PEMERINTAH PROPINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROPINSI RIAU NOMOR : 5 TAHUN 2002

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH PROPINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROPINSI RIAU NOMOR : 9 TAHUN 2002

PEMERINTAH PROPINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROPINSI RIAU NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

PEMERINTAH PROVINSI RIAU

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG

PEMERINTAH PROPINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROPINSI RIAU NOMOR : 11 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT NOMOR 26 TAHUN 2001 TENTANG PENDIRIAN PT JASA SARANA JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI BANGKA TENGAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG SELATAN,

BUPATI BANDUNG RANCANGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN PT. PEMBANGUNAN PRASARANA SUMATERA UTARA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH PT. PEMBANGUNAN BELITUNG TIMUR

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG

PEMERINTAH PROPINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROPINSI RIAU NOMOR : 10 TAHUN 2002

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG

WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2006

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2006 NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR : 11 TAHUN 2006 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI TAHUN 2010 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR : 2 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN P.T. BEKASI PUTERA JAYA

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

LEMBARAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 12 TAHUN 2009

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD) PERSEROAN TERBATAS (PT) LAMPUNG JASA UTAMA

- 1 - BUPATI ACEH TAMIANG. Draf Rancangan QANUN KABUPATEN ACEH TAMIANG NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERSEROAN TERBATAS (PT) REBONG PERMAI

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

BUPATI BATU BARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA PELABUHAN PELABUHAN BATAM INDONESIA (PT)

NOMOR : 3 TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS KARANGASEM SEJAHTERA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2012

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

QANUN KABUPATEN ACEH TAMIANG NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH PT. REBONG PERMAI JAYA

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PENDIRIAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKANBARU,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANJUNGPINANG,

BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PERSEROAN TERBATAS BANK PERKREDITAN RAKYAT DELTA ARTHA

PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH PADA PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS (PT) PAPUA GRACIA AIRLINES

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR : 03 TAHUN 2009 TENTANG PERSEROAN TERBATAS (PT) MALUKU ENERGI

PEMERINTAH KOTA BATU

PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD) PERSEROAN TERBATAS (PT) LAMPUNG JASA UTAMA

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR

Pemerintah Provinsi Riau

PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 2 TAHUN 1999

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

NO : SERI : D

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT

PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN

PEMERINTAH PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PENJAMINAN KREDIT DAERAH PROVINSI RIAU

BUPATI BULELENG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH SWATANTRA KABUPATEN BULELENG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD) KABUPATEN BELITUNG TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON

LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2009

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2003 NOMOR 17 SERI D PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 10 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBONG NOMOR TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBONG,

QANUN ACEH NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN BANK ACEH SYARIAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PENJAMINAN KREDIT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 19 TAHUN 2003 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2007 NOMOR 10 PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2007

Transkripsi:

PEMERINTAH PROPINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROPINSI RIAU NOMOR : 5 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD) ANGKUTAN UDARA PERSEROAN TERBATAS (PT) RIAU AIRLINES DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : Mengingat : GUBERNUR RIAU a. Bahwa dalam rangka mengantisipasi perkembangan ekonomi global dan mewujudkan Visi Riau tahun 2020, dipandang perlu membentuk Badan Usaha Milik Daerah Angkutan Udara sebagai wadah usaha angkutan udara guna mendukung percepatan pembangunan Daerah Riau. b. Bahwa berdasarkan pasal 84 Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, pembentukan Badan Usaha Milik Daerah diatur dengan Peraturan Daerah. c. Bahwa untuk memenuhi sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b diatas, perlu ditetapkan dalam Peraturan Daerah Provinsi Riau. 1. Undang-undang Nomor 61 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Sumatera Barat, Jambi dan Riau (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 112, Tamhahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1646). 2. Undang-undang Nomor 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3841). 3. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 13, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3587); 4. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republil Indonesia Nomor 3839); 5. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah ( Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3848); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1995tentang Angkutan Udara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 68); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom (Lemabaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 202, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4022); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4090); 10. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 70). Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI RIAU MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD) ANGKUTAN UDARA PERSEROAN TERBATAS (PT) RIAU AIRLINES. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal l Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan : 1. Pemerintah Daerah adalah Kepala daerah beserta Perangkat Daerah Otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah; 2. Gubernur adalah Gubernur Riau; 3. Pemerintah Provinsi adalah pemerintah Provinsi Riau; 4. Pemerintah Kabupaten/Kota adalah Pemerintah Kabupaten/Kota dalam wilayah Provinsi Riau;

5. Pihak Lain adalah Peorangan, Badan Hukum Swasta dan/atau Pemerintah selain ayat 3 dan 4 pasal ini; 6. Peraturan daerah adalah Peraturan Daerah Provinsi Riau; 7. Badan Usaha Milik Daerah yang selanjutnya disebut BUMD adalah Badan Usaha Milik Daerah Provinsi Riau; 8. Angkutan Udara Niaga berjadwal adalah Angkutan Udara Komersial yang terbuka untuk umum dengan didasarkan kepada jadwal kedatangan dan keberangkatan yang tetap dan teratur; 9. Angkutan Udara Niaga tidak berjadwal adalah Angkutan Udara Komersial dengan pembelian seluruh atau sebagian kapasitas pesawat udara dan tidak terikat pada rute serta jadwal penerbangan yang tetap dan teratur; 10. Organ Perseroan Terbatas (PT) Riau Airlines adalah rapat Umum Pemegang Saham, Direksi dan Komisaris; 11. Dewan Komisaris adalah Dewan Komisaris Perseroan Terbatas (PT) Riau Airlines; 12. Komisaris Utama adalah Komisaris Utama Perseroan Terbatas (PT) Riau Airlines; 13. Komisaris adalah Komisaris Perseroan Terbatas (PT) Riau Airlines; 14. Direksi adalah Direksi Perseroan Terbatas (PT) Airlines: 15. Pegawai adalah Pegawai Perseroan Terbatas (PT) Riau Airlines; 16. Anggaran Dasar adalah Anggaran Dasar Perseroan Terbatas (PT) Riau Airlines; 17. Saham adalah bukti pemilikan modal Perseroan Terbatas (PT) Riau Airlines yang memberi hak atas dividen dan lain-lainnya; 18. Rapat Umum Pemegang saham selanjutnya disebut RUPS adalah Rapat Umum Pemegang Saham perseroan Terbatas (PT) Riau Airlines. BAB II PENDIRIAN Pasa12 (1) Berdasarkan Peraturan daerah ini, didirikan BUMD Angkutan Udara Niaga berjadwal dalam bentuk Perseroan Terbatas (PT) dengan nama Riau Airlines yang selanjtunya disebut PT. RAL. (2) Gubernur diberikan wewenang untuk melaksanakan pembentukan PT. RAL sebagaimana dimaksud pada ayat (I) pasal ini, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB III MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 3 (1) Maksud didirikannyan PT. RAL adalah untuk mewujudkan sebuah Perusahaan Angkutan Udara Niaga berjadwal clan tidak berjadwal yang mampu beroperasi secara profesional. (2) Tujuan dibentuknya PT. RAL adalah untuk memperlancar angkutan udara Domestik, regional dan Internasional, sekaligus memberikan dukungan terhadap percepatan laju pertumbuhan perekonomian daerah dalam rangka mewujudkan Visi Riau Tahun 2020.

BAB IV TEMPAT KEDUDUKAN DAN KEGIATAN USAHA Pasa1 4 PT. RAL berkedudukan dan berkantor pusat di Pekanbaru dan dapat membuka cabang atau perwakilan perusahaan di Dalam Negeri dan/atau di Luar Negeri atas keputusan Direksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 5 (1) Ruang lingkup kegiatan usaha PT. RAL adalah sebagai berikut : a. Jasa angkutan udara ; menjalankan usaha dengan menggunakan pesawat udara untuk mengangkut penumpang, kargo dan pos dalam negeri dan luar negeri untuk satu perjalanan atau lebih dengan penerbangan berjadwal dan atau tidak berjadwal. b. Jasa penyewaan pesawat udara ; melakukan kegiatan penyewaan pesawat udara dari pihak lain dan/atau menyewakan kepada pihak lain. c. Jasa perawatan pesawat udara ; melakukan pemeliharaan, perbaikan dan pengadaan suku cadang serta perlengkapan pesawat udara. d. Jasa konsultan ; menyelenggarakan kegiatan pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan penerbangan dan jasa konsultan di bidang penerbangan. (2) Untuk pengembangan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, dapat bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten/Kota dan/atau pihak lain di Dalam negeri dan/atau di Luar Negeri. BAB V MODAL DANSAHAM Pasal 6 (1) Untuk Pertama kalinya modal dasar PT. RAL adalah Rp. 28.000.000.000,-(dua puluh delapan milyar ruiah). (2) Modal dasar sebagimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, pemenuhan jumlah modal disetor yang merupakan penyertaan saham Pemerintah Provinsi Riau, Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Riau dan pihak lain dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (3) Modal dasar beserta rinciannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) pasal ini, dituangkan dalam Anggaran Dasar. (4) Perubahan modal dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (3) pasal ini, ditetapkan oleh RUPS dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 7 (1) Saham yang dikeluarkan oleh PT. RAL adalah saham atas nama. (2) Jenis dan nilai nominal saham ditetapkan oleh RUPS. (3) Penyertaan saham pihak lain sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pasa! 6 Peraturaran. Dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (4) Perubahan penyertaan saham sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pasal 6 Peraturan Daerah ini, ditetapkan oleh RUPS dengan memperhatikan peraturan perundangundangan yang berlaku. Pasal 8 Ketentuan dan peraturan tentang daftar pemegang saham, pemeindahtanganan saham duplikat saham diatur dalam peraturan tersendiri oleh RUPS dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 9 Setiap pemegang saham, menurut hukum harus tunduk dan patuh pada keputusan yang ditetapkan secara sah oleh RUPS. BAB VI RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM Pasa1 10 (1) RUPS merupakan pemegang kekuasaan tertinggi. (2) RUPS terdiri atas RUPS Tahunan dan RUPS lainnva. (3) RUPS diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun. (4) RUPS Tahunan diadakan dalam waktu paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun buku ditatup. (5) RUPS lainnya dapat diadakan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan (6) RUPS di pimpin oleh komisaris Utama. (7) Keputusan RUPS diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (8) Tata tertib penyelengaraan RUPS ditetapkan oleh RUPS pertama. dengan berpedornan pada Anggaran Dasar.

BAB VII D I R E K S I pasal 11 (1) PT. RAL dipimpin oleh Direksi, yang terdiri dari seorang Direktur atau lebih. apabila diangkat lebih dari seorang Direktur maka salah seorang diantaranya dapat diangkat sebasai Direktur Utama. (2) Direksi diangkat oleh RUPS dari calon-calon yang memenuhi persyaratan untuk jangka waktu tertentu dengan kemungkinan diangkat kembali yang sebelumnya telah mengikuti ujian dan dinyatakan lulus oleh Team Uji Kelayakan dan Kepatutan (Fit and Proper Test). (3) Team Uji Kelayakan dan Kepatutan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pasal ini dibentuk oleh Komisaris dengan anggota sebanyak-banyaknya 11 (sebelas) orang yang terdiri dari unsur : a. Pemegang saham sesuai urutan besarnya penyertaan saham yang memiliki saham sekurang-kurangnya 5 % dari modal dasar. b. DPRD Provinsi Riau. c. Direktorat Sertifikat dan Kelaikan Udara (DSKU) Direktorat Jenderal perhubungan Udara. (4) Prosedur dan persyaratan pengangkatan, masa jabatan, tugas dan wewenang serta pemberitahuan Direksi diatur dalam Anggaran dasar. BAB V111 KOMISARIS Pasa1 12 (1) Komisaris terdiri dari seorang atau lebih anggota Komisaris, apabila diangkat lebih dari seorang anggota Kornisaris maka salah seorang diantaranya dapat diangkat sebagai Komisaris Utama. (2) Komisaris diangkat oleh RUPS untuk jangka waktu tertentu dan dapat diangkat kembali sesuai dengan peraturan perundang-undangang yang berlaku. (3) Prosedur dan persyaratan pengangkatan, masa jabatan, tugas dan wewenang serta pemberhentian Komisaris diatur dalam Anggaran dasar. BAB IX KEPEGAWAIAN Pasal 13 (1) Pegawai diangkat dan diberhentikan oleh Direksi sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. (2) Kedudukan, kewajiban dan hak pegawai diatur oleh Direksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB X TAHUN BUKU, RENCANA KERJA DAN ANGGARAN Pasal 14 (1) Tahun buku PT. RAL adalah Tahun Takwim. (2) Rencana Kerja dan Anggaran diajukan oleh Direksi kepada Kornisaris untuk memperoleh pengesahan. (3) Pengesahan Rencana Kerja dan Angaaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pasal ini, ditetapkan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum tahun ditutup. Pasal 15 (1) Pada setiap penutupan tahun buku, Direksi membuata laporan keuangan yang terdiri dari Neraca dan Perhitungan Laba Rugi. (2) dalam waktu selambat-lambatnya 5 (lima) bulan setelah tahun buku ditutup, Direksi membuat laporan tahunan untuk diajukan dan dibahas dalam RUPS tahunan. BAB XI PENETAPAN DAN PEMBAGIAN LABA BERSIH Pasal 16 (1) Laba bersih ditetapkan oleh RUPS. (2) pembagian laba bersih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini. ditetapkan oleh RUPS dan dialokasikan untuk : a. Pemegang saham. b. Dana pengembangan usaha. c. Dana kesejahteraan pegawai d. Dana cadangan. e. Dana lain-lain yang dianggap perlu. BAB XIII PENGGABUNGAN, PELEBURAN DAN PENGAMBILAN Pasal 17 (1) Penggabungan, pelaburan dan pengambilalihan PT. RAL ditetapkan oleh RUPS sesuai dengan peraturan perundang-undanan yang berlaku. (2) Tata cara penggabungan, peleburan dan pengambilalihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, dituangkan dalam Anggaran Dasar.

BAB XIII PEMBUBARAN DAN LIKUIDASI Pasal 18 (1) Pembubaran dan likuidasi PT.RAL diputuskan oleh RUPS dan penetapan pengadilan. (2) Tatacara pembubaran dan likuidasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, dituangkan dalam Anggaran Dasar BAB XIV KETENTUAN PENUTUP Pasal 19 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai pelaksanaan ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan Keputusan RUPS. Pasa1 20 peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar semua orang mengetahui, memerintahkan perundangan. Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah provinsi Riau. Ditetapkan di Pekanbaru pada tanggal 7 Maret 2002 GUBERNUR RIAU TTD SALEH DJASIT, SH Diundangkan di Pekanbaru pada tanggal 9 Maret 2002 SEKRETARIS DAERAH PROVINSI RIAU TTD H. ARSYAD RAHIM pembina Utama Madya NIP :010049979 LEMBARAN DAERAH PROVINSI RIAU TAHUN 2002 NOMOR 7

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR : 5 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD) ANGKUTAN UDARA PERSEROAN TERBATAS (PT) RIAU AIRLINES I. Umum Provinsi Riau wilayah relatif luas yaitu 329.857.61 Km2 terdiri atas 235.306 Km2 wilayah perairan (7l.3%) dan 96.561,61 Km2 wilayah daratan (28.7%) termasuk ZEE 379.000 Km2. Wilayah perairan Riau ditaburi oleh 3.214 pulau besar dan kecil dan baru sekitar 70 % yang mempunyai nama dan dihuni manusia. Sarana transportasi untuk menjangkau wilayah yang sangat luas tersebut yang terdiri dari daratan dan perairan yang ditaburi oleh ribuan pulau yang sangat terbatas dan tidak memadai, terlebih-lebih untuk melakukan hubungan antar pulau. Kondisi demikian itu memberi peluang cukup besar untuk pengembangan angkutan udara dalam rangka penyambung pulau-pulau tersebut sebagai satu kesatuan ekonomi. Selanjutnya untuk mengantisipasi era globalisasi dan pasar serta mendukung penwujudan Visi Riau Tahun 2020, Pemerintah Provinsi Riau memandang perlu adanya upaya pertumbuhan dan pengembangan angkutan udara dengan membentuk Badan usaha Milik Daerah yang bernama PT. Riau Airlines yang merupakan wadah usaha angkutan udara. II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Ayat (I) Ayat (2) :Yang dimaksud dengan dapat bekerja sama disini adalah melakukan kerja sama dengan prinsip saling menguntungkan sesuai dengan Peraturan perundang-undangan yang berlaku Ayat (3) :Team uji keyataan dan kepatutan juga bertindak sebagai penyelenggara ujian dan biaya penyelenggaraan ditetapkan oleh RUPS. Huruf a Huruf b : Ketentuan ini dimaksud adalah dalam rangka pelaksanaan fungsi pengawasan DPRD. Huruf c Ayat (4) Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Ayat (1) : Yang dimaksud dengan Tahun Takwim adalah dimulai 1 Januari dan berakhir 31 Desember pada tahun yang sama.

Ayat (2) Ayat (3) Pasal 15 Ayat (1) Ayat (2) : Laporan tahunan diajukan dan dibahas dalam RUPS memuat sekurang-kurangnya: - Perhitungan tahunan yang terdiri dari neraca akhir tahun buku yang baru lampau dan perhitungan laba rugi dari tahun buku yang bersangkutan serta penjelasan atas dokumen tersebut. - Neraca gabungan dari perseroan yang tergabung dalam satu group, disamping neraca dari masing-masing perseroan tersebut. - Laporan mengenai keadaan dan jalannya perseroan serta hasil yang telah dicapai. - Kegiatan utama perseroan dan perubahan selama tahun buku. - Rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang mempengaruhi kegiatan perseroan. - Nama Angota Direksi dan Komisaris - Gaji dan tunjangan lain bagi Anggota Direksi dan Komisaris Pasal 16 Pasal 17 (Ayat) (1) : Penggabungan dan peleburan dituangkan dalam suatu rancangan yang disetujui oleh RPUS dan memuat sekurang-kurangnya : - Nama perseroan yang akan melakukan penggabungan atau peleburan. - Alasan serta penjelasan masing-masing Direksi perseroan yang akan melakukan penggabungan atau peleburan dan persyaratan penggabungan atau peleburan. - Tata cara konversi saham dari masing-masing perseroan yang akan melakukan penggabungan atau peleburan terhadap saham perseroan hasil penggabungan atau peleburan. - Rancangan perubahan anggaran dasar perseroan hasil penggabungan (apabila ada) atau rancangan akta pendirian perseroan baru hasil peleburan. - Neraca, perhitungan laba rugi yang meliputi 3 (tiga) tahun buku terakhir dari semua perseroan yang akan melakukan penggabungan atau peleburan. - Hal-hal yang perlu diketahui oleh pemegang saham masing-masing perseroan. Ayat (2) Pasal 18 Pasal 19 Pasal 20