I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdasan kehidupan bangsa,

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran biologi pada Sekolah Menengah Atas berdasarkan Standar

interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar (Rustaman, 2005: 461).

I. PENDAHULUAN. Pengetahuan IPA yang sering disebut sebagai produk dari sains, merupakan

I. PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. dengan aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

I. PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah. Menurut Arsyad (2007:1), belajar adalah suatu proses

I. PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Manusia (SDM) yang berkualitas yang mampu menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembang pula. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan kehidupan manusia yang merupakan bagian dari pembangunan

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi berdasarkan Standar Isi (SI) memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fathimah Bilqis, 2014

I. PENDAHULUAN. Seorang pendidik memiliki peranan yang penting dalam mengembangkan

I. PENDAHULUAN. suatu konsep baru (Semiawan, 2009: 44). Menurut Munandar (2009: 12),

I. PENDAHULUAN. Dalam menghadapi perkembangan zaman, siswa dituntut menjadi individu yang

I. PENDAHULUAN. yang telah di persiapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan. Dalam

I. PENDAHULUAN. seseorang dengan lingkungan. Oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan saja

I. PENDAHULUAN. dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan

I. PENDAHULUAN. demi peningkatan kualitas maupun kuantitas prestasi belajar peserta didik,

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATISDAN DISPOSISI MATEMATISDALAM PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATANANG S FRAMEWORK FOR MATHEMATICAL MODELLING INSTRUCTION

benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, siswa perlu

I. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia adalah salah satu rumpun sains yang mempelajari tentang zat, meliputi

I. PENDAHULUAN. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses. pendidikan di sekolah. Proses belajar menentukan berhasil tidaknya

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan selalu mengadakan perbaikan ke jenjang yang lebih baik

I. PENDAHULUAN. Pada saat ini pendidikan mengalami perkembangan yang pesat. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam (IPA) adalah kumpulan ilmu pengetahuan yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik yang dikehendaki dunia kerja (Career Center Maine Department

II. TINJAUAN PUSTAKA. diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba. Pengetahuan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai salah satu sektor yang paling penting dalam pembangunan

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam kehidupan. Negara

I. PENDAHULUAN. Salah satu disiplin ilmu yang dipelajari pada jenjang Sekolah Menengah Atas

ABSTRAK. Kata kunci: Reciprocal Teaching, kemampuan berpikir kreatif, hasil belajar

A. LATAR BELAKANG MASALAH

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi. sumber daya manusia melalui kegiatan pembelajaran.

II. KERANGKA TEORETIS. Kreativitas sebagai alat individu untuk mengekspresikan kreativitas yang

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi emas, yaitu generasi yang kreatif, inovatif, produktif,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Risa Meidawati, 2013

I. PENDAHULUAN. Sains merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, yang

I. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan salah satu ilmu yang memiliki peranan

I. PENDAHULUAN. Salah satu disiplin ilmu yang dipelajari pada jenjang SMA adalah ilmu kimia.

I. PENDAHULUAN. informasi, ide, keterampilan, nilai, dan cara berpikir. Proses pembelajaran. siswa yang pasif dalam mengikuti pembelajaran.

I. PENDAHULUAN. dibangun melalui pengembangan keterampilan-keterampilan proses sains seperti

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu upaya dalam meningkatkan sumber daya manusia dan

I. PENDAHULUAN. ketepatan guru dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran pada. banyak menggunakan model pembelajaran yang kurang efektif yang

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi memiliki peran penting dalam peningkatan mutu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA NEGERI 2 BIREUEN PADA MATERI KALOR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN - ENDED PROBLEM

I. PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu (Sanjaya, 2008:26). Menurut Amri dan Ahmadi. (2010:89) bahwa dalam kegiatan pembelajaran guru harus memahami

I. PENDAHULUAN. Indonesia yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kunci utama dalam kehidupan suatu bangsa, karena

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi merupakan bagian dari IPA. Pendidikan Ilmu. hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara benar dengan selalu

I. PENDAHULUAN. mutu pendidikan, khususnya di dalam menghasilkan siswa yang berkualitas,

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)

BAB 1 PENDAHULUAN. Gejala umum yang terjadi pada peserta didik saat ini adalah malas berpikir

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan

2015 PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA

I. PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. signifikan sehingga banyak merubah pola pikir pendidik, dari pola pikir yang

PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada hakekatnya adalah produk,

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Pada era global yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia dan. dilaksanakan semenjak adanya manusia, hakikat pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. syarat untuk mencapai tujuan pembangunan, salah satu wahana untuk

Puspa Handaru Rachmadhani, Muhardjito, Dwi Haryoto Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembelajaran biologi SMA yang tercantum dalam Peraturan Menteri

BAB I PENDAHULUAN. dan prinsip-prinsip yang saling berkaitan satu sama lain. Guru tidak hanya

I. PENDAHULUAN. Kreativitas merupakan hasil interaksi antara individu dan lingkungannya,

LATAR BELAKANG MASALAH

I. PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu kompetensi penting sebagai

I. PENDAHULUAN. belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu kompetensi guru dalam

I. PENDAHULUAN. manusia. Hampir seluruh aspek kehidupan manusia berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa aktif dalam upaya mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan. berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Trianto, 2007:3).

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan, baik dalam kehidupan. seseorang, keluarga, maupun bangsa dan negara. Kemajuan suatu bangsa

I. PENDAHULUAN. gejala-gejala alam. Perkembangan IPA tidak hanya ditunjukkan oleh kumpulan

I. PENDAHULUAN. di SMA Persada Bandar Lampung, diperoleh informasi bahwa rata-rata nilai

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SIDOARJO PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI

TINJAUAN PUSTAKA. sendiri. Belajar dapat diukur dengan melihat perubahan prilaku atau pola pikir

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan seorang akan menjadi manusia yang berkualitas. UU No 20 tahun

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Atamik B, 2013

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses

BAB I PENDAHULUAN. tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental. Kemudian

I. PENDAHULUAN. sehari-hari. Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disebutkan

Kemampuan berpikir kreatif mendapatkan perhatian yang cukup besar dalam bidang pendidikan. Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu. tersebut membutuhkan pemikiran yang kritis, sistematis, logis,

I. PENDAHULUAN. diwujudkan dengan adanya interaksi belajar mengajar atau proses

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI KOLOID DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR LANCAR

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan aspek penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Konseptual. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. Berpikir merupakan aktivitas mental yang disadari dan diarahkan

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdasan kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam pendidikan dituntut berperan serta secara maksimal guna meningkatkan mutu pendidikan tersebut. Pendidikan mencakup beberapa komponen, dua diantaranya adalah guru dan siswa. Hamalik (2011: 93) menerangkan bahwa guru yang efektif perlu memahami pertumbuhan dan perkembangan siswa secara komprehensif. Pemahaman ini akan memudahkan guru untuk menilai kebutuhan murid dan merencanakan tujuan, bahan, prosedur belajar mengajar dengan tepat. Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara peserta didik dan pengajar yang menggunakan segala sumber daya sesuai dengan perencanaan yang telah dipersiapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan. Dalam pelaksanaannya pendidikan harus mengingat pada prinsip pembelajaran yang setiap aktivitas dan kegiatannya selalu terpusat pada siswa. Sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran perlu dipertimbangkan model pembelajaran, metode pembelajaran yang digunakan, tahap-tahap pembelajaran dan tempat pelaksanaan pembelajaran (Daryanto, 2009: 14).

2 Sains merupakan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan cara mencari tahu dan proses penemuan tentang alam secara sistematis sebagai suatu struktur pengetahuan yang utuh (Mulyasa, 2008: 211). Pembelajaran biologi sebagai salah satu bidang IPA menekankan siswa untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang dirinya sendiri dan alam sekitar (Trianto, 2011). Dalam pembelajaran biologi kemampuan berpikir kreatif penting untuk dikembangkan. Hal tersebut ditegaskan Santrock (dalam Sujiono dan Sujiono, 2013: 38) bahwa kemampuan berpikir kreatif adalah kemampuan untuk memikirkan sesuatu dengan cara-cara yang baru dan tidak biasa serta melahirkan suatu solusi yang unik terhadap masalah-masalah yang dihadapi. Namun kenyataannya, Jellen dan Urban (Nurhidayati, 2013: 3) telah melakukan penelitian mengenai tingkat kreativitas anak-anak Indonesia. Dari hasil penelitiannya dapat diketahui bahwa tingkat kreativitas anak-anak Indonesia menempati urutan terendah dibandingkan dengan tingkat kreativitas negara lain, setelah Filipina, Amerika, Inggris, Jerman, India, Cina, Kamerun, dan Zulu. Hal ini dikarenakan pengembangan berpikir kreatif dalam pembelajaran di sekolah belum dilaksanakan secara optimal. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada guru mata pelajaran Biologi kelas X di SMA Negeri 16 Bandar Lampung menyatakan bahwa proses pembelajaran di kelas belum mampu mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Lebih lanjut proses pembelajaran yang biasa dilakukan masih sering mengunakan metode ceramah dan diskusi sederhana. Metode-metode

3 seperti ini diduga kurang efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Penggunaan metode ceramah cenderung membuat aktivitas belajar siswa pasif dan hanya diam mendengarkan penjelasan guru. Sementara metode diskusi hanya sebagian siswa yang terlibat aktif dalam diskusi. Lebih lanjut kriteria ketuntasan minimal pada semester sebelumnya adalah 70, dengan rata-rata nilai belum mencapai 75%. Untuk mengatasi kurangnya tingkat berpikir kreatif dan untuk membentuk pribadi yang kreatif maka proses pembelajaran yang dilaksanakan harus juga menumbuhkembangkan kemampuan berpikir kreatif sehingga mampu mengembangkan kemampuan kreativitasnya. Oleh karena itu, pembelajaran harus memberikan banyak kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa agar proses belajar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Perkembangan berpikir seorang siswa bergerak dari kegiatan berpikir konkret menuju berpikir abstrak (Djamarah, 2002). Seorang guru perlu memahami kemampuan berpikir siswa sehingga tidak memaksakan materi-materi pelajaran yang tingkat kesukarannya tidak sesuai dengan kemampuan siswa. Apabila hal ini terjadi maka siswa mengalami kesukaran untuk mencerna gagasan-gagasan dari materi pelajaran yang diberikan, maka usaha guru untuk membelajarkan siswa bisa disebut gagal. Di sini penting bahwa setiap siswa memiliki kemampuan berpikir kreatif. Santrock (dalam Sujiono dan Sujiono, 2013: 38) berpendapat bahwa berpikir kreatif adalah kemampuan untuk

4 memikirkan sesuatu dengan cara-cara yang baru dan tidak biasa serta melahirkan suatu solusi yang unik terhadap masalah-masalah yang dihadapi. Rendah atau tingginya kemampuan berpikir kreatif siswa disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah sistem pendidikan. Sugiarto (2011) menjelaskan bahwa sistem pendidikan yang baik adalah sistem pendidikan yang tetap memberikan ruang bagi pengembangan kreativitas anak. Pembelajaran yang belum memberdayakan kemampuan berpikir kreatif siswa juga menjadi penyebab masih rendahnya kemampuan berpikir kreatif siswa. Oleh sebab itu diperlukan suatu pola pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Salah satu model pembelajaran yang memberikan banyak kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa adalah problem posing. Problem posing dalam pembelajaran mempunyai banyak arti. Arti yang sepadan dalam bahasa Indonesia untuk menunjukkan pengertian problem posing adalah mengajukan pertanyaan, merumuskan masalah atau membuat masalah. Problem posing adalah suatu prosedur pembelajaran dalam membahas suatu bahan pelajaran yang menekankan pada membuat soal terhadap situasi yang telah diberikan demi tercapainya tujuan pembelajaran. Pengertian model problem posing menurut Suryanto (dalam Thobrani dan Mustofa, 2011: 343) bahwa kata problem sebagai masalah atau soal sehingga pengajuan masalah dipandang sebagai suatu tindakan merumuskan masalah dari situasi yang diberikan.

5 Menurut penelitian yang dilakukan Ningrum (dalam Baladraf, 2013: 3), penerapan problem posing pada mata pelajaran fisika, dapat meningkatkan hasil belajar dan kreativitas siswa. Melalui peningkatan kreativitas siswa dalam kegiatan pembelajan, pencapain prestasi akademik siswa pun dapat meningkat. Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan Trihapsari (dalam Baladraf, 2013: 3) pada mata pelajaran kimia, problem posing memiliki kelebihan, dapat memberikan kebebasan siswa untuk belajar mandiri dan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah melalui soal yang dibuat sendiri, sehingga dapat dijadikan alternatif pendekatan pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Problem Posing terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dan Aktivitas Belajar Siswa pada Materi Pokok Lingkungan (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 16 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah penggunaan model pembelajaran problem posing berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi pokok lingkungan? 2. Apakah penggunaan model pembelajaran problem posing berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa pada materi pokok lingkungan?

6 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Pengaruh penggunaan model pembelajaran problem posing terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi pokok lingkungan. 2. Pengaruh penggunaan model pembelajaran problem posing terhadap aktivitas belajar siswa pada materi pokok lingkungan. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi guru, sebagai masukan bagi para guru untuk mendesain pembelajaran biologi yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dan sebagai salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat diterapkan. 2. Bagi siswa, dapat memberikan pengalaman belajar berbeda dan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar biologi. 3. Bagi sekolah, yaitu dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran biologi di kelas. 4. Bagi peneliti, yaitu memberikan pengalaman sebagai calon guru dalam mengajar dengan menggunakan model pembelajaran problem posing. E. Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti membatasi ruang lingkup penelitian, yaitu:

7 1. Model problem posing yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari langkah-langkah berikut: 1) memberikan informasi tentang konsep yang dipelajari; 2) mengarahkan siswa pada pengajuan masalah; 3) memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah; 4) membantu siswa mengkaji ulang hasil pemecahan masalah; 5) menganalisis dan mengevaluasi pemecahan masalah. 2. Karakteristik kemampuan berpikir kreatif yang dimaksud adalah kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), keaslian (originality), dan merinci (elaboration). 3. Aktivitas belajar siswa yang diamati dalam penelitian ini sebagai berikut: 1) kemampuan mengemukakan pendapat/ide; 2) mencari informasi untuk memecahkan masalah; 3) mengajukan pertanyaan; 4) bekerja lebih cepat daripada anak-anak lain; 5) melakukan lebih banyak daripada anak-anak lain. 4. Materi pokok dalam penelitian ini adalah keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah perusakan/pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan. 5. Subyek penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri 16 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015. F. Kerangka Pikir Meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa telah menjadi kecenderungan dalam revolusi pendidikan biologi. Pengembangan kemampuan berpikir kreatif harus didasari oleh keyakinan atau pandangan

8 bahwa semua individu mempunyai potensi kreatif, keyakinan bahwa kemampuan berpikir kreatif dapat dikembangkan, dan keyakinan bahwa berpikir kreatif dapat terjadi pada semua bidang termasuk mata pelajaran biologi. Tujuan pembelajaran biologi bukan hanya terfokus pada penanaman pengetahuan biologi saja, melainkan jauh lebih luas dari itu. Pembelajaran biologi bertujuan mengembangkan kemampuan memecah masalah dengan metode ilmiah, menumbuhkan sikap ilmiah, membentuk sikap positif terhadap biologi, serta memahami dampak lingkungan dan sosial dari aplikasi pembelajaran biologi. Pada proses pembelajaran, siswa harus aktif mencari tahu dengan membentuk pengetahuannya, sedangkan guru membantu agar proses pencarian itu berjalan dengan baik sehingga setiap aktivitas dan kegiatan pembelajaran selalu terpusat pada siswa. Dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi pokok lingkungan, siswa perlu didorong untuk secara aktif melakukan kegiatan agar dapat mengajukan/memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan materi pelajaran. Dengan pola belajar seperti ini diharapkan kemampuan berpikir kreatif siswa dapat meningkat. Keberhasilan belajar tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhinya dan salah satu diantaranya adalah model pembelajaran yang digunakan. Salah satu model pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa adalah model problem posing. Pada pembelajaran menggunakan model problem posing terdapat 3 unsur penting yang saling

9 terkait yaitu situasi masalah, pengajuan masalah, dan pemecahan masalah. Pada tahap pertama pembelajaran menggunakan model problem posing, guru memberikan informasi tentang konsep yang dipelajari. Tahap kedua mengarahkan siswa pada pengajuan masalah. Melalui tahap ini, diharapkan dapat memacu kemampuan siswa dalam membuat banyak pertanyaan yang akan mengembangkan aspek kelancaran dalam menciptakan ide (fluency), menyusun ide yang baru dan berbeda (originality), menciptakan ide yang bervariasi (flexibility), dan membuat ide yang detail dan rinci (elaboration). Tahap ketiga yaitu memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah, melalui tahap ini siswa diharapkan mampu mencetuskan banyak gagasan dalam pemecahan masalah (fluency), memunculkan banyak jawaban yang bervariasi (flexibility) dari pertanyaan siswa yang bersifat divergen (pertanyaan yang memungkinkan banyak jawaban), jawaban yang dibuat siswa dalam memecahkan masalah diharapkan memunculkan ide-ide baru yang unik dan berbeda (originality), dan dari proses menjawab pertanyaan siswa belajar menjawab pertanyaan secara terperinci, runtut dan jelas (elaboration). Tahap selanjutnya membantu siswa mengkaji ulang, menganalisis, dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah. Melalui tahap ini, siswa diharapkan dapat mengembangkan kemampuannya untuk mempertimbangkan solusi yang mungkin dari permasalahan dengan mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan mengajukan pertanyaan. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan terikat. Pada variabel bebas adalah pembelajaran dengan menggunakan model problem

10 posing dan variabel terikat adalah kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi pokok lingkungan. Hubungan antara variabel tersebut di gambarkan dalam diagram berikut ini: X 1 Y 1 Y 2 Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat Keterangan: X = Model pembelajaran problem posing Y 1 = Kemampuan berpikir kreatif siswa Y 2 = Aktivitas belajar siswa G. Hipotesis Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah: H 0 = Model pembelajaran problem posing tidak berpengaruh signifikan terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas X SMA Negeri 16 Bandar Lampung pada materi pokok lingkungan. H 1 = Model pembelajaran problem posing berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas X SMA Negeri 16 Bandar Lampung pada materi pokok lingkungan.