MATERI KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA (HSE)

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN LAMPIRAN Universitas Kristen Maranatha

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA BAB I TENTANG ISTILAH-ISTILAH. Pasal 1

Undang-undang Nomor I Tahun 1970

PENJELASAN. Jakarta, 3 Mei DEPARTEMEN TENAGA KERJA. DIREKTORAT PEMBINAAN NORMA-NORMA KESELAMATAN KERJA, HYGIENE PERUSAHAN dan KESEHATAN KERJA.

PEMBELAJARAN IV PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

TENTANG KESELAMATAN KERJA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/VII/2010 TAHUN 2010 TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

DASAR HUKUM - 1. Peraturan Pelaksanaan. Pasal 5, 20 dan 27 ayat (2) UUD Pasal 86, 87 Paragraf 5 UU Ketenagakerjaan. UU No.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

KONSEP DASAR KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

BAB II LANDASAN TEORI. dan proses produksi (Tarwaka, 2008: 4). 1. Mencegah dan Mengurangi kecelakaan.

RUANG LINGKUP KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA ( K3 ) Keselamatan & Kesehatan Kerja

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT K3 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT K3

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PENDAHULUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. Kuliah K3L KE 10

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA No: KEP. 1135/MEN/1987 T E N T A N G BENDERA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA.

PT MEIWA KOGYO INDONESIA.Slogan Safety First.KARAWANG: 15 JUNI 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals.

Keselamatan & Kesehatan Kerja PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BAB V PEMBAHASAN. keselamatan kerja yang diantaranya adalah program Lock Out Tag

SEJARAH KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pada diri dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan makmur

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA R.I. NOMOR : KEP. 187 / MEN /1999 T E N T A N G PENGENDALIAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA DI TEMPAT KERJA

MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA R.I. NOMOR : KEP. 187 / MEN /1999 T E N T A N G

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DALAM KONSTELASI KESELAMATAN MIGAS LINGKUP PENANGANAN KESELAMATAN PADA KEGIATAN USAHA MIGAS

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA R.I. NO.KEP. 187/MEN/1999 TENTANG PENGENDALIAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA DI TEMPAT KERJA MENTERI TENAGA KERJA R.I.

PELATIHAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA Oleh : Agus Yulianto

MODUL 10 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Prinsip Keselamatan Kerja)

Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek Oleh: Arrigo Dirgantara

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan kerja yang sangat tinggi sehingga mengakibatkan banyaknya korban

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03/MEN/98 TAHUN 1998 TENTANG TATA CARA PELAPORAN DAN PEMERIKSAAN KECELAKAAN

12. Peraturan Uap Tahun 1930 atau Stoom Verordening 1930;

PANITIA PEMBINA KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA ( P2K3 ) Keselamatan & Kesehatan Kerja

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Mata Kuliah: Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Bagian II 2 sks

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pembangunan (Sastrohadiwiryo, 2003,hal.17). Menurut Sumakmur (1996,hal.23), disisi lain kegiatan industri dalam

Menjamin keselamatan kerja operator & orang lain Menjamin penggunaan peralatan mekanik aman dioperasikan Menjamin proses produksi aman dan lancar

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NOMOR : PER.01/MEN/1981 TENTANG KEWAJIBAN MELAPOR PENYAKIT AKIBAT KERJA

K3 Konstruksi Bangunan

BAB III TINJAUAN TEORITIS. sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, bahwa. pada waktu sebelum, selama dan sesudah masa kerja.

Pembangunan nasional diarahkan menuju terwujudnya masyarakat yang maju, adil, makmur dan mandiri dengan mengandalkan kemampuan dan kekuatan sendiri.

PENGERTIAN (DEFINISI) RESIKO DAN PENILAIAN (MATRIKS) RESIKO

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA.

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER-02/MEN/1992 T E N T A N G TATA CARA PENUNJUKAN KEWAJIBAN DAN WEWENANG AHLI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Dalam menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

JADWAL SERTIFIKASI. 08 Agust sd 03 Sept. 21 nov sd 17 Des

ASPEK HUKUM KESEHATAN KERJA DIVISI BIOETIKA DAN MEDIKOLEGAL

Program Studi Teknik Mesin S1 SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : TEKNIK DAN PROSES KESELAMATAN KERJA KODE / SKS : AK / 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses

KEBIJAKAN KEMNAKER DALAM PEMBINAAN KOMPETENSI AHLI K3 KONSTRUKSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

SCHEDULE HSE PUBLIC TRAINING PT SINERGI SOLUSI INDONESIA-INDONESIA SAFETY CENTER 2016

BAB II LANDASAN TEORI

RESUME PENGAWASAN K3 MEKANIK

Tujuan K3. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman

KEPUTUSAN MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI NOMOR 300.K/38/M.pe/1997 TENTANG KESELAMATAN KERJA PIPA PENYALUR MINYAK DAN GAS BUMI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi telah menciptakan suatu lingkungan bisnis yang semakin kompetitif bagi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bagi kebanyakan orang di Indonesia maupun di dunia, bekerja adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

kondisi fisik, mental dan sosial seseorang yang tidak saja bebas penyakit atau gangguan kesehatan melainkan juga menunjukkan kemampuan untuk

MATERIAL SAFETY DATA SHEET (MSDS) atau LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN (LDKB)

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER.03/MEN/1998 T E N T A N G TATA CARA PELAPORAN DAN PEMERIKSAAN KECELAKAAN

BAB I PENDAHULUAN. sebuah pemikiran dan upaya dalam menjamin keutuhan baik jasmani maupun

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER.04/MEN/1995 T E N T A N G PERUSAHAAN JASA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PRAKUALIFIKASI UMUM CSMS (Contractor Safety Management System)

Keputusan Menteri Pertambangan Dan Energi No K Tahun 1993 Tentang : Pelaksana Inspeksi Tambang Bidang Pertambangan Umum

Pranata Pembangunan Pertemuan 11 Ketertiban dalam membangun

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan industri besar dan sedang di Jawa Tengah pada tahun 2008

Angka kecelakaan kerja di Indonesia tahun 2010 hingga Juli mencapai kasus.

KEPUTUSAN MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI NOMOR: 300.K/38/M.PE/1997 TENTANG KESELAMATAN KERJA PIPA PENYALUR MINYAK DAN GAS BUMI,

KUISIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

MENERAPKAN PROSEDUR KEAMANAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN DI TEMPAT KERJA

Kata Pengantar. Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja antara lain disebabkan oleh

BAB V PEMBAHASAN. PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah

SANITASI DAN KEAMANAN

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NO. : PER.01/MEN/1989 TENTANG KWALIFIKASI DAN SYARAT-SYARAT OPERATOR KERAN ANGKAT

BAB 1 : PENDAHULUAN. negeri. Pembangunan prasarana dan industri yang sedang giat-giatnya dilakukan di

BAB II LANDASAN TEORI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Lampiran 1 CHECK LIST PRAKUALIFIKASI CSMS

URGENSI DAN PRINSIP K3 PERTEMUAN #2 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

Undang Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang : Keselamatan Kerja

Transkripsi:

MATERI KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA (HSE) 1. TEORI DAN KONSEP K3 2. PROSEDUR KERJA AMAN 3. ALAT PELINDUNG DIRI 4. PERMIT SYSTEM 5. JOB SAFETY ANALYSES 6. ERGONOMIC SAFETY 7. INDUSTRIAL HYGIENE 8. MSDS 9. LOCK OUT TAG OUT / LOTO 10.HOUSE KEEPING 11.PENGELOLAAN LINGKUNGAN 12.PENGELOLAAN B3 13.PENANGANAN GAS MUDAH TERBAKAR 14.LIFTING RIGGING 15.INCIDENT INVESTIGATION 16.EMERGENCY PREPADNESS 17.SCAFFOLDING 18.DEFENSIVE DRINING

DATA PRIBADI NAMA : MOH. NUR SAMUDIN W TTL : POSO, 10 MARET 1968 PENDIDIKAN PEKERJAAN ALAMAT STATUS : 203 : S1 TEKNIK JURUSAN SIPIL : Ast. Manager HSSE PT PERTAMINA EP JATIBARANG FIELD : KOMPERTA MUNDU, KARANGAMPEL, INDRAMAYU

PERKEMBANGAN HSE

PERKEMBANGAN HSE Era Tradisional (1750 SM) Kode Hammurabi: Undang-undang keselamatan kerja awal Era Revolusi Industri (1750-1850) Perubahan sistem kerja, Penggunaan tenaga mesin, Pengenalan metode baru pengolahan bahan baku, Pengorganisasian pekerjaan, Muncul penyakit yang berhubungan dengan paparan Era Industrialisasi Perkembangan K3 mengikuti penggunaan teknologi (APD dan Peralatan Pengaman) Hammurabi, Raja ke enam kerajaan Babilonia Era Manajemen H.W Heinrich: Teori Domino Frank Bird dan Germain: Teori Loss Causation Model ISO, SMHSE, OHSAS 18001 Mesin Uap James Watt. Mesin Uap telah memicu Revolusi Industri di Inggris Raya dan di Dunia

Mengenai Lambang K3 bisa dilihat di Kepmenaker RI 1135/MEN/1987 tentang Bendera Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Berikut ialah penjelasan mengenai arti dan makna lambang/logo/simbol K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) tersebut : Bentuk lambang K3: palang dilingkari roda bergigi sebelas berwarna hijau di atas warna dasar putih. Arti dan Makna simbol/lambang/logo K3 : Palang : bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK). Roda Gigi : bekerja dengan kesegaran jasmani dan rohani. Warna Putih : bersih dan suci. Warna Hijau : selamat, sehat dan sejahtera. Sebelas gerigi roda : sebelas bab dalam Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

PERATURAN PERUNDANGAN

1. UU No 1 Tahun 1970: Keselamatan Kerja 2. UU No 13 Tahun 2009: Ketenaga Kerjaan 3. UU No 22 Tahun 2001: Minyak dan Gas Bumi 4. UU No 32 Tahun 2009: Perlidungan dan Pengelolaan LH 5. MPR (Mijn Politie Reglement) No 341 Tahun 1930 6. PP No 19 Tahun 1973: Pengaturan Dan Pengawasan Keselamatan Kerja Di Bidang Pertambangan 7. PP No 35 Tahun 2004: Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi DASAR HUKUM 8. PP No 34 Tahun 2005: Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 Kegiatan Usaha Hulu Migas 9. Permen Pertambangan No 02/P/M/Pertamb/1975: Keselamatan Kerja pada Pipa Penyalur serta Fasilitas Kelengkapan untuk Pengangkutan Minyak dan Gas Bumi Diluar Wilayah Kuasa Pertambangan Migas 10. Kepmentamben No 300.K/38/M.PE/1997: Keselamatan Kerja Pipa Penyalur Minyak dan Gas Bumi 11. Permen ESDM No 045 Tahun 2006: Pengelolaan Lumpur Bor, Limbah Lumpur dan Serbuk Bor pada Kegiatan Pengeboran Minyak dan Gas Bumi

DASAR HUKUM UU RI NO. 1 TAHUN 1970 Bab I : Tentang Istilah-Istilah Pasal 1: 1. Tempat kerja ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja atau yang sering dimasuki tenaga kerja, dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya, termasuk semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja. 2. Pengurus ialah orang yang memimpin langsung tempat kerja. 3. Pengusaha ialah : a. Orang atau badan hukum yang menjalankan usaha milik sendiri yang mempergunakan tempat kerja; b. Orang atau badan hukum yang secara berdiri sendiri menjalankan usaha bukan miliknya yang mempergunakan tempat kerja; c. Orang atau badan hukum yang di Indonesia mewakili orang atau badan hukum termaksud (a) dan (b), jika yang diwakili berkedudukan di luar Indonesia.

4. Direktur ialah pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk melaksanakan undang-undang ini. 5. Pegawai Pengawas ialah pegawai teknis berkeahlian khusus dari Departemen Tenaga Kerja. 6. Ahli Keselamatan Kerja ialah tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk mengawasi ditaatinya undang-undang ini. BAB II : RUANG LINGKUP DASAR HUKUM Pasal 2 : 1. Keselamatan kerja dalam segala tempat kerja baik didarat, didalam tanah, dipermukaan air, didalam air maupun diudara, yang berada didalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.

BAB II : RUANG LINGKUP DASAR HUKUM 1. Berlaku dalam tempat kerja dimana : 1. dibuat, dicoba, dipakai, diolah atau dipergunakan dengan alat apapun atau dengan bahan atau barang apapun yang dapat membahayakan atau menimbulkan : kecelakaan, kebakaran atau peledakan. 2. Dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan, pembongkaran, bongkar muat, penyelaman, dalam ketinggian, diatas permukaan tanah atau perairan, dibawah tekanan udara, suhu yang tinggi atau rendah, dalam tangki, penbuangan atau pemusnahan sampah atau limbah, kelistrikan, gas, minyak atau air. 3. Dilakukan usaha pertanian, perkebunan, pertambangan, pendidikan, penyelidikan atau penelitian, rekreasi. 2. Dapat ditunjuk sebagai tempat kerja, ruangan-ruangan atau lapanganlapangan lainnya yang dapat membahayakan keselamatan atau kesehatan yang bekerja dan atau yang berada diruangan atau lapangan itu dan dapat dirubah perincian dalam ayat (2).

DASAR HUKUM BAB III: SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA Pasal 3: 1. Syarat-syarat keselamatan kerja untuk : o Mencegah, mengurangi, mengendalikan, mengamankan, memberi pertolongan dari kemungkinan terjadinya kecelakaan, kebakaran, peledakan, suhu, kelembaban, timbulnya penyakit, peracunan, infeksi, terkena listrik yang berbahaya. 2. Ketentuan tersebut ayat (1) dapat dirubah sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan baru dikemudian hari. Pasal 4 : 1. Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja dalam perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian, pengguinaan, pem,eliharaan dan penyimpanman bahan, barang dan produk teknik dan aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.

DASAR HUKUM 2. Syarat-syarat tersebut memuat prinsip teknis ilmiah yang terumus secara teratur, jelas dan praktis yang mencakup bidang konstruksi, bahanpengolahan dan pembuatan, perlengkapan alat-alat pelindung, pengujian dan pengesahan, pengepakan, pemberian tanda pengenal atas bahan, produk teknis dan aparat produksi guna menjamin keselamatan barang, keselamatan tenaga kerja dan keselamatan umum. BAB IV PENGAWASAN Pasal 8 Pengurus wajib memeriksakan kesehatan, kondisi mental dan kemampuan fisik dari tenaga kerja yang akan diterima maupun yangkan dipindahkan. Pengurus wajib memeriksakan secara berkala kepada Dokter yang ditunjuk. Norma pengujian kesehatan diatur dalam peraturan perundangan.

DASAR HUKUM Bab V Pembinaan Pasal 9 1. Pengurus wajib menunjukkan dan menjelaskan : a. Kondisi dan bahaya yang timbul ditempat kerja. b. Alat pengaman dan alat perlindungan yang diharuskan dalam tempat kerja. c. APD bagi tenaga kerja. d. Cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaan. Bab VI. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pasal 10 1. Menaker berwenang membentuk P2K3, guna mengembangkan kerjasama saling pengertian dan partisipasi efektif dari pengusaha atau pengurus dan tenaga kerja untuk melaksanakan tugas dan kewajiban bersama dibidang K3. 2. Susunan P2K3 ditetapkan oleh Menaker.

DASAR HUKUM Bab VII Kecelakaan Pasal 11 1. Pengurus wajib melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi ditempat kerja yang dipimpinnya pada pejabat yang ditunjuk Menaker. 2. Tata cara pelaporan dan pemeriksaan oleh pegawai termaksud ayat (1) diatur dengan peraturan perundangan. Pasal 12 Kewajiban dan hak tenaga kerja untuk : a. Memberikan keterangan yang benar. b. Memakai APD. c. Memenuhi dan mentaati syarat K3. d. Meminta pengurus melaksanakan syarat K3. e. Menyatakan keberatan kerja, dimana syarat K3 dan APD diragukan. Bab IX Kewajiban Bila Memasuki Tempat Kerja Pasal 13 Siapapun wajib mentaati semua petunjuk K3 dan memakai APD yang diwajibkan.

Bab X Kewajiban Pengurus Pasal 14 Pengurus wajib : DASAR HUKUM a. Menempatkan/ menempelkan semua syarat K3, pada tempat yang mudah dilihat dan terbaca. b. Memasang gambar K3 pada tempat yang mudah dilihat dan terbaca. c. Menyediakan secara cuma-cuma semua APD bagi setiap orang yang memasuki tempat kerja disertai petunjuk yang diperlukan.

DASAR HUKUM UU RI No. 13 TAHUN 2003 BAB X, Pasal 86 1. Setiap pekerja/ buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas : keselamatan dan kesehatan kerja; moral dan kesusilaan; dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama; 2. Untuk melindungi keselamatan pekerja/ buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.

PEMUTARAN FILM SAFETY