I. TINJAUAN PUSTAKA. dalam, akar dapat tumbuh hingga sekitar 1 m. Dengan adanya bakteri Rhizobium, bintil

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Buncis (Phaseolus vulgaris L.) adalah anggota sayuran genus Phaseolus yang

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari

I. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetatif dan generatif. Stadia pertumbuhan vegetatif dihitung sejak tanaman

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan iklim

II. TINJAUAN PUSTAKA. daya hidup benih yang ditunjukan dengan gejala pertumbuhan atau gejala

4. Jenis pupuk. Out line. 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman

I. PENDAHULUAN. karena nilai gizinya sangat tinggi. Kedelai mempunyai kandungan protein yang

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai memiliki biji berbentuk polong, setiap polong berisi 1-4 biji.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

TINJAUAN PUSTAKA. Perakaran kedelai akar tunggangnya bercabang-cabang, panjangnya

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengaruh Pemupukan NPK Majemuk pada Kualitas Benih. Benih bermutu yang dihasilkan dari suatu produksi benih ditunjukkan oleh

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. dalam siklus kehidupan tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

I. PENDAHULUAN. Benih merupakan salah satu masukan usaha tani yang mempengaruhi tingkat

II. TINJAUAN PUSTAKA. sedikit glukosa, fruktosa, dan maltosa. Komponen terbesar pati endosperm adalah

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merill) merupakan salah satu tanaman pangan penting

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio:

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

I. PENDAHULUAN. dalam pemenuhan gizi masyarakat Indonesia. Kebutuhan terhadap gizi ini dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Pupuk dan Pemupukan

I. PENDAHULUAN. untuk dikembangkan di Indonesia, baik sebagai bunga potong maupun tanaman

umbinya tipis berwarna kuning pucat dengan bagian dalamnya berwarna putih

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Tebu Botani dan Syarat Tumbuh Tebu

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman tebu adalah sebagai berikut : kingdom : Plantae ;

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan sayuran buah yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai varietas Grobogan memiliki umur polong berkisar 76 hari, bobot biji

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

I. PENDAHULUAN. memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia. Nilai ekonominya yang tinggi

AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

0 (N 0 ) 12,34a 0,35 (N 1 ) 13,17a 0,525 0,7 (N 2 ) (N 3 )

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

TINJAUAN PUSTAKA. Reaksi tanah menyatakan tingkat kemasaman suatu tanah. Reaksi tanah dapat

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam parameter tinggi tanaman (lampiran 7.1) menunjukkan

TINJAUAN PUSTAKA Padi Gogo

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merill) merupakan salah satu komoditas pangan utama

I. PENDAHULUAN. setelah beras. Selain itu juga digunakan sebagai pakan ternak dan bahan baku

II. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum mill) merupakan tanaman yang berasal dari

PENGISIAN DAN PEMASAKAN BIJI

yang khas, ukuran buah seragam, dan kandungan gizi sama dengan tomat buah. Kecenderungan permintaan tomat rampai yang semakin meningkat dipasaran akan

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) berasal dari benua Amerika Selatan,

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. diolah menjadi makanan seperti kue, camilan, dan minyak goreng. kacang tanah dari Negara lain (BPS, 2012).

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan suatu komoditas hortikultura yang

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan

I. PENDAHULUAN. tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha

PETUNJUK LAPANGAN ( PETLAP ) PEMUPUKAN TEPAT JENIS dan DOSIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS PADI. Oleh :

I. PENDAHULUAN. Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat

TINJAUAN PUSTAKA. Jagung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

SYEKHFANI Fakultas Pertanian Universitas Brawijyaa

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan

TINJAUAN PUSTAKA. pertama adalah akar tunggang. Akar ini mempunyai akar- akar cabang yang lurus.

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Kulit Buah Jarak Pagar

TINJAUAN PUSTAKA. kedalaman tanah sekitar cm (Irwan, 2006). dan kesuburan tanah (Adie dan Krisnawati, 2007).

TINJAUAN PUSTAKA. Budidaya kedelai pada tingkat petani di Indonesia, belum diusahakan pada

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE

PRINSIP AGRONOMIK BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH. 15/04/2013

VII. KEHARAAN DAN PEMUPUKAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rukmana (1997), klasifikasi tanaman jagung (Zea mays L.) adalah sebagai

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam pembangunan nasional. Keberhasilan pembangunan

TIGA PILAR UTAMA TUMBUHAN LINGKUNGAN TANAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas tanaman

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian

KERAGAAN PERTUMBUHAN JAGUNG DENGAN PEMBERIAN PUPUK HIJAU DISERTAI PEMUPUKAN N DAN P

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum) merupakan tanaman semusim yang tergolong

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Buncis Sistem perakaran berbagai jenis buncis tidak besar atau ekstensif, percabangan lateralnya dangkal. Akar tunggang yang terlihat jelas biasanya pendek, tetapi pada tanah remah yang dalam, akar dapat tumbuh hingga sekitar 1 m. Dengan adanya bakteri Rhizobium, bintil berkembang pada akar lateral. Sistem perakaran yang menjangkar kuat adalah sifat penting untuk panen dengan mesin. Kultivar bentuk semak determinate memang pendek, beberapa jenis tidak lebih dari 60 cm, memiliki jumlah buku sedikit, dan perbungaannya terbentuk di ujung batang tanaman. Daun buncis beranak daun tiga dan menyirip. Kultivar sekarang memiliki daun kecil, sehingga meningkatkan penetrasi cahaya kedalam kanopi tanaman khususnya untuk tanaman yang sangat rapat. Walaupun sifat ini cenderung meningkatkan hasil total, ukuran daun kecil menghasilkan ukuran polong yang kecil pula. Bunga berukuran besar dan mudah terlihat, berwarna putih, merah jambu, atau ungu. Bunga ini sempurna, seperti halnya kapri, memiliki 10 benang sari, 9 diantaranya menyatu membentuk tabung yang melingkupi bakal buah panjang, dan satu benang sari teratas terpisah dari yang lain. Bunga menyerbuk sendiri dan umumnya jarang terjadi persilangan terbuka Kultivar determinate, khususnya tidak dapat memperoleh nitrogen yang terfiksasi Rhizobium. Dengan demikian, diperlukan pupuk untuk perkembangan tanaman. Bentuk nitrogen nitrat

lebih disukai daripada bentuk ammonium. Fosfor sangat penting selama pertumbuhan awal tanaman. Dosis pemupukan harus memperhatikan populasi tanaman karena penanaman sangat rapat umumnya memerlukan kadar pupuk tambahan yang tinggi pula. Buncis peka terhadap salinitas, selama penanaman, biji tidak boleh bersinggungan langsung dengan pupuk. Buncis sangat peka terhadap kelebihan boron tanah (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998). 2.2 Peranan Unsur Nitrogen Pemupukan N akan menaikkan produksi tanaman, kadar protein, dan kadar selulosa, tetapi sering menurunkan kadar sukrosa, polifruktosa, dan pati. Hasil asimilasi CO 2 diubah menjadi karbohidrat dan karbohidrat ini akan disimpan dalam jaringan tanaman apabila tanaman kekurangan unsur N. Untuk pertumbuhan yang optimum selama fase vegetatif pemupukan N harus diimbangi dengan pemupukan unsur lain. Pembentukan senyawa N organik tergantung pada imbangan ion-ion lain, termasuk untuk membentuk klorofil dan ion fosfat untuk sintesis asam nukleat. Penyerapan N nitrat untuk sintesis menjadi protein juga dipengaruhi oleh ketersediaan ion K + (Rosmarkam dan Yuwono, 2002). Nitrogen yang berlebihan menaikkan pertumbuhan dengan cepat melalui perkembangan yang lebih besar pada batang dan daun-daun hijau gelap. Meskipun satu dari sebagian besar fungsi dikendalikan dari nitrogen merupakan dorongan pertumbuhan vegetatif di atas tanah, pertumbuhan ini tidak berubah, kecuali pada keberadaan dalam jumlah yang cukup fosfor dan kalium tersedia serta unsur paling penting lainnya. Penyediaan nitrogen dalam jaringan yang cukup selama awal kehidupan tanaman dapat memacu pertumbuhan dan berakibat dalam kemasakan yang terlalu dini. Adanya kelebihan nitrogen selama musim pertumbuhan seringkali memperpanjang periode tumbuh. Pengaruh

ini terutama nyata pada tanaman-tanaman tertentu di daerah yang mempunyai musim pertumbuhan pendek, atau di area dimana pembekuan pada awal musim gugur dapat merusak sekali pohon buah-buahan dimana periode musim tumbuhnya diperpanjang. Ketersediaan N yang berlebihan, mendorong terbentuknya jaringan sukulen yang lunak. Jaringan sukulen ini peka terhadap kerusakan mekanis dan serangan patogen. Pengaruh dari kelebihan N menurunkan kualitas dari tanaman. Namun demikian, pada beberapa jenis sayuran, seperti pada seledri, jaringan lunak justru menjadi tujuan dari produksi, sehingga pemupukan N yang berlebih bukan menjadi kesalahan teknik budidaya. Untuk sayur-sayuran yang diambil daunnya, kelembutan tertentu, mengupayakan tekstur-tekstur yang diinginkan (Hudoyo, 1991). Hasil penelitian Mengel dan Kikrby (1987) dalam Rosmarkam dan Yuwono (2002) bahwa pemupukan N pada jagung meningkatkan prolamin, yaitu zein dari biji jagung. Pada tanaman padi, pengaruh pupuk N agak berbeda karena pemupukan N yang tinggi atau pemupukan terlambat akan meningkatkan kadar glutein, yakni protein dengan lisin yang tinggi. Untuk tanaman padi, pemupukan N ini menaikkan protein biji padi tanpa menurunkan nilai kualitasnya. 2.3 Peranan Unsur Fosfor Pemberian unsur fosfor dapat merangsang pertumbuhan awal bibit tanaman. Fosfor merupakan unsur hara yang terkandung pada pupuk SP-36 untuk merangsang pembentukan bunga, buah, dan biji, pembentukan sel-sel, lemak, dan albumin yang dipertinggi, mempercepat pemasakan buah, mengurangi kerontokan buah, menambah ketahanan terhadap penyakit, memperbaiki kualitas terutama pada sayuran (Jumin, 2008).

Fosfor merupakan unsur yang diperlukan dalam jumlah besar (hara makro). Tanaman menyerap fosfor dalam bentuk ion ortofosfat primer (H 2 PO - 4 ) dan ion ortofosfat sekunder (HPO 2-4 ). Menurut Morard (1970) dalam Rosmarkam dan Yuwono (2002), setelah diserap oleh akar, P mula-mula diangkut ke daun muda, kemudian dipindahkan ke daun yang lebih tua. Disamping itu, P juga terdapat di jaringan organ floem, sehingga banyak yang beranggapan bahwa P mempunyai translokasi unsur hara tanaman. Pada proses glikolisis, pernafasan atau fotosintesis energi dilepaskan dan digunakan untuk menyusun ikatan pirufat yang kaya energi. Fosfor merupakan senyawa penyusun jaringan tanaman seperti asam nukleat, fosfolida, dan fitin. Fosfor diperlukan untuk pembentukan primordial bunga dan organ tanaman untuk reproduksi. Peranan P yang lain adalah mempercepat masaknya buah atau biji tanaman, terutama pada tanaman serealia. Bila kandungan P berlebihan, umur tanaman seakan-akan menjadi lebih pendek dibandingkan dengan tanaman yang normal. Metabolisme karbohidrat pada daun dan pemindahan sukrosa juga dipengaruhi oleh P anorganik, walupun mungkin secara tidak langsung. Pada proses pertama, penyusunan sukrosa dan heksosa memerlukan fosfat energi tinggi (ATP dan UTP). Oleh karena itu, P anorganik diperlukan dalam sel-sel daun waktu penyusunan karbohidrat (Rosmarkam dan Yuwono, 2002). 2.4 Pemupukan pada Buncis Tipe Tegak Menurut Setianingsih dan Khaerodin (2003), pupuk anorganik yang berfungsi sebagai pupuk dasar adalah Urea, TSP dan KCl. Masing-masing pupuk tersebut dibutuhkan tanaman buncis sebanyak 200 kg, 600 kg, dan 120 kg untuk tiap hektar. Cara menempatkan pupuk kandang maupun pupuk anorganik ialah dengan menaburkan disepanjang larikan.

2.5 Vigor Awal Benih (V a ) Vigor awal (V a ) ialah vigor benih pada saat momen periode viabilitas masak fisiologi (MPV MF). Faktor yang mempengaruhi V a berupa interaksi antara faktor genetik dan lingkungan. Faktor genetik diperoleh dari genetik tanaman sebelumnya yang telah diseleksi, sedangkan faktor lingkungan berupa kesuburan tanah, dan lain-lain. Ciri benih mencapai MPV MF apabila V a maksimum atau nilai D mencapai minimum sesudah benih melampai periode I. Vigor awal maksimum itu harus diupayakan dipertahankan terus secara teknologi melampaui periode II. MPV MF tidak selalu bertepatan dengan MPV panen. Akibatnya, V a sering tercapai sewaktu benih masih berada pada tanaman induk di lapang. Oleh karena itu, V a dapat dipandang sebagai sumber vigor benih selanjutnya. Parameter V a merupakan resultante segala upaya pada periode I. Oleh karena itu, apabila vigor kekuatan tumbuh (V KT ) berkaitan dengan fragmen periode viabilitas (PV) yang ke satu (Sadjad, 1994). Adapun ciri-ciri benih yang bervigor tinggi antara lain: (a) disimpan lama, (b) tahan serangan hama dan penyakit, (c) cepat dan merata tumbuhnya, serta mampu menghasilkan tanaman yang dewasa, yang normal dan berproduksi baik dalam keadaan lingkungan tumbuh, serta mampu menghasilkan tanaman dewasa yang normal dan berproduksi baik dalam keadaan lingkungan tumbuh yang suboptimal (Sutopo, 1993).