BAB I. Pendahuluan. dimulai dari rumah tangga hendaknya dapat dilanjutkan kepada hal-hal yang positif. Para

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan lembaga utama yang memainkan peranan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. baik secara fisik maupun mental dalam diri manusia. Sehingga dengan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. keluarga maupun masyarakat dalam suatu bangsa. Pendidikan bisa. dikatakan gagal dan menuai kecaman jika manusia - manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

BAB I PENDAHULUAN. ini memiliki tugas dan tanggung jawabnya masing-masing dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Kemudian dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang didalam kegiatannya dilakukan oleh guru dan siswa. Pendidikan juga merupakan elemen yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin lama semakin berkembang dan merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. Ridwan, Penanganan Efektif Bimbingan Dan Konseling di Sekolah, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1998, hlm.9.

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa sekarang Bangsa Indonesia hidup di zaman global yang menuntut

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal sekarang sudah merupakan bagian yang integral dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Long life education adalah motto yang digunakan oleh orang yang

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan dalam menyerap ilmu dalam jumlah yang banyak.

BAB I PENDAHULUAN. dalam pemberian dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar. dalam bentuk layanan bimbingan dan konseling.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual. tertuang dalam sistem pendidikan yang dirumuskan dalam dasar-dasar

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berwawasan, hal ini tentu dilatarbelakangi oleh mutu Pendidikan. yang terus berkembang sesuai tuntutan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan global. Maka sebagai bangsa, kita perlu terus mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. ini sejalan dengan fungsi dan tujuan pendidikan yang tertuang dalam Undangundang. Sisdiknas No 20 tahun 2003 pasal 3:

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan profesionalisasi dan sistem menajemen tenaga kependidikan serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sekolah didirikan untuk mengembang tugas mewujudkan inspirasiinspirasi

BAB 1 PENDAHULUAN. membantu murid menguasai pengetahuan secara intelektual,

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen adalah pengelolaan usaha, kepengurusan, ketatalaksanaan,

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani ke arah kedewasaan. Dalam artian,

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Pendidikan harus

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia menurut Islam pada hakekatnya adalah makhluk monopluralis

BAB II KAJIAN TEORI. guru yang disamping menjabat sebagai guru juga menjadi pembimbing. 1

BAB I PENDAHULUAN. Secara historis, pendidikan dalam arti luas telah mulai dilaksanakan sejak

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

PENDAHULUAN. tujuan pendidikan yang dicita-citakan. Dalam hal ini guru bertanggung jawab memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia seutuhnya. Dalam undang-undang No 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Pendukung utama bagi tercapainya negara yang berkualias adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional tujuan pendidikan adalah agar siswa secara aktif. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

RENDAHNYA KUALITAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. negara yang yang demokratis dan bertanggung jawab. 1 Pendidikan merupakan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, dan lewat

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

, 2014 Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Siswa Underachiever Kelas Iv Sekolah Dasar Negeri Cidadap I Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu faktor yang berperan penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan kehidupan manusia, begitu pula dengan proses perkembangannya.

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. dapat mendorong dirinya untuk bersikap dan berperilaku baik terhadap

KODE ETIK GURU INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dan pendidikan tinggi. Pengajaran sebagai aktivitas operasional pendidikan. dilaksanakan oleh tenaga pendidik dalam hal ini guru.

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan faktor utama dalam membangun suatu bangsa. Melalui pendidikan

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai individu yang hidup di tengah masyarakat, seseorang ingin diakui sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDUHULUAN. masa depan bangsa, seperti tercantum dalam Undang-Undang RI. No 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya. Pengetahuan ini dapat juga disebut sebagai pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. hlm Eva Latipah, Pengantar Psikologi Pendidikan, PT Pustaka Insani Madani, Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang lebih tinggi. Salah satu peran sekolah untuk membantu mencapai

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Undang-undang itu menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan bertujuan untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang positif bagi

BAB I PENDAHULUAN. mengaktualisasikan atau menggali segenap potensi yang dibawanya sejak lahir. Abu Ahmadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan Penyuluhan (Guideance and Conseling), merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. baik lingkungan fisik maupun metafisik. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan teknis dalam bidang pendidikan. Salah satu unsur tenaga

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang, sehingga setiap siswa memerlukan orang lain untuk berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah. kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

BAB 1 PENDAHULUAN. (SISDIKNAS) No. 20 Tahun 2003 yang terdapat pada bab 2 pasal 3 yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak sebagai alat ampuh untuk melakukan perubahan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan selalu

Transkripsi:

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Sekolah merupakan lembaga pendidikan kedua tempat anak berlatih dan mengembangkan keperibadiannya. Pendidikan dan pembinaan keperibadian anak yang dimulai dari rumah tangga hendaknya dapat dilanjutkan kepada hal-hal yang positif. Para pesertadidik memandang sekolah sebagai lembaga yang dapat mewujudkan cita-cita mereka. Sememntara orang tua menaruh harapan kepada sekolah untuk dapat mendidik anaknya agar menjadi orang yang pintar, terampil, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab 1. Berhasil tidaknya suatu sekolah dalam menerapkan bimbingan dan konseling juga dapat dilihat dari perubahan tingkah laku siswa. Makin baik perubahan akhlak dan prestasi belajar siswa maka makin tinggi pula tingkat keberhasilan pendidikan di sekolah tersebut serta makin di pandang bagus pelaksanaan bimbingannya. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling erat kaitannya dengan kinerja guru, terutama Guru Pembimbing yang menjadi tugas wajib baginya membimbing serta mengarahkan siswa asuhnya. Di negara Indonesia aturan tentang tenaga pendidik yaitu guru dan dosen diatur di dalam UU, yang tercantum pada Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyebutkan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogic, kompetensi kepribadian, kompetensi social, dan kompetensi professional, diperoleh melalui pendidikan profesi 2. 1 Syamsu yusuf dkk, Landasan dan bimbingan konseling. (Bandung : PT.Remaja, 2005). Hlm 3 2 Tutick Rahmawaty, penilaian kinerja profesi guru dan angka kreditnya. ( Yogyakarta : Gava Media, 2013). Hlm v

Pada UU tersebut telah dijelaskan bahwasanya untuk mrnjadi seorang guru itu harus memiliki kompetensi yang telah dicantumkan di Undang-Undang tersebut, dan dalam menjalankan tugas guru sebagai tenaga pendidik yang profesional dengan tugas utama nya mendidik, mengajar,membimbing, dan mengarahkan,melatih,menilai dan mengevaluasi peserta didik dapat dilaksanakan dengan baik dan mendapatkan hasil yang maksimal. Sangat jelas bahwasanya tugas seorang guru tidaklah mudah, dibutuhkan seorang yang ahli yang telah menyelesaikan di study nya di perguruan tinggi ataupun Diploma. Ketentuan tersebut ditegaskan lagi pada pasal 4 ayat (2) peraturan pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang Guru bahwa pendidikan profesi hanya diikuti oleh peserta didik yang telah memiliki kulaifikasi S-1 atau D-4 3. Namun dengan selesainya pendidikan atau study tersebut bukan berarti langsung diangkat menjadi seorang guru, diperlukan banyak proses yang dilalui, seperti tes CPNS yang diadakan oleh pemerintah, fenomena yang terjadi banyaknya calon guru yang tidak lulus mengikuti tes yang diadakan oleh pemerintah, sehingga akibat dari permasalahan diatas terjadilah penumpukan guru Honorer.sebenarnya pengadaan tenaga honorer atau guru non PNS telah diatur di dalam UU pasal 25 ayat 2 dan ayat 3 yaitu : 1. Pengangkatan dan penempatan guru pada satuan pendidikan yang diselenggarakan Pemerintah atau pemerintah daerah diatur dengan Peraturan Pemerintah. 2. Pengangkatan dan penempatan guru pada satuan pendidikan yang diselenggarakan masyarakat dilakukan oleh penyelenggara pendidikan atau satuan Pendidikan yang bersangkutan berdasarkan perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama. Pengadaan guru honorer tersebut telah diatur oleh pemerintah, dan diberi wewenang kepada setiap kepala daerah untuk mengadakan atau membuka lowongan untuk penerimaan 3 Ibid

guru bantu atau tenaga honorer tersebut. Dan masalah perjanjian kerja atau kesepakatan kerja diberikan wewenang kepada sekolah, sesuai dengan jam atau beban kerja disekolah. Dari peraturan dan UU tersebut jelas bahwasanya ketentuan hukum tentang guru PNS atau non PNS atau honorer sangat kuat, hanya saja tergantung pada bayaran atau gaji yang diterimanya, PNS yang dibayarkan melalui pemerintah sedangkan guru honorer dibayarkan melalui komite sekolah, atau dana Bos, berdasarkan beban kerja atau jam mengajar disekolah, aturan tersebut berlaku untuk semua guru yang berstatus honorer, tidak terkecuali guru pembimbing atau Guru Bimbingan dan Konseling yang berstatus honorer, meskipun kita ketahui bahwasanya tugas guru pembimbing lebih banyak dari guru mata pelajaran yang lain, sebagaimana telah dijelaskan di dalam SK Menpan No 84/1993 ada lima kinerja atau tugas guru pembimbing yaitu : 1. Menyusun program bimbingan 2. Melaksanakan program bimbingan 3. Evaluasi pelaksanaan bimbingan 4. Analisis hasil pelaksanaan bimbingan 5. Tindak lanjut dalam program bimbingan terhadap peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya. 4 Tugas pokok diatas adalah tugas wajib dan mutlak dilaksanakan oleh seluruh guru pembimbing, baik yang berstaus PNS ataupun honorer. Secara formal maupun profesional tugas guru seringkali menghadapi berbagai permaslahan yang timbul akibat adanya berbagai perubahan yang terjadi dilingkungan tugas profesionalnya. Perubahan dalam bidang kurikulum, pembaharuan dalam sistem pengajaran, serta anjuran-anjuran dari atas untuk menerapkan konsep-konsep baru dalam pelaksanaan tugas, seperti CBSA (cara belajar siswa 4 Suhertina, Pengantar Bimbingan di Sekolah,(Suska Press, Pekanbaru).Hlm.67

aktif), sistem belajar tuntas, sistem evaluasi, dan sebagainya seringkali mengejutkan. Hal ini membawa dampak kebingungan para guru dalam melaksanakan tugas. 5 Pelayanan Bimbingan dan Konseling sangat diperlukan dalam setting pendidikan mengingat banyaknya problematika yang terjadi dan pengaruh buruk yang berkembang yang dapat merusak pelajar, seperti tawuran, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, prilaku seksual yang menyimpang, degradasi moral, pencapaian hasil belajar yang tidak memuaskan, dan masih banyak problema yang lain. Dari kasus-kasus diatas tentunya menjadi tanggungjawab dan pekerjaan yang harus dicegah oleh guru pembimbing agar jangan sampai siswa asuh atau siswa didiknya terpengaruh dengan pengaruh buruk yang berkembang. Pelayanan Bimbingan dan Konseling dapat berjalan dengan efektif apabila kinerja guru pembimbing baik, dan perhatian yang positif serta kerjasama yang baik pula dari personil sekolah sertadanya fasilitas Bimbingan dan Konseling yang mendukung terlaksananya kegiatan Bimbingan dan Konseling di sekolah tersebut. Di Sekolah Menengah Atas 2 Tambang yang akan diteliti oleh peneliti terdapat guru pembimbing yang masih berstauskan honorer, dengan tuntutan pekerjaan dan tugas wajib yang telah dijelaskan pada SK Menpan diatas, dan banyaknya persoalan siswa/i asuh yang harus diselesaikan oleh guru pembimbing tentunya menjadi tanggung jawab mereka. Dengan banyaknya tanggungjawab dan tuntutan kerja tidak seimbang dibandingkan dengan pendapatan yang mereka peroleh, sehingga secara tidak langsung akan menganggu terhadap kinerja guru Pembimbing. 2008). Hlm. 10 5 Muhammad Ali, Guru dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algasindo Offset,

Berdasarkan permasalahan diatas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Kinerja Guru Pembimbing Dalam Melaksanakan Bimbingan Konseling di SMA N 2 Tambang. B. Penegasan Istilah 1. Kinerja Kinerja guru adalah kemampuan yang ditunjukkan oleh guru dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya. Pada pengertian lain kinerja ialah hasil kerja dan kemajuan yang telah dicapai dalam tugasnya. Kinerja sama dengan prestasi kerja atau sama dengan performance yaitu usaha yang dilakukan dari hasil kerja yang dapat dicapai oleh seselorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika 6. 2. Guru pembimbing Guru pembimbing adalah guru yang memiliki tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh dalam kegiatan Bimbingan dan Konseling terhadap sejumlah peserta didik. Sedangkan Umar Sartono mendefinisikan guru pembimbing adalah orang yang bertugas khusus sebagai konselor, karena seorang konselor dituntut untuk bertindak secara bijaksana,ramah, bisa menghargai dan merasa keadaan orang lain dengan 6 Kunandar,,Guru Profesional Implementasi KTSP,Raja (Grafindo Persada :Jakarta, 2007).hlm.78

penerimaan yang baik guru pembimbing, maka pihak peserta didik yang bermasalah tidak merasa segan mengutarakan masalahnya 7. 3. Pelaksanaan kegiatan Bimbingan dan Konseling Pelaksanaan adalah suatu usaha, perbuatan yang dilakukan untuk melakukan suatu rancangan. 8 pelaksanaan di dalam BK ialah melaksanakan yang telah di buat didalam program, yaitu program tahunan,bulanan,mingguan dan harian. C. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah Adapun masalah peneliti ini adalah kinerja dari guru pmbimbing yang masih berstatuskan honorer, maka dapat dirumuskan atau diidentifikasi masalah sebagai berikut : a. Kinerja Guru pembimbing dalam pemberian layanan b. Kemampuan guru pembimbing dalam menjalankan program dan kegiatan-kegiatan Bimbingan Konseling. c. Faktor yang mempengaruhi kinerja guru pembimbing dalam melaksanakan layanan BK di SMA Negeri 2 Tambang d. Faktor pendukung dan penghambat melaksanakan layanan bimbingan dan konseling. e. Upaya guru pembimbing dalammelaksanakan kegiatan BK di SMA Negeri 2 Tambang. 2. Pembatasan Masalah 7 Umar Sartono.Bimbingan dan Penyuluhan (Bandung:Pustaka setia,1998),hlm.117 8 W.J.S. Poerwadaminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka, 1982). Hlm. 552

Mengingat banyaknya persoalan-persoalan yang akan diteliti yang terdapat di SMA 2 Tambang yang terkait dengan kajian ini, seperti yang dikemukakan maka penulis memfokuskan pada Kinerja Guru Pembimbing dalam melaksanakan layanan Bimbingan Konseling di SMA Negeri 2 Tambang. Mengingat pula banyaknya kegiatan dan tugas pokok guru pembimbing di dalam pelaksanaan Bimbingan Konseling maka penulis memfokuskan penelitian pada poin pelaksanaan program Bimbingan konseling teritama pelaksanaan kegiatan pemberian layanan, khususnya pemberian layanan informasi oleh guru pembimbing di dalam kelas. 3. Rumusan Masalah Relevan dengan batasan masalah diatas, maka dalam kajian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : a. Bagaimana kinerja guru pembimbing dalam melaksanakan layanan BK di SMA Negeri 2 Tambang? b. Apa saja yang menjadi factor yang mempengaruhi kinerja guru pembimbing pada pelaksanaan layanan BK di SMA Negeri 2 Tambang? D. Tujuan dan kegunaan penelitian 1. Tujuan penelitian Berdasarkan Rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah : a. Mengetahui kinerja guru Pembimbing dalam melaksanakan layanan Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 2 Tambang. b. Mengetahui apa saja factor yang mempengaruhi kinerja guru pembimbing pada pelaksanaan layanan di SMA Negeri 2 Tambang.

2. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan dan berguna bagi pihak yang terkait baik bagi penulis sendiri maupun dari yang lainnya, seperti : a. Bagi Penulis, sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana strata satu (S1) pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan program Studi Kependidikan Islam Konsentrasi Bimbingan dan Konseling UIN SUSKA RIAU. b. Bagi Sekolah, sebagai bahan masukan dan informasi tentang pentingnya pelaksanaan tugas pokok guru pembimbing. c. Bagi Siswa, sebagai bahan masukan dan informasi akan pentingnya keberadaan guru pembimbing dan mengetahui serta membedakan tugas pokok guru pembimbing dengan guru mata pelajaran d. Bagi Guru pembimbing, sebagai bahan masukan dan informasi agar dapat meningkatkan kualitas dalam melaksanakan tugas pokok yang menjadi tanggungjawabnya e. Bagi Fakultas, sebagai literatur atau bahan referensi khususnya bagi mahasiswa yang membutuhkan dan semua pihak pada umumnya.