RESENSI BUKU. : Investor-State Arbitration. Rubins, Borzu Sabahi. Judul. Penulis buku : Christopher F. Dugan, Don Wallace, Jr., Noah D.

dokumen-dokumen yang mirip
IDENTITAS MATA KULIAH

: Public International Law: Contemporary Principles and Perspectives Penulis buku : Gideon Boas Penerbit :

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH KERAJAAN DENMARK MENGENAI PENINGKATAN DAN PERLINDUNGAN PENANAMAN MODAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Catatan Kritis Terhadap Bab Investasi Teks Perjanjian TPP IGJ, 20 November 2015

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPPRES 83/1996, PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK UZBEKISTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

*46879 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 6 TAHUN 1997 (6/1997)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERSETUJUAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN REPUBLIK FEDERAL JERMAN TENTANG PENINGKATAN DAN PERLINDUNGAN TIMBAL BALIK PENANAMAN MODAL

KEDUDUKAN BILATERAL INVESTMENT TREATIES (BITs) DALAM PERKEMBANGAN HUKUM INVESTASI DI INDONESIA

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH KERAJAAN THAILAND MENGENAI PENINGKATAN DAN PERLINDUNGAN ATAS PENANAMAN MODAL

HAK ISTIMEWA BAGI INVESTOR ASING DALAM BERINVESTASI DI INDONESIA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

PENYELESAIAN SENGKETA KASUS INVESTASI AMCO VS INDONESIA MELALUI ICSID

K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011

15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap negara membutuhkan modal untuk membiayai proyek

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI PENJUALAN ANAK, PROSTITUSI ANAK, DAN PORNOGRAFI ANAK

Arbitrase a. Pengantar Arbitrase adalah penyerahan sengketa secara sukarela kepada pihak ketiga yang netral serta putusan yang dikeluarkan sifatnya

PRESIDEN REPBULIK INDONESIA,

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK ARAB SURIAH MENGENAI PENINGKATAN DAN PERLINDUNGAN ATAS PENANAMAN MODAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Gambaran Mengenai Bisnis Internasional

HPI PEMAKAIAN HUKUM ASING PERTEMUAN XIII, XIV & XV. By Malahayati, SH, LLM

LD NO.14 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL I. UMUM

: Treaties Under Indonesian Law: A Comparative Study Penulis buku : Dr. iur. Damos Dumoli Agusman : PT. Remaja Rosda Karya

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

JURUSAN SOSIAL YOGYAKARTA

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

TRANSAKSI BISNIS INTERNASIONAL JOINT VENTURE AGREEMENT

Materi 3 NERACA PEMBAYARAN. 1

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 melalui pemberian kuasa kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Menteri Keuangan, Menteri Energi Dan Su

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NERACA PEMBAYARAN ANDRI HELMI M, SE., MM. SISTEM EKONOMI INDONESIA

BAB IX KONTROVERSI PENANAMAN MODAL ASING (PMA) & UTANG LUAR NEGERI (ULN)

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan bisa bersumber dari tabungan nasional dan pinjaman luar

PENYELESAIAN SENGKETA TERHADAP INVESTOR ASING JIKA TERJADI SENGKETA HUKUM DALAM PENANAMAN MODAL

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA BAGIAN KEDUA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN. TENTANG PERUBAHAN ATAS

BAB I PENDAHULUAN. disingkat HKI) telah berkembang sangat pesat. Sebagai ilmu yang baru, HKI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia mempunyai wilayah yang sangat luas dan jumlah

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI INVESTOR TERHADAP PENGAMBILALIHAN PERUSAHAAN PENANAMAN MODAL ASING DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berbagai perjanjian penanaman modal asing, investor asing cenderung memilih

SYLABUS HUKUM INVESTASI & PASAR MODAL

PENYELESAIAN SENGKETA INVESTASI ASING DI SEKTOR PERTAMBANGAN MINERBA DI INDONESIA DALAM KAITANNYA DENGAN HUKUM PERDATA INTERNASIONAL

Laporan dan Ulasan Seri Diskusi Keadilan Ekonomi -Indonesia for Global Justice- 24 Februari 2017

BAHAN KULIAH ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DAGANG 14 METODE PENYELESAIAN SENGKETA PERDAGANGAN INTERNASIONAL A.

R-111 REKOMENDASI DISKRIMINASI (PEKERJAAN DAN JABATAN), 1958

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

Perekonomian Indonesia

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PENANAMAN MODAL

1 BAB V: PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Arus globalisasi dan era pasar bebas akan menimbulkan persaingan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERJANJIAN INTERNASIONAL DI ERA GLOBALISASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Bab 5 PEREKONOMIAN TERBUKA

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini hampir semua negara-negara di dunia menganut sistem pasar bebas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

DPR TOLAK PEMBERIAN PINJAMAN KEPADA IMF

BAB I PENDAHULUAN. Sahara Afrika untuk lebih berpartisipasi dalam pasar global. 1 Dalam beberapa tahun

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara modern. Hukum memiliki peran yang dominan dalam. ekonomi dan budaya pada masa pembangunan suatu negara.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dan permasalahan yang dikemukakan pada bab-bab sebelumnya dapat disusun kesimpulan sebagai berikut:

BAB VII Perdagangan Internasional

BAB I PENDAHULUAN. Foreign Direct Investment (FDI) sebagai komponen yang meningkatkan

POKOK-POKOK HUKUM HAK ASASI MANUSIA INTERNASIONAL

PENDAHULUAN TREN GLOBAL DALAM FDI MENGAPA PERUSAHAAN BERINVESTASI DI LUAR NEGERI? MERGER DAN AKUISISI LINTAS BATAS RISIKO POLITIK DAN FDI

Perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kinerja ekonomi tercermin dalam kinerja perusahaanperusahaan. Bursa Efek Indonesia merupakan pasar modal yang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2014 TENTANG

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

BUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2004 TENTANG

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH NEGARA QATAR MENGENAI PENINGKATAN DAN PERLINDUNGAN ATAS PENANAMAN MODAL

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

Buku Panduan Permohonan Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu bagi Sivitas Akademika IPB

DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU. Perhatikan desain-desain handphone berikut:

BAB I PENDAHULUAN. dari negara-negara maju, baik di kawasan regional maupun kawasan global.

I. PENDAHULUAN. mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Permodalan tersebut salah

KEKUASAAN HUBUNGAN LUAR NEGERI PRESIDEN (FOREIGN POWER OF THE PRESIDENT) Jumat, 16 April 2004

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perdagangan dunia yang semakin pesat di berbagai bidang

Lex Administratum, Vol. IV/No. 2/Feb/2016. perselisihan Antara Negara Asing Mengenai Penanaman Modal. Kata kunci: Perlindungan hukum, Investor

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas sebagai sumber pemasukan negara. Undang-Undang Dasar 1945, yang menyatakan bahwa: "cabang-cabang produksi

Upaya Penyelesaian Sengketa Di Bidang HEI RANAH PUBLIK PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL PADA UMUMNYA 20/05/2017

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kebergantungan ekonomi melalui perdagangan internasional dan

BAB V PENUTUP. Universitas Indonesia. Diplomasi energi..., Muhammad Ali Busthomi, FISIP UI, 2010.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

RESENSI BUKU Judul : Investor-State Arbitration Penulis buku : Christopher F. Dugan, Don Wallace, Jr., Noah D. Rubins, Borzu Sabahi Penerbit : Oxford University Press Bahasa : Inggris Jumlah halaman : xxx + 791 Tahun penerbitan : 2011 Pembuat resensi : Muhammad Ferdien, S.H. Buku ini adalah sebuah hasil pembelajaran dan praktik selama bertahun-tahun dalam bidang arbitrase investasi. Pada awalnya buku ini ditulis sebagai sebuah buku wajib bagi para mahasiswa dalam sebuah seminar mengenai arbitrase investornegara, dimana para penulis telah mengajarkan subjek tersebut selama beberapa tahun di Georgetown University Law Center. Dengan banyaknya 171

perjanjian-perjanjian investasi, dan perkembangan yang dihasilkan dari arbitrase investasi sebagai suatu wilayah praktik dimana para penulis terlibat secara aktif, fokus dari buku tersebut telah diubah untuk menyesuaikan dengan kalangan pembaca yang lebih luas. Investasi lintas batas merupakan hal yang fundamental bagi perdagangan di abad ke-21, tetapi sulit dikatakan sebagai suatu fenomena yang baru. Walaupun pada umumnya perbatasan negara dan politik telah memperlambat migrasi orang dan modal dari satu negara ke negara lainnya, namun hanya di situasi tertentu yang jarang terjadi, hambatan tersebut terbukti dapat diatasi. Dan untuk alasan yang baik: walaupun emigrasi modal dapat berarti bahwa dana untuk modal tersebut tidak mempromosikan pembangunan di ekonomi asalnya, tetapi dana tersebut tampak lebih produktif di tempat lain, dan sebagian dari investasi tersebut untuk kemudian dapat menemukan jalannya untuk kembali ke ekonomi asal investor. Ada tiga kategori besar investasi lintas batas: investasi portofolio, investasi langsung, dan investasi tidak langsung. Investasi porfolio di antaranya meliputi sekuritas yang diperdagangkan secara publik, seperti saham dan obligasi dari perusahaan asing. Foreign Direct Investment (FDI) atau Investasi Asing Langsung biasanya terdiri dari gabungan jangka menengah dan jangka panjang dari uang, peralatan, keahlian, atau aset lain di negara lain, dalam perusahaan baik yang sedang berkembang atau yang baru berdiri yang didirikan untuk tujuan menjalankan beberapa bisnis. International Monetary Fund mendefinisikan investasi jenis tersebut 172

sebagai "investasi yang dibuat untuk mempertahankan kepentingan yang langgeng pada sebuah perusahaan yang beroperasi dalam sebuah ekonomi selain dari ekonomi asal investor, tujuan investor adalah untuk memiliki peranan yang efektif dalam manajemen perusahaan. Sebagai akibat dari kelangkaan pinjaman bank komersial, kondisi makroekonomi yang membaik, dan rezim hukum liberal, aliran investasi langsung yang lintas batas tumbuh pesat dalam dekade terakhir di abad ke-20. Sementara itu, investasi langsung adalah metode yang digunakan untuk memindahkan sumber daya secara lintas batas dalam pasar yang ditargetkan tanpa benar-benar berpartisipasi dalam program atau proyek yang dihasilkan. Contohnya meliputi lisensi paten dan pengalihan kekayaan intelektual lainnya, perjanjian bantuan teknis, dan pengaturan pemasaran bersama. Demikian pula, konsentrasi sumber daya alam dan tenaga kerja di negara-negara berkembang yang secara metaforis diistilahkan selatan membuat investasi lintas batas menjadi suatu bagian penting dari pembangunan berkelanjutan dan pertumbuhan ekonomi untuk seluruh dunia. Dikarenakan keahlian dan modal awal yang diperlukan untuk mengeksploitasi sumber daya sebagian besar berada di utara, negaranegara kurang berkembang atau less developed countries tidak bisa membuka potensi aset sumber daya alam mereka tanpa setidaknya suntikan FDI pada awal prakarsa pembangunannya. Semakin pentingnya investasi internasional telah disertai dengan pesatnya perkembangan suatu bidang besar yang baru dari hukum 173

internasional, yang mendefinisikan kewajiban negara tuan rumah terhadap investor asing dan menciptakan prosedur untuk menyelesaikan sengketa sehubungan dengan kewajiban tersebut. Pada prinsipnya, bidang hukum baru tersebut dikodifikasikan dalam suatu jaringan yang luas dari perjanjian investasi bilateral dan multilateral, yang didukung dengan hukum kebiasaan internasional yang terus berkembang. Secara umum dalam perjanjian-perjanjian tersebut, entitas asing dari satu negara penandatangan yang telah berinvestasi sesuai dengan ketentuan di wilayah negara penandatangan lain dapat menikmati berbagai jenis perlindungan, khususnya dari diskriminasi dan pengambilalihan (expropriation) tanpa kompensasi, serta persyaratan untuk perlakuan yang adil dan setara dan perlindungan dan keamanan penuh investasi. Ketika seorang investor merasa bahwa hak-haknya di dalam perjanjian telah dilanggar, investor tersebut dapat mengajukan gugatan ganti rugi ke pengadilan arbitrase internasional, yang biasanya diatur dan dikelola di bawah naungan lembaga arbitrase terkemuka tetapi terkadang pula arbitrase yang ad hoc. Berbeda dengan sistem tradisional, investor yang menerima manfaat dari perjanjian investasi semacam ini tidak perlu lagi untuk memohon ke pemerintah mereka sendiri untuk mendukung klaim mereka secara diplomatis. Mereka dapat langsung melanjutkan ke proses arbitrase melawan negara tuan rumah, sehingga menghilangkan hambatan diplomatis dan politis untuk secara langsung menyelesaikan sengketa yang muncul pada hukum kebiasaan internasional. Subyek 174

arbitrase negara-investor terletak di ujung tombak dari hukum internasional dan penyelesaian sengketa, dan mereka memainkan peran yang semakin penting dalam perkembangan sistem ekonomi global. Lebih lanjut, kajian mengenai bentuk arbitrase tersebut memberikan wawasan tentang perkembangan dalam hukum kebiasaan internasional, konflik yang tak terhindarkan antara negara pengimpor dan pengekspor modal, dan status individu dan perusahaan dalam tatanan hukum internasional. Bab I III dari buku ini menerangkan tentang sejarah perlakuan terhadap pihak asing dan investasi berdasarkan hukum internasional dan memberikan suatu gambaran atas perjanjian-perjanjian internasional yang paling penting yang memberikan investor sebuah hak untuk arbitrase gugatan. Analisis historis ini sangat penting untuk memahami perkembangan arbitrase negara-investor dan konsep-konsep seperti tanggung jawab negara, penyangkalan hukum (denial of justice), habisnya upaya hukum nasional, dan pendukungan (espousal). Bab IV VIII memberikan suatu analisis mengenai aturan arbitrase yang paling umum digunakan dalam penyelesaian sengketa negara-investor. Bab IX XIX menguraikan elemen-elemen yang paling penting dari substansi dan prosedur yang menjadi karakter arbitrase negarainvestor, meliputi hukum yang berlaku, persetujuan (consent), prinsip perlakuan nasional (national treatment) dan perlakuan nondiskriminasi (most-favored nation treatment), perlakuan yang adil dan setara, standar 175

minimum, perlindungan dan keamanan penuh, pengambilalihan (expropriation), klausula-klausula payung (umbrella clauses), dan akhirnya masalah kerugian (damages). Bab XX XXI membahas tentang tantangan dan penegakan putusan, khususnya proses pembatalan berdasarkan Konvensi Law of the International Centre for Settlement of Investment Disputes (ICSID). Bab XXII menerangkan tentang perkembangan masa depan dari arbitrase negara-investor. Tema sentral dalam bagian penutup ini meliputi tantangan globalisasi, benturan negara pengimpor dan pengekspor modal, batasan-batasan terhadap kedaulatan negara, dan evolusi dari suatu yurisprudensi investasi internasional. Topik penyelesaian sengketa negara-investor berbeda nyata dari bidang hukum lainnya yang terkait. Perbedaan dengan hukum internasional publik (dan subtopik perlindungan diplomatik) adalah dalam hal bahwa salah satu pihak yang terlibat hampir selalu merupakan pihak swasta, yang secara tradisional sama sekali dianggap bukan sebagai subjek hukum internasional. Meskipun arbitrase investor-negara meminjam banyak prosedur dari arbitrase komersial internasional, berbagai standar untuk kewajiban dan kompensasi dalam sengketa kategori baru ini berasal bukan dari kesepakatan para pihak pihak tetapi sebagian besar berasal dari bahasa perjanjian dan hukum kebiasaan internasional yang berdiri sendiri. 176