BAB I PENDAHULUAN. jari telunjuknya ketika tasyahhud dan ada yang tidak menggerak-gerakkan. Namun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISA. A. Penelitian Hadis an-nasa i dan pendukung hadis dalam indeks 889.

ابن خزيمة MAJLIS TAFSIR AL-QUR AN (MTA) PUSAT CARA I TIDAL

HambaKu telah mengagungkan Aku, dan kemudian Ia berkata selanjutnya : HambaKu telah menyerahkan (urusannya) padaku. Jika seorang hamba mengatakan :

STANDAR KOMPETENSI. Melaksanakan tatacara salat fardu dan sujud sahwi

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

UNTUK KALANGAN SENDIRI

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Fatwa Tentang Tata Cara Shalat Witir. Pertanyaan: Bagaimana tatacara mengerjakan shalat witir yang paling utama? Jawaban: Segala puji bagi Allah I.

Syarah Istighfar dan Taubat

DOA dan DZIKIR. Publication in PDF : Sya'ban 1435 H_2015 M DOA DAN DZIKIR SEPUTAR PUASA

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Sunnah menurut bahasa berarti: Sunnah menurut istilah: Ahli Hadis: Ahli Fiqh:

Derajat Hadits Puasa TARWIYAH

ﻊ ﻣ اﻮ ﻌﻛ را و ة ﻛﺎ ﺰلا اﻮ ﺗآ و ةﻼ ﺼلا اﻮ ﻤﻴ أ و ﻌ ﻛا ﺮلا

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar

MAJLIS TAFSIR AL-QUR AN (MTA) PUSAT

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB IV ANALISIS METODE ISTINBA<T} HUKUM FATWA MUI TENTANG JUAL BELI EMAS SECARA TIDAK TUNAI

Mengabulkan DO A Hamba-Nya

BAB IV. A. Analisis Terhadap Dasar Hukum yang Dijadikan Pedoman Oleh Hakim. dalam putusan No.150/pdt.G/2008/PA.Sda

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

Pengertian Istilah Hadis dan Fungsi Hadis

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

PAKET FIQIH RAMADHAN (SHALAT TARAWIH & WITIR)

BAB 13 SALAT JAMAK DAN QASAR

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

dan kepada kaum perempuan (sesama) mereka (QS an-nur [24]: 31).

TAHAJJUD (QIAMUL LAIL) & WITIRNYA. Oleh: Rasul bin Dahri

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r:

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

BAB IV ANALISIS HADIS SUGUHAN KELUARGA MAYAT. sanad. Adapun kritik sanadnya, antara lain sebagai berikut:

Kaidah Fiqh PADA DASARNYA IBADAH ITU TERLARANG, SEDANGKAN ADAT ITU DIBOLEHKAN. Publication: 1434 H_2013 M

Bacaan Tahlil Lengkap

MENTASHARUFKAN DANA ZAKAT UNTUK KEGIATAN PRODUKTIF DAN KEMASLAHATAN UMUM


I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

KUNCI MENGENAL ISLAM LEBIH DALAM

KAIDAH FIQH. Perubahan Sebab Kepemilikan Seperti Perubahan Sebuah Benda. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang hidup dizaman sekarang, harus memiliki

KRITERIA MASLAHAT. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 6/MUNAS VII/MUI/10/2005 Tentang KRITERIA MASLAHAT

KRITERIA MENJADI IMAM SHOLAT

SIFAT WUDHU NABI. 2. Kemudian berkumur-kumur (memasukkan air ke mulut lalu memutarnya di dalam dan kemudian membuangnya)

ADAB DAN DOA SAFAR YANG SHAHIH

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Kaidah Fiqh BERSUCI MENGGUNAKAN TAYAMMUM SEPERTI BERSUCI MENGGUNAKAN AIR. Publication in CHM: 1436 H_2015 M

Kepada Siapa Puasa Diwajibkan?

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Hadits Palsu Tentang Keutamaan Mencium Kening Ibu

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad

CARA PRAKTIS UNTUK MENGHAFAL AL-QUR AN

FIQIH MUSLIMAH PRAKTIS

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam


Qawa id Fiqhiyah. Pertengahan dalam ibadah termasuk sebesar-besar tujuan syariat. Publication: 1436 H_2014 M

Manzhumah Al-Baiquniyyah: Matan dan Terjemah Pustakasyabab.blogspot.com

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

Menjaga Kebersihan Jasmani bagian dari Sunnah Rasulullah

FATWA TARJIH MUHAMMADIYAH PILIHAN DOA IFTITAH MENURUT PUTUSAN TARJIH MUHAMMADIYAH

PANDUAN ISLAMI DALAM MENAFKAHI ISTRI

ف ان ت ه وا و ات ق وا الل ه ا ن الل ه ش د يد ال ع ق اب

KAIDAH FIQH. "Mengamalkan dua dalil sekaligus lebih utama daripada meninggalkan salah satunya selama masih memungkinkan" Publication: 1436 H_2015 M

ISLAM dan DEMOKRASI (1)

DZIKIR PAGI & PETANG dan PENJELASANNYA

Hadits Lemah Tentang Keutamaan Surat Az-Zalzalah

ة س ى اهو اهر خ اهر خ ى

Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Syaikh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif

Sejarah Salat; Esensi Isra Mi raj

Kajian Bahasa Arab KMMI /12 Shafar 1433 H 1

ج اء ك م ر س ول ن ا ي ب ي ن ل ك م ك ث ير ا م ما ك ن ت م ت خ ف و ن م ن ال ك ت اب و ي ع ف و ع ن ك ث ير ق د ج اء ك م م ن الل ه ن ور و ك ت اب

Tata Cara Sujud Tilawah

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

RANGKUMAN MATERI HURUF HIJAIYAH. BACAAN ALIF LAM ( lam Ta rif )

PETUNJUK NABI TENTANG MINUM

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan ibadah shalat yang dilakukan dengan benar-benar akan membentuk. manusia yang beriman dan bertaqwa serta berbudi luhur.

Adzan Awal, Shalawat dan Syafaatul Ujma ADZAN AWAL, MEMBACA SHALAWAT NABI SAW, DAN SYAFA ATUL- UZHMA

KAIDAH FIQH. Disyariatkan Mengundi Jika Tidak Ketahuan Yang Berhak Serta Tidak Bisa Dibagi. حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI SHALAT KEPADA SISWA SMAN DI KOTA BANJARMASIN

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN WASIAT DENGAN KADAR LEBIH DARI 1/3 HARTA WARISAN KEPADA ANAK ANGKAT

APA PEDOMANMU DALAM BERIBADAH KEPADA ALLAH TA'ALA?

BAB VII. SUJUD SAHWI, SUJUD SYUKUR DAN SUJUD TILAWAH

ع ل ي ك م ب س ن ت ي و س ن ة ال خ ل ف اء الر اش د د الر د دي ي

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Melihat dalam praktek sholat, ada sebagaian orang yang menggerak-gerakkan jari telunjuknya ketika tasyahhud dan ada yang tidak menggerak-gerakkan. Namun dalam tasyahhut tersebut dan kontrafersi antara umat islam. Sedangkan di dalam hadis ada yang menjeskan tasyahhud menggerakkan telunjuk ada yang tidak menggerakkan. Di dorong dengan keinginan yang kuat dan memberanikan menganalisa tentang tasyahhud ketika menggerakkan dan menganalisa kehujjahan hadis dan kesahihan hadis dalam sunan an-nasa i. Ketika melakukan sholat berjamaah seringkali menjumpai ada sebagian ikhwan dalam praktek sholatnya menggerak-gerakkan jari telunjuknya ketika tasyahud. Sebagian ikhwan merasa heran dengan hal itu karena umumnya sejak kecil tidak diajarkan menggerak-gerakkan tangan ketika tasyahhud mendapatkan pelajaran tentang hal ini. Menggerakkan telunjuk saat tasyahhud sudah Menjadi ritual bagi orang yang shalat. Ritual tersebut mungkin jarang diketahui dasar pengambilan hukumnya oleh sebagian besar orang yang melakukan shalat dalam kesehariannya, bahkan sampai mati pun hal tersebut bisa jadi belum juga diketahui dari mana asal-muasal orang shalat ketika tasyahhud menggerak-gerakkan telunjuk atau hanya mengisyaratkannya dengan telunjuk, kecuali hanya sekedar tabi kepada guru yang mengajari tatacara shalat. Adpun hadis dalam sunan an-nasa i yang berbunyi: 1

2 احرج النساني أ خ ب ر ن ا س و ي د ب ن ن ص ر ق ا ل: أ ن ب ا ن ا ع ب د ال له ب ن ال م ب ار ك ع ن ز اي د ة ق ا ل: ح دث ن ا ع اص م ب ن آ ل ي ب ق ال : ح دث ن ي أ ب ي أ ن و اي ل ب ن ح ج ر أ خ ب ر ه ق ال : " ق ل ت ل ا ن ظ ر ن إ ل ى ص ل اة ر س ول ال له ص لى االله ع ل ي ه و س لم آ ي ف ي ص لي ف ن ظ ر ت إ ل ي ه ف ق ام ف ك بر و ر ف ع ي د ي ه ح تى ح اذ ت ا ب ا ذ ن ي ه ث م و ض ع ي د ه ال ي م ن ى ع ل ى آ فه ال ي س ر ى و ال رس غ و ال ساع د ف ل ما أ ر اد أ ن ي ر آ ع ر ف ع ي د ي ه م ث ل ه ا ق ال : و و ض ع ي د ي ه ع ل ى ر آ ب ت ي ه ث م ل ما ر ف ع ر أ س ه ر ف ع ي د ي ه م ث ل ه ا ث م س ج د ف ج ع ل آ في ه ب ح ذ اء أ ذ ن ي ه ث م ق ع د و اف ت ر ش ر ج ل ه ال ي س ر ى و و ض ع آ فه ال ي س ر ى ع ل ى ف خ ذ ه و ر آ ب ت ه ال ي س ر ى و ج ع ل ح د م ر ف ق ه ال ا ي م ن ب ه ا. ع ل ى ف خ ذ ه ال ي م ن ى ث م ق ب ض اث ن ت ي ن م ن أ ص اب ع ه و ح لق ح ل ق ة ث م ر ف ع إ ص ب ع ه ف ر أ ي ت ه ي ح رآ ه ا ي د ع و Dari Zaaidah bin Qudamah dari Aashim bin Kulaib, ia berkata, Telah mengabarkan kepadaku bapakku (yaitu Kulaib bin Syihaab) dari Waail bin Hujr semoga Allah Meridhainya- ia berkata, Aku berkata (yakni di dalam hati): Sungguh! Betul-betul aku akan melihat/memperhatikan bagaimana caranya Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam mendirikan shalat?. Berkata Waail, Maka aku melihat beliau berdiri (menghadap ke kiblat) kemudian bertakbir sambil mengangkat kedua tangannya sehingga setentang dengan kedua telinganya. Kemudian beliau meletakkan kedua tangan kanannya di atas punggung telapak tangan kirinya dan di atas pergelangan dan lengan. Berkata Waail, Ketika beliau hendak ruku beliau pun mengangkat kedua tangannya seperti di atas, kemudian beliau meletakkan kedua tangannya di atas kedua lututnya. Kemudian beliau mengangkat kepalanya (yakni I tidal) sambil mengangkat kedua tangannya seperti di atas. Kemudian beliau sujud dan beliau letakkan kedua telapak tangannya setentang dengan kedua telinganya. Kemudian beliau duduk (duduk di sini dzahirnya duduk tahiyyat/tasyahhud bukan duduk di antara dua sujud karena Waail atau sebagian dari rawi meringkas hadits ini) lalu beliau menghamparkan kaki kirinya dan beliau letakkan telapak tangan kirinya di atas paha dan lutut kirinya dan beliau jadikan batas sikut kanannya di atas paha kanannya, kemudian beliau membuat satu lingkaran (dengan kedua jarinya yaitu jari tengah dan ibu jarinya), kemudian beliau mengangkat jari (telunjuk)nya, maka

3 aku melihat beliau menggerak-gerakkannya beliau berdo a dengannya. [HR. an-nasa i] 1 Sebelum membahas pokok permasalahan, kita semua tahu bahwa shalat bagi umat Islam memiliki arti yang sangat penting, selain karena shalat itu diperintahkan langsung oleh Allah SWT kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW pada malam Isra Mi raj, juga karena shalat ini merupakan ibadah yang pertama kali dihisab pada hari akhir nanti. Oleh sebab itu, maka semua ummat muslim harus senantiasa mendirikan shalat dan memperhatikan tatanan atau cara-cara shalat sesuai yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Berkata Waail, Maka aku melihat beliau berdiri (menghadap ke kiblat) kemudian bertakbir sambil mengangkat kedua tangannya sehingga setentang dengan kedua telinganya. Kemudian beliau meletakkan kedua tangan kanannya di atas punggung telapak tangan kirinya dan di atas pergelangan dan lengan. 2 Berkata Waail, Ketika beliau hendak ruku beliau pun mengangkat kedua tangannya seperti di atas, kemudian beliau meletakkan kedua tangannya di atas kedua lututnya. Kemudian beliau mengangkat kepalanya (yakni I tidal) sambil mengangkat kedua tangannya seperti di atas. Kemudian beliau sujud dan beliau letakkan kedua telapak tangannya setentang dengan kedua telinganya. Kemudian beliau duduk (duduk di sini dzahirnya duduk tahiyyat/tasyahhud bukan duduk di antara dua sujud 1 Ahmad bin Syu aib bin Ali al-nasa i, al-sunan al-sughraa li al-nasa i, Juz II, (T.t: Maktab al-mathbu at al-islamiyah, 1986), 126. 2 Ibnu Saini bin Muhammad bin Musa, Menggerakan Jari Telunjuk Ketika Tasyahud, (Jakarta Pustaka Abdullah,, Cetakan Pertama, Rajab 1425 H/Agustus 2004 M), 32

4 karena Waail atau sebagian dari rawi meringkas hadits ini) lalu beliau menghamparkan kaki kirinya dan beliau letakkan telapak tangan kirinya di atas paha dan lutut kirinya dan beliau jadikan batas sikut kanannya di atas paha kanannya, kemudian beliau membuat satu lingkaran (dengan kedua jarinya yaitu jari tengah dan ibu jarinya), kemudian beliau mengangkat jari (telunjuk)nya, maka aku melihat beliau menggerak-gerakkannya beliau berdo a dengannya. 3 (Berkata Waail), Kemudian, sesudah itu aku datang lagi pada musim dingin, maka aku lihat manusia (para sahabat ketika mendirikan shalat bersama nabi Shalallahu alaihi wa sallam) mereka menggerakkan tangan-tangan mereka dari dalam pakaian mereka lantaran sangat dingin (yakni mereka mengangkat kedua tangan mereka ketika takbir berdiri dan ruku dan seterusnya dari dalam pakaian mereka karena udara sangat dingin). Hadits tersebut diriwayatkan oleh : 4 1. Ahmad bin Hambal di musnadnya (4/318 dan lafadznya). 2. Abu Dawud (No. 727 dengan ringkas). 3. Nasa I (No. 889 dan 1268). 4. Ad Dariimi di sunannya (1/314-315). 5. Ibnul Jarud di kitabnya Al-Muntaqa (No. 208). 6. Ibnu Khuzaimah (No. 480 dan 714) dan Ibnu Hibban (No. 485). 3 Ibid 32 4 Jamaluddin Abi al-hajjaj Yusuf al-mizzi, Tahzib al-kamal fi Asmaa al-rijaal.

5 7. semuanya dari jalan Zaaidah bin Qudamah seperti di atas. Semuanya telah meriwayatkan hadits ini dari satu jalan, yaitu dari jalan Zaaidah bin Qudamah, dari Ashim bin Kulaib, dari ayahnya (Abu Ashim), dari Waa-il bin Hujr. Namun saat ini, yang terjadi di kalangan ummat muslim sering kita melihat beberapa perbedaan dalam tata cara pelaksanaan shalat, terutama dalam posisi duduk ketika tasyahud awal dan tasyahud akhir. Contohnya, ketika melaksanakan shalat subuh atau shalat sunnah yang hanya berjumlah dua rakaat, sering kita melihat perbedaan, ada yang duduk iftirasy (meletakkan pantat di atas telapak kaki kiri) ketika tasyahud akhir, ada juga yang duduk tawarruk (menyilangkan kaki kiri sehingga telapak kaki kiri berada dibawah betis kaki kanan) ketika tasyahud akhir. Ekspresi tasyahhud dengan menggerak-gerakkan telunjuk tersebut didasarkan ث م ر ف ع إ ص ب ع ه berbunyi: pada hadis dari Wâ il yang diriwayatkan oleh an-nasa i, yang Kemudian beliau mengangkat telunjuknya lalu aku melihat : ف ر أ ي ت ه ي ح ر آ ه ا ي د ع و ب ه ا beliau menggerak-gerakkannya (untuk) berdoa dengannya. (HR. Al-Nasâ i, Ahmad, dari Wâ il bin Hujr). 5 Tetapi, selain hadis tersebut, ada hadis yang berbunyi sebaliknya dari Abdullah bin al-zubayr juga diriwayatkan an-nasa i, bahwa justru آ ان ي ش ير ب ا ص ب ع ه إ ذ ا د ع ا و لا tahiyyat: Nabi saw tidak menggerak-gerakkan telunjuk saat menggerak- Beliau menunjuk dengan telunjuknya bila berdoa, dan tidak : ي ح ر آ ه ا 5 HR. al-nasâ i: 889, 1268; Ahmad: 18391, 18890; al-dârimi: 1357; Ibn Hibbân: 1860, melalui Âshim bin Kulayb dari Bapaknya, dari Wâ il bin Hujr. Hadis ini cukup kontroverisial sanad dan matannya. Analisis tentang periwayat Âshim bin Kulayb ini sudah disinggung saat menjelaskan hadis tentang sujud dengan meletakkan lutut lebih dahulu.

6 gerakkannya. Tidak hanya diriwayatkan oleh an-nasa i, Abu Dawud, Ibnu Hibban, dan al-baihaqi juga meriwayatkannya dari al-zubayr. 6 Melihat keberadaan dua hadis tersebut, tak pelak silang pendapat dan kontroversi terkait ekspresi tasyahhud dengan telunjuk. Sebagian ulama berupaya mengkompromikan kedua hadis tersebut. Al-Bayhaqi misalnya, berusaha mengkompromikan hadis ini dengan membahas makna ي ح رآ ه ا dalam hadis Wâ il yang tidak selalu bermakna lit-tikrâr (untuk pengulangan) sehingga berarti menggerakgerakkannya, tapi bisa juga berarti menggerakkannya saja yakni untuk menunjuk. Jika diartikan demikian maka menurut al-bayhaqi-- sudah tidak lagi bertentangan dengan hadis tidak menggerakkan telunjuknya riwayat al-zubayr. Akan tetapi jauh setelah al- Baihaqi, al-albâni menilai hadis menggerak-gerakkan telunjuk sahih padahal hadis ini melalui 'Âshim bin Kulayb dari Bapaknya yang telah ia daifkan saat menolak hadis sujud dengan mendahulukan kedua lutut sebelum kedua tangan. Ulama ada yang berpendapat ada tasyahud awwal dan akhir karena hikmahnya adalah supaya bisa membedakan jumlah raka at. Tasyahud awwal masih ada gerakan setelah itu, sedangkan tasyahud akhir tidak demikian. Begitu pula jika ada makmum masbuq (yang telat datang), maka ia dapat mengetahui berapa raka at yang telah dilakukan (oleh jama ah). Imam Asy Syafi i juga beralasan bahwa duduk 6 HR. Al-Nasâ i, no: 1270; Abu Dâwud: 989; al-bayhaqi: 2615; Abd al-razzâq: 3242, dari Abdullah bin al-zubayr ra.

7 tasyahud ketika shalat Shubuh sama dengan keadaan tasyahud akhir untuk shalat lainnya karena dalilnya umum yaitu disebutkan dalam hadits, ف ي ال رآ ع ة ال ا خ ير ة Di raka at terakhir. Imam Ahmad sendiri memiliki pendapat yang berbeda-beda. Namun yang masyhur darinya, dikhususkan duduk tawarruk ketika tasyahud akhir pada shalat yang memiliki dua kali tasyahud. B. Indentifikasi Masalah dan Batasan masalah Hadis yang akan dikaji adalah hadis tentang makna menggerakkan telunjuk saat tasyahhud dalam Kitab Sunan an-nasai nomer indeks 889. Seperti yang diketahui, komponen dasar hadis terbagi menjadi dua, yakni sanad dan matan, maka setelah penelitian nilai kualitas hadis melalui sanad, selanjutnya penulisan karya ilmiah ini difokuskan pada studi pemaknaan atas matan hadis, tahapan seperti ini dilakukan sebagai usaha untuk memahami makna menggerakkan telunjuk saat tasyahhud yang pada saat ini disinyalir banyak aliran yang mengklaim bahwa mereka adalah golongan menggerakkan telunjuk saat tasyahhud. Kondisi seperti ini terjadi sejak masa nabi sampai sekarang, selain itu banyak kalangan yang salah dalam memberikan makna dalam hadis ini sehingga akan menimbulkan perpecahan dalam

8 umat islam. Dalam paparan latar belakang di atas, maka dapat diketahui identifikasi masalah, yakni sebagai berikut: 1. Latar belakang Menggerakkan Telunjuk Saat Tasyahhud. 2. Kebenaran Menggerakkan Telunjuk Saat Tasyahud. 3. Kepercayaan yang dianut oleh umat Muhammad, dalam Menggerakkan Telunjuk Saat Tasyahhud. 4. Analisis hadis Menggerakkan Telunjuk Saat Tasyahhud dalam Sunan An-Nasa i no. Indeks Hadis 889. Dalam penelitian ini hanya membatasi pada satu permasalahan saja, yaitu Analisis Hadis tentang Tasyahhud sunan an-nasa i yakni keabsahan Hadis secara totalitas, mencakup sanad dan matan. C. Rumusan Masalah 1. Bagaimana ke-sahih-an Hadis Nabi Muhammad dalam Sunan an-nasa i nomer indeks 889? 2. Bagaimana ke-hujjah-an Hadis Nabi Muhammad dalam Sunan an-nasa i nomer indeks 889? 3. Bagaimanakah tatacara tasyahhud dalam Sunan an-nasa i No. Indeks Hadis 889? D. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan yang disesuaikan dengan rumusan masalah, yaitu: 1. Untuk mengetahui ke-sahih-an Hadis.

9 2. Untuk mengetahui ke-hujjah-an Hadis dalam Sunan Nasa I hadi indeks hadis 889. 3. Untuk mengetahui tatacara tasyahhud Hadis menggerakkan telunjuk ketika tasyahhud dalam Sunan Nasa I indeks hadis 889. E. Kegunakan Penelitian 1. Sebagai sumbangsi analisa upaya untuk mengtahui yang benar dalam menilai hadis menggerakkan telunjuk ketika tasyahhud dalam Sunan Nasa I indeks hadis 889. 2. Menemukan landasan hokum yang ada dalam teks yang telah terjadi pada umat rasul. Sehingga, kedepan dapat menjadi kepercayaan yang rel dalam menilai hadis. F. Penegasan Judul Agar terhindar dari kesalah fahaman atau memahami dalam penelitian tersebut, juga untuk mempertegas terhadap pokok bahasan penelitian yang berjudul menggerakkan telunjuk saat tasyahhud dalam sunan an-nasa i no. indeks hadis 889, maka akan dijelaskan suatu yang tertera dalam judul tersebu. Mengerakkan Telunjuk : Menggerakkan telunjuk ketika tasyahhut Merupakan salah satu dari sahnya sholat, dan kelengkapan sholat. Tasyahhud : Tasyahhud merupakan salah satu gerakan sholat yang dimana wajib dilakukan ketika sholat. Sesunggunya jika

10 tidak di laksanakan tasyahhut maka tidak sah sholat tersebut. G. Kajian Pustaka Dalam menyikapi hal ini para ulama hadis berbeda pendapat, misalnya Al- Bayhaqi mengkompromikan hadis ini, membahas makna ي ح رآ ه ا dalam hadis Wâ il yang tidak selalu bermakna lit-tikrâr (untuk pengulangan) sehingga berarti menggerak-gerakkannya, tapi bisa juga berarti menggerakkannya saja yakni untuk menunjuk, sehingga riwayat yang dari Wa il dan al-zubayr tidaklah bertentangan. Akan tetapi, pada sisi lain al-albani memvonis hadis yang dari Wail itu sahih, sementara yang dari al-zubair yang berbunyi sebaliknya و لا ي ح رآ ه ا itu dinilainya syadz, padahal hadis yang terakhir ini dipegangi oleh sebagaian besar ulama. Meyikapi hadis di atas kajian pustaka. H. Metode Analisa Model Analisa ini adalah menggunakan metode library research (penelitian kepustakaan). Oleh karena itu sumber-sumber data yang digunakan dalam Analisis ini berasal dari bahan-bahan tertulis baik berupa literatur berbahasa Arab maupun Indonesia yang mempunyai relefansi dengan permasalahan penelitian ini. Samping itu, Analisis ini bersifat penelitian, yang dimaksud untuk mendapatkan data tentang kerangka ideologis dan epistemologis, asumsi-asumsi

11 metodolog Sunan Nasa I kitab nomer indeks hadis 889. Metode analisis ini mengkoreksi sanad dan matan hadis. I. Sistematika pembahasan BAB I : PENDAHULUAN, Latar Belakang, Identifikasi dan Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Penegasan Judul, Kajian Pustaka, Metode Penelitian, Sistematika pembahasan. BAB II : TASYAHHUD DAN METODE TAKHRIJ HADIS, Pengertian tasyahhud, Klasifikasi Hadis, Ilmu Hadis, Kaidah Kesahihan Hadis, Kaidah Kehujjahan Hadis Kaidah Pemaknaan Hadis. BAB III : HADIS MENGGERAKKAN TELUNJUK KETIKA TASYAHHUD, Biografi Sunan an-nasa i.kitab Sunan an-nasa I, Hadis Tentang Tasyahhud, Penelusuran kualitas Sanad. BAB IV : ANALISA, Penelitian Hadis an-nasa i dan pendukung hadis dalam indeks 889, Kualitas sanad dan Matan hadis dalam an-nasa I, Menggerakkan telunjuk ketika tasyahhud. BAB V :PENUTUP, Kesimpulan, Saran.