Penyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mellitus meluas pada suatu kumpulan aspek gejala yang timbul pada seseorang

Berdasarkan data yang diterbitkan dalam jurnal Diabetes Care oleh

diteliti untuk melihat kandungan kimia dan khasiat dari tanaman tersebut. Tanaman yang digunakan sebagai antidiabetes diantaranya daun tapak dara

Kotamadya Surabaya, di Jawa Timur, dan di seluruh Indonesia diperhitungkan sebesar Rp. 1,5 milyar per hari.

putih, pare, kacang panjang serta belimbing wuluh (Ruslianti, 2008). Dalam penelitian ini akan digunakan tanaman alpukat (Persea americana Mill.

I. PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

I. PENDAHULUAN. semakin meningkat. Prevalensi DM global pada tahun 2012 adalah 371 juta dan

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan kadar glukosa dalam darah. Pengobatan diabetes melitus dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan, termasuk di bidang kedokteran, salah satunya adalah ilmu Anti Aging

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme

BAB I PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada dasarnya penyakit dibagi menjadi dua bagian yaitu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. seperti kurang berolahraga dan pola makan yang tidak sehat dan berlebihan serta

BAB 1 PENDAHULUAN. darah disebabkan tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara

2016 PENGARUH PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN SIMPUR

BAB I PENDAHULUAN. puluh lima persen seseorang yang terkena diabetes akhirnya meninggal karena. terus bertambah (Price dan Wilson, 2006:1263).

ditandai oleh poliuria, polidipsia, penurunan berat badan walaupun terjadi polifagia (peningkatan nafsu makan), hiperglikemia, glikosuria, ketosis,

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2007, diperoleh bahwa penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia tahun di daerah perkotaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengidap penyakit ini, baik kaya, miskin, muda, ataupun tua (Hembing, 2004).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, berbagai macam penyakit degeneratif semakin berkembang pesat dikalangan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Efek Ekstrak Etanol Biji Rambutan (Nephelium Lappaceum L.) dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah Puasa Mencit Model Diabet

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A.LATAR BELAKANG PENELITIAN. dengan defisiensi sekresi dan atau sekresi insulin (Nugroho, 2012). Organisasi

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada abad ke-21, Diabetes Melitus menjadi salah satu ancaman utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai sumber pangan, papan, maupun obat-obatan. Gaya hidup kembali ke

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eva Anriani Lubis, 2013

BAB I PENDAHULUAN. darah / hiperglikemia. Secara normal, glukosa yang dibentuk di hepar akan

BAB I PENDAHULUAN. Transisi epidemiologi yang terjadi di dunia saat ini telah mengakibatkan UKDW

penglihatan (Sutedjo, 2010). Penyakit ini juga dapat memberikan komplikasi yang mematikan, seperti serangan jantung, stroke, kegagalan ginjal,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik yang

STRUKTUR HISTOLOGI PANKREAS TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus L) YANG DIINDUKSI GLUKOSA SETELAH PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE PER-ORAL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1 (kurangnya sekresi insulin) dan tipe 2 (gabungan antara resistensi

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Ekstraksi dan Penapisan Fitokimia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN

studi populasi diabetes melitus diberbagai negara, Indonesia menempati urutan ke-4 pada tahun 2000 dengan jumlah penderita DM 8,4 juta jiwa setelah

BAB I PENDAHULUAN. Secara global, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. hormon insulin. Insulin merupakan hormon yang mengatur metabolisme. dalam tubuh menimbulkan hiperglikemia yang dapat mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adella Anfidina Putri, 2013

setelah India, China, Amerika Serikat. Tercatat pada tahun 2000 jumlah penderita Diabetes Melitus di Indonesia mencapai 8,4 juta.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

serta peningkatan jumlah dan jenis penyakit. Tumbuhan sebagai sumber senyawa bioaktif alami merupakan bahan baku yang potensial yang menunjang usaha

BAB I PENDAHULUAN. 1,5 juta kasus kematian disebabkan langsung oleh diabetes pada tahun 2012.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan sel tubuh yang memiliki reseptor insulin untuk mengoksidasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. Pegagan (Centella asiatica) adalah salah satu tumbuhan herbal yang dapat tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit metabolik yang

mengalami obesitas atau kegemukan akibat gaya hidup yang dijalani (Marilyn Johnson, 1998) Berdasarkan data yang dilaporkan oleh WHO, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tanaman sebagai upaya penyembuhan jauh sebelum obat-obatan modern yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. HDL. Pada tahun 2013, penduduk Indonesia yang berusia 15 tahun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Nilai Karbohidrat dan Kalori Ransum, Madu dan Kayu Manis

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat

PENDAHULUAN mg/dl. Faktor utama yang berperan dalam mengatur kadar gula darah

1) Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115

BAB I PENDAHULUAN. diabetes melitus (DM) tipe 1 atau Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM) dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sedangkan daerah pedesaan, DM menduduki ranking keenam yaitu 5,8%. 2

BAB I PENDAHULUAN. antara lain jamu, obat herbal terstandar dan fitofarmaka. Jamu sebagai obat bahan alam,

BAB I PENDAHULUAN. progresif, ditandai dengan kenaikan kadar gula darah (hiperglikemia) terus

BAB 1 PENDAHULUAN. metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Hal ini diakibatkan oleh kurangnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu penyakit atau. gangguan metabolisme kronis yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. menular yang akan meningkat jumlahnya dimasa datang. Diabetes sudah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme dengan. yang disebabkan oleh berbagai sebab dengan karakteristik adanya

BAB I PENDAHULUAN. WHO (World Health Organization) memperkirakan secara global PTM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

santalin, angolensin, pterocarpin, pterostilben homopterocarpin, prunetin (prunusetin), formonoetin, isoquiritigenin, p-hydroxyhydratropic acid,

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pemerintah dan pihak swasta untuk meningkatkan keadaan gizi

BAB I PENDAHULUAN. pembuluh darah (Ruan, et al., 2013). Hiperglikemia tidak hanya meningkatkan resiko

statistik menunjukkan bahwa 58% penyakit diabetes dan 21% penyakit jantung yang kronik terjadi pada individu dengan BMI di atas 21 (World Heart

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kimia, dan sindrom genetik lain (Purnamasari & Poerwantoro, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. saat ini banyak diderita oleh sebagian orang yaitu diabetes mellitus.

Tradisional Bagian Daun dan Buah

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN Diabetes mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang ditandai dengan kondisi hiperglikemia (Sukandar et al., 2009). Diabetes menurut WHO (1999) adalah suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah disetai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein, sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Diabetes mellitus sangat erat kaitannya dengan mekanisme pengaturan glukosa normal. Peningkatan kadar glukosa ini akan memicu produksi hormon insulin oleh kelenjar pankreas. Diabetes melitus merupakan penyakit yang paling banyak menyebabkan terjadinya penyakit lain atau komplikasi. Komplikasi yang lebih sering terjadi dan mematikan adalah serangan jantung dan stroke. Hal ini berkaitan dengan kadar glukosa darah meninggi secara terus-menerus, sehingga berakibat rusaknya pembuluh darah, saraf dan struktur internal lainnya. Zat kompleks yang terdiri dari gula di dalam dinding pembuluh darah menyebabkan pembuluh darah menebal. Akibat penebalan ini, maka aliran darah akan berkurang, terutama menuju ke kulit dan saraf (Badawi, 2009). Diabetes mellitus menyebar lebih cepat di dunia. Data statistik organisasi kesehatan dunia (WHO) tahun 2000 menunjukkan jumlah penderita diabetes di dunia sekitar 171 juta dan diprediksi akan mencapai 366 juta jiwa tahun 2030. Di Indonesia terdapat 8,4 juta jiwa dan diperkirakan menjadi 21,3 juta jiwa pada tahun 2030 (Wild et al., 2004). Hal ini menunjukkan bahwa diabetes mellitus merupakan penyakit berisiko tinggi. 1

Penyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan karena kerusakan pada sel β pankreas yang umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut, sedangkan diabetes tipe II di samping disebabkan defisiensi insulin juga disebabkan karena hormon insulin penderita tidak efektif sehingga tidak bisa bekerja dengan normal, padahal insulin mempunyai peran utama dalam mengatur kadar glukosa darah (Katzung, 2007). Tanaman yang lazim digunakan untuk pengobatan diabetes mellitus adalah lidah buaya, kayu manis, bawang, bawang putih, kemangi, daun mangga, ginseng dan kulit buah manggis (Hasdianah, 2012). Salah satu jenis tanaman yang juga dapat menurunkan kadar glukosa darah adalah salak (Kanon, 2012). Dalam penelitian ini akan digunakan tanaman salak (Salacca zalacca (Gaertn.) Voss) dan bagian dari tanaman yang digunakan dalam penurunan kadar glukosa darah adalah kulit buah salak. Salak adalah sejenis palma dengan buah yang bisa dimakan. Tanaman salak merupakan tanaman buah yang disukai dan mempunyai prospek yang baik untuk diusahakan. Sebagai buah yang tergolong disukai oleh masyarakat, ternyata buah salak banyak mengandung berbagai zat yang dibutuhkan oleh tubuh seperti vitamin, protein, karbohidrat, fosfor dan zat besi (Schuiling dan Mogea, 1989). Selain itu salak juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan campuran asinan, manisan basah, manisan kering atau produk olahan lainnya. Pada saat ini buah salak tidak hanya diambil untuk dimakan daging buahnya saja, tetapi juga bagian lain dari tanaman salak seperti batang, kulit dan biji salak. Secara ekonomis kulit salak merupakan limbah yang biasanya tidak digunakan lagi, akan tetapi sebagian kecil masyarakat menggunakan kulit salak sebagai obat diabetes mellitus. Dalam pengobatan tradisional, kulit salak biasanya digunakan dalam bentuk rebusan. Kulit salak mengandung 2

senyawa flavonoid, tanin, serta sedikit alkaloid (Sahputra, 2008). Kandungan yang diduga memberikan efek terhadap penurunan kadar glukosa darah dalam darah yaitu flavonoid. Penelitian Suarsana (2009), menyebutkan senyawa flavonoid dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus dengan cara merangsang sel β-pankreas untuk memproduksi insulin lebih banyak. Penelitian mengenai aktivitas kulit buah salak sudah banyak dilakukan, salah satunya yang telah dilakukan adalah penelitian mengenai uji efektivitas ekstrak etanol kulit buah salak terhadap penurunan kadar gula darah tikus putih jantan galur Wistar (Rattus norvegicus) yang diinduksi sukrosa. Pada penelitian tersebut digunakan kulit buah salak yang di maserasi dengan etanol 70%, kemudian diberikan secara oral pada tikus putih galur Wistar yang diinduksi dengan larutan sukrosa. Dari hasil penelitian tersebut diketahui terdapat efek penurunan kadar glukosa darah pada tikus putih galur Wistar dengan dosis ekstrak 150 mg/kgbb dengan pembanding glibenklamid dosis 0,45 mg/kgbb (Kanon, 2012). Fraksinasi adalah proses pemisahan golongan utama kandungan yang satu dari golongan utama yang lainnya dengan menggunakan berbagai macam pelarut (Harbone, 1987). Hasil yang diperoleh dari cara fraksinasi maupun perasan disebut sari atau fraksi. Fraksi adalah sediaan kering, kental atau cair yang diperoleh dengan cara fraksinasi senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua pelarut diuapkan dan massa serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian rupa sehingga memenuhi baku yang telah ditetapkan. Pada penelitian ini, akan diuji efek penurunan kadar glukosa darah dari fraksi air kulit buah salak ekstrak etanol yang diberikan secara oral pada tikus putih jantan yang telah diberi glukosa dosis tertentu. Sehingga dapat diketahui pengaruh fraksi air ekstrak etanol kulit buah salak terhadap penurunan kadar glukosa darah pada tikus jantan putih dengan pembanding 3

glibenklamid. Glibenklamid merupakan obat antidiabetika golongan sulfonil urea yang bekerja dengan cara menstimulasi sel beta pankreas untuk melepaskan insulin yang tersimpan, dan obat golongan ini hanya bermanfaat pada pasien yang masih mempunyai kemampuan untuk mensekresi insulin (BADAN POM RI, 2010). Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang timbul pada penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah pemberian fraksi air ekstrak etanol kulit buah salak secara oral pada dosis 100, 150 dan 200 mg/kgbb mempunyai efek penurunan kadar glukosa darah pada tikus putih jantan yang diinduksi dengan glukosa oral? 2. Apakah terdapat hubungan antara peningkatan dosis pemberian fraksi air ekstrak etanol kulit buah salak pada dosis 100, 150 dan 200 mg/kgbb dengan penurunan kadar glukosa darah pada tikus putih jantan yang diinduksi dengan glukosa oral? Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian fraksi air ekstrak etanol kulit buah salak secara oral pada dosis 100, 150 dan 200 mg/kgbb terhadap penurunan kadar glukosa darah pada tikus putih jantan dan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara peningkatan dosis pemberian fraksi air ekstrak etanol kulit buah salak dengan efek penurunan kadar glukosa darah pada tikus putih jantan. Hipotesis penelitian ini adalah pemberian fraksi air ekstrak etanol kulit buah salak pada tikus putih jantan dapat memberikan efek penurunan kadar glukosa darah, dan terdapat hubungan antara peningkatan dosis pemberian fraksi air ekstrak etanol kulit buah salak dengan efek penurunan kadar glukosa darah pada tikus putih jantan. 4

Dari penelitian ini diharapkan data ilmiah yang diperoleh dari aktivitas penurunan kadar glukosa darah dari fraksi air ekstrak etanol kulit buah salak dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan bermanfaat dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat. Selain itu dengan adanya hasil dari penelitian ini, dapat dikembangkan penelitian menuju herbal terstandar dan fitofarmaka. 5