BAB III APLIKASI PENERAPAN AKAD MURA>BAH{AH DENGAN TAMBAHAN DENDA PADA KELOMPOK UKM BINAAN DI BTPN SYARIAH SURABAYA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV. pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk, Kantor Cabang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM BANK BTPN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI

BAB II. PROFIL PERUSAHAAN PT. BTPN Tbk Medan. dalam suatu perkumpulan pegawai pensiunan militer pada tahun 1958 di

BAB III GAMBARAN UMUM PT. BANK BTPN KCP BURANGRANG BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo berada di Jl HB. Yasin No. 252 Kelurahan Libuo, Kecamatan

III. METODOLOGI PENULISAN. Design penelitian ini adalah penelitian dengan sifat data deskriptif kuantitatif

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Banyak masyarakat Indonesia, berlomba-lomba untuk masuk menjadi

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Persetujuan Pengajuan. Pembiayaan. Proses Pencairan. Pembiayaan. Pemantauan dan Pengawasan Penggunaan Dana

BAB III PEMBAHASAN. 1. Sejarah Singkat PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) a. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk.

2) Membina masyarakat dengan mengadakan sosialisasisosialisasi BAB IV. mengenai perbankan syari ah bahwasanya bunga

PERANAN BPR UNTUK MASYARAKAT

DANA PERLINDUNGAN PEMODAL

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo berada di Jl HB. Yasin No. 252 Kelurahan Libuo, Kecamatan

BAB III APLIKASI PEMBIAYAAN MURA<BAH}AH BI AL-WAKA<LAH TANPA PENYERAHAN KWITANSI PADA UJKS (UNIT JASA KEUANGAN SYARIAH) AL HAMBRA KETINTANG SURABAYA

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

BAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI

2016, No e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa K

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bisnis utamanya adalah pembiayaan retail sepeda motor Honda baik baru maupun

BAB III GAMBARAN UMUM PEGADAIAN SYARIAH KENDAL

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra

MUKADIMAH VISI DAN MISI. dengan sdi yang profesional menuju kesejahteraan bersama dunia dan akhirat

Ringkasan Informasi Produk/Layanan

- 1 - Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di tempat.

PENERAPAN PEMBIAYAAN MURABAHAH UNTUK SEGMENTASI UMKM PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI, Tbk

PELAKSANAAN TABUNGAN CITRA PADA PT. BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL, Tbk KANTOR CABANG UTAMA SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur Pembiayaan Murabahah di BPRS Bangun Drajat Warga

BAB III PROFIL PEGADAIAN SYARIAH DI PEKALONGAN. A. Gambaran Umum Objek Penelitian (Pegadaian Syari ah Di

Menciptakan Kesempatan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/18/PBI/2008 TENTANG RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN BAGI BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 3/1/PBI/2001 TENTANG PROYEK KREDIT MIKRO GUBERNUR BANK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

: MARINA RUMONDANG P. TAMPUBOLON NPM :

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah

VISI Menjadi Dana Pensiun Lembaga Keuangan paling progresif dan terpercaya

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI BANK INDONESIA TENTANG POSISI DEVISA NETO BANK UMUM DIREKSI BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 22 /PBI/2000 TENTANG KEWAJIBAN PELAPORAN UTANG LUAR NEGERI GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) PADA PT. BANK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II. Gambaran Umum Bank Syariah Mega Indonesia. Perjalanan PT Bank Syariah Mega Indonesia diawali dari sebuah bank

BAB III HASIL PENELITIAN. yang peduli terhadap perkembangan ekonomi umat. BMT PAM merupakan

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Karakteristik Pembiayaan Produk Flexi ib Hasanah BNI Syariah Kantor

Sistem Informasi Debitur. Peraturan Bank Indonesia No. 7/8/PBI/ Januari 2005 MDC

BAB IX PEMBUKUAN DAN PELAPORAN. Pasal 87

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN

PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA UNIVERSITAS MATARAM DENGAN PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. Nomor : MDC.DPS/PKS. /2013

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Mekanisme Pembiayaan Konsumtif di KOPSIM NU Batang

PROSEDUR PEMBAYARAN DANA PENSIUN PADA BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL KANTOR CABANG UTAMA SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Ringkasan Informasi Produk/Layanan Kredit Usaha Rakyat (KUR) - Mikro

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III IMPLEMENTASI GADAI DI PT. BANK BNI SYARIAH CABANG DHARMAWANGSA SURABAYA. bank negara Indonesia merupakan bank pertama yang didirikan dan

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 24 /POJK.03/2015 TENTANG PRODUK DAN AKTIVITAS BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

Ringkasan Informasi Produk/Layanan Kredit Usaha Rakyat (KUR) - Ritel

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 64 /POJK.03/2016 TENTANG PERUBAHAN KEGIATAN USAHA BANK KONVENSIONAL MENJADI BANK SYARIAH

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Pembiayaan Pensiunan pada Bank Mandiri Syariah Kantor Cabang

BAB II GAMBARAN UMUM PT. BANK BRI SYARIAH. izin dari Bank Indonesia pada 16 Oktober 2008

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Perusahaan adalah perusahan pembiayaan dan perusaha

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan suci ini, Allah memberikan petunjuk melalui para rasul-

BAB III PELAKSANAAN SANKSI ATAS NASABAH MAMPU YANG MENUNDA PEMBAYARAN DI BMT FAJAR MULIA UNGARAN. 1. Sejarah Berdiri BMT Fajar Mulia Ungaran

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 49 /POJK.03/2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT

LAMPIRAN 1 SURAT IJIN PENELITIAN. Dari PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. KANTOR CABANG PONOROGO

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 49 /POJK.03/2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II PROFIL BANK RIAU KEPRI CABANG SYARIAH

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN (UU KUP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari dan menyalurkan ke dalam masyarakat.

BAB II LANDASAN TEORI. menerbitkan promes atau yang dikenal dengan nama Banknote (uang kertas). Kata

Frequently Asked Questions (FAQ) Sukuk Negara Ritel SR-010

BAB IV PENERAPAN AKAD MURABAHAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN PENSIUN

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Kelayakan Benda Jaminan Dalam Pembiayaan di KSU. KOTA SANTRI Cabang Karanganyar

BAB II PROFIL PERUSAHAAN / INSTITUSI. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) pada awalnya bernama Bank

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 11 TAHUN 2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. kota-kota besar saja, akan tetapi telah tersebar sampai ke kota-kota kecil dan

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/13/PBI/2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/3/PBI/2009 TENTANG BANK UMUM SYARIAH

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL

PERATURAN PERUSAHAAN TENTANG KEMITRAAN STOKIS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan,

BAB II LANDASAN TEORI. 10 November 1998 tentang perbankan, menyatakan bahwa yang dimaksud

Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penetapan Status dan Tindak Lanjut Pengawasan BPR dan BPRS

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan dan penyaluran dana ke masyarakat dalam bentuk

BAB IV ANALISIS TENTANG FUNGSI ACCOUNT CREDIT

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Dengan melihat uraian diatas maka penulis menyusun laporan kerja

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /SEOJK.03/2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT

BAB IV PEMBAHASAN. pembiayaan untuk beragam keperluan, baik produktif (investasi dan modal

Transkripsi:

BAB III APLIKASI PENERAPAN AKAD MURA>BAH{AH DENGAN TAMBAHAN DENDA PADA KELOMPOK UKM BINAAN DI BTPN SYARIAH SURABAYA A. Profil Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Syariah Surabaya 1. Sejarah Berdirinya BTPN Syariah Surabaya Untuk mengetahui sejarah berdirinya BTPN Syariah Surabaya, maka kita harus melihat sejarah berdirinya BTPN. Bank Tabungan Pensiunan Nasional disingkat Bank BTPN terlahir dari pemikiran 7 (tujuh) orang dalam suatu perkumpulan pegawai pensiunan militer pada tahun 1958 di Bandung. Ketujuh serangkai tersebut kemudian mendirikan Perkumpulan Bank Pegawai Pensiunan Militer (selanjutnya disebut BAPEMIL ) dengan status usaha sebagai perkumpulan yang menerima simpanan dan memberikan pinjaman kepada para anggotanya. BAPEMIL memiliki tujuan yang mulia yakni membantu meringankan beban ekonomi para pensiunan, baik Angkatan Bersenjata Republik Indonesia maupun sipil, yang ketika itu pada umumnya sangat kesulitan bahkan banyak yang terjerat rentenir. 1 Berkat kepercayaan yang tinggi dari masyarakat maupun mitra usaha, pada tahun 1986 para anggota perkumpulan BAPEMIL membentuk PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional dengan izin usaha sebagai Bank Tabungan dalam rangka memenuhi ketentuan Undang- 1 http://www.btpn.com/tentang-kami/sekilas-btpn/, diakses pada 8 Juni 2014 jam 00.30 WIB. 44

45 undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan untuk melanjutkan kegiatan usaha BAPEMIL. Berlakunya Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (sebagaimana selanjutnya diubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998) yang antara lain menetapkan bahwa status bank hanya ada dua yaitu: Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat, maka pada tahun 1993 status Bank BTPN diubah dari Bank Tabungan menjadi Bank Umum melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 055/KM.17/1993 tanggal 22 Maret 1993. Perubahan status Bank BTPN tersebut telah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia sebagaimana ditetapkan dalam surat Bank Indonesia No. 26/5/UPBD/PBD2/Bd tanggal 22 April 1993 yang menyatakan status Perseroan sebagai Bank Umum. 2 Sebagai Bank Swasta Nasional yang semula memiliki status sebagai Bank Tabungan kemudian berganti menjadi Bank Umum pada tanggal 22 Maret 1993, Bank BTPN memiliki aktivitas pelayanan operasional kepada Nasabah, baik simpanan maupun pinjaman. Namun aktivitas utama Bank BTPN adalah tetap mengkhususkan kepada pelayanan bagi para pensiunan dan pegawai aktif, karena target market Bank BTPN adalah para pensiunan. 2 http://www.btpn.com/tentang-kami/sekilas-btpn/, diakses pada 8 Juni 2014 jam 00.45.

46 2. Visi, Misi, dan Nilai Dengan tujuan untuk memberikan makna lebih dalam hidup serta meningkatkan potensi rakyat Indonesia secara signifikan, kami percaya BTPN akan tumbuh menjadi bank mass market terbaik di Indonesia. Adapun Visi, Misi dan Nilai-nilai BTPN sebagai arah dan tujuan yang akan dicapai bersama adalah sebagai berikut: 1) Misi Bersama, kita ciptakan kesempatan tumbuh dan hidup yang lebih berarti 2) Visi Menjadi Bank mass market terbaik, mengubah hidup berjuta rakyat Indonesia 3) Nilai - nilai yang kami anut merupakan pedoman bagaimana kamimenjalankan bisnis serta pedoman berperilaku untuk membentuk identitas kami. a. Dapat dipercaya b. Peduli c. Sinergi d. Mencapai yang terbaik 3 Proses perumusan Misi, Visi dan Nilai-nilai BTPN dimulai pada 2009, dengan melibatkan masukan dan partisipasi semua karyawan dari berbagai tingkatan. Tujuan kami adalah untuk membangun bisnis yang 3 http://www.btpn.com/tentang-kami/misi-visi-dan-nilai-nilai/, diakses pada 8 Juni 2014 jam 01.50WIB

47 berkelanjutan dan berkontribusi meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia serta berperan dalam pembangunan bangsa. Rancangan rumusan yang dimulai pada Januai 2009 tersebut mencapai hasilnya pada Maret 2009 yakni berupa konsep konsensus. Melalui serangkaian lokakarya yang difasilitasi oleh Direksi dan senior management, rumusan awal Visi, Misi dan Nilai-nilai didiskusikan untuk mendapatkan masukan lebih dari 3.000 karyawan. Meski peluncurannya dilakukan pada Januari 2010, yakni setahun setelahnya, namun kami percaya bahwa proses perumusan Visi, Misi dan Nilai-nilai BTPN sebagai arah dan tujuan yang akan dicapai bersama. 4 Dalam rangka memperluas kegiatan usahanya, Bank BTPN bekerja sama dengan PT Taspen, sehingga Bank BTPN tidak saja dapat memberikan pinjaman dan pemotongan cicilan pinjaman, tetapi juga dapat melaksanakan Tri Program Taspen, yaitu Pembayaran Tabungan hari Tua, Pembayaran Jamsostek dan Pembayaran Uang Pensiun. Terhitung tanggal 12 Maret 2008 bank BTPN telah listing di Bursa efek Jakarta (BEJ) (sekarang Bursa Efek Indonesia) dan resmi menyandang gelar tbk (terbuka). Dan pada tanggal 14 Maret 2008, Texas Pacific Group (TPG)resmi mengakuisisi saham bank BTPN sebesar 71,61%. Pada usia ke 50, Bank BTPN membuka Cabang Unit Usaha Syariah pada hari Senin (11/2) yang bertempat di kawasan perkantoran 4 http://www.btpn.com/tentang-kami/misi-visi-dan-nilai-nilai/, diakses pada 8 Juni 2014 jam 02.00 WIB

48 Cikapundung. Pembukaan Unit Usaha Syariah guna memfasilitasi kebutuhan nasabah akan keuangan yang berbasis syariah. 5 Acara soft opening dibuka oleh Direktur Utama, Paulus Wiranata yang dihadiri oleh jajaran direksi Bank BTPN lainnya, Taufik Hakim, Direktur Kepatuhan dan Risk Management dan Gandhi G.Putra Ismail, Direktur Bisnis. Bank syariah merupakan lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah memberikan kredit dan jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang, serta beroperasi secara prinsip-prinsip syariah. Direksi Bank BTPN berupaya memberikan pelayanan yang dibutuhkan oleh para nasabah, sehingga berdasarkan rencana bisnis bank selain di Cikapundung Bandung, cabang syariah Bank BTPN juga dibuka di Jakarta, dan Surabaya. Berdirinya BTPN Syariah cabang Surabaya ini sudah 2 tahun berjalan tepatnya pada bulan November tahun 2012. Kantor Cabang Syariah bertempat di Jl. Dharmahusada no. 136 Surabaya. 6 3. Produk dan Layanan 1) Tabungan Citra ib 2) Tabungan Taseto Premiun ib 3) Deposito Berjangka ib 4) Paket Masa Depan (Kredit Syariah) 7 5 http://www.btpn.com/tentang-kami/sekilas-btpn/, diakses pada 8 Juni 2014 jam 01.00 WIB. 6 Feby, Staf Karyawan BTPN Syariah Surabaya, Wawancara, Surabaya, 14 Mei 2014 7 http://www.btpn.com/tentang-kami/sekilas-btpn/, diakses pada 8 Juni 2014 jam 01.30 WIB.

49 Pada bisnis Syariah dalam Pembiayaan Paket Masa Depan. Produk pembiayaan syariah ini memberikan penekanan pada paket pembiayaan untuk tujuan produktif. Kami juga percaya bahwa program pemberdayaan yang fokus pada pembangunan karakter yang membentuk kebiasaankebiasaan baik merupakan suatu hal yang sangat penting bagi keberhasilan program ini. Oleh karena itu, Paket Masa Depan dirancang untuk membangun empat perilaku utama. Pertama adalah keberanian memulai bisnis. Kedua adalah disiplin dalam memegang komitmen untuk tepat waktu dan untuk mengelola dana secara bijaksana. Ketiga adalah bekerja keras dalam mengelola dan menumbuhkan bisnis, dan keempat adalah membangun solidaritas kelompok dalam kelompok mereka masing-masing. Paket Masa Depan terdiri dari 4 komponen yang saling terkait: 1. Pembiayaan + tabungan + asuransi berkelanjutan 2. Pelatihan Daya (Capacity Building Program) 3. Sistem keanggotaan (kelompok formal, pertemuan wajib dua mingguan,disiplin menabung, tanggung renteng) 4. Karyawan bank terlatih untuk jadi pembina 8 Paket Masa depan menyediakan pinjaman dengan angsuran 2 mingguan dengan tenor 1 tahun, tanpa jaminan dan memiliki proteksi asuransi jiwa tanpa biaya dalam masa pembiayaan. Syarat mendaftrar dalam program paket masa depan: 8 http://www.btpn.com/segmen-usaha/bisnis-syariah/fitur-produk/pembiayaan/paket-masa-depanid-id/, diakses pada 5 Juni 2014 jam 01.10 wib.

50 1. Berkelompok minimal 15 orang 2. Khusus wanita usia 18-59 tahun 3. Ktp suami dan istri 4. Kartu keluarga 5. Tidak hamil diatas 7 bulan 6. Bukan PNS/ pegawai/ karyawan 7. Tempat tinggal tidak mengontrak 9 Syarat pembukaan rekening: 1. Akad Wakalah 2. Mengikuti pelatihan yang diberikan oleh Bank 3. Mengisi aplikasi permohonan pembiayaan dan pembukaan rekening 4. Menunjukkan kartu identitas / surat keterangan domisili asli 10 Rincian pembiyaan program paket masa depan ini: 11 PEMBIYAAN ANGSURAN 1. Rp. 1.500.000,- Rp. 78.000,-/ 2 minggu 2. Rp. 2.000.000,- Rp. 104.000,-/ 2 minggu 3. Rp. 3.000.000,- Rp. 156.000,-/ 2 minggu 9 Brosur Program Paket Masa Depan BTPN Syariah Surabaya. 10 Evie, Staf Karyawan BTPN Syariah Surabaya, Wawancara, Surabaya, 17 April 2014. 11 Brousur Program Paket Masa Depan BTPN Syariah Surabaya.

51 Untuk pembiyaan periode ke-2 dan seterusnya besar pembiayaan akan dilipat gandakan dari besar pembiyaan periode pertama dan berlaku kepada periode-periode selanjutnya. B. Profil Kelompok UKM Binaan BTPN Syariah Surabaya 1. Daftar Anggota kelompok UKM Binaan BTPN Syariah Surabaya 12 No Nama Anggota Pembiyaan Angsuran/2 minggu Keterangan Usaha 1. Asria Rp. 3.000.000,- Rp. 156.000,- Warung kopi 2. Musyaroh Rp. 6.000.000,- Rp. 312.000,- Toko 3. Isyaroh Rp. 3.000.000,- Rp. 156.000,- Warung nasi 4. Suharti Rp. 6.000.000,- Rp. 312.000,- Warung nasi 5. Sudarwati Rp. 6.000.000,- Rp. 312.000,- Tambak 6. Suyati Rp. 3.000.000,- Rp. 156.000,- Counter Pulsa/ HP 7. Murtini Rp. 3.000.000,- Rp. 156.000,- Warung Nasi 8. Munaseh Rp. 6.000.000,- Rp. 312.000,- Toko 9. Mardiyah Rp. 6.000.000,- Rp. 312.000,- Warung kopi 10. Suriyah Rp. 6.000.000,- Rp. 312.000,- Warung nasi 11. Tutik Rp. 3.000.000,- Rp. 156.000,- Cuci sepeda motor 12. Musten Rp. 4.000.000,- Rp. 208.000,- Jual sayur 13. Suparmi Rp. 3.000.000,- Rp. 156.000,- Warung kopi 14. Rupiyah Rp. 3.000.000,- Rp. 156.000,- Warung nasi 15. Aminah Rp. 3.000.000,- Rp. 156.000,- Warung kopi 12 Asria, Ketua Sentra Kelompok UKM Binaan BTPN Syariah Surabaya, Wawancara, Surabaya 2 Juni 2014.

52 2. Susunan Kepengurusan Kelompok Dalam kelompok ini di susun beberapa kepengurusan, diantaranya:\ Ketua Sentra : Asria Kelompok 1 : Ketua : Sudarwati Anggota : 1. Musyaroh 2. Suharti 3. Munaseh 4. Murtini Kelompok 2 : Ketua : Suyati Anggota : 1. Mardiyah 2. Suriyah 3. Tutik 4. Musten Kelompok 3 : Ketua : Isyaroh Anggota : 1. Suparmi 2. Rupiyah 3. Aminah Ket: a) Ketua sentra itu bertanggung jawab atas seluruh anggotanya meliputi tanggung jawab kedisiplinan dan komunikasi antar seluruh anggota dan bertanggung jawab kepada pihak bank.

53 b) Ketua kelompok itu bertanggung jawab atas masing-masing anggotanya meliputi tanggung jawab kedisiplinan dan komunikasi antar anggota dan bertanggung jawab kepada ketua sentra. C. Aplikasi Akad Pembiayaan Mura>bah{ah di BTPN Syariah Surabaya 1. Perjanjian pembiayaan mura>bah{ah antara Bank BTPN Syariah Surabaya dengan Nasabah (kelompok UKM). Pembiayaan mura>bah{ah ini merupakan salah satu konsep melakukan jual beli dalam Islam. Konsep ini telah banyak digunakan oleh bank dan lembaga keuangan Islam untuk pembiayaan usaha (produktif) dan pembiayaan untuk konsumtif. Dalam menerapkan pembiayaan mura>bah{ah antara Bank BTPN Syariah Surabaya berdasarkan pada kaidah dan hukum jual beli yang berlaku dalam mauamalah Islam. Perjanjian pembiayaan mura>bah{ah antara Bank BTPN Syariah dengan nasabah dimulai dengan permintaan nasabah kepada pihak bank untuk membelikan barang atau komoditi tertentu. Dalam pelaksanaan perjanjian, pihak bank akan membelikan barang yang telah dipesan nasabah tersebut dan kemudian menjualnya kepada nasabah dengan pembayaran yang diangsuran sesuai kemampuan nasabah. Produk dana ini digunakan untuk memenuhi usaha modal kerja. Misalnya pembiayaan untuk usaha toko, warung nasi, warung kopi, pencucian sepeda motor, dan lain-lain. a. Prinsip-prinsip pembiayaan.

54 Seperti bank-bank yang lain, prinsip-prinsip pembiayaan ini digunakan untuk menentukan kebijaksanaan penilaian permohonan pembiayaan yang akan diberikan. Adapun prinsip-prinsip syariah itu sebagai berikut: a) Bank menyediakan pembiayaan mura>bah{ah untuk pembelian barang. b) Jumlah pembiayaan mura>bah{ah adalah sebesar 100% (seratus persen) dari harga barang, dan nasabah tidak diwajibkan untuk menyediakan uang muka pembelian barang. c) Nasabah sebagai wakil bank melakukan transaksi jual beli dengan pemasok/penjual barang dengan dana yang berasal dari pembiayaan mura>bah{ah. d) Penyerahan barang dilakukan oleh penjual secara langsung kepada nasabah dengan persetujuan dan sepengetahuan bank dengan harga yang telah disepakati oleh nasabah dan bank. e) Nasabah membayar harga beli barang ditambah margin keuntungan kepada bank. f) Pembayaran oleh nasabah kepada bank dilakukan dengan cara mengangsur selama jangka waktu sebagaimana tercantum dalam aplikasi. Kuasa bank berdasarkan prinsip wakalah, syarat pembayaran dan penyerahan barang sebagai berikut:

55 a) Bank dengan ini memberi kuasa kepada nasabah untuk membeli barang dari pemasok/ penjual. b) Pembayaran dilakukan oleh nasabah dengan cara tunai atau transfer ke rekening penjual. c) Realisasi pembayaran dilakukan setelah nasabah menerima bukti penyerahan barang atau kwitansi dari penjual kepada nasabah. d) Bank tidak bertanggung jawab atas adanya cacat/kerusakan barang dan/ atau ketidaksesuaian sengan spesifikasi. Dalam realisasinya pembiyaan mura>bah{ah yang diterapkan pada kelompok UKM binaan BTPN Syariah Surabaya ini terdapat 2 akad. Akad pertama yaitu akad antara bank dengan kelompok UKM yang disebut dengan akad mura>bah}ah, dimana bank memberikan pembiayaan kepada nasabah sesuai dengan yang dimuat dalam kontrak, semisal pembiyaan mesin pompa air, kebutuhan toko, dan lain sebagainya. Akad yang kedua yaitu akad wakalah dimana bank mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang yang dibutuhkannya sendiri kepada penyedia barang (penjual barang), misalnya membeli kepada penjual mesin pompa air, penjual sembako, dan lain sebagainnya. Setelah nasabah membeli barang kepada penyedia barang, kwitansi atau nota pembelian barang itu nantinya akan diserahkan kepada pihak bank sebagai bukti pembelian atau pengadaan barang yang sesuai dalam kontrak perjanjian.

56 b. Ketentuan Pembiayaan Mura>bah{ah Adapun ketentuan pembiayaan mura>bah{ah pada BTPN Syariah Surabaya adalah sebagai berikut : Selama nasabah masih mempunyai kewajiban kepada banak berdasarkan pembiyaan mura>bah{ah, nasabah berkewajiban untuk menyimpan dana minimal Rp. 10.000,- (sepuluh ribu), maksimal 10% (sepuluh persen) dari jumlah pembiayaan mura>bah{ah yang akan ditempatkan pada bank atau sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan akan dikelola oleh bank sesuai dengan kebijakan yang berlaku pada bank. 13 2. Aplikasi Akad Mura>bah{ah di Kelompok UKM Binaan BTPN Syariah Surabaya Pelaksanaan akad mura>bah{ah di kelompok UKM binaan di BTPN Syariah Surabaya merupakan akad mura>bah{ah bil wakalah karena dalam aplikasinya menggunakan 2 akad yaitu akad mura>bah{ah dan wakalah. Untuk aplikasinya, akad pertama yaitu akad mura>bah{ah, dimana nasabah mengajukan pembiayaan alat mesin pompa air untuk usaha pencucian sepeda motor kepada bank dan selanjutnya nasabah mengisi serta menandatangani lembar kontrak perjanjian yang telah disiapkan oleh pihak bank. Kemudian setelah disepakati akad mura>bah{ah tersebut dilanjutkan dengan akad yang kedua yaitu akad wakalah, dimana bank mewakilkan kepada nasabah untuk membeli alat mesin pompa air untuk kebutuhan usaha pencucian motornya kepada pihak ketiga yaitu penyedia 13 Lembar Kontrak Akad Pembiyaan Mura>bah{ah BTPN Syariah Surabaya.

57 barang/ penjual dengan uang dari bank. Setelah nasabah membeli dan membelanjakan uangnya kepada penyedia barang, kwitansi atau nota pembelian barang itu diserahkan kepada pihak bank sebagai bukti pembelian atau pengadaan barang yang telah disepakati dalam perjanjian kontrak. D. Aplikasi Penerapan Denda pada Kelompok UKM Binaan di BTPN Syariah Surabaya 1. Ketentuan denda terhadap kelompok UKM Binaan di BTPN Syariah Surabaya Dalam akad pembiayaan mura>bah{ah terdapat tambahan denda yang dibuat secara kesepakatan bersama antar bank dan kelompok UKM. Penerapan denda itu tidak tertulis dalam kontrak akad di awal. Denda itu dikenakan kepada setiap nasabah jika melanggar kesepakatan awal yang telah dibuat. Pelaksanaan denda pada akad mura>bah{ah di Bank BTPN Syariah Surabaya disebutkan sebagai denda kedisiplinan. Hal ini bertujuan agar nasabah disiplin dan memiliki rasa tanggung jawab pada kewajibankewajibannya sebagai nasabah yang menanda tangani kontrak perjanjian mura>bah{ah. 14 Ketentuan denda yang muncul dalam kelompok ini antara lain: a. Denda keterlambatan hadir pada waktu perkumpulan untuk membayar, waktu keterlambatan lebih dari 15 menit sejak dibuka acara perkumpulan. 14 Evie, Staf Karayawan BTPN Syariah Surabaya, Wawancara, Surabaya, 17 April 2014.

58 b. Denda jika tidak hadir dan menitipkan angsuran kepada anggota lain. c. Denda jika menerima titipan angsuran anggota lain yang tidak hadir. 2. Besarnya ketentuan denda Dalam penerapan denda, besaran denda disesuai terhadap jenis pelanggarannya. Besaran ketentuan denda itu antara lain: a. Denda keterlambatan datang setelah 15 menit pada saat perkumpulan dimulai itu dikenakan denda sebesar Rp. 5000,-. b. Denda jika nasabah tidak hadir dan menitipkan angsurannya ke nasabah lain itu dikenakan denda sebesar Rp. 10.000,-. c. Denda jika menerima titipan angsuran dari nasabah lain itu dikenakan denda Rp. 5000,-. 3. Tujuan penerapan denda a. Sanksi dikenakan kepada nasabah yang mampu untuk melakukan kewajibannya tetapi ia menunda-nunda dan tidak mempunyai i tikad yang baik untuk memenuhi kewajibannya. b. Agar nasabah lebih disiplin dalam melaksanakan kewajibannya karena salah satu prosedur pembayaran angsuran harus dihadiri oleh orang yang bersangkutan tanpa adanya perwakilan. c. Menerapkan prinsip yang bersifat jujur, dapat dipercaya, tanggung jawab, dan disiplin. 15 4. Kegunaan dana denda 15 Suhartini, Anggota Kelompok UKM Binaan di BTPN Syariah Surabaya, Wawancara,Surabaya, 20 April 2014.

59 Kegunaan dana yang berasal dari penerapan denda pada kelompok UKM binaan di BTPN Syariah surabaya yaitu : a. Untuk membantu anggota tidak mampu untuk membayar angsuran. b. Untuk menalangi terlebih dahulu angsuran yang terlambat. c. Untuk membantu anggota kelompok jika dalam kesusahan. Jika uang dend yang terkumpul tidak mencukupi untuk membayar dan menalangi terlebih dahulu angsurannya, maka nantinya masingmasing anggota kelompok iuran atau patungan untuk membayar dan menalangi karena dalam kelompok UKM ini merupakan kelompok pembiayaan bergulir atau tanggung renteng. 5. Aplikasi Penerapan denda pada Kelompok UKM Binaan di BTPN Syariah Surabaya Dalam kelompok UKM binaan di BTPN Syariah ini munculnya penerapan denda ini karena adanya kesepakatan antara pihak bank dengan para anggota kelompok dan pelaksanaan denda ini disebut sebagai denda kedisiplinan. Awal dari kesepakatan ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa disiplin dan tanggung jawab kepada kewajiban-kewajiban sebagai nasabah yang telah menanda tangani kontrak perjanjian mura>bah{ah. Pembagian denda dalam kelompok UKM ini yang telah disepakati yaitu meliputi: a. denda keterlambatan hadir pada waktu perkumpulan untuk membayar dan waktu keterlambatan 15 menit. b. Denda jika tidak hadir dan menitipkan angsuran kepada anggota lain.

60 c. Denda jika menerima titipan angsuran anggota lain yang tidak hadir. Untuk aplikasi penerapan denda yaitu, jika terdapat nasabah yang terlambat hadir 15 menit sejak acara perkumpulan itu dimulai, nasabah dikenakan sanksi denda sebesar Rp. 5.000,-. Bila nasabah tidak hadir dalam perkumpulan dan uang angsurannya dititipkan ke anggota lain maka nantinya nasabah itu akan dikenai denda sebesar Rp. 10.000,-. Serta jika ada nasabah yang menerima titipan angsuran dari anggota yang tidak hadir maka nasabah tersebut akan dikenai sanksi denda sebesar Rp. 5.000,-. Denda yang dikeluarkan itu dibayarkan kepada ketua kelompok yang ditunjuk. Uang denda yang terkumpul itu dipergunakan untuk membantu nasabah jika ada yang dalam kesusahan dan menalangi terlebih dulu anggota nasabah yang tidak bisa membayar, jika uang denda itu tidak mencukupi untuk menalangi maka masing-masing angggota kelompok harus iuran untuk menalangi terlebih dahulu karena sistem pembiayaan pada kelomnpok ini adalah sistem pembiayaan tanggung renteng. Manfaat terjadinya penerapan denda yang telah disepakati ini, anggota kelompok lebih disiplin dan jiwa tanggung jawabnyaa lebih meningkat lagi. Presentasi keterlambatan dan ketidak hadiran dalam perkumpulan jauh lebih sedikit. Biasanya terdapat 4-6 orang tidak hadir dan terlambat, sekarang disetiap acara perkumpulan selalu hadir semuanya dan tepat waktu. Kalaupun yang terlambat dan tidak hadir

61 itu hanya sesekali waktu dan jika ada kepentingan mendesak. Dan tujuan penerapan denda yang diinginkan itu bisa terwujud yakni menumbuhkan jiwa disiplin dan rasa tanggung jawab pada setiap anggota kelompok.