PERATURAN UNIVERSITAS HASANUDDIN Nomor : 29134/UN4/OT. 10/2014 TENTANG TATA CARA PENGUSULAN GURU BESAR KETUA SENAT UNIVERSITAS HASANUDDIN

dokumen-dokumen yang mirip
2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (L

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 46 TAHUN 2013

Standard Operating Procedure PENGANGKATAN PERTAMA DALAM JABATAN AKADEMIK DOSEN

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Ditetapkan 17 September 2014

DRAFT PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG JABATAN AKADEMIK DOSEN

PERATURAN UNIVERSITAS HASANUDDIN Nomor: 6166/H4/P/2009 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA

PERATURAN UNIVERSITAS HASANUDDIN NOMOR : 29701/ UN4/ PL.03/ 2014 TENTANG PEMBENTUKAN LABORATORIUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2011, No Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 76, Tambahan Lembaran Ne

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 2 TAHUN 2015

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Organisasi dan Tata Kerja. IAIN. Syekh Nurjati.

SURAT KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI DEL No. 024/ITDel/Rek/SK/III/18. Tentang PEDOMAN KESESUAIAN BIDANG KEILMUAN DOSEN INSTITUT TEKNOLOGI DEL

- 2 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.16/MEN/2009 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN AGAMA. Institut Agama Islam. IAIN. Organisasi. Ambon.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2017 TENTANG DOSEN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2015, No Mengingat : c. bahwa penyesuaian substansi peraturan sebagaimana dimaksud pada huruf b ditetapkan dengan Peraturan Kepala Lembaga Admi

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA. No.626, 2016 KEMENRISTEK-DIKTI. ISI Surakarta. Orta. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 03/MEN/2008 TENTANG

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Organisasi. Tata Kerja. Universitas Samudra. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN:

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 04 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pasal 69. Bagian Kesembilan Bagian Tata Usaha dan Sub Bagian. Pasal 70

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 97 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA AKADEMI PERKERETAAPIAN INDONESIA MADIUN

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Lembaga Administrasi Neg

2016, No Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI. Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 29 TAHUN 2013

PERATURAN REKTOR INSTITUT SENI INDONESIA PADANGPANJANG NOMOR : 0135/IT7/KP/2015 TENTANG

KEPUTUSAN REKTOR UNIVESITAS GUNADARMA Nomor : 06.1/SK/REK/UG/2016

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PERATURAN MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS HASANUDDIN NOMOR: 25919/UN4.0/OT.05/2016 TENTANG TATA KERJA ANTARORGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 2 TAHUN 2010

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI AMBON

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI

REKTOR UNIVERSITAS HASANUDDIN

SALINAN Draft hasil pembahasan 14 Juni 2016

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN DEKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN NOMOR : 28885/UN4/KL.06/2014 TENTANG PENETAPAN MAKLUMAT PELAYANAN DEKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN,

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

2017, No Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158 Tambahan Lemba

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN. No. 044/A.50.01/Unwidha/I/2014 tentang

Prof. Robertus Wahyudi Triweko, Ph.D. Rektor, Universitas Katolik Parahyangan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Negara

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Universitas Terbuka; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Ind

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 34/SK/K01-SA/2004 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS JAMBI

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MATARAM

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS TERBUKA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

UNIVERSITAS AIRLANGGA

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 116 TAHUN TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS MATARAM

2014, No.16 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi adalah pengaturan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Negara

2 Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586); 3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lemba

PERATURAN UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 1 TAHUN 2010

PERMENPAN RB NO. 46 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN PERMENPAN RB NO 17 TH 2013

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SENAT AKADEMIK UNIVERSITAS HASANUDDIN

2017, No Republik Indonesia Nomor 3676); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 263/SK/R/UI/2004. Tentang PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR DI UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS AIRLANGGA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT SENI INDONESIA PADANGPANJANG

2 Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusya

Transkripsi:

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN Alamat Jalan Perintis Kemerdekaan Km. 10 Makassar 90245 Telepon 586200 (6 SALURAN), 584002 FAX. 585192-585188 Laman wvw.uuhas.acid. PERATURAN UNIVERSITAS HASANUDDIN Nomor : 29134/UN4/OT. 10/2014 TENTANG TATA CARA PENGUSULAN GURU BESAR KETUA SENAT UNIVERSITAS HASANUDDIN Menimbang: a. bahwa dengan telah diundangkannya Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan ReformasI Birokrasi Nomor 17 Tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Dosen dan Angka Kredltnya, maka perlu mengatur kembali Peraturan Universitas Hasanuddin Nomor 854/H4/O/2010 tentang Tata Cara Pengusulan Guru Besar; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Universitas Hasanuddin tentang Tata Cara Pengusulan Guru Besar; Mengingat: 1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 2. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586); 3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336); 4.. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1956 tentang Pendirian Universitas Hasanuddin (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun; 1956 Nomor 39); 6. Peraturan Pemerintah Nomor : 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547); 7. Peraturan Pemerintah Nomor: 37 Tahun 2009 tentang; Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 76; Tambahan Lembaran Negara Republik Indoesia 2009 Nomor 5007); 8. Peraturan Pemerintah Nomor: 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5105); ^ 1 Quality SAlGtJOa<

9. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 17 Tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Dosen dan Angka Kreditnya; 10. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 192/O/2003 tentang Statuta Universitas Hasanuddin; 11. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 98/MPK.A4/KP/2014, tentang Pengangkatan Rektor Universitas Hasanuddin; 12. Rapat Badan Pengurus Harian Senat Unhas tanggal 18 September 2014. MEMUTUSKAN Menetapkan: PERATURAN UNIVERSITAS HASANUDDIN TENTANG TATA CARA PENGUSULAN GURU BESAR BAB I KETENTUAN UMUM Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan: Pasal 1 1. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan nasional; 2. Universitas adalah Universitas Hasanuddin, disingkat Unhas; 3. Rektor adalah Rektor Universitas Hasanuddin; 4. Senat Universitas adalah badan normatif dan perwakilan tertinggi pada Universitas Hasanuddin; 5. Guru Besar atau Profesor adalah Jabatan fungsional tertinggi bagi dosen yang masih mengajar di lingkungan Universitas Hasanuddin; 6. Fakultas adalah fakultas dalam lingkungan Universitas Hasanuddin, yang menyelenggarakan pendidikan monodisiplin dan/atau oligodisiplin, jenjang sarjana, profesi, magister, dan doktor; 7. Dekan adalah dekan fakultas dalam lingkungan Universitas Hasanuddin; 8. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarkan luaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat; 9. Senat fakultas adalah badan normatif dan perwakilan tertinggi di lingkungan fakultas yang memiliki wewenang untuk menjabarkan kebijakan dan peraturan universitas untuk fakultas yang bersangkutan; 10. Jurusan atau nama lain yang sejenis adalah himpunan sumber daya pendukung program studi dalam satu rumpun disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan/atau olahraga; 11. Majelis Guru Besar adalah pengelompokan guru besar pada tiap-tiap fakultas yang bertugas untuk menilai kelayakan seorang dosen untuk diusulkan memangku jabatan lektor kepala dan Guru Besar; 12. Tim teknis Guru Besar adalah tim yang dibentuk oleh Dewan i Guru Besar yang beranggotakan wakil-wakil fakultas yang bertugas menilai dan mengevaluasi kelayakan seorang dosen untuk diusulkan memangku jabatan lektor kepala dan guru besar; 2 Quality SAI GLOBAL

13. Tim teknis evaluasi Satuan Kredit adalah tim yang berkedudukan di universitas yang bertugas menilai angka kredit seorang dosen yang diusulkan untuk memperoleh kenaikan pangkat dan/atau jabatan akademik; 14. Tim angka kredit fakultas adalah tim yang dibentuk pada tiap-tiap jurusan/bagian yang bertugas menilai angka kredit seorang dosen yang diusulkan untuk memperoleh kenaikan pangkat dan/atau jabatan akademik. Pasal 2 (1) Dosen dapat dinaikkan jabatannya ke Guru Besar, apabila; a. Mencapai angka kredit yang disyaratkan; b. Paling kurang 4 (empat) tahun dalam jabatan terakhitr; 0. Nilai prestasi kerja paling kurang bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir; dan d. Memiliki integritas dalam menjalankan tugas. (2) Dosen yang menduduki jabatan akademik guru besar dapat dinaikkan pangkatnya setingkat lebih tinggi apabila; a. Mencapai angka kredit yang disyaratkan; b. Paling kurang 2 (dua) tahun dalam pangkat terakhir; c. Nilai prestasi kerja paling kurang bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir; dan d. Memiliki integritas dalam menjalankan tugas. (3) Kenaikan jabatan akademik dosen untuk menjadi Lektor Kepala atau professor harus memiliki ijazah Doktor (S3) atau yang sederajat. Pasal 3 (1) Dosen dapat diusulkan ke jenjang jabatan akademik Guru Besar dan pangkat oleh pimpinan fakultas setelah diusulkan oleh jurusan/bagian; (2) Tata cara pengusulan oleh jurusan/bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan peraturan fakultas. BAB II PERSYARATAN Pasal 4 (1) Untuk memangku jabatan akademik guru besar, seorang dosen wajib memenuhi syaratsyarat umum sebagai berikut: a. Memiliki kompetensi pada lingkup bidang ilmunya dan memperoleh pengakuan di lingkungannya; b. Mampu mengaplikasikan dan mengintegrasikan ilmunya dengan bidang ilmu lain secara komprehensif sehingga mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan pembangunan, baik secara langsung maupun tidak langsung; c. Mampu mengaktualisasikan dirinya di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat, baik pada tingkat masyarakat ilmuan (masyarakat akademis) maupun pada masyarakat umum; d. Dikenal secara luas dan diakui lingkungan habitatnya secara nasional dan global, dibuktikan dengan referensi 2 (dua) Guru besar terkemuka di luar Unhas; e. Memiliki prilaku dan sifat (karakter) yang dapat diteladani. (2) Selain syarat-syarat umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1), seorang dosen wajib pula memenuhi syarat-syarat khusus, sebagai berikut: a. Kedisiplinan melaksanakan tugas-tugas pembelajaran, pembimbingan mahasiswa, dan pembinaan dosen yang muda di Jurusan/bagian/laboratorium; 3 Quality SAl GLOBAL

b. Kesesuaian kegiatan penelitian dengan substansi bidang ilmu yang ditekuni atau bidang di mana yang bersangkutan menjadi Guru Besar; c. Keikutsertaan dalam kegiatan seminar sebagai pemateri/pemakalah, baik di tingkat nasional maupun Internasional. d. Partisipasi dalam pembangunan dan pengabdian pada masyatakat yang berkaitan dengan lingkup bidang keilmuannya; e. Pengabdian minimal 10 (sepuluh) tahun, terhitung sejak tamat pendidikan SI (strata satu); f. Memiliki karya ilmiah yang sesuai bidang ilmunya, dipublikasikan pada 3 (tiga) jurnal nasional terakreditasi yang salah satunya dalam bahasa Inggris. BAB III TAHAP PEMERIKSAAN PADA JURUSAN / BAGIAN Pasal 5 (1) Jurusan/bagian wajib melakukan rapat untuk memeriksa keabsahan pengusulan sebagaimana dimaksud pada pasal 3; (2) Pemeriksaan oleh jurusan/bagian sebagaimana dimaksud ayat (1), meliputi syarat-syarat umum dan syarat-syarat khusus sebagaimana dimaksud pada Pasal 4. Pasal 6 Ketua jurusan/bagian menyelenggarakan rapat yang dihadiri oleh seluruh staf pengajar dalam lingkungan jurusan/bagian untuk memeriksa pengusulan guru besar; Tata cara penyelenggaraan rapat jurusan/ bagian, diatur dengan keputusan dekan setelah berkonsultasi dengan pimpinan jurusan/bagian. Pasal 7 (1) Pengusulan guru besar yang memperoleh persetujuan rapat jurusan/bagian, wajib dilanjutkan kepada senat fakultas untuk dievaluasi dan diverifikasi melalui tim angka kredit fakultas dan majelis guru besar fakultas; (2) Pengusulan yang ditolak, wajib dikembalikan kepada pengusul untuk diperbaiki; (3) Pengusulan yang telah diperbaiki dapat diajukan kembali pada jurusan/bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (2), untuk dirapatkan oeh jurusan/bagian yang bersangkutan. BAB IV TAHAP PEMERIKSAAN PADA FAKULTAS Pasal 8 (1) Tahap pemeriksaan pengusulan guru besar pada tingkat fakultas dilakukan oleh tim angka kredit fakultas dan majelis guru besar fakultas, atas nama senat fakultas; (2) Tim angka kredit fakultas dan majelis guru besar fakultas dibentuk berdasarkan rapat senat fakultas dan diatur dengan peraturan fakultas; (3) Masa jabatan tim angka kredit fakultas dan majelis guru besar fakultas mengikuti masa jabatan ketua senat fakultas; (4) Tata cara pemeriksaan oleh tim angka kredit fakultas dan majelis guru besar fakultas diatur dengan peraturan fakultas. ^ 4 Quality SAl GLOBAL

Pasal 9 1 (1) Tim angka kredit fakultas bertugas melakukan evaluasi basil persetujuan jurusan/bagian yang meliputi: a. Kesesuaian unsur-unsur kredit yang dinilai dengan bidang ilmu calon guru besar; b. Jumlah angka kredit pada bidang tridarma dan penunjang; c. Penyebaran angka kredit pada bidang tridarma dan penunjang. (2) Apabila tim angka kredit fakultas menyetujui hasil persetujuan jurusan/bagian wajib disampaikan kepada dekan untuk ditindaklanjuti oleh majelis guru besarifakultas; (3) Apabila terjadi penolakan atas hasil persetujuan jurusan/bagian, tim angka kredit fakultas wajib mengembalikan kepada pengusul untuk disempurnakan; (4) Jangka waktu pengusulan kepada majelis guru besar fakultas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) atau pengembalian kepada pemohon sebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah paling lama 7 (tujuh) hari kerja; (5) Pengusulan yang telah disempurnakan dapat diajukan kembali kepada tim angka kredit fakultas sebagaimana dimaksud pada ayat (3), untuk dilakukan evaluasi. Pasal 10 (1) Majelis guru besar fakultas bertugas melakukan verifikasi, mengenai: i a. Kesesuaian karya ilmiah yang dipublikasikan melalui jurnal terakreditasi nasional maupun internasional: b. Konstribusi calon guru besar terhadap pengembangan ilmu; c. Rekomendasi/persetujuan jurusan/bagian; d. Partisipasi aktif sebagi permasalahan atau pemateri dalam kegiatan-kegiatan seminar nasional dan internasional; e. Tinjauan umum terhadap kepribadian pengusul / penilaian aspek non akreditasi yang dipersiapkan oleh tim bentukan majelis guru besar fakultas. (2) Dalam rangka persiapan untuk memangku jabatan akademik guru besar, majelis guru besar fakultas mewajibkan bagi calon untuk menyampaikan pidato ilrniah sesuai dengan latar belakang ilmunya secara komprehensif pada majelis guru besar fakultas naskah pidato ilmiah tersebut merupakan bagian dari naskah pidato pengukuhan pada acara penerimaan jabatan guru besar, yang sudah dipresentasikan pada bagian/jurusan dan rapat senat fakultas yang dihadiri oleh dosen dan mahasiswa; (3) Tim yang dibentuk oleh majelis guru besar fakultas sebagaimana dimaksud pada Pasal 8 ayat (1) mengirimkan materi pidato ilmiah kepada seseorang yang sebidang dengan calon di perguruan tinggi lain dan atau kepada organisasi profesi terkait dengan bidang kajian calon, untuk mendapatkan tanggapan dan rekomendasi; (4) Apabila majelis guru besar fakultas menyetujui evaluasi tim angka kredit fakultas hasil evaluasi tersebut wajib disampaikan kepada dekan untuk diusulkan kepada Rektor melalui tim teknis evaluasi satuan kredit dan tim teknis guru besar; ; (5) Apabila terjadi penolakan evaluasi dari tim angka kredit fakultas, majelis besar fakultas wajib mengembalikan kepada pengusul untuk disempurnakan; (6) Jangka waktu pengusulan kepada Rektor sebagaimana dimaksud pada ayat (5) adalah paling lama 7 (tujuh) hari kerja. (7) Pengusulan yang telah disempurnakan dapat diajukan kembali kepada majelis guru besar fakultas sebagaimana dimaksud pada ayat (4), untuk dilakukan verifikasi «5 Quality

BABV TAHAP PEMERIKSAAN PADA UNIVERSITAS Pasal 11 (1) Tahap pemeriksaan pengusulan guru besar pada tingkat universitas dilakukan oleh tim teknis evaluasi satuan kredit dan tim teknis guru besar; (2) Tim teknis evaluasi satuan kredit dan tim teknis guru besar dibentuk berdasarkan surat keputusan rektor; (3) Masa jabatan tim teknis evaluasi satuan kredit dan tim teknis guru besar mengikuti masa jabatan Rektor yang membentuknya; (4) Tata cara pemeriksaan oleh tim teknis evaluasi satuan dan tim teknis guru besar diatur dengan peraturan universitas. Pasal 12 (1) Tim teknis evaluasi satuan kredit bertugas menilai angka kredit usul fakultas terhadap dosen yang akan memperoleh kenaikan pangkat dan/atau kenaikan jabatan akademik; (2) Apabila tim teknis evaluasi satuan kredit menyetujui verifikasi majelis guru besar fakultas, wajib disampaikan kepada tim teknis guru besar; (3) Apabila terjadi penolakan verifikasi majelis guru besar fakultas, tim teknis evaluasi satuan kredit wajib mengembalikan kepada pengusul untuk disempurnakan; (4) Jangka waktu penyampaian kepada tim teknis guru besar sebagaimana dimaksud pada ayat (3) atau pengembalian kepada fakultas sebagaimana dimaksud pada ayat (4) adalah paling lama 15 (lima belas) hari kerja. (5) Pengusulan yang telah disempurnakan dapat diajukan kembali kepada tim teknis evaluasi satuan kredit sebagaimana dimaksud pada ayat (4), untuk dilakukan penilaian. Pasal 13 (1) Tim teknis guru besar bertugas melakukan verifikasi yang meliputi: a. Relevansi karya ilmiah yang dipublikasikan melalui jurnal terakreditasi nasional dan internasional; b. Keaktifan dosen calon guru besar dalam forum-forum ilmiah; c. Penilaian aspek non akademis yang didasarkan atas rekomendasi majelis guru besar fakultas dan masukan-masukan dari anggota tim teknis guru besar yang berasal dari fakultas lain. (2) Apabila tim teknis guru besar memberikan persetujuan, usulan tersebut direkomendasikan kepada Rektor untuk dilanjutkan kepada menteri; ; (3) Apabila terjadi penolakan oleh tim teknis guru besar, usulan tersebut wajib disampaikan kepada pengusul untuk disempurnakan; (4) Jangka waktu penyampaian kepada pengusul sebagaimana dimaksud pada ayat (3), paling lama 15 (lima belas) hari kerja. BAB VI PENGUSULAN KEPADA MENTERI Pasal 14 Pengusulan kepada Menteri, dilakukan oleh Rektor dengan mempertimbangkan rekomendasi tim teknis guru besar yang dibuat berdasarkan hasil verifikasi sebagaimana dimaksud pada Pasal 13 ayat (1). ^ 5 Quality SAlGlOaAl.

BAB VII PIDATO PENERIMAAN JABATAN GURU BESAR Pasal 15 (1) Dosen yang diangkat dalam jabatan akademik guru besar, wajib segera menyampaikan pidato penerimaan jabatan guru besar dalam rapat senat terbuka luar biasa, sebagai guru besar; (2) Materi pokok naskah pidato penerimaan jabatan guru besar yang disampaikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), sesuai dengan materi pokok naskah pidato sebagaimana dimaksud pada Pasal 10 ayat (2); (3) Apabila terjadi ketidak sesuaian materi pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dewan guru besar berhak menangguhkan penyampaian pidato penerimaan jabatan guru besar. BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 16 Ketentuan yang telah ada pada saat berlakunya peraturan ini, dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan ini. Pasal 17 Pada saat berlakunya peraturan universitas ini, Peraturan Universitas Hasanuddin Nomor 854/H4/O/2010 tanggal 18 Februari 2010 tentang Tata Cara Pengusulan Guru Besar dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 18 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Makassar Pada tanggal 6 Oktober 2014 DWIA ARIES TINA PULUBUHU 7 Quality SAl GLOBAL