PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 2-7 TAHUN 2OI3 TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 46 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG DAERAH

SALINAN PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG DAERAH LAINNYA BUPATI BERAU,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG NEGARA/DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 55 Tahun : 2014

MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG NEGARA/DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 83 TAHUN 2012

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 43

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG NEGARA/DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TENTANG PENGELOLAAN DAN PENGHAPUSAN PIUTANG BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOKTER MOHAMAD SOEWANDHIE KOTA SURABAYA

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENGHAPUSAN PIUTANG BADAN LAYANAN UMUM DAERAH BUPATI MALANG,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Menimbang : a. Mengingat : Peraturan...

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

2017, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 ten

PROVINSI JAWA TENGAH

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG TUNTUTAN GANTI KERUGIAN DAERAH

GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR '77 TAHUN 2014 TENTANG

PENGHAPUSAN PIUTANG BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TUGUREJO PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA TUNTUTAN GANTI KERUGIAN DAERAH

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 378/KMK.01/2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DAN TUNTUTAN GANTI RUGI KEUANGAN DAN BARANG DAERAH

2016, No c. bahwa dalam rangka perbaikan kondisi keuangan Perusahaan Daerah Air Minum sebagaimana dimaksud dalam huruf b, perlu meningkatkan e

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PIUTANG BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA LANGSA PERATURAN WALIKOTA LANGSA NOMOR 80 TAHUN 2013 TENTANG

SALINAN. : 1. Pasal 5 ayal (21 Undang-Undang Dasar Negara Republik. 3. Peraturan. optimalisasi penyelesaian Piutang Negara yang

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG

Menimbang : a. bahwa untuk kelancaran pemulihan kerugian Daerah agar dapat berjalan lebih

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESlA SALIN AN

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DAN TUNTUTAN GANTI RUGI KEUANGAN DAN BARANG DAERAH

Menimbang : a. bahwa untuk kelancaran pemulihan kerugian Daerah agar dapat berjalan lebih

NOMOR 33 TAHUN 2015 GUBERNUR BENGKULU, Gubernur Bengkulu tentang Tata Cara Pengelolaan Piutang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 14 TAHUN 2012

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA TUNTUTAN GANTI KERUGIAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA TUNTUTAN GANTI KERUGIAN DAERAH

Cara Penghapusan Piutang Negara/Daerah (Lembaran. Tahun 2OO4 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PENYELESAIAN KERUGIAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

2016, No Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih

tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja bahwa untuk memenuhi ketentuan Pasal 185 ayat (4) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2OO4 tentang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN TUNTUTAN KERUGIAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA SANDI NEGARA. Kerugian Negara. Penyelesaian. Tata Cara.

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PIUTANG PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SERANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 13 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN TUNTUTAN KERUGIAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR : 9 TAHUN 2011 TENTANG PENYELESAIAN KERUGIAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR TENTANG TATA CARA TUNTUTAN GANTI KERUGIAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 8 TAHUN 2002 TENTANG

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU

- 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARRU NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 302/KMK.01/2002 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN KERUGIAN NEGARA DI LINGKUNGAN LEMBAGA SANDI NEGARA

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G RETRIBUSI PELAYANAN PERIJINAN PENYELENGGARAAN KOPERASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

2015, No Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 14

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 7 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

-2-2. Penyempurnaan pengaturan penghapusan Piutang Negara yang bersumber dari penerusan pinjaman luar negeri/rekening dana investasi/rekening pembangu

danelit KEUANGAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR: 112/PMK.07/2005 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGGAI NOMOR 1 TAHUN 2011 T E N T A N G PENYERTAAN MODAL DAERAH KEPADA PIHAK KETIGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 163/PMK.06/2011 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 128/PMK.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN DANA CADANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

NOMOR : 2 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

1 of 6 18/12/ :54

BUPATI TUBAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT KABUPATEN BULUNGAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA TUNTUTAN GANTI KERUGIAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

BUPATI TULUNGAGI'ITG PROVINSI JAWA TIMI'R

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Bank adalah bank umum sebagaimana dimaksud dalam Un

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI WAJO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAJO NOMOR 6 TAHUN 2014

BUPATI PATI, PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN ANGGARAN 2013

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 122 / PMK.06 / 2007 TENTANG KEANGGOTAAN DAN TATA KERJA PANITIA URUSAN PIUTANG NEGARA MENTERI KEUANGAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

Transkripsi:

BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 2-7 TAHUN 2OI3 TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2OO5 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Negaral Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2006 perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Tata Cata Penghapusan Piutang Daerah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur Jucto Undang- Undang Nomor 2 Tahun 1965 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotapraja Surabaya dan Daerah Tingkat II Surabaya (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 3O, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890);

-2-3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraa.n Negara yang Bebas dan Bersih dari Kolusi, Korupsi dan Nepotisme (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4. Nomor 3851); Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor I4O, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 387$; 5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a2861; 6. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2AO4 tentang Perbendaharaan Negara ([embaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO4 Nomor 5, Tambahan Lembarari Negara Republik Indonesia Nomor a355); 7. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2OA4 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungiawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2AO4 Tentang Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor aaao\ 8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2OO4 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO4 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2OO8 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Irmbaran Negara Republik Indonesia Nomor asaa\ 9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2OlI tentang Pembentukan Peraturan Perundang- Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2O11 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 523a1;

3-1O. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO5 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4488) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2O06 (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a6521; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2OO5 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (l,embaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 14O, Tambahan Irmbaran Negara Republik Indonesia Nomor a5781; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a593); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 20O6 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20A6 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 20O8 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a855); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2OO7 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO7 Nomor 82, Tambahan kmbaran Negara Republik Indonesia Nomor a737); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 6O Tahun 2O08 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor I27,

-4- Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a89o); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2O1O tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135); 17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 1997 tentang Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi Keuangan dan Barang Daerah; 18. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 3OO/KMK.OI l2oo2 tentang Pengurusan Piutang Negara 19. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 31 IPMK.OT l2oas tentang Tata Cara Pengajuan Usul, Penelitian dan Penetapan Penghapusan Piutang Perusahaan Negara/ Daerah Dan Piutang Negara/ Daerah 20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah Menteri Nomor 21 Tahun 2OlI; terakhir dengan Peraturan 21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2AOT tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Daerah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor 18 Tahun 2008 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil Daerah (PPNS Daerah); 23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2OO9 tentang Kode Etik Penyidik Pegawai Negeri Sipil Daerah; 24. Peraturan Daerah Kabupaten M<ljokerto Nomor 2 Tahun 2Ol2 tentang Pedoman Pengeloaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Mojokerto Tahun 2OI2 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor 1); 25. Peraturan Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor 16 Tahun 2OI2 tentang Tata Cara Tuntutan Ganti Kerugian Keuangan dan Barang Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Mojokerto Tah:un 2Ol2 Nomor 2,

-5- Tambahan l.embaran Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor 1); MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAIT PIUTANG DAERAII. BAB I KETENTUAN T'MUM Pasal I Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Mojokerto. 2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut azas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik lndonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 4. Bupati adalah Bupati Mojokerto. 5. Dewan Perwakilan Ralryat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Lembaga Dewan Perwakilan Ralryat Daerah Kabupaten Mojokerto sebagai unsur penyelenggaraan pemerintah daerah. 6. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah adalah Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Mojokerto yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai Bendahara Umum Daerah. 7. Tuntutan Ganti Rugi yang selanjutnya disingkat TGR adalah suatu proses tuntutan terhadap pegawai bukan bendahara, pejabat lainnya dan pihak manapun dengan tujuan menuntut penggantian kerugian disebabkan oleh perbuatan melanggar hukum dan/atau melalaikan

-5- kewajibannya sebagaimana mestinya sehingga secara langsung atau tidak langsung, daerah menderita kerugian. 8. Pejabat yang berwenang adalah pejabat yang karena kewenangannya dapat memberikan keterangan/menyatakan sesuatu hal atau peristiwa sesungguhnya yang secara hukum dapat dipertan ggungj awabkan. 9. Penghapusan adalah menghapuskan tagihan daerah dari administrasi pembukuan karena alasan tertentu (tidak mampu membayar) seluruhnya maupun sebagian dan apabila di kemudian hari yang bersangkutan mampu, kewajiban dimaksud akan ditagih kembali. 10. Piutang Daerah adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada Pemerintah Daerah dan/atau hak pemerintah Daerah yang dapat dinilai dengan uang sebagai akibat perjanjian atau akibat lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku atau akibat lainnya yang sah. 11-Penghapusan Piutang Daerah adalah Penghapusan Piutang Daerah dari pembukuan Pemerintah Daerah yang tidak menghapus hak tagih Pemerintah Daerah dan atau dengan menghapus hak tagih Pemerintah Daerah. I2-Tata Cara Penghapusan Piutang Daerah adalah Kaidah atau aruran yang tersusun guna menunjang terwujudnya pelaksanaan penghapusan Piutang Daerah sesuai dengan Peraturan perundang Undangan 13. Badan Pemeriksa Keuangan Repubrik Indonesia yang selanjutnya disingkat BPK-RI, adalah Badan pemeriksaan Keuangan Republik Indonesia, sebagaimana dimaksud dalam undang-undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dasar 14. Piutang Daerah adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada Pemerintah Daerah dan/atau hak pemerintah Daerah yang dapat dinilai dengan uang sebagai akibat perjanjian atau akibat lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku atau akibat lainnya yang sah. 15. Panitia Urusan Piutang Negara, yang selanjutnya disingkat pupn, adalah Panitia yang bersifat interdepartemental dan bertugas mengurus Piutang Negara sebagaimana dimaksud Undang Nomor 49 Prp. Tahun 1960. dalam Undang-

-7-16. Penanggung Utang Kepada Daerah, yang selanjutnya disebut Penanggung Utang adalah Badan atau orang yang berutang kepada Daerah menurut peraturan, perjanjian atau sebab apapun. 17. Direktorat Jenderal Piutang dan Lelang Negara yang selanjutnya disingkat DJPLN adalah Direktorat Jenderal dibawah Departemen Keuangan yang menangani piutang dan lelang. 18. Direktur Jenderal Piutang dan Lelang Negara yang selanjutnya disebut Direktur Jenderal adalah kepala Direktorat Jenderal Piutang dan Lelang Negara. 19. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Piutang dan Lelang Negara yang selanjutnya disebut Kantor Wilayah adalah kantor yang menangani piutang dan lelang wilayah Jawa Timur. 20. Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara yang selanjutnya disebut Kantor Pelayanan adalah kantor yang menangani piutang dan lelang wilayah Jawa Timur. 21. Penghapusan Secara Bersyarat adalah kegiatan untuk menghapuskan Piutang Daerah dari pembukuan Pemerintah Daerah dengan tidak menghapuskan hak tagih Daerah. 22.Penghapusan Secara Mutlak adalah kegiatan penghapusan Piutang Daerah dengan menghapuskan hak tagih Daerah atau hak tagih Perusahaan Daerah. 23. Piutang Negara Sementara Belum Dapat Ditagih yang selanjutnya disebut PSBDT adalah sisa piutang negara yang masih belum dapat tertagih namun penanggung hutang tidak mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan dan barang jaminan tidak ada, telah dicairkan, tidak lagi mempunyai nilai ekonomis, atau bermasalah yang sulit diselesaikan. Pasal 2 (1) Piutang Daerah dapat dihapuskan secara bersyarat atau mutlak dari pembukuan Pemerintah Pusat/Daerah, kecuali mengenai Piutang Daerah yang cara penyelesaiannya diatur tersendiri dalam ketentuan Peraturan perundang undangan seperti Piutang Pajak Daerah. (21 Penghapusan Secara Bersyarat dilakukan dengan menghapuskan Piutang Daerah dari pembukuan Pemerintah Pusat/ Daerah tanpa menghapuskan hak tagih Negara/ Daerah.

-8- (3) Penghapusan Secara Mutlak dilakukan dengan menghapuskan hak tagih Daerah. Pasal 3 (1) Penghapusan Secara Bersyarat dan Penghapusan Secara Mutlak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, hanya dapat dilakukan setelah Piutang Daerah diurus secara optimal oleh PUPN sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pengurusan Piutang Negara. (2) Pengurulsan Piutang Daerah dinyatakan telah optimal, dalam hal telah dinyatakan sebagai PSBDT oleh PUPN. (3) PSBDT sebagaimana dimaksud pada ayat {21, ditetapkan dalam hal masih terdapat sisa utang, nam.un : a. Penanggung Utang tidak mempunyai kemampuan untuk menyelesaikannya; dan b. Barang jaminan tidak ada, telah dicairkan, tidak lagi mempunyai nilai ekonomis, atau bermasalah yang sulit diselesaikan. BAB II PENGHAPUSAIT SECARA BERSYARAT Bagian Pettama Kewenangan Pasal 4 (1) Penghapusan Secara Bersyarat, sepanjang menyangkut Piutang Daerah ditetapkan oleh : a. Bupati untuk jumlah sampai dengan Rp 5.OO0.OO0.0OO,OO (lima miliar rupiah); dan b. Bupati dengan persetujuan Dewan Perwakilan Ralryat Daerah untuk jumlah lebih dari Rp5.O0O.0OO.OOO,OO (lima miliar rupiah). (2) Dalam hal Piutang Daerah dalam satuan mata uang asing, nilai piutang yang dihapuskan secara bersyarat adalah nilai yang setara dengan nilai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada 3 (tiga) hari sebelum tanggal surat pengajuan usul penghapusan oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah.

-9- Bagian Kedua Pengajuan Usul Pasal 5 Piutang Daerah yang akan dihapuskan secara bersyarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1), diusulkan oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang berpiutang kepada Bupati setelah mendapat pertimbangan dari Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Piutang dan Lelang Negara yang wilayah kedanya meliputi wilayah kerja Kabupaten Mojokerto. Bagian Ketiga Persyaratan Pasal 6 Penghapusan Secara Bersyarat atas Piutang Daerah dari pembukuan dilaksanakan dengan ketentuan : a. dalam hal piutang adalah berupa Tuntutan Ganti Rugi, setelah piutang ditetapkan sebagai PSBDT dan terbitnya rekomendasi penghapusan secara bersyarat dari Badan Pemeriksa Keuangan; atau b. dalam hal piutang adalah selain piutang Tuntutan Ganti Rugi, setelah piutang ditetapkan sebagai PSBDT. Pasal 7 (1) Pejabat Pengelola Keuangan Daerah dapat mengusulkan Penghapusan Secara Bersyarat atas Piutang Daerah dengan nilai: a. sampai dengan Rp5.O0O.00O.OO0,O0 (lima miliar rupiah) per Penanggung Utang kepada Bupati; dan b. lebih dari RpS.00O.OO0.0O0,00 (lima miliar rupiah) per Penanggung Utang kepada Bupati dengan persetujuan Perwakilan Ralryat Daerah masing-masing. Dewan (2) Usul penghapusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah Pejabat Pengelola Keuangan Daerah memperoleh pertimbangan penghapusan dari Kepala Kantor Wilayah.

-10- (3) Kantor Wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (21 adalah Kantor Wilayah yang wilayah kerjanya meliputi wilayah kerja Kabupaten Mojokerto. Pasal 8 (1) Usul Penghapusan Secara Bersyarat atas Piutang Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) disampaikan secara tertulis dan dilampiri dengan dokumen sekurang-kurangnya: a. daftar nominatif Penanggung Utang; dan b. Surat Pertimbangan Penghapusan Secara Bersyarat Atas Piutang Daerah dari Kepala Kantor Wilayah (2) Pengajuan usul sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan tembusan ditujukan kepada Kepala Kantor Wilayah. Pasal 9 (1) Permintaan pertimbangan Penghapusan Secara Bersyarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (21 diajukan secara tertulis oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah dengan dilampiri dengan dokumen sekurang-kurangnya: a. daftar nominatif Penanggung Utang; dan b. Surat Pernyataan PSBDT dari PUPN Cabang. (2) Dalam hal Piutang Daerah berupa Tuntutan Ganti Rrgt, permintaan pertimbangan Penghapusan Secara Bersyarat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampiri dengan dokumen sekurangkurangnya: a. dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1); dan b. surat rekomendasi penghapusan secara bersyarat dari Badan Pemeriksa Keuangan. Daftar ltominatif Pasal 1O Daftar nominatif Penanggung Utang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf a, Pasal 9 ayat (1) huruf a, memuat informasi sekurangkurangnya:

1"L - a. b. c. d. e. identitas para Penanggung Utang yang meliputi nama dan alamat; sisa utang masing-masing Penanggung utang yang akan dihapuskan; tanggal terjadinya piutang, tanggal jatuh tempo/dinyatakan macer, dan tanggal penyerahan pengurusan piutang kepada pupn cabang; tanggal dinyatakan sebagai PSBDT oleh pupn; dan keterangan tentang keberadaan dan kemampuan penanggung utang, keberadaan dan kondisi barang jaminan, dan/atau keterangan lain yang terkait. BAB III PENGI{APUSAIV SECARA MUTLAK Bagian Pertama Kewenangan Pasal 11 (1) Penghapusan Secara Mutlak, sepanjang menyangkut piutang Daerah, ditetapkan oleh : a. Bupati untuk jumlah sampai dengan Rp5.0o0.ooo.ooo,0o (lima miliar rupiah); dan b' Bupati dengan persetujuan Dewan Perwakilan Ralcyat Daerah untuk jumlah lebih dari Rp 5.000.00o.o0o,0o (lima miliar rupiah). (21 Dalam hal Piutang Daerah dalam satuan mata uang asing, nilai piutang yang dihapuskan adalah nilai yang setara dengan nilai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada 3 (tiga) hari sebelum tanggal surat pengajuan usul penghapusan oleh pejabat pengelola Keuangan Daerah. Bagian Kedua PengaJuan Usul Pasal 12 Piutang Daerah yang akan dihapuskan secara mutlak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 diusulkan Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang berpiutang kepada Bupati setelah mendapat pertimbangan dari Kantor wilayah Direktorat Jenderal piutang dan Lelang Negara yang wilayah kerjanya meliputi wilayah kerja Kabupaten Mojokerto.

- t2- Bagian Ketiga Persyaratan Pasal 13 Penghapusan Secara Mutlak atas Piutang Daerah dari pembukuan dilaksanakan dengan ketentuan : a. Diajukan setelah lewat waktu 2 (dua) tahun sejak tanggal penetapan Penghapusan Secara Bersyarat piutang dimaksud; dan b. Penanggung Utang tetap tidak mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan sisa kewajibannya, yang dibuktikan dengan keterangan dari Aparat/ Pejabat yang berwenang. Pasal 14 (1) Pejabat Pengelola Keuangan Daerah dapat mengusulkan Penghapusan Secara Mutlak atas Piutang Daerah dengan nilai: a. sampai dengan Rp 5.O0O.000.00O,OO (lima miliar rupiah) per Penanggung Utang kepada Bupati; dan b. lebih dari Rp 5.OOO.000.OOO,OO (lima miliar rupiah) per Penanggung Utang kepada Bupati dengan persetujuan Perwakilan Ralryat Daerah masing-masing. Dewan (2) Usul penghapusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah Pejabat Pengelola Keuangan Daerah memperoleh pertimbangan penghapusan dari Kepala Kantor Wilayah. (3) Kantor Wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (21 adalah Kantor Wilayah yang wilayah kerjanya meliputi Mojokerto wilayah kerja Kabupaten Pasal 15 (1) Usul Penghapusan Secara Mutlak atas Piutang Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1), diajukan setelah lewat waktu dua tahun sejak penetapan penghapusan secara bersyarat dan disampaikan secara tertulis dengan dilampiri dengan dokumen sekurang-kurangnya: a. daftar nominatif Penanggung Utang;

-L3- b. surat penetapan Penghapusan Secara Bersyarat atas piutang yang diusulkan untuk dihapuskan secara mutlak; dan c. Surat Pertimbangan Penghapusan Secara Mutlak Atas Piutang Daerah dari Kepala Kantor Wilayah. (2) Pengajuan usul sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan tembusan ditujukan kepada Kepala Kantor Wilayah. Pasal 16 Permintaan pertimbangan Penghapusan Secara Mutlak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2) diajukan secara tertulis dan dilampiri dengan dokumen sekurang- kurangnya: a. daftar nominatif Penanggung Utang; b. surat penetapan Penghapusan Secara Bersyarat atas piutang yang diusulkan untuk dihapuskan secara mutlak; dan c. surat keterangan dari Aparat/Pejabat yang berwenang menyatakan bahwa Penanggung Utang tidak mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan sisa kewajibannya. Daftar Nominatif Pasal 17 Daftar nominatif Penanggung Utang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf a, dan Pasal 16 huruf a, memllat informasi sekurangkurangnya: a. identitas para Penanggung Utang yang meliputi nama dan alamat; b. sisa utang masing-masing Penanggung Utang yang akan dihapuskan; c. tanggal terjadinya piutang, tanggal jatuh tempo/dinyatakan macet, dan tanggal penyerahan pengurusan piutang kepada PUPN Cabang; d. tanggal dinyatakan sebagai PSBDT oleh PUPN; dan e. keterangan tentang keberadaan dan kemampuan Penanggung Utang, keberadaan dan kondisi barang jaminan, dan/atau keterangan lain yang terkait.

-14- Penetapan Pasal 18 Setelah ditetapkan oleh Bupati, atau oleh Bupati dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, penetapan Penghapusan Secara Bersyarat/Mutlak Piutang Daerah diberitahukan oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah kepada Kepala Kantor Wilayah. Pasal 19 Penetapan Piutang Daerah yang telah dihapuskan Secara Mutlak disampaikan kepada: a. Penanggung Utang; dan b. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah. Pasal 2O Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Mojokerto. Ditetapkan di Mojokerto pada tanggal 3 runr 4K BUPATI MUSTOF Diundangkan di Mojokerto pada tanggal q Juu\ rc! SEKR TARIS DAERAII ATEN MOJOKERTO, BERTTA DAERATT I{ABUPATEN MOJOKERTO TATTUN 2Ol3 NOMOR 24