BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Perkloroetilen dari Propana dan Klorin Kapasitas ton/tahun BAB I

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Amar Ma ruf D

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan Pabrik Mononitrotoluena dari Toluena dan Asam Campuran dengan Proses Kontinyu Kapasitas 25.

Prarancangan Pabrik Asam Asetat dengan Proses Monsanto Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Kiswari Diah Puspita D

PRARANCANGAN PABRIK DIKLOROBUTANA DARI TETRAHIDROFURAN KAPASITAS TON PER TAHUN

Laporan Tugas Akhir Prarancangan Pabrik Monochlorobenzene dari Benzene dan Chlorine Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Kapasitas Pabrik Dalam pemilihan kapasitas pabrik acetophenone ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yaitu:

Prarancangan Pabrik Mononitrotoluena dari Toluena dan Asam Campuran Dengan Proses Kontinyu Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan pabrik isopropil asetat dari asam asetat dan propilen kapasitas ton / tahun

<Pra (Rancangan (pabri^ metil'klorida dari <MetanoCdan asam Florida ton/tafiun PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Sodium Silikat Dari Natrium Hidroksida Dan Pasir Silika Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

1.2 Kapasitas Pabrik Untuk merancang kapasitas produksi pabrik sodium silikat yang direncanakan harus mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu:

Prarancangan Pabrik Etanolamin dengan Proses Non Catalytic Kapasitas ton/tahun Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Mononitrotoluen dari Toluen dan Asam Campuran Dengan Proses Kontinyu Kapasitas 55.

BAB I PENDAHULUAN. adalah produksi asam akrilat berikut esternya. Etil akrilat, jenis ester

Prarancangan Pabrik Kloroform dari Sodium hidroksida, Klorin, dan Aseton dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdirinya Pabrik

PRARANCANGAN PABRIK DIMETIL ETER DARI METANOL KAPASITAS TON/TAHUN

Prarancangan Pabrik Isopropanolamin dari Propilen Oksida dan Amonia Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN TUGAS PRARANCANGAN PABRIK PRA RANCANGAN PABRIK ASAM BENZOAT DENGAN PROSES HIDROLISIS BENZO TRIKLORIDA KAPASITAS 60.

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Asam Sulfat Dan Natrium Nitrat Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN

Perancangan Pabrik Metil klorida Dengan Proses Hidroklorinasi Metanol Kapasitas Ton/tahun

PRARANCANGAN PABRIK DIBUTYL PHTHALATE DARI PHTHALIC ANHYDRIDE DAN N-BUTANOL KAPASITAS TON/TAHUN BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Asetat dari Metanol dan Karbon Monoksida Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah pembangunan industri kimia di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Prarancangan Pabrik Dietil Eter dari Etanol dengan Proses Dehidrasi Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

II. DESKRIPSI PROSES

PRARANCANGAN PABRIK ASAM FORMIAT DARI METIL FORMAT DAN AIR KAPASITAS TON/TAHUN

pembersih sepcrti pembersih Iantai, dan Iain-lain. (Kirk and Othmer, 1977;

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik

BAB I PENGANTAR 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Formiat dari Metil Format dan Air dengan Proses Bethlehem Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam pemilihan kapasitas rancangan pabrik DME memerlukan beberapa pertimbangan yang harus dilakukan, antara lain:

Prarancangan Pabrik Metilen Klorida dari Metil Klorida dan Klorin Kapasitas Ton/Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Ethyl Chloride dari Ethylene dan Hydrogen Chloride Kapasitas Ton/Tahun

BAB I PENDAHULUAN. desinfektan, insektisida, fungisida, solven untuk selulosa, ester, resin karet,

Prarancangan Pabrik Sodium Tetra Silikat (Waterglass) dari Sodium Karbonat dan Pasir Silika Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Cyclohexane Proses Hidrogenasi Benzene Kapasitas Ton / Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Bromopropiopenon dari Propiopenon dan Bromida Kapasitas ton/tahun

Prarancangan Pabrik Kalsium Klorida dari Kalsium Karbonat dan Asam Klorida Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Green Epichlorohydrin (ECH) dengan Bahan Baku Gliserol dari Produk Samping Pabrik Biodiesel Kapasitas 75.

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Proplilen Oksida dan Air dengan Proses Hidrasi Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Formiat Dari Metil Format dan Air dengan Proses Bethlehem Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PRARANCANGAN PABRIK MONONITROTOLUEN DARI TOLUEN DAN ASAM CAMPURAN DENGAN PROSES KONTINYU KAPASITAS TON / TAHUN

I. PENDAHULUAN. sangat pesat. Setiap tahunnya berdiri industri-industri baru yang berskala besar.

Prarancangan Pabrik Amil Asetat dari Amil Alkohol dan Asam Asetat Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Linier Alkil Benzena dengan Proses Detal Kapasitas Ton/Tahun Pendahulan BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prarancangan Pabrik Dodekilbenzena dari Dodekena dan Benzena dengan Proses DETAL Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Metil Akrilat Dari Metanol Dan Asam Akrilat Dengan Proses Esterifikasi Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

PRARANCANGAN PABRIK SIKLOHEKSANA DENGAN PROSES HIDROGENASI BENZENA KAPASITAS TON PER TAHUN

Prarancangan Pabrik Natrium Difosfat Heptahidrat Dari Natrium Klorida dan Asam Fosfat Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Isobutil palmitat dari Asam palmitat dan Isobutanol Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Alumunium Sulfat dari Asam Sulfat dan Kaolin Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asetat Anhidrid dari Aseton dan Asam Asetat Kapasitas Ton/Tahun A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Industri bahan intermediate (setengah jadi) di Indonesia sedang

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Proplilen Oksida dan air dengan Proses Hidrasi Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Trisodium Fosfat dari Asam Fosfat, Sodium Karbonat, dan Sodium Hidroksida dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, pemanfaatan sumber daya alam yang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN D

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Natrium Nitrat dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pendirian Pabrik

Prarancangan Pabrik Gipsum dengan Proses Desulfurisasi Gas Buang PLTU dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. cukup luas seperti industri (Purified Terepthalic Acid) PTA, industri etil

Prarancangan Pabrik Akrolein dari Propilen dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Dimetil Eter Proses Dehidrasi Metanol dengan Katalis Alumina Kapasitas Ton Per Tahun.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Dari pertimbangan faktor-faktor diatas, maka dipilih daerah Cilegon, Banten sebagai tempat pendirian pabrik Aseton.

Prarancangan Pabrik Xylen dari Etil Benzen Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Gliserol dari Epiklorohidrin dan NaOH Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

PABRIK BEZALDEHIDE DARI TOLUENE DENGAN PROSES OKSIDASI PRA RENCANA PABRIK. Oleh : EDVIN MAHARDIKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendirian pabrik metanol merupakan hal yang sangat menjanjikan dengan alasan:

II. DESKRIPSI PROSES. (2007), metode pembuatan VCM dengan mereaksikan acetylene dengan. memproduksi vinyl chloride monomer (VCM). Metode ini dilakukan

BAB I PENDAHULUAN PRARENCANA PABRIK ASETON DARI ISOPROPIL ALKOHOL

PABRIK ACETALDEHYDE DARI ACETYLENE DENGAN PROSES HIDRASI PRA RENCANA PABRIK

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Etil klorida dari Etanol dan Hidrogen Klorida Kapasitas Ton/Tahun

BAB II PERANCANGAN PRODUK. : Sebagai bahan baku pembuatan ammonia, plastik,

Laporan Tugas Akhir PRARANCANGAN PABRIK NATRIUM NITRAT DARI NATRIUM KLORIDA DAN ASAM NITRAT KAPASITAS TON/TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Berdirinya Pabrik

Prarancangan Pabrik Amonium Klorida dengan Proses Amonium Sulfat - Natrium Klorida Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol Dengan Proses Hidrasi Menggunakan Katalis Asam, Kapasitas ton/tahun Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Asam Sulfat Dan Natrium Nitrat Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asetanilida dari Anilin dan Asam asetat Kapasitas ton/tahun Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Agus Dwi Harjanto (D )

Prarancangan Pabrik Formaldehida Dengan Proses Katalis Perak Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. bidang industri. Banyak sektor yang masih tergantung impor dari luar negeri sehingga

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai bahan baku maupun bahan penunjang. Benzil alkohol banyak. solvent, dan sebagai bahan untuk industri kimia yang lain.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRARANCANGAN PABRIK ETIL KLORIDA DARI HIDROGEN KLORIDA DAN ETILEN KAPASITAS TON/TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Etil Klorida dengan Proses Hidroklorinasi Etanol Kapasitas Ton/Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Natrium Nitrat dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Perkembangan sektor industri di Indonesia, khususnya industri kimia dari tahun ketahun telah mengalami peningkatan baik kualitas maupun kuantitas, sehingga kebutuhan akan bahan baku, bahan pembantu maupun tenaga kerja semakin meningkat. Persaingan ini dikhawatirkan dapat mempengaruhi perekonomian nasional, yaitu meningkatnya kapasitas impor dan menurunnya kapasitas ekspor. Ini berarti defisit, secara makro bagi perekonomian nasional. Untuk itu perlu diambil langkah-langkah yang sekiranya dapat menghindarkan terjadinya defisit tersebut. Langkah-langkah tersebut antara lain adalah meningkatkan pembangunan di sektor industri, terutama non migas. Pembangunan di sektor ini diharapkan dapat mendongkrak kualitas ekspor, atau setidaknya mampu memenuhi kebutuhan didalam negeri sehingga bagi sektor-sektor industri yang membutuhkan bahan-bahan tertentu tidak perlu lagi melakukan impor dari negeri lain. Jika dilihat dari perkembangan industri di Indonesia, maka salah satu sektor industri non migas yang sangat potensial untuk dikembangkan adalah industri kimia, baik hulu maupun hilir. Industri-industri kimia yang sudah ada didalam negeri sebenarnya sudah cukup banyak. Perkloroetilen adalah salah satu dari sekian banyak zat kimia yang banyak digunakan sebagai bahan baku industri kimia. Pabrik perkloroetilen didirikan dengan tujuan merangsang industri-industri yang menggunakan perkloroetilen sebagai bahan baku dan bahan pembantu. Hal ini secara tidak langsung dapat menambah devisa negara. Perkloroetilen memiliki rumus molekul C 2 Cl 4. Perkloroetilen digunakan sebagai penggosok logam, industri penghasil cairan pengering untuk tekstil atau industri produsen pelarut untuk sejumlah senyawa organik 1

2 Bahan baku yang digunakan untuk membuat adalah klorin dan propana. Bahan - bahan tersebut dapat diperoleh dari produsen dalam negeri. Kebutuhan perkloroetilen untuk konsumsi dalam negeri sampai saat ini masih didatangkan dari luar negeri. Oleh karena itu dengan adanya industri ini akan dapat mengurangi ketergantungan terhadap produk impor, tidak hanya produk perkloroetilen saja, melainkan juga produk-produk lain yang menggunakan perkloroetilen sebagai bahan bakunya. Dengan berusaha untuk memenuhi kebutuhan perkloroetilen dalam negeri maka akan menghemat devisa negara yang harus dikeluarkan untuk mengimpornya dari negara lain. Bahkan jika kemudian kita dapat mengeskpor produk perkloroetilen ke negara lain maka akan dapat memperoleh devisa yang dapat digunakan untuk pembangunan. Pertimbangan-pertimbangan yang mendasari dirancangnya pabrik perkloroetilen adalah sebagai berikut : 1. Belum adanya pabrik perkloroetilen di Indonesia 2. Tersedianya bahan baku di dalam negeri 3. Mengurangi ketergantungan terhadap produksi negara 4. Dapat membuka peluang didirikannya industri kimia yang menggunakan perkloroetilen sebagai bahan baku. 5. Membuka lapangan pekerjaan sehingga jumlah pengangguran dapat dikurangi 1.2. Kapasitas Pabrik Dalam pemilihan kapasitas produksi ada beberapa pertimbangan di antaranya : 1. Ketersediaan Bahan Baku Perkloroetilen dibuat dari bahan baku klorin dan propana. Kedua bahan baku tersebut tersedia di dalam negeri. Klorin dan propana dapat diperoleh dari PT. Central Global Indochem. 2. Prediksi Kebutuhan Perkloroetilen di Indonesia.

3 Hingga saat ini untuk memenuhi kebutuhan perkloroetilen masih didatangkan dari luar negeri. Seluruh kebutuhan bahan kimia di impor dari negara lain terutama Jerman, Inggris dan Romania (Biro Pusat Statistik, 2003). Dari data statistik perdagangan luar negeri Indonesia, kebutuhan dalam negeri terhadap perkloroetilen dapat dilihat melalui tabel 1.1 Tabel 1. Impor Perkloroetilen Tahun Jumlah (Ton) 2000 1.218,691 2001 1.088,858 2002 1.588,762 2003 1.169,552 2004 1.220,341 Sumber : BPS Semarang 2000 sampai 2004 3. Kapasitas Pabrik yeng telah Ada Kapasitas pabrik perkloroetilen dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1. Daftar Pabrik Perkloroetilen yang Telah Berdiri Produsen Kapasitas (ton) Dow Chemical 40.823,316 Plaquemine, La PPG Industries, 90.718,48 Lake Charles, La Vulcan Materials, 63.502,936 Geismar, La Total 195.044,732 www.the-innovation-group.com 1.3. Lokasi Pabrik Prarancangan pabrik perkloroetilen ini rencananya akan didirikan di daerah Surabaya, Jawa Timur, dengan pertimbangan:

4 1. Ketarsediaan bahan baku Dengan menempatkan lokasi pabrik disekitar sumber bahan baku akan memudahkan mendapatkan bahan baku menuju lokasi pabrik dan memperkecil biaya peralatan transportasi. 2. Pemasaran Produk perkloroetilen banyak dibutuhkan oleh industri penggosok logam, industri penghasil cairan pengering untuk tekstil atau industri produsen pelarut untuk sejumlah senyawa organik. Lokasi pabrik di Surabaya sangat strategis karena dekat dengan kawasan industri dan pemasaran bagi industri lain yang sebagian besar berlokasi di Jawa. 3. Sarana transportasi Transportasi di Surabaya baik darat maupun laut cukup lancar, Surabaya merupakan kawasan industri yang telah dilengkapi dengan sarana yang cukup lengkap yaitu dengan adanya jalan raya kelas 1 yang menghubungkan lokasi industri kesumber bahan baku maupun daerah pemasaran, adanya jalur kereta api dan pelabuhan dengan fasilitas yang cukup memadai. 4. Utilitas Di Surabaya terdapat kawasan industri yang lengkap dengan unit-unit utilitas, sehingga penyediaan air dan steam dapat terpenuhi. Demikian juga kebutuhan listrik tidak akan mengalami kekurangan karena memperoleh suplai dari PLN Surabaya. 5. Penyediaan tenaga kerja Penyediaan tenaga kerja yang terampil dan terdidik untuk pengoperasian alat-alat industri perlu dipertimbangkan. Pulau Jawa jumlah penduduknya banyak sehingga untuk keperluan tenaga kerja terdidik maupun tidak terdidik dapat terpenuhi.

5 1.4. Tinjauan Pustaka Perkloroetilen atau juga dikenal dengan nama tetrakloroetilen dengan rumus molekul C 2 Cl 4 mempunyai berat molekul 165,83. Dalam industri kimia secara luas dikenal dengan nama PER. Perkloroetilen pertama kali ditemukan oleh Faraday pada tahun 1821 dengan penguraian panas dari heksakloroetilen. Pada tahun 1887 Combes membuat perkloroetilen dengan memanaskan chloral dan anhydrous alumunium chloride. Kemudian pada awal tahun 1925 ditemukan kegunaan perkloroetilen sebagai penggosok logam dan cairan pengering untuk tekstil. Sejak itu perkloroetilen mulai diproduksi secara komersial. Perkloroetilen merupakan salah satu senyawa organik yang sangat luas penggunaannya, antara lain: - sebagai bahan penggosok logam (metal degreasing) - sebagai cairan pengeringan (dry cleaning liquid) untuk semua jenis tekstil, baik alam maupun sintetis - sebagai pelarut untuk asam benzoat, asam amoniak, asam cinnamic, asam trikloroasetat, karet, cat, tinta dan sabun - sebagai bahan untuk mengekstraksi sulfur dari butiran-butiran oksida yang dipakai dalam purifikasi 1.4.1. Macam-macam Proses Secara umum perkloroetilen dapat dibuat dengan beberapa cara, antara lain : a. Proses klorinasi etilen diklorida Produk utama dari etilen diklorida (EDC) dengan klorinasi adalah perkloroetilen dan trikloroetilen. Hidrogen klorida diproduksi sebagai hasil samping. Penjernihan dengan proses klorinasi dari etilen diklorida dan klorin menghasilkan 18 yield co-product dari trikloroetilen dan perkloroetilen dilanjutkan dengan distilasi dan purifikasi. Reaksinya sebagai berikut :

6 C 2 H 4 Cl 3 + CL 2 HCl + C 2 HCl 3 + C 2 Cl 4 EDC dan klorin masuk kedalam reaktor. Proses klorinasi dilakukan pada temperatur 400 C sampai 450 C, diatas tekanan atmosfer tanpa menggunakan katalis. Hidroogen klorida diproses pada proses lain. Campuran klorinasi hidrokarbon yang keluar dari reaktor dinetralkan dengan sodium hidroksida kemudian dikeringkan. Produk setengah jadi dipisahkan pada menara distilasi untuk memisahkan trikoroetilen dan perkloroetilen. Perkloroetilen dimasukkan kedalam menara distilasi untuk dimurnikan kemudian masuk kedalam tempat penyimpanan. b. Proses oksiklorinasi etilen diklorida Produk utama dari oksiklorinasi EDC adalah trikloroetilen, perkloroetilen dan air. Reaksi samping dari produk ini adalah karbon dioksida, hidrogen klorida, dan beberapa klorinasi hidrokarbon. Proses oksiklorinasi EDC berdasar dari penggunaan reaksi tunggal oksiklorinasi dimana EDC direaksikan dengan klorin dan HCl dari trikloroetilen dan perkloroetilen. Reaksi kimianya adalah sebagai berikut : C 2 H 4 Cl 3 + Cl 2 + HCl + O 2 C 2 HCl 3 l+ H 2 O + C 2 Cl 4 Produk setengah jadi menghasilkan 85 sampai 90% perkloroetilen ditambah trikloroetilen dan 10 sampai 15 % produk samping organik. Produk samping tersebut dipurifikasi dan di recycle ke reaktor. Proses ini sangat feksibel, karena itu reaksi dapat diarahkan kearah produksi perkloroetilen dan trikloroetilen berdasarkan rasio EDC, HCl, dan klorin. c. Proses Klorinolisis hidrokarbon Kebanyakan di Amerika Serikat memproduksi perkloroetilen dengan proses hidrokarkon klorinasi. Proses ini melibatkan klorinasi dan pirolisis pada hidrokarbon bersama klorin bereaksi dengan klorinasi hidrokarbon atau dengan hidrokarbon seperti metana, etana,

7 propana, atau propilen. Produk utama dari hidrokarbon klorinasi adalah perkloroetilen, karbon tetraklorida dan hidrogen klorida. Reaksinya adalah sebagai berikut : C 3 H 8 + Cl 2 Cl 2 C=CCl 2 + CCl 4 + HCl Propana dan klorin di masukkan ke dalam reaktor klorinolisis, yaitu reaktor fluidised bed dengan temperatur 500 C. Produk yang keluar dari reaktor adalah karbon tetraklorida, perkloroetilen, HCl, dan klorinasi hidrokarbon. Konversi sebesar 92 %. (www.epa.gov) 1.4.2.Kegunaan Produk Perkloroetilen merupakan produk intermediate yang selanjutnya digunakan untuk memproduksi bahan kimia lainnya. Perkloroetilen merupakan salah satu senyawa organik yang sangat luas penggunaannya, antara lain: - sebagai bahan penggosok logam (metal degreasing) - sebagai cairan pengeringan (dry cleaning liquid) untuk semua jenis tekstil, baik alam maupun sintetis - sebagai pelarut untuk asam benzoate, asam amoniak, asam cinnamic, asam trikloro asetat, karet, cat, tinta dan sabun - sebagai bahan untuk mengekstraksi sulfur dari butiran-butiran oksida yang dipakai dalam purifikasi 1.4.3. Sifat Fisis dan Kimia A. Sifat-sifat Bahan Baku a. Klorin Sifat fisis Berat molekul : 70,906 Fasa : Gas Rumus molekul : Cl 2 Titik lebur normal : -101.03 C Titik didih normal : -34.03 C

8 Suhu kritis : 144 C Tekanan kritis : 76.10193 atm Densitas cairan :Tmin -101.03 C, 24.29882 kmol/m 3 Tmax, 144 C, 7.982427 kmol/m 3 Kemurnian : 99.5 % Hf : 0 Btu/lbmol Gf : 0 Btu/lbmol Sifat kimia - Merupakan pengoksidasi yang kuat. - Dapat bereaksi dengan air membentuk HOCl dan HCl. - Korosif bila lembab oleh uap air. - Tidak mudah terbakar. b. Propana Sifat fisis Rumus kimia : C3H8 Berat molekul, kg/kmol : 44 Specific gravity 60 F : 0,59 Titik didih normal (1 atm), o C : -41.79 Titik lebur normal (1 atm), o C : -185.89 Temperatur kritis, o C : 96.6 Tekanan kritis, atm : 14.15 Hf o (25 o C), kj/kmol : -103,92 KJ/mol G o (298 K), kj/kmol : -23,49 KJ/mol Kemurnian : 99.19 % Sifat kimia - Mudah terbakar - Dapat bereaksi dengan klorin membentuk perkloroetilen (www.wikipedia.com)

9 B. Sifat-sifat Produk a. Perkloroetilen Sifat fisis Berat molekul : 165.83 Titik lebur normal :-22.7 C Titik didih normal : 121.2 C Densitas pada 20 C : 1.62260 g/ml Tekanan kritis,20 C : 44.31284 atm Temperatur kritis : 346.85 C Viskositas 25 C : 0.839 Cp Kapasitas panas, cair : 12.5 KJ/mol Kapasitas Panas, uap air : -25 KJ/mol Hf : -12,14 KJ/mol Gf : 22,61 KJ/mol Kemurnian : 99 % Sifat kimia - Perkloroetilen merupakan cairan tak berwarna dan berbau sedikit tajam - Tidak dapat larut dalam air, tapi dapat larut dalam alkohol (www.niehs-nih.gov) b. Asam klorida Sifat fisis Berat molekul : 36,46 g/mol Kenampakan : cairan tak berwarna Rumus molekul : HCl Titik didih normal : -85,05 o C Titik beku normal : -114,2 C Suhu kritis : 51,6 o C Tekanan kritis : 82 atm Densitas cairan : 1,64 g/cm 3

10 Kemurnian : 37% Kapasitas panas - Cair, 15 C : 0,591 kal/gc - Gas, 15 C : 0,1939 kal/gc Panas penguapan,25 C : 3860 kkal/mol Hf gas, 25 C : -92,36 KJ/mol Gf gas, 25 C : -95,33 KJ/mol Sifat-sifat kimia - Merupakan asam pereduksi yang kuat dengan bau yang khas - Bersifat korosif - Bereaksi dengan pengoksidasi yang kuat membentuk gas beracun - Mempunyai daya ionisasi yang baik serta larut dalam air c. Karbon tetraklorida Sifat Fisis Berat molekul : 153,82 g/mol Kenampakan : cairan tak berwarna Rumus molekul : CCl 4 Titik didih normal : 76,8 o C Titik beku normal : -22,9 C Suhu kritis : 283,2 o C Tekanan kritis : 44,99 atm Densitas cairan : 1,64 g/cm 3 Kemurnian : 99.89% Hf gas, 25 C : -100,48 KJ/mol Gf gas, 25 C :-58,28 KJ/mol Sifat Kimia - Mudah menguap - Mempunyai bau yang sedikit tajam (www.wikipedia.com)

11 1.4.4. Tinjauan Proses Secara Umum Klorinasi Perkloroethilen Pada pembuatan pabrik perkloroetilen ini digunakan proses klorinolisis hidrokarbon. Proses ini melibatkan klorinasi dan pirolisis pada hidrokarbon bersama klorin bereaksi dengan klorinasi hidrokarbon atau dengan hidrokarbon seperti metana, etana, propana, atau propilen. Produk utama dari hidrokarbon klorinasi adalah perkloroetilen, karbon tetraklorida dan asam klorida. Reaksinya adalah sebagai berikut : C 3 H 8 + 8Cl 2 Cl 2 C=CCl 2 + CCl 4 + 8HCl Gas propana dan klorin dimasukkan kedalam reaktor fluid bed dengan temperatur 500 C pada tekanan 1,2 atmosferis dengan menggunakan katalis Cupric Chloride. Produk yang keluar dari reaktor adalah karbon tetraklorida, perkloroetilen, HCl, dan klorinasi hidrokarbon. Konversi yang terjadi sebesar 92 %. Untuk memisahkan produk perkloroetilen, karbon tetraklorida dan asam klorida dari campurannya digunakan separator. Hasil bawah separator dimasukkan kedalam menara distilasi sedangkan hasil atas separator di masukkan kedalam absorber. Hasil bawah absorber berupa asam klorida sebesar 30% sebagai produk. Sedangkan hasil atas absorber dipurging dan direcycle untuk diproses kembali kedalam reaktor. Hasil bawah separator berupa perkloroetilen dan karbon tetraklorida di masukkan kedalam menara distilasi untuk menghasilkan perkloroetilen dan karbon tetraklorida. Kemurnian perkloroetilen sebesar 99,9% dan karbon tetraklorida sebesar 99,9%.