WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

dokumen-dokumen yang mirip
WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENGUMPULAN SUMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BARITO KUALA PERATURAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR 66 TAHUN 2011 TENTANG IZIN USAHA ANGKUTAN DAN IZIN TRAYEK DENGAN RAHM AT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

TENTANG TATA CARA PENERBITAN IZIN PEMBUKAAN KANTOR CABANG, KANTOR CABANG PEMBANTU DAN KANTOR KAS KOPERASI SIMPAN PINJAM DI KOTA SURABAYA

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN WALIKOTA SURABAYA,

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PEMUNGUTAN RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, WALIKOTA SURABAYA,

TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PEMUNGUTAN RETRIBUSI PELAYANAN TERA/TERA ULANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, WALIKOTA SURABAYA,

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

TENTANG RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 9 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 79 TAHUN 2015 TENTANG PENDAFTARAN, PENERBITAN DAN PENGHAPUSAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK DAERAH

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

WALIKOTA SURABAYA TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TENTANG RETRIBUSI PEMERIKSAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 25 TAHUN 2010 TENTANG PROSEDUR TETAP PENERBITAN IZIN PENYELENGGARAAN JASA TITIPAN UNTUK KANTOR AGEN

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI LAMPUNG dan GUBERNUR LAMPUNG MEMUTUSKAN:

BUPATI GOWA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GOWA NOMOR 03 TAHUN 2014 TENTANG PENERTIBAN PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN TANAH NEGARA

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENGUMPULAN SUMBANGAN OLEH MASYARAKAT

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG PELARANGAN KEGIATAN USAHA PERDAGANGAN KASET, CD, VCD DAN DVD BAJAKAN

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR,

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PERIZINAN USAHA JASA KONSTRUKSI DI KABUPATEN BANTUL

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN PEMBONGKARAN BANGUNAN

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK PETA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG PENGUMPULAN UANG DAN BARANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU,

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 115 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN KEBERATAN PAJAK DAERAH

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 30 TAHUN 2015

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG KEWENANGAN PENANDATANGANAN SEBAGIAN PERIZINAN DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

BUPATI KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 35 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU UTARA NOMOR 50 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR WBAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 43 SERI E

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN,

TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

Transkripsi:

SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PERIZINAN PENGUMPULAN SUMBANGAN DI KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang: bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 24 ayat (4) Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 2 Tahun 2012 tentang Penyelenggaran Kesejahteraan Sosial serta ketentuan Pasal 34 ayat (2) Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 2 Tahun 2014 tentang Penyelenggaran Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat, perlu menetapkan Peraturan Walikota tentang Tata Cara Perizinan Pengumpulan Sumbangan Di Kota Surabaya. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur/Jawa Tengah/Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 (Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 19 Tambahan Lembaran Negara Nomor 2730); 2. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1961 tentang Pengumpulan Uang dan Barang (Lembaran Negara Tahun 1961 Nomor 214 Tambahan Lembaran Negara Nomor 2273); 3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209); 4. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 150 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456); 5. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan dan/atau Penanganan Bencana (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 150 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4456); 6. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 12 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4967);

2 7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 82 Tambahan Lembaran Negara Nomor 5234); 8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 244 Tambahan Lembaran Negara Nomor 5587) sebagaimana telah diubah kedua kali Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran Negara Tahun 2015 Nomor 246 Tambahan Lembaran Negara Nomor 5589); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1980 tentang Pelaksanaan Pengumpulan Sumbangan (Lembaran Negara Tahun 1980 Nomor 49 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3175); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 43 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4829); 11. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 199); 12. Keputusan Menteri Sosial Nomor 1/HUK/1995 tentang Pengumpulan Sumbangan Untuk Korban Bencana; 13. Keputusan Menteri Sosial Nomor 56/HUK/1996 tentang Pelaksanaan Pengumpulan Sumbangan oleh Masyarakat; 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Tahun 2014 Nomor 32); 15. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kota Surabaya Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Kota Surabaya Nomor 8) sebagaimana telah diubah kedua kali dengan Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 20 Tahun 2014 (Lembaran Daerah Kota Surabaya Tahun 2014 Nomor 20 Tambahan Lembaran Daerah Kota Surabaya Nomor 18); 16. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (Lembaran Daerah Kota Surabaya Tahun 2012 Nomor 2 Tambahan Lembaran Daerah Kota Surabaya Nomor 1); 17. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 2 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat (Lembaran Daerah Kota Surabaya Tahun 2014 Nomor 2 Tambahan Lembaran Daerah Kota Surabaya Nomor 2); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG TATA CARA PERIZINAN PENGUMPULAN SUMBANGAN DI KOTA SURABAYA.

3 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Surabaya. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Surabaya 3. Walikota adalah Walikota Surabaya. 4. Dinas Sosial adalah Dinas Sosial Kota Surabaya. 5. Satuan Polisi Pamong Praja, yang selanjutnya disebut dengan Satpol PP adalah Satuan Polisi Pamong Praja Kota Surabaya. 6. Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat adalah Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kota Surabaya. 7. Pengumpulan sumbangan adalah setiap usaha mendapatkan sumbangan uang atau barang untuk pembangunan bidang kesejahteraan sosial; 8. Lembaga Kesejahteraan Sosial adalah organisasi sosial atau perkumpulan sosial yang melaksanakan penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang dibentuk oleh masyarakat baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum. 9. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga, dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap. 10. Kepanitiaan adalah sekelompok orang yang ditunjuk/dipiliih untuk mengurus hal-hal yang terkait dengan tugas pengumpulan sumbangan, bersifat sementara dan berakhir jika tugas pengumpulan sumbangan selesai. 11. Penyelenggara Pengumpulan Sumbangan adalah lembaga kesejahteraan sosial, badan dan/atau kepanitiaan. 12. Izin Penyelenggaraan Pengumpulan Sumbangan, yang selanjutnya disebut dengan Izin, adalah izin yang diberikan oleh Walikota atau pejabat yang ditunjuk untuk melaksanakan kegiatan pengumpulan sumbangan oleh penyelenggara pengumpulan sumbangan.

4 BAB II PRINSIP-PRINSIP DAN TUJUAN Pasal 2 Penyelenggaran pengumpulan sumbangan dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip : a. sukarela; b. memberikan manfaat bagi penyelenggaraan kesejahteraan sosial; dan c. transparan dan bertanggungjawab. Pasal 3 Tujuan penyelenggaraan pengumpulan sumbangan adalah untuk menunjang kegiatan dalam bidang : a. sosial; b. pendidikan; c. kesehatan; d. olah raga; e. agama/kerohanian; f. kebudayaan; g. kemanusiaan; h. penanggulangan dan/atau penanganan bencana; i. bidang kesejahteraan sosial lainnya yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan BAB III PENYELENGGARAAN DAN PEMBIAYAAN PENGUMPULAN SUMBANGAN Pasal 4 Pengumpulan sumbangan dapat diselenggarakan dengan cara : a. mengadakan pertunjukan; b. mengadakan bazar; c. penjualan barang secara lelang; d. penjualan kartu undangan menghadiri suatu pertunjukan; e. penjualan perangko amal; f. pengedaran daftar (les) derma; g. penjualan kupon-kupon sumbangan; h. penempatan kotak-kotak sumbangan di tempat-tempat umum;

5 i. penjualan barang/bahan atau jasa dengan harga atau pembayaran yang melebihi harga yang sebenarnya; j. pengiriman blangko pos wesel untuk meminta sumbangan; k. permintaan secara langsung kepada yang bersangkutan tertulis atau lisan;dan/atau l. cara-cara lainnya yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. Pasal 5 (1) Pembiayaan usaha pengumpulan sumbangan sebanyakbanyaknya 10% (sepuluh persen) dari hasil pengumpulan sumbangan yang bersangkutan. (2) Pembiayaan operasional pengumpulan sumbangan untuk penanggulangan dan/atau penanganan bencana dan penyalurannya tidak diperbolehkan menggunakan dana dari hasil kegiatan pengumpulan sumbangan. BAB IV PERIZINAN Pasal 6 (1) Penyelenggara Pengumpulan Sumbangan yang akan melakukan pengumpulan sumbangan untuk kepentingan sosial dan kemanusiaan wajib memiliki Izin. (2) Kewajiban memiliki Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan terhadap kegiatan pengumpulan sumbangan sebagai berikut : a. untuk melaksanakan kewajiban hukum agama; b. dilakukan khusus di tempat-tempat peribadatan dalam rangka ritual peribadatan; c. untuk menjalankan hukum adat atau adat kebiasaan; d. dalam lingkungan internal suatu Penyelenggara terhadap anggota-anggotanya; dan/atau e. hasil kesepakatan bersama dari suatu kelompok tertentu dalam penyelenggaraan kehidupan bersosial masyarakat yang hanya mengikat dan ditujukan bagi kelompok masyarakat yang bersangkutan. (3) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh Walikota. (4) Kewenangan Walikota dalam menerbitkan Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilimpahkan kepada Kepala Dinas Sosial.

6 (5) Kewenangan Walikota dalam menerbitkan Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (3), khusus untuk kegiatan penanggulangan dan/atau penanganan bencana, dilimpahkan kepada Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat. Pasal 7 (1) Permohonan Izin diajukan oleh Penyelenggara Pengumpulan Sumbangan secara tertulis kepada : a. Kepala Dinas Sosial; atau b. Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat, apabila pengumpulan sumbangan ditujukan untuk penanggulangan dan/atau penanganan bencana. (2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memuat : a. nama dan alamat penyelenggara pengumpulan sumbangan; b. maksud dan tujuan pengumpulan sumbangan; c. batas waktu penyelenggaraan sumbangan; d. cara penyelenggaraan sumbangan; e. wilayah penyelenggaraan sumbangan; f. cara penyaluran hasil sumbangan; g. wilayah pengguna hasil pengumpulan sumbangan; h. susunan kepanitiaan atau organisasi atau pengurus dari Penyelenggara Pengumpulan Sumbangan. (3) Permohonan Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diajukan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum dimulainya pelaksanaan kegiatan penyelenggaran pengumpulan sumbangan, dengan melampirkan persyaratan administrasi. (4) Jangka waktu pengajuan permohonan Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dikecualikan terhadap kegiatan pengumpulan sumbangan untuk penanggulangan dan/atau penanganan bencana. (5) Persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berupa : a. fotocopy KTP pemohon yang telah dilegalisir; b. fotocopy NPWP Penyelenggara Pengumpulan Sumbangan; c. fotocopy akta pendirian bagi Penyelenggara Pengumpulan Sumbangan yang berbentuk badan atau lembaga kesejahteraan sosial; d. surat keterangan terdaftar dari Dinas Sosial bagi Penyelenggara Pengumpulan Sumbangan yang berbentuk lembaga kesejahteraan sosial;

7 e. surat keterangan/keputusan tentang susunan kepanitiaan bagi Penyelenggara Pengumpulan Sumbangan yang berbentuk kepanitiaan; f. surat keterangan domisili Penyelenggara Pengumpulan Sumbangan dari Kelurahan. Pasal 8 Jangka waktu penerbitan Izin paling lama 5 (lima) hari kerja bagi pengumpulan sumbangan yang ditujukan selain untuk bencana dan paling lama 2 (dua) hari kerja bagi pengumpulan sumbangan untuk kegiatan penanggulangan dan/atau penanganan bencana sejak permohonan diterima secara lengkap dan benar. Pasal 9 (1) Permohonan Izin diajukan terhadap pengumpulan sumbangan yang dilakukan secara insidentil maupun secara berkesinambungan. (2) Izin bagi pengumpulan sumbangan yang dilakukan secara insidentil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan untuk jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan. (3) Izin bagi pengumpulan sumbangan yang dilakukan secara berkesinambungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan untuk jangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulan. (4) Izin bagi pengumpulan sumbangan yang dilakukan secara insidentil sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dimohonkan paling banyak 1 (satu) kali perpanjangan dengan jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan. (5) Izin bagi pengumpulan sumbangan yang dilakukan secara berkesinambungan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat dimohonkan perpanjangan dengan jangka waktu tidak lebih dari 6 (enam) bulan untuk tiap kali permohonan perpanjangan. (6) Permohonan perpanjangan Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5) harus diajukan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum izin berakhir. Pasal 10 Izin Penyelenggaraan Pengumpulan Sumbangan paling sedikit memuat : a. persyaratan dan ketentuan yang harus dilaksanakan Penyelenggara Pengumpulan Sumbangan; dan b. berakhirnya Izin. BAB V KEWAJIBAN PEMEGANG IZIN Pasal 11 (1) Pemegang Izin berkewajiban : a. menaati persyaratan dan ketentuan yang dimuat dalam Izin;

8 b. mengumumkan hasil pelaksanaan pengumpulan sumbangan untuk dimuat dalam surat kabar harian lokal atau menempelkannya pada papan pengumuman atau media lainnya yang mudah dibaca oleh publik; dan c. melaporkan hasil pelaksanaan pengumpulan sumbangan kepada Kepala Dinas Sosial atau Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat sesuai dengan kewenangannya. (2) Laporan dan pengumuman hasil pelaksanaan pengumpulan sumbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan huruf c wajib dilaksanakan oleh Penyelenggara Pengumpulan Sumbangan paling lambat 1 (satu) bulan setelah berakhirnya izin. (3) Laporan dan pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan huruf c wajib memuat sekurang-kurangnya : a. pelaksanaan usaha pengumpulan sumbangan; b. jumlah sumbangan yang diperoleh; dan c. penggunaan sumbangan yang diperoleh. BAB VI PEMBINAAN Pasal 12 (1) Pembinaan terhadap pemberian Izin dilaksanakan oleh Kepala Dinas Sosial dan Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat sesuai dengan kewenangannya. (2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui kegiatan sebagai berikut : a. sosialisasi peraturan terkait penerbitan izin kepada masyarakat atau instansi terkait; b. melaksanakan bimbingan dan konsultasi teknis kegiatan penyelenggaraan pengumpulan sumbangan kepada masyarakat atau instansi terkait. (3) Dalam melaksanakan pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Dinas Sosial dan/atau Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat dapat mengikutsertakan Satuan Kerja Perangkat Daerah/unit kerja terkait lainnya di lingkungan Pemerintah Daerah. BAB VII PENGAWASAN Pasal 13 (1) Pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan pengumpulan sumbangan dilakukan oleh oleh Kepala Dinas Sosial dan/atau Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat sesuai kewenangannya melalui kegiatan : a. pemantauan terhadap kegiatan pengumpulan sumbangan; b. pemberian sanksi administratif.

9 (2) Dalam melaksanakan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Dinas Sosial dan/atau Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat dibantu Satpol PP dan/atau Satuan Kerja Perangkat Daerah/unit kerja terkait lainnya di lingkungan Pemerintah Daerah. BAB VIII SANKSI ADMINISTRATIF Pasal 14 Setiap kegiatan pengumpulan sumbangan yang tidak dilengkapi dengan Izin dikenakan sanksi administratif berupa : a. teguran lisan; dan/atau b. penghentian kegiatan. Pasal 15 (1) Setiap Penyelenggara Pengumpulan Sumbangan yang melanggar persyaratan dan ketentuan yang dimuat dalam Izin dikenakan sanksi administratif berupa : a. peringatan tertulis; b. penghentian sementara dari kegiatan; dan/atau c. pencabutan izin dan diumumkan pada papan pengumuman dan website resmi Pemerintah Daerah. (2) Pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut : a. Kepala Dinas Sosial dan/atau Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat sesuai dengan kewenangannya memberikan surat peringatan tertulis kepada Penyelenggara Pengumpulan Sumbangan yang melanggar persyaratan dan ketentuan sebagaimana yang dimuat dalam Izin; b. apabila setelah diberikan surat peringatan Penyelenggara Pengumpulan Sumbangan tetap melanggar persyaratan dan ketentuan sebagaimana yang dimuat dalam izin, maka Penyelenggara Pengumpulan Sumbangan dikenakan sanksi administratif berupa penghentian sementara dari kegiatan, dan/atau pencabutan izin;

10 Pasal 16 Setiap Penyelenggara Pengumpulan Sumbangan yang tidak menyampaikan laporan dan/atau mengumumkan laporan hasil pelaksanaan kegiatan pengumpulan sumbangan dikenakan sanksi administratif berupa peringatan tertulis dan diumumkan pada papan pengumuman dan website resmi Pemerintah Daerah. BAB IX PENUTUP Pasal 17 Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Surabaya. Ditetapkan di Surabaya pada tanggal 8 Juni 2015 WALIKOTA SURABAYA ttd. Diundangkan di Surabaya pada tanggal 8 Juni 2015 TRI RISMAHARINI SEKRETARIS DAERAH KOTA SURABAYA, ttd. HENDRO GUNAWAN BERITA DAERAH KOTA SURABAYA TAHUN 2015 NOMOR 28 Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM, IRA TURSILOWATI, SH, MH. Pembina Tk. I. NIP. 19691017 199303 2 006