gas dimasukkan kedalam silinder gas akan berubah karena tekanan torak, suhu gas akan dijaga agar tetap konstan dengan jalan memanaskan dan mendinginkan silinder.. Proses Volume konstan (Isochoris) Proses yang terjadi didalam silinder dimana pada saat langkah kompresi gas dirubah dengan cara memanaskan silinder, sedang torak tidak bergerak sehingga volume gas didalam silinder tetap konstan. 3. Proses Tekanan Konstan ( Isobaris ) Proses yang terjadi dimana keadaan gas dirubah dengan cara memanaskan silinder, sedang torak bergerak bebas sehingga tekanan gas dalam silinder tetrap konstan. 4. Proses Isentropik Proses kompresi didalam suatu silinder dimana suhu gas sama. 5. Proses Politropis Suatu proses yang terjadi didalam silinder dimana tekanan dan volume dianggap sama. Pada siklus pembakaran mobil bensin dipengaruhi oleh Volume (V), Tekanan (P), dan Temperatur (T). Perubahan tekanan gas di dalam silinder merupakan proses secara keseluruhan. Sebuah grafik yang memperlihatkan hubungan antara tekanan dan volume disebut diagram P-V seperti pada Gambar 1 yang dianggap sebagai idealisasi sehingga prosesnya dapat dipahami dengan lebih mudah. 64

Gambar 1 Diagram P-V Proses siklus yang ideal itu biasanya dinamai siklus udara, dengan beberapa siklus idealisasi sebagai berikut : 1. Fluida kerja didalam silinder adalah udara, dianggap sebagai gas ideal dengan konstanta kalor yang konstan.. Proses kompresi dan ekspansi berlangsung secara isentropic. 3. Proses pembakaran dianggap sebagai proses pemanasan fluida kerja. 4. Pada akhir proses ekspansi, yaitu pada waktu torak mencapai TMB, fluida kerja didinginkan sehingga tekanan dan temperaturnya mencapai tekanan dan temperatur atmosfir. 5. Tekanan fluida kerja didalam silinder selama langkah buang dan langkah isap adalah konstan dan sama dengan tekanan konstan. Pada gambar diatas menunjukkan siklus volume konstan yang dianggap sebagai siklus dasar dari setiap mesin empat-langkah. Pada waktu torak berada pada TMB (Titik ) udara pada kondisi atmosfir. Gerakan torak dari TMB ke TMA (Titik 3) menyebabkan udara pada kondisi atmosfir tersebut mengalami proses kompresi isentropic sampai torak mencapai TMA, sesuai dengan idealisasi (). Pada waktu torak berada pada TMA. Udara dipanasi pada volume konstan sehingga tekanan naik, sesuai dengan idealisasi (3). Pada gambar diatas proses tersebut terakhir dilukiskan sebagai proses dari titik 3 sampai 4, dimana garis 3-4 merupakan garis vertical. Selanjutnya, gerakan torak dari TMA ke TMB 65

merupakan proses ekspansi isentropic dari titik 4 ketitik 5, sesuai dengan idealisasi (). Pada saat torak mencapai TMB (Titik 5), sesuai dengan idealisasi (4) udara didinginkan sehingga mencapai kondisi atmosfir (Titik ). Gerakan torak selanjutnya dari TMB ke TMA, yaitu dari titik ke titik 1 adalah langkah buang pada tekanan konstan. Volume (Isi) Silinder Isi silinder adalah besarnya volume langkah ditambah volume ruang bakar. Volume langkah adalah volume di atas torak saat torak berada di TMB sampai volume diatas torak, sewaktu torak berada di TMA. Besarnya isi silinder atau volume langkah dapat dicari dengan rumus : π VL = D 4 S Z atau 0,785. D L Jadi isi silinder dapat dicari dengan rumus: Vt = VL + VC Pada mobil yang mempunyai silinder lebih dari satu, misalnya mobil 4 silinder, dapat dicari dengan rumus: Vc + Vc + Vc + Vc atau 4.Vc Keterangan : Vt : Volume Silinder VL : Volume Langkah Vc : Volume Ruang Bakar D : Diameter Silinder S : Langkah Torak Perbandingan Kompresi Perbandingan kompresi dinyatakan dengan symbol dan dapat dicari dengan rumus : Vl+ Vc Vl ε = atau ε = 1 + atau ε = Vc Vc Keterangan : ε Vl Vc = Perbandingan kompresi Vl = Volume langkah Vc = Volume Ruang bakar Perbandingan kompresi biasanya dibuat tinggi dengan tujuan untuk meningkatkan tekanan dan suhu akhir pemampatan. 66

PERHITUNGAN PEMBAHASAN Perhitungan ulang diperlukan untuk mrngetahui kinerja suatu mesin, apakah kemampuan kinerja dari mesin tersebut masih sesuai dengan kelayakan pemakaian atau perlu diadakan perbaikan serta penggantian komponen mesin agar dapat beroperasi maksimal. Perhitungan ulang dalam pada motor bensin Toyota Corola ini meliputi : Perhitungan Daya dan Perhitungan pemakaian bahan bakar. Data-Data Mesin Diameter silinder (D) = 7,499 mm = 74,99 cm = 0,74 m Panjang langkah (L) = 754mm = 7,54 cm = 0,75 m Putaran mesin (n) = 3000 rpm Kapasitas silinder = 1300 cc Data-Data Teoritis Suhu (To) Lingkungan To diambil = 30 C = (73 + 30) K = 303 K (Wiranto Arismunandar) Tekanan Udara Luar (Po) Tekanan udara luar sebesar 76 cm Hg = 1 atm 1 atm = 1,033 Kg/cm Temperatur Gas Buang (Tr) Untuk mobil bensin berkisar 800 k-1000 k. Kenaikan temperatur sidalam silinder akibat suhu luar ( tw) Berkisar 10 C 15 C diambil 14 C. (Pretrovky) Koofisien Gas Bebas () Adalah rasio yang menunjukkan perbandingan antara jumlah gas bekas dan kumlah campuran bahan bakar yang dihisap kedalam silinder, harga koofisien gas bekas untuk motor bensin 4 langkah adalah 0,03 0,04 67

Tekanan Diakhir Langkah Hisap (Pa) Tekanan udara diskhir langkah isap untuk motor bensin 4 langkah berkisar 0,85 0,9 diambil 0,85 atm. (Petrovky hal 7) Maka : Pa = 0,85. 1 atm = 0,85 atm Koofisien resudias gas (γ ras ) γ ras T0 + T Pras = T ε P P ras γ ras 303 + 14. 0,1 800 6.0,85-0,1 γ ras = 0,396. 0,04 γ ras = 0,095 a ras Daya Motor 1. Volume Langkah (V L ) Adalah besar ruang yang ditempuh oleh piston selama melakukan langkah kerja. (Petrovky) V L 3,14 D = 4 L z Dimana : D : Diameter Silinder (cm) L : Panjang Langkah Piston (cm) z : Jumlah Diameter V L 3,14 D = 4 L z = 3,14.(7,5).7,54.4 4 = 1331,7 cm 3. Perbandingan Kompresi Adalah perbandingan antara volume total silinder dengan volume sisa. V L +V = V C C 68

Dimana : V L : Volume Langkah (cm 3 ) V C : Volume ruang bakar (cm 3 ) V C = π (7,5).0, 4 = 8,83 + 60 = 68,83 x 4 (silinder) = 75 cm 3 = 1331,7 + 75 75 = 5,8 6 3. Temperatur awal kompresi (Ta) Adalah temperatur campuran bahan bakar yang berada di dalam silinder pada saat piston mulai melakukan langkah kompresi. (Petrovky, hal.9) T a T = a + tw+ γ T 1+ γ r r Dimana : T a = Temperatur udara luar ( K) tw = Kenaikan temperatur di dalam silinder akibat panas dari luar ( K) Adalah rasio yang menunjukkan perbandingan jumlah mol gas bekas dengan jumlah mol campuran bahan bakar. T a = Temperatur udara luar ( K) T a = T a + tw+ γ T 1+ γ r r T a = 377,884 K (Standar 340-400 K Kovack hal. 9) 4. Tekanan akhir kompresi (Pc) Adalah tekanan campuran bahan bakar di dalam silinder pada akhir langkah kompresi. P = c P a. Σ n1 69

P = n1 1. V1 P. V n1 P V1 = P V 1. n1 Dimana n1 adalah eksponen politropik yaitu eksponen yang menunjukkan sifat dan bentuk dari proses adiabatic. Eksponen ini menunjukkan perubahan tekanan dan volume yang terjadi pada saat bahan bakar dikompresikan. Dengan menggunakan proses trial dan error, diperoleh harga n 1 = 1,34 1,39, maka diambil n 1 = 1,35. Sehingga : P c = P a. n1 = 0,85. (6) 1,35 = 9,5 atm. (Kovack hal 33) 5. Temperatur kompresi (Tc) Adalah temperatur campuran bahan bakar sebelum pembakaran (pada akhir langkah kompresi). T c = T a. n1 = 377,884. 6 1,35-1 = 707,47 K (Standar 600-750 K Kovack hal 34) 6. Perbandingan tekanan dalam silinder selama pembakaran (λ) Adalah rasio yang menunjukkan perbandingan tekanan maksimum pada pembakaran campuran bahan bakar dengan tekanan pada awal pembakaran. λ = Pz P c Dimana untuk tekanan akhir pembakaran (Pz), motor bensin 4 langkah dengan karbulator berkisar antara 30-50 atm (N. Petrovsky). Dalam perhitungan ini hingga Pz diambil 40 atm. λ = 40/90 = 4, 70

7. Nilai pembakaran bahan bakar (Q b ) Adalah jumlah pembakaran panas yang mampu dihasilkan dalam pembakaran 1 kg bahan bakar. Bensin mempunyai komposisi sebagai berikut: C : berat karbon = 87% H : berat hidrogen = 11% O : % Menurut persamaan dulog dengan komposisi demikian bensin tersebut mempunyai nilai pembakaran (Q b ) sebesar : Q b = 81. C + 00. (H O / 8) = 81. 87 + 00 (11 0 / 8) = 10.164,5 Kkal/Kg Bensin mempunyai nilai pembakaran 9.500 10.500 Kkal/kg. Jadi kompresi tersebut dapat dipakai. 8. Kebutuhan udara teoritis (lo) Adalah kebutuhan udara yang diperlukan membakar bahan bakar sesuai perhitungan. L o = L o = 1 C H O + 0,1 1 4 3 1 0,87 0,11 0, + 0,1 1 4 3 = 0,446 mol 9. Koefisien kimia perubahan molekul selama pembakaran (µo) Adalah koefisien yang menunjukkan perubahan molekul yang terjadi selama proses pembakaran bahan bakar. (Petrovky hal 40) Mg µo = α Lo Dimana : α : Koevisien kelebihan udara, untuk motor bensin harga koevisien kelebihan udara berkisar antara 0,85 1,05. 71

Mg : Jumlah hasil pembakaran 1 kg bahan bakar. Lo : Kebutuhan udara teoritis. Mg = MCO + MH O + MN (i) MCO = C/1 = 0,87/1 = 0,07 (ii) MH O = H/1 = 0,11/ = 0,055 (iii) MO = 0,1. (α 1) = 0,1. (1,05 1) = 0,011 (iv) MN = 0,79. (α 1) = 0,79. (1,05 1) = 0,039 Sehingga : Mg = 0,07 + 0,05 + 0,011 + 0,30 = 0,53 mol Jadi : µo = 0,53 1,05 0,446 µo = 1,13 10. Koefisien perubahan molekul setelah proses pembakaran (µ) Adalah menunjukkan perubahan molekul yang terjadi sebelum dan setelah pembakaran. (Kovack hal ) µ + γ r µ = γ = 1,13+ 0,04 1+ 0,04 = 1,17 11. Temperatur akhir pembakaran (t z ) adalah temperatur gas hasil pembakaran campuran bahan bakar untuk motor bensin yang memiliki siklus volume tetap T z, dapat dicari dengan rumus: δ. Q QL. (1+γr) z b µ 0. (M cp ) gas. T z = + ( M ) dimana: 0 [ cv + 1,985] T c ( M cp) gas = kapsasits gas buang gas = ( M cp) gas + 1,985 7

( M cp) gas = A gas +B gas. T c ( M cp ) CO= 7,8 + ( 15.10 ) 5. T = VCO.( M ) CO VH O+ ( M ) H O+ VO ( M ) O + cv + cv. cv ( M ) VN cv. N ( M cp ) CO= 7,8 + ( 15.10 ) 5. T (i) Menurut N.M. Glagolev ( M cp ) CO= 7,8 + ( 15.10 ) 5. T ( M cp ) HO= 5,79 + ( 11.10 ) 5. T ( M cp ) O = 4,6 + ( 53.10 ) 5. T (ii) Volume relatif gas hasil pembakaran VOC VH VO VN MCO 0,07 = 0,53 = = M gas O MHO 0,055 = 0,53 = = M gas MO 0,011 = 0,53 = = M gas MN 0,39 = 0,53 = = M gas Dari sini diperoleh: 0,01 0,740 0,136 0,104 A gas = VCO. ACO + VH O. AH O + VO. AO + VN. AN = 0,136. 7,8 + 0,104. 5,79 + 0,01. 4,6 + 0,74. 4,6 = 5,18 A gas = VCO. BCO + VH O. BH O + VO. BO + VN. BN = 0,136. 15 + 0,104. 11 + 0,01. 53 + 0,740. 53,10-5 = 68,981.10-5. Tz 73

(Mcv)gas = 5,18 + 68,981.10-5. Tz Sehingga : = 5,18 + 68,981. Tz + 1,985 = 7,167 + 68,981. Tz (Mcv) max = kapasitas panas udara pada akhir langkah kompresi = 4,6 + 53. 10-5. Tc = 4,6 + 53. 10-5. 707,47 = 4,995 Dari sini dapat diperoleh: 1,17. (7,167 + 68,981.10-5. Tz). Tc P Q 1 b = + ( Mcvgas 1,985) Tc a Lo (1. λr) = 0,85.10164,5 + (4,995.1,985).707,47 1,05.0,446.(1+0,04) = 17999,5 + 7014,61 = 5014,1 = 8,07. Tz + 73,369. 10-5. Tz = 73,369. 10-5. T z + 8,07. Tz 5014,1 = 0 B± ( B 4AC) Tz = a 0,5 Tz = -8,07 ± [(8,07) 4.(0,00073396).(-5014,1)] 0,5. 0,00073396 Tz = 3,7 0,0014679 =.50,573 o K (Standar 300-700 K kovack hal 47) 74

1. Perbandingan ekspansi (ρ) Adalah ratio yang menunjukkan perubahan yang terjadi pada gas hasil pembakaran campuran bahan bakar pada awal langkah ekspansi. (Kovack hal 46) Perbandingan ekspansi pendahuluan dapat dicari dengan rumus: µ T ρ = λ T Z C ρ =1,17..50,57 4,.707,47 ρ = 0,95 13. Perbandingan ekspansi selanjutnya (δ) Adalah ratio yang menunjukkan perubahan pada gas hasil pembakaran selama langkah ekspansi. (Kovack hal 46) Σ δ = ρ δ = 6 / 0,95 = 6,31 14. Tekanan akhir ekspansi (P b ) P Z P b = n1 δ = 40 / 6,3 1,35 = 3,56 (Kovack hal 49) 15. Tekanan indikator rata-rata teoritis (P it ) Adalah besar rata-rata tekanan yang dihasilkan oleh pembakaran campuran bahan bakar dan bekerja pada piston sesuai perhitungan: P it Pc λ ρ 1 λ ( ρ 1) + 1 1n Σ 1 n 1 δ 1 1 1 n n 1 Σ = 1 1 = 1,9. [-0,1 + 11,4.(0,61)-,857.(0,47)] = 10,6 Kg/cm Standar 7 1 Kg/cm (Kovack hal 56) 75

16. Tekanan indikator rata-rata (P i ) Adalah besar rata-rata tekanan yang dihasilkan dari pembakaran campuran bahan bakar. P i = Q. P it Dimana : Q = fektor koreksi beriksar antara 0,80 0,90 (N. Petrovky) Dalam perhitungan diambil 0,90 P i = 0,9. 10,6 Kg/cm = 9,3 Kg/cm 17. Efisiensi pengisian (η ch ) Adalah ratio yang menunjukkan kemampuan silinder dalam menghisap campuran bahan bakar. Σ PT a o η ch = ( Σ 1) P ( T0 + tw+γrt. ) Dimana : 0 r Pa : Po : Σ : tekanan campuran bahan bakar dalam silinder pada akhir langkah hisap. tekanan udara luar perbandingan kompresi η ch = 6.0.85.303 (6-1).1.(303+14+0,004).800 = 0,88 18. Pemakaian bahan bakar indikator (F 1 ) Adalah jumlah bahan bakar yang diperlukan untuk menghasilkan tekanan indikator. F 1 = 318,4 ηch Po P α L T 1 o o = 318,4.0,88.1 9,3.1,05.0.466.303 = 0,13 kg/hp.jam = 0,56 liter/hp.jam 76

19. Pemakaian bahan bakar efektif (Fe) Adalah jumlah konsumsi bahan bakar yang dibutuhkan untuk menghasilkan kerja efektif. F F i = h Ni F i = 10,86 / 40,9 = 0,61 kg/hp.jam = 0,313 liter/hp.jam 0. Tekanan efektif (Pe) Adalah besar rata-rata tekanan efektif yang bekerja pada permukaan piston. P e = P 1. η m = 89,3. 0,85 = 7,84 kg/cm 1. Daya indikator (N i ) Adalah besar rata-rata daya yang dihasilkan oleh mesin yang bersifat teoritis. N i = a P i 1 4 π D 60 75 100 L n Z = 0,5. 9.3.0,785.7,5.7,54.6000.4 900000 = 40,9 PS = 41,79 HP. Daya efektif (N e ) Adalah besar rata-rata daya yang dihasilkan oleh mesin. N e = Ni. η m = 40,9. 0,85 = 34,76 PS = 35,54 HP 3. Jumlah bahan bakar yang dibutuhkan (F h ) F h = F i. N i = 0,13. 41,79 = 8,90 kg/jam = 10,68 liter/jam 77

KESIMPULAN Dari perhitungan di atas maka dapat diketahui bahwa: 1. Daya efektif (N e ) yang dihasilkan = 35,54 HP. Pemakaian bahan bakar efektif (F e ) = 0,54 liter/hp.jam 3. Jumlah bahan bakar yang dibutuhkan (F h ) = 10,68 liter/jam DAFTAR PUSTAKA Aris Munandar Wiranto, 1988, Penggerak Mula Motor Bahan Bakar Torak,Institut Teknologi Bandung,Bandung. Kovankh M, 1971, Motor Vehikle Engine,Mir Publiser,Moscow. Petrovky, N. Prof. Motor internal combustion Engine,Mir publiser,moscow,1978 Sularso Ir.MSME. Kiyokatsu Suga Prof. 1991, Dasar Perencanaan Dan Pemeliharaan Elemen Mesin Pt. Pradnya Paramaita,Jakarta,Indonesia. G.Niemann, Gustav, 1978, Machine Element, Design, And Calculation In Mechanical Eningering, Spring Verlag Heidelberg New York, Volume I Dan II. R.S. Khurmy, J.K Guppta, 198, Mashine design, Eurasia Publishing House (PVT) LTD, Raam Nagar New Delhi. Sigley J.E and Mithcek Larry D, 1986, Perencanaan tehnik mesin, PT Prandya Paramitaha. Jakarta. PENULIS: BAKTI AJI PUNGKAS DAN SAMSUDI RAHARJO S1 Teknik Mesin UNIMUS Jl. Kasipah 1 Semarang JOKO SUWIGNYO Pend. S1 Teknik Mesin IKIP Veteran Semarang 78