GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

BUPATI SAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU

BUPATI PATI PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI LAMPUNG TIMUR PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PROPINSI RIAU NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG

- 1 - PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BUTON PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS TAHUN 2013 NOMOR 5

BUPATI BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG TAHUN 2015 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI GOWA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GOWA NOMOR 02 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 19 TAHUN 2010

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2008 NOMOR 8

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI LUMAJANG PROPINSI JAWA TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG,

BUPATI SAMPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR : 2 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 2015

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN KEPUTUSAN BUPATI SINJAI NOMOR... TAHUN... TENTANG

GUBERNUR BENGKULU, PERATURAN DAERAH PROVINSI BENGKULU NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH PROVINSI BENGKULU

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 03 TAHUN 2011 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA BALIKPAPAN

PEMERINTAH KOTA BATU

- 2 - Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA KEPADA PT. BANK JABAR BANTEN DAN BMT

PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH NOMOR : 8 TAHUN 2009

PEMERINTAH KABUPATEN BARRU

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PENYERTAAN MODAL KEPADA BUMD PT PERDANA MULTIGUNA SARANA BANDUNG BARAT

WALIKOTA TIDORE KEPULAUAN

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH KEPADA BADAN USAHA MILIK DAERAH TAHUN ANGGARAN

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI ENDE PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENDE NOMOR 2 TAHUN 2016

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2009 NOMOR : 16 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 16 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 04 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG

B U P A T I W O N O S O B O PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 10 TAHUN 2011

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 4 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

WALIKOTA PARIAMAN PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN KEPUTUSAN BUPATI SINJAI NOMOR... TAHUN... TENTANG

BUPATI NGANJUK NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI WAJO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAJO NOMOR 6 TAHUN 2014

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG PENYERTAAN MODAL KEPADA BANK BENGKULU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2007 SERI E.5

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAIRI NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL DAERAH PADA PT. BANK SUMUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH PADA BADAN USAHA MILIK DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI SINTANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN NATUNA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 14 TAHUN 2014

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2013 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 13 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 13 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MODAL

BUPATI PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

BUPATI SOLOK SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOLOK SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2016

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH KEPADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN SUKABUMI

Transkripsi:

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH KEPADA BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD) PT. PELABUHAN KEPRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. GUBERNUR KEPULAUAN RIAU, bahwa dalam rangka mempercepat proses pembangunan Daerah dalam pengelolaan dan pemanfaatan perairan laut guna meningkatkan kesejahteraan rakyat dan sebagai tanggung jawab Pemerintah Daerah, maka perlu diberikan Penyertaan Modal pada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT. Pelabuhan Kepri; b. bahwa Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara Pasal 41 Ayat (5), penyertaan modal Pemerintah Daerah pada perusahaan Negara/Daerah/ Swasta ditetapkan dengan Peraturan Daerah; c. bahwa sesusai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 71 ayat (7) menyebutkan bahwa Investasi pemerintah daerah dapat dianggarkan apabila jumlah yang akan disertakan dalam tahun anggaran berkenaan telah ditetapkan dalam peraturan daerah tentang penyertaan modal dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri; d. bahwa Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 2 Tahun 2013 Tentang Pembentukan Badan Usaha Pelabuhan PT. Pelabuhan Kepri telah diundangkan; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c dan huruf d di atas, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Penyertaan Modal Daerah kepada Badan Usaha Milik Daerah PT. Pelabuhan Kepri;

Mengingat : 1. Pasal 18 Ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2002 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Riau (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4237; 4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab keuangan Negara (Lembaran Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Negara nomor 4400); 7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3348); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 49, T`ambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4609); 12. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4756); 13. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penyertaan dan Penatausahaan Modal Negara pada Badan Usaha Milik Negara dan Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4555); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 17. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2008 tentang Investasi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4812); 18. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5219); 19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007; 20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengelolaan Investasi Pemerintah Daerah; 21. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pembentukan Badan Usaha Pelabuhan PT. Pelabuhan Kepri (Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 Nomor 2);

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU dan GUBERNUR KEPULAUAN RIAU MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENYERTAAN MODAL PADA BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD) PT. PELABUHAN KEPRI BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Provinsi Kepulauan Riau. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau. 3. Gubernur adalah Gubernur Kepulauan Riau. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Kepulauan Riau. 5. Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut dalam kerangkja Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. 6. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah suatu rencana tahunan daerah yang ditetapkan berdasarkan peraturan daerah tentang APBD atau APBD-Perubahan. 7. Modal Daerah adalah kekayaan daerah yang belum dipisahkan baik berwujud uang maupun barang yang dapat dinilai dengan uang seperti tanah, bangunan, mesin-mesin, inventaris, surat-surat berharga, fasilitas dan hak-hak lainnya. 8. Penyertaan Modal Daerah adalah pengalihan kepemilikan kekayaan Daerah yang semula merupakan kekayaan yang tidak dipisahkan menjadi kekayaan yang dipisahkan untuk diperhitungan sebagai modal daerah pada PT. Pelabuhan Kepri. 9. Badan Usaha Milik Daerah yang selanjutnya disingkat BUMD adalah badan usaha yang modalnya sebagian besar atau seluruhnya milik daerah.

10. BUMD yang dimaksud dalam Peraturan Daerah ini adalah PT. Pelabuhan Kepri. 11. PT.Pelabuhan Kepri adalah Badan Usaha Milik Daerah yang bergerak dibidang kepelabuhanan yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, sebagaimana diuraikan dalam Anggaran Dasar PT. Pelabuhan Kepri. 12. Deviden adalah bagian laba yang diperoleh pemegang saham baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan nama dan dalam bentuk apapun. 13. Pendapatan asli daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih. 14. Investasi pemerintah daerah adalah penggunaan asset untuk memperoleh manfaat ekonomis seperti bunga, deviden, royalty, manfaat sosial dan/atau manfaat lainnya sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemerintah dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. BAB II SUMBER, TUJUAN, TATA CARA DAN SYARAT PENYERTAAN MODAL Pasal 2 (1) Sumber Penyertaan Modal adalah Pendapatan Daerah, Kekayaan Daerah, Dana Pinjaman Daerah dan/atau Dana Cadangan sesuai dengan kemampuan keuangan daerah; (2) Penyertaan Modal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan peraturan daerah tentang penyertaan modal. Pasal 3 Tujuan penyertaan modal Daerah pada PT. Pelabuhan Kepri adalah : a. Meningkatkan Pertumbuhan Perekonomian Daerah; b. Memberikan Kontribusi Pendapatan Asli Daerah; dan c. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (1) Syarat-syarat penyertaan modal : Pasal 4 a. Memenuhi prinsip kehati-hatian dan akuntabilitas; b. Memperhatikan kemampuan keuangan daerah; dan c. Penyertaan modal hanya dapat diberikan kepada BUMD yang dinilai layak untuk dilaksanakan.

(2) Untuk melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pemerintah daerah harus dengan persetujuan bersama DPRD melalui mekanisme APBD atau APBD-Perubahan. BAB III PENYERTAAN MODAL DAERAH Pasal 5 (1) Modal Dasar daerah kepada BUMD ditetapkan sebesar Rp. 100.000.000.000,00 (Seratus Milyar Rupiah) yang akan disertakan secara bertahap sesuai dengan kemampuan keuangan daerah dan perkembangan usaha. (2) Penyertaan modal awal sebesar Rp 24.975.000.000,00 (Dua Puluh Empat Miliar Sembilan Ratus tujuh Puluh lima Juta Rupiah). (3) Penyertaan Modal yang dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) hanya dipergunakan untuk pengembangan usaha PT. Pelabuhan Kepri. (4) Modal yang disertakan pada BUMD merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan. (5) Penyertaan modal ini dilakukan sesuai dengan perkembangan usaha BUMD. BAB IV KEWAJIBAN DAN HAK Bagian Kesatu KEWAJIBAN Pasal 6 (1) BUMD wajib membuat laporan tertulis setiap 6 (enam) bulan dan disampaikan kepada Pemerintah Daerah melalui Komisaris. (2) BUMD wajib menyusun rencana kerja dan anggaran serta melaporkan pelaksanaan rencana dimaksud 1 (satu) tahun sekali. Bagian Kedua HAK Pasal 7 (1) Pemerintah Daerah berhak memperoleh laporan berkala dari pelaksanaan rencana kerja dan anggaran pembiayaan penyertaan modal. (2) BUMD berhak memperoleh hasil pengawasan rencana kerja dan anggaran pembiayaan penyertaan modal.

BAB V BAGIAN LABA/DEVIDEN Pasal 8 (1) Bagian laba atau deviden yang merupakan hak Pemerintah Daerah dari pelaksanaan penyertaan modal daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, setelah mendapatkan pengesahan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), disetorkan ke Kas Daerah. (2) Jangka waktu penyetoran bagian laba/deviden sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB VI PENGELOLAAN Pasal 9 (1) Penempatan dan pengadministrasian penyertaan modal pada BUMD PT. Pelabuhan Kepri disajikan : a. Tanggal usaha dilaksanakan dengan satu pembukuan dengan pembukuan; b. Jenis usaha dilaksanakan dalam masing-masing cabang, unit usaha otonom disertakan dengan struktur organisasi; dan c. Struktur Organisasi sebagaimana disebutkan pada huruf (b) diatas harus mendapatkan pertimbangan dari DPRD Provinsi Kepulauan Riau. (2) Teknis pelaksanaan dan pengadministrasian penyertaan modal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan peraturan Gubernur.

BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 10 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Riau. Ditetapkan di Tanjungpinang pada tanggal 29 Agustus 2014 GUBERNUR KEPULAUAN RIAU, Diundangkan di Tanjungpinang pada tanggal 11 September 2014 SEKRETARIS DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU, MUHAMMAD SANI ROBERT IWAN LOURIOUX LEMBARAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2014 NOMOR 2

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH KEPADA BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD) PT. PELABUHAN KEPRI I. UMUM Dalam era otonomi daerah sebagaimana diamanatkan dalam Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Pemerintah daerah dituntut untuk lebih proaktif dan kreatif dalam membangun daerahnya masing-masing. Otonomi daerah yang berlangsung saat ini telah membawa tantangan dan sekaligus peluang bagi setiap daerah untuk membangun daerahnya secara optimal. Di era ini telah terjadi perubahan model pembangunan yang dulunya bersifat sentralistik menjadi desentralisasi. Tuntutan utama otonomi daerah sekarang ini adalah agar masing-masing pemerintah daerah mampu untuk mandiri dalam membangun dan meningkatkan perekonomian daerahnya. Membangun daerah pada hakekatnya adalah membangun masyarakat daerah, yang pada salah satu indikatornya adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kemandirian daerah sangat terkait dengan kemampuan di dalam membiayai pembangunan daerahnya yang ditunjukkan besarnya konstribusi pendapatan daerah terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Keberhasilan suatu pemerintah daerah dalam bidang ekonomi, sangat ditentukan oleh kemampuannya didalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, oleh karena itu setiap pemerintah daerah seyogyanya perlu memikirkan, tidak saja didalam usaha meningkatkan Pendapatan Asli Daerah, tetapi yang lebih penting adalah menciptakan suatu lapangan kerja. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dalam sistim perekonomian daerah diharapkan dapat berperan disamping sebagai penyeimbang kekuatan pasar juga diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam meningkatkan pendapatan daerah melalui penyetoran deviden sebagai bagian laba BUMD. Dalam mewujudkan harapan tersebut diatas maka BUMD harus di desain untuk mampu bersaing secara fair dan adil dengan entitas bisnis swasta guna memperoleh laba dan memberikan kontribusi pendapatan daerah berupa deviden sebagai bagian laba yang harus disetorkan kepada pemerintah daerah guna memperkuat Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah pada setiap tahun. Salah satu upaya yang dapat dilaksanakan pemerintah daerah dalam mewujudkan hal-hal sebagaimana tersebut diatas, yaitu melakukan penyertaan modal pada suatu badan usaha milik pemerintah dan/atau milik swasta. Penyertaan modal tersebut dapat ditambah, dikurangi, dijual kepada pihak lain, dan/atau dapat dialihkan kepada Badan Usaha Milik Daerah lainnya. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 31