HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGANSIKAP REMAJA PUTRI TENTANG KEHAMILAN USIA DINI DI DESA CIWARENG KECAMATAN BABAKAN CIKAO KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN 2011

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

BAB 1 PENDAHULUAN. orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, AKI 228 per kelahiran hidup, AKB 34 per kelahiran hidup.

BAB I PENDAHULUAN. akan menghadapi risiko yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kehamilan Risiko Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

ABSTRAK. Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Tentang Kehamilan Usia Dini Di Desa Swadaya Kecamatan Libureng Kabupaten Bone Tahun 2015

mengenai seksualitas membuat para remaja mencari tahu sendiri dari teman atau

Filosofi. Mendekatkan Akses pelayanan kesehatan yg bermutu kepada masyarakat. UKM_Maret

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi merupakan salah satu topik penting di bidang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan pelayanan maksimal dari petugas kesehatan. Salah satu bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. system kesehatan yang bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu selama kehamilan

Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Buku Kesesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas Rancamanyar Baleendah Kabupaten Bandung

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

Oleh : Desi Evitasari, S.ST ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN (KTD) DENGAN SIKAP TERHADAP ABORSI DI KELURAHAN NGEMPLAK SIMONGAN KOTA SEMARANG

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Aribul Maftuhah

BAB 1 PENDAHULUAN. antara delapan tujuan yang dituangkan dalam Millennium Development Goals

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA NIFAS BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU DI BPM HJ. MAHMUDAH, S.S.T KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KUNJUNGAN ANC DI PUSKESMAS GALUR 2 KULON PROGO DWI SURYANDARI INTISARI

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN PROSES PERSALINAN DI RUANG BERSALIN BLUD RUMAH SAKIT KABUPATEN KONAWE

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dari 189 negara yang menyepakati

Oleh : Yeni Rosyeni dan Isti Dariah Stikes A. Yani Cimahi

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008

BAB I PENDAHULUAN. emosional yang sangat besar bagi setiap wanita (Rusli, 2011). Kehamilan dan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) ini adalah mengacu pada deklarasi Millenium

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh Konstitusi Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO 1948), Undang-Undang Dasar

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai

! 1! BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini Indonesia adalah salah satu negara yang masih belum

BAB I PENDAHULUAN. minggu pertama kehidupan dan 529 ribu ibu meninggal karena penyebab yang

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KELANCARAN PROSES PERSALINAN DI BPS MUKSININ

BAB I PENDAHULUAN. hidup, dan Singapura 6 per kelahiran hidup. 1 Berdasarkan SDKI. tetapi penurunan tersebut masih sangat lambat.

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai dampak yang besar terhadap pembangunan di bidang kesehatan dan

PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN KERJA DENGAN PERILAKU BIDAN DALAM PENERAPAN 58 LANGKAH APN DI RSUD KOTA BEKASI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Program Keluarga Berencana (KB) menurut Undang-Undang Nomor 10

BAB I PENDAHULUAN. dan tempat terjadinya kehamilan, yang disebabkan oleh kehamilan atau

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN. Lia Amalia (

BAB I PENDAHULUAN. tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi. berkembang yaitu sebesar 99 persen (Wiknjosastro, 2002 hlm 23).

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka menyukseskan program kabinet SBY jilid 2, khususnya dalam hal ini

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PARITAS DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang terjadi di dunia saat ini adalah menyangkut kemiskinan,

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN DENGAN JUMLAH PERSALINAN DI WILAYAH PUSKESMAS MAMBURUNGAN KOTA TARAKAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan salah satu masa penting di dalam kehidupan. seorang wanita, selama kehamilan akan terjadi proses alamiah berupa

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya (Prakarsa, 2013). meninggal selama atau setelah kehamilan dan persalinan.

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAHARIFIN ACHMAD PEKANBARU TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tingginya AKI di suatu negara menunjukkan bahwa negara tersebut

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RESIKO TINGGI KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) pada Hari

BAB I PENDAHULUAN. kematian. Setiap kehamilan dapat menimbulkan risiko kematian ibu,

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI KABUPATEN TABANAN

TUJUAN 5. Meningkatkan Kesehatan Ibu

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Jaya Mekar Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan jumlah kematian perinatal sebesar orang. Dari jumlah

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TANDA BAHAYA PADA KEHAMILAN DI PUSKESMAS SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Cakupan K4 di Desa Sukarame Kecamatan Sukanagara Kabupaten Cianjur Tahun

commit to user BAB I PENDAHULUAN

Oleh : Noviyanti, Indria Astuti, dan Siska Erniawati Stikes Jendr.A. Yani Cimahi

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

BAB I PENDAHULUAN Dari hasil survei yang telah dilakukan, AKI telah menunjukan

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan yaitu meningkatnya kesadaran,

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUD ROKAN HULU TAHUN 2010

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN PENGETAHUAN TENTANG BUKU KIA DI BPM EMI KERTAMANA, SST TAHUN 2014

BAB l PENDAHULUAN. Angka Kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB I PENDAHULUAN. status kesehatan ibu pada suatu wilayah, salah satunya yaitu angka

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan akibat langsung proses reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. program KIA tersebut menurunkan angka kematian ibu dan anak (Depkes, RI 2007)

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. akibat dari berbagai perubahan anatomik serta fisiologik yang terjadi dalam

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA PERNIKAHAN WANITA DI KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNG KIDUL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGANSIKAP REMAJA PUTRI TENTANG KEHAMILAN USIA DINI DI DESA CIWARENG KECAMATAN BABAKAN CIKAO KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN 2 Oleh : Sri Yuniarti, Tri Setiowati, Siti Aisyah STIKES Jenderal Achmad Yani Cimahi ABSTRAK Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia dibawah 2 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi dari pada kematian maternal yang terjadi pada usia 2 29 tahun. Desa Ciwareng pada tahun 29 jumlah wanita hamil di usia kurang dari 2 tahun sebanyak 38 orang dan angka ini meningkat pada tahun 2 yang mencapai 43 orang.terdapat beberapa indikator yang berkaitan dengan tingginya angka kehamilan di usia dini pada remaja, dua diantaranya adalah pengetahuan dan sikap remaja tentang kehamilan usia dini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengansikap remaja putri tentang kehamilan usia dini di Desa Ciwareng Kecamatan Babakan Cikao Kabupaten PurwakartaTahun 2. Penelitian ini mengunakan metode analisis korelasi dengan pendekatan cross-sectional dan jumlah sampel sebanyak 78orang dengan teknik proportionalrandom sampling. Pengumpulan data primer diperoleh langsung dari responden dengan menggunakan kuesioner dan dianalisis secara univariat dan bivariat dengan chi square test. Hasil penelitian diketahui bahware maja putri di Desa Ciwareng setengahnya (44.9%) kurang mengetahui tentang kehamilan usia dini dan sebagian besar (52.6%) bersikap negatif terhadap kehamilan usia dini. Hasil uji statistik diperoleh bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap remaja putri tentang kehamilan usia dini (p =,). Disarankan bagi remaja putri agar dapat mengakses informasi yang tepat mengenai kesehatan reproduksi remaja terutama tantang kehamilan di usia dini dan berbagai risikonya, dan bagi tenaga kesehatan agar lebih meningkatkan frekuensi penyuluhan dan konseling yang bersifat mendidik dan persuasif agar remaja memperoleh pendidikan kesehatan reproduksi dari usia dini. Kata kunci : DeskriptifAnalitik, Pengetahuan, Sikap, Remaja, Kehamilan usia dini

2 A. PENDAHULUAN Menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 27, kondisi derajat kesehatan di Indonesia saat ini masih memprihatinkan antara lain dengan masih tingginya AKI yaitu 228 per. kelahiran hidup, AKB 34 per. kelahiran hidup, AKN 9 per. kelahiran hidup, AKABA 44 per. kelahiran hidup. Target penurunan AKI tahun 25 adalah 2 per. kelahiran hidup sedangkan target penurunan AKB tahun 25 adalah 23 per. kelahiran hidup. Di Jawa Barat pada AKI dan AKB melebihi rata-rata nasional yaitu AKI 284 per. kelahiran hidup dan AKB 26,9 per kelahiran hidup (Dinkes Jabar, 27). Target penurunan AKI tahun 25 adalah 8 per. kelahiran hidup sedangkan target AKB adalah 5 per kelahiran hidup. Data kasus kematian ibu di Kabupaten Purwakarta pada tahun 29 sebanyak 3 orang (,5%) dari 9.42 persalinan dengan penyebab yaitu: perdarahan (44%), eklampsi 6 (24%), infeksi (4%), lain-lain 7 (28%). Sedangkan data kasus kematian bayinya sebanyak 6 orang (,82%) dari 9.42 persalinan (Dinkes Purwakarta, 29). Sedangkan pada tahun 2 kasus kematian ibu sebanyak 26 orang (, %) dari 22.628 persalinan, sedangkan jumlah kasus kematian bayinya 52 orang (,22 %) dari 22.628 persalinan. (Dinkes Purwakarta, 2) Penyebab kematian Ibu sebesar 9% terjadi pada saat persalinan dan segera setelah persalinan (SKRT 2).Penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan (28%), eklampsia (24%) dan infeksi (%). Penyebab tidak langsung kematian ibu antara lain Kurang Energi Kronis (KEK) pada kehamilan (37%) dan anemia pada kehamilan (4%), Beberapa kelainan ibu memiliki resiko tinggi terhadap komplikasi kehamilan dan persalinan yang menyebabkan kematian. Ibu dengan jarak kehamilan terlalu dekat kurang dari 24 bulan secara nasional di Indonesia angkanya mencapai 5,4% dari semua ibu hamil. Kelompok lain, ibu dengan kehamilan terlalu banyak atau telah megalami 4 atau lebih kehamilan sebesar 22%. Faktor risiko lainnya, kehamilan pada usia terlalu tua (lebih dari 35 tahun), juga terlalumuda (kurang dari 2 tahun) dengan presentasenya di Indonesia mencapai % dari semua ibu hamil (Haryono,26) Salah satu upaya mempercepat penurunan AKI adalah Pada tahun 2 pemerintah mencanangkan gerakan nasional kehamilan yang aman melalui program Making Pregnancy Safer (MPS), strategi MPS terdiri dari 3 pesan kunci dan 4 strategi. 3 pesan kunci MPS adalah setiap persalinan ditolong oleh tenaga ksehatan terlatih, setiap komplikasi obstetric dan neonatal mendapatkan pelayanan yang adekuat dan yang terakhir setiap Wanita Usia Subur

3 (WUS) mempunyai akses terhadap upaya pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran. 4 strategi MPS dalah peningkatan kualitas dan akses pelayanan kesehatan ibu, bayi dan balita ditingkat dasar dan rujukan, membangun kemitraan yang efektif, mendorong pemberdayaan perempuan, keluarga dan masyarakat serta meningkatkan sistim survilens, pembiayaan, monitoring dan informasi KIA. Komitment terakhir dari pemerintah adalah mendeklarasikan tujuan pembangunan millennium atau Millenium Development Goals 25 yang diantaranya bertujuan mendorong kesetaraan gender dalam memberdayakan perempuan dalam pendidikan kesehatan dasar, serta berkomitmen untuk menurunkan AKI sebesar 75% dari tahun 99 menjadi sebesar 2 per. kelahiran hidup. Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia dibawah 2 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi dari pada kematian maternal yang terjadi pada usia 2 29 tahun. Adapun resiko dari kehamilan usia dibawah 2 tahunantara lain :Resiko bagi ibunya padamasa kehamilan:abortus/keguguran, Anemia kehamilan, Keracunan kehamilan, pada masa persalinan :Partus lama, Perdarahan Postpartum, Persalinan Prematur, pada masa nifas :Infeksi Nifas, Sub involusi, adapun resiko pada bayi : Prematuritas, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), Kelainan bawaan, Kematian bayi (Manuaba, 2). Hasil penelitian Dariah (2) menyebutkan tingkat pengetahuan remaja sangat berpengaruh terhadap sikap atau perilaku remaja baik positif ataupun negatif terhadap kehamilan usia dini, terbukti dari hasil penelitian didapatkan berdasarkan pengetahuan remaja putri di Puskesmas Cipageran tahun 2 yang termasuk dalam kategori pengetahuan kurang mempunyai sikap negatif (mendukung) tentang kehamilan remaja sebanyak 9 orang (86,4%), sedangkan yang termasuk dalam kategori pengetahuan baik mempunyai sikap positif (tidak mendukung) tentang kehamilan remaja sebanyak 6 orang (69,6%). Arsih (29) dalam penelitiannya melaporkan bahwa para remaja tidak memiliki pengetahuan khusus dan komprehensip mengenai kehamilan usia dini dan dampaknya. Sikap negatif remaja (mendukung) terhadap kehamilan usia dini disebabkan karena pengetahuan yang kurang disebabkan informasi yang didapatkan tidak akurat serta tidak terpapar informasi mengenai kehamilan usia dini dan dampaknya. Data Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta menunjukan wanita yang hamil pada usia yang beresiko tinggi yakni wanita hamil terlalu muda (<2 tahun) pada tahun 29 berjumlah 77 orang (7,%) dari 24935 ibu hamil sedangkan pada tahun 2 semakin tinggi menjadi 86 orang (7,2%) dari 2574 ibu hamil (Dinkes Purwakarta, 2). Di Puskesmas Mulya Mekar kecamatan Babakan Cikao Kabupaten Purwakarta yang terdiri dari 3 wilayah desa binaan masih banyak ditemukan ibu hamil dengan umur kurang dari 2 tahun

pada tahun 2 yaitu sebanyak orang (62,3%) dari 472 ibu hamil yang ada. Data tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: 4 Berdasarkan Studi pendahuluan yang dilakukan dengan wawancara pada orang remaja putri yang berkunjung ke Puskesmas MulyaMekar yang dilakukan pada tanggal 8 februari di peroleh informasi 6 orang remaja putri (6%) menyatakan tidak tahu tentang kehamilan usia dini,usia yang aman untuk hamil dan melahirkan dan dampak atau risikonya terhadap kehamilan dan persalinan, dan 6 orang remaja putri ini bersikap negatif atau mendukung terhadap kehamilan usia dini. Dari orang remaja putri tersebut hanya 4 orang yang pengetahuannya baik dan 4 remaja tersebut bersikap positif atau tidak mendukung terhadap kehamilan usia dini. Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan sikap remaja putri tentang kehamilan usia dini di Desa Ciwareng Kecamatan Babakan Cikao Kabupaten Purwakarta Tahun 2. B. METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Analitik yaitu merupakan rancangan penelitian yang bertujuan menggali bagaimana dan mengapa fenomena terjadi, kemudian dilakukan analisis dinamika korelasi antara fenomena, baik antara faktor terpapar (pengetahuan) maupun faktor efek (sikap terhadap kehamilan dini), dengan menggunakan pendekatan cross sectional karena penelitian variable independen (faktor resiko) dan variable dependen (efek) dalam waktu yang bersamaan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri usia 4 9 tahun di Desa Ciwareng Kecamatan Babakan Cikao Kabupaten Purwakarta. Sebagai estimasi jumlah remaja putri pada bulan Maret tahun 2 sebanyak 34 orang, dengan rincian sebagai berikut RW sebanyak 44 orang, RW 2 77 orang, RW 3 56 orang, RW 4 28 orang, RW 5 52 orang, RW 6 84 orang. Pengambilan sampel penelitian ini menggunakan tekhnik proportionalrandom sampling dengan jumlah sampel 78 orang responden.analisis yang digunakan adalah distribusi frekuensi untuk univariat dan untuk analisis bivariat dengan menggunakan uji Chi Square (kemaknaan 95% atau nilai α=,5 (5%)).

5 C. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan penelitian mengenai pengetahuan dan sikaptentangkehamilan usia dini kepada 78 remaja putri di Desa Ciwareng Kecamatan Babakan Cikao Kabupaten Purwakarta, selanjutnya hasil penelitian dianalisis secara univariat dan bivariat. Analisis univariat bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap responden tentang risiko kehamilan usia dini, sedangkan analisis bivariat untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang risiko kehamilan usia dini. Adapun hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden tentang Kehamilan Usia Dini Pengetahuan Frekuensi Presentase Kurang 35 44.9% Cukup 27 34.6% Baik 6 2.5% Total 78 % Sumber : Data Primer Tahun 2 Tabel 4. di atas menunjukkan bahwa dari 78 responden, ternyata sebanyak 35 orang (44.9%) memiliki pengetahuan yang kurang tentang kehamilan usia dini, 27 orang (34.6%) memiliki pengetahuan yang cukup, dan 6 orang (2.5%) memiliki pengetahuan yang baik. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Sikap Responden tentang Kehamilan Usia Dini Sikap Frekuensi Presentase Negatif 4 52.6% Positif 37 47.4% Total 78 % Sumber : Data Primer Tahun 2 Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa dari 78 responden, ternyata sebanyak 4 orang (52.6%) memiliki sikap yang negatif tentang kehamilan usia dini, dan 37 orang (47.4%) memiliki sikap yang positif.

Tabel 4.3 Hubungan Pengetahuan dengan Sikap responden tentang Kehamilan Usia Dini Pengetahuan Kurang Cukup 7 Baik Jumlah Sikap tentang Kehamilan Usia Dini Total p Negatif Positif value n % n % n % 3 94 5. 3 2 3.3 7 5 4 Sumber : Data Primer Tahun 2 25.9 6. 3 52.6 2 5 3 7 74. 93.7 47.4 2 7 6 7 8. 6 Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa responden yang tingkat pengetahuannya kurang, ternyata hampir seluruhnya (94.3%) bersikap negatif, responden yang tingkat pengetahuannya cukup sebagian besar (74.%) bersikap positif, dan responden yang tingkat pengetahuannya baik ternyata hampir seluruhnya (93.7%) bersikap positif tentang kehamilan usia dini. Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p =,, hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan proporsi antara responden yang berpengetahuan kurang, baik, maupun yang baik terhadap sikap tentang kehamilan usia dini. Pada taraf signifikansi 95% dengan nilai alpha,5, maka secara statistik Ho ditolak yang artinya ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap remaja putri tentang kehamilan usia dini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang tingkat pengetahuannya kurang, ternyata hampir seluruhnya (94.3%) bersikap negatif, responden yang tingkat pengetahuannya cukup sebagian besar (74.%) bersikap positif, dan responden yang tingkat pengetahuannya baik ternyata hampir seluruhnya (93.7%) bersikap positif tentang kehamilan usia dini.hasil uji statistik diperoleh nilai p sebesar,, yang berarti ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap remaja putri tentang kehamilan usia dini. Penelitian ini sejalan dengan penelitiandariah (2) diketahui bahwa tingkat pengetahuan remaja sangat berpengaruh terhadap sikap atau perilaku remaja baik positif ataupun negatif terhadap kehamilan usia dini. Arsih (29) dalam penelitiannya melaporkan bahwa para remaja tidak memiliki pengetahuan khusus dan komprehensip mengenai kehamilan usia dini dan dampaknya. Sikap negatif remaja (mendukung) terhadap kehamilan usia dini disebabkan

karena pengetahuan yang kurang disebabkan informasi yang didapatkan tidak akurat serta tidak terpapar informasi mengenai kehamilan usia dini dan dampaknya. 7 Berkaitan dengan penelitan ini maka remaja yang mempunyai pengetahuan yang baik tentang kehamilan usia dini maka akan timbul suatu pemahaman dan sikap yang positif mengenai berbadai risiko atau bahaya dari kehamilan usia dinibaik itu risiko bagi kehamilan, persalinan, maupun bagi bayi yang dilahirkannya sehingga dengan pemahaman dan sikap tersebut remaja akan lebih hati-hati terhadap pergaulan yang cenderung berkaitan dengan penyalahgunaan fungsi seksual yang dapat menyebabkan kehamilan pada usia dini. Kaitannya dengan remaja bahwa remaja putri yang menjadi responden dalam penelitian ini termasuk pada tahap perkembangan masa remaja awal dimana masa remaja merupakan masa transisi yang unik yang salah satu cirinya adalah dorongan rasa ingin tahu terhadap sesuatu sangat tinggi termasuk rasa ingin tahu terhadap permasalahan seksual dan bahkan mencobacoba untuk memfungsikan organ seksualnya karena pada masa ini terjadi merupakan periode pematangan organ reproduksi yang sering disebut dengan pubertas. Pada individu tertentu perubahan fisik terjadi secara cepat dan terkadang tidak seimbang dengan perubahan kejiwaan. Perubahan yang cukup besar ini dapat membingungkan remaja. Oleh karena itu remaja memerlukan pengertian, perhatian, bimbingan dan dukungan agar tumbuh dan berkembang menjadi pribadi dewasa yang sehat baik jasmani maupun mental psikososial. Selain itu, remaja pada usia ini perlu diberikan pendidikan kesehatan terutama tentang informasi mengenai reproduksi remaja sehingga remaja terhindar dari penyalahgunaan fungsi seksual yang daapt menyebabkan kehamilan yang tidak diinginkan atau kehamilan di usia dini (Depkes RI, 25). Masih banyaknya remaja putri yang memiliki pengetahuan yang kurang dan bersikap negatif tentang kehamilan usia dini disebabkan oleh kurangnya akses terhadap informasi kesehatan terutama mengenai kesehatan reproduksi. Berdasarkan fakta di lapangan bahwa di desa Ciwareng Kecamatan Babakan Cikao Kabupaten Purwakarta belum pernah melaksanakan berbagai penyuluhan atau memberikan pendidikan kesehatan reproduksi remaja sehingga informasi atau pengetahuan yang mereka dapatkan hanya sebatas dari keluarga, tetangga atau lingkungan pergaulan teman sebaya yang tidak diketahui dari mana asal atau sumbernya.

8 D. SIMPULAN DAN SARAN. Simpulan Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap remaja putri tentang kehamilan usia dini di Desa Ciwareng Kecamatan Babakan Cikao Kabupaten Purwakarta dimana p-value (p =,). 2. Saran a. Sebagai upaya promotif dalam pendidikan kesehatan reproduksi dan upaya preventif terhadap pencegahan kejadian kehamilan yang tidak diinginkan dan kejadian aborsi pada remaja maka disarankan untuk lebih meningkatkan frekuensi penyuluhan dan konseling yang bersifat mendidik dan persuasif agar remaja memperoleh pendidikan kesehatan reproduksi dari usia dini b. Mengadakan tukar informasi, diskusi/seminar antara tokoh-tokoh masyarakat, orang tua, lembaga hukum, dan lembaga yang ada hubungannya dengan permasalahan remaja. c. Diharapkan agar menindaklanjuti hasil penelitian ini dengan melakukan penelitian yang melibatkan faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan dan sikap.

9 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (26).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta. Azwar, S. (25).Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Edisi Ke 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Arsih (29).Gambaran Sikap Remaja Putri Tentang Bahaya Kehamilan Usia Dini di SMAN I Haur Geulis Kab. Bandung Tahun 29. BPS Jabar (28). AKI & AKB di Indonesia. Badan Pusat Statistik Jawa Barat. Tersedia di http://bpsindonesia.ac.id, diperoleh tanggal 2 Februari 2. Dinkes Jabar (27). Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Tahun 26. Diakses tanggal 5 Februari 2:http://www.diskes.jabarprov.go.id/. Dinkes Jabar (28). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat 27. Badan Pusat Statistik dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Bandung. Dinkes Jabar (29). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat 27. Badan Pusat Statistik dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Bandung. Dariah (2) Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Remaja Dengan Kehamilan Remaja Di Desa Cipageran Cimahi Utara Tahun 2. Hasan Bisri, (995).Remaja Berkualitas. Yogyakarta:Pustaka Pelajar, Nugroho K. (27).Pernikahan Dini tingkatkan Resiko Kanker Servic.Semarang: Kelud Raya. Riyanto, A. (29). Pengolahan dan Analisis Data Kesehatan. Yogyakarta Nuha Medika. Rohsiswatmo (29). Penerapan Millenium Development Goals 4, tersedia di http://renstraindonesia.go.id, diperoleh tanggal 25 Februari 2 Sarwono, SW. (25). Psikologi Remaja.Jakarta: Radja Grafindo Persada.