PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS LANDAK BARAJAKI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

dokumen-dokumen yang mirip
SALINANN NOMOR TENTANG. dan. pertumbuhan. dan usaha yang PT. modal; ketentuann. Penyertaan. Mengingat 1945; Menimbang. Indonesia. Kabupaten.

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG PERSEROAN TERBATAS (PT) PETROGAS JATIM UTAMA

PEMERINTAH KOTA BATU

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PERSEROAN TERBATAS (PT) MIGAS MANDIRI PRATAMA KALIMANTAN TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR : 03 TAHUN 2009 TENTANG PERSEROAN TERBATAS (PT) MALUKU ENERGI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PENYERTAAN MODAL KEPADA BUMD PT PERDANA MULTIGUNA SARANA BANDUNG BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI WAJO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAJO NOMOR 6 TAHUN 2014

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG SELATAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS KARANGASEM SEJAHTERA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

- 1 - BUPATI ACEH TAMIANG. Draf Rancangan QANUN KABUPATEN ACEH TAMIANG NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERSEROAN TERBATAS (PT) REBONG PERMAI

BUPATI BANGKA TENGAH

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR,

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

WALI KOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KOTA SINGKAWANG NOMOR 8 TAHUN 2015

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG TAHUN 2015 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI BANDUNG RANCANGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI LUMAJANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 3 TAHUN 2013 T E N T A N G

BUPATI SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

QANUN KABUPATEN ACEH TAMIANG NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH PT. REBONG PERMAI JAYA

PEMERINTAH KABUPATEN BARRU

- 2 - Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua

PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD) PERSEROAN TERBATAS (PT) LAMPUNG JASA UTAMA

GUBERNUR SULAWESI BARAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT NOMOR 10 TAHUN 2011 T E N T A N G PENYERTAAN MODAL DAERAH PADA PIHAK KETIGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TEGAL

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR... TAHUN... TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH BATANG HARI MITRA HUTAN LESTARI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 05 TAHUN 2014 T E N T A N G

- 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI LAMPUNG TIMUR PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2014 TENTANG

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERA

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN PT. PEMBANGUNAN PRASARANA SUMATERA UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR TAHUN 2008 TENTANG PENYERTAAN MODAL KEPADA BANK JAMBI

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

BUPATI BATU BARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI MAROS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 02 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI TAHUN 2010 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR : 2 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN P.T. BEKASI PUTERA JAYA

BUPATI KOTAWARINGIN TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 2 TAHUN 2017 T E N T A N G DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES,

BUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TEGAL

BUPATI KEPULAUAN YAPEN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2012

WALIKOTA PALANGKA RAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PROPINSI RIAU NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2013 T E N T A N G

B U P A T I W O N O S O B O PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 10 TAHUN 2011

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH KEPADA PIHAK KETIGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR : TAHUN 2011 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH WIRA USAHA WOLIO SEMERBAK KOTA BAUBAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 5 TAHUN 2013

BUPATI SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 19 TAHUN 2010

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG

PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU

BUPATI SAMPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR : 2 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2014 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 4 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 4 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

RANCANGAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 7 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

Transkripsi:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS LANDAK BARAJAKI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK, Menimbang : a. bahwa untuk memacu perkembangan pengelolaan sumber daya alam dan mitra pengembangan usaha di daerah guna kemakmuran kehidupan rakyat dan meningkatkan modal pembangunan daerah, diwadahi dalam suatu badan usaha milik daerah; b. bahwa untuk mendukung pelaksanaan pembangunan perekonomian daerah guna menunjang pusat pengembangan kawasan industri, meningkatkan pendapatan asli daerah, membuka kesempatan kerja sehingga mensejahterakan kehidupan masyarakat Kabupaten Landak, dipandang perlu mendirikan suatu Perseroan Terbatas (PT); c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pendirian Perseroan Terbatas Landak Barajaki; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1962 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2387); 3. Undang-Undang Nomor 55 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Landak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 183, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3904) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 55 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Landak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3970); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 5. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4756); 6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Provinsi dan Pemerintahan Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengajuan dan Pemakaian Nama Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara REpublik Indonesia Nomor 5244); 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1984 tentang Tata Cara Pembinaan dan Pengawasan Perusahaan Daerah; 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 1998 tentang Bentuk Hukum Badan Usaha Milik Daerah; 12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310); 13. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 1999 tentang Kepengurusan Badan Usaha Milik Daerah; 14. Peraturan Daerah Kabupaten Landak Nomor 6 Tahun 2010 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Landak (Lembaran Daerah Kabupaten Landak Tahun 2010 Nomor 6); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LANDAK dan BUPATI LANDAK

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS LANDAK BARAJAKI. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Landak. 2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelengara Pemerintahan Daerah. 4. Bupati adalah Bupati Landak. 5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 6. Otonomi Daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 7. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Landak. 8. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kabupaten Landak. 9. Pendapatan Asli Daerah yang selanjutnya disingkat PAD adalah pendapatan Asli Kabupaten Landak. 10. Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut Perseroan adalah Badan Hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 11. Komisaris adalah Komisaris Perseroan Terbatas. 12. Saham adalah bukti pemilik modal Perseroan Terbatas (PT). 13. Rapat Umum Pemegang Saham yang selanjutnya disingkat RUPS adalah rapat umum pemegang saham Perseroan Terbatas (PT). 14. Karyawan adalah karyawan Perseroan Terbatas (PT). 15. Sumber Daya Alam yang tidak dapat diperbaharui adalah sumber daya alam yang pemanfaatannya tidak dapat diperbaharui. 16. Holding Company adalah perusahaan induk yang dapat membentuk anak perusahaan yang bergerak dibidang hulu, hilir maupun jasa penunjang.

BAB II PEMBENTUKAN Pasal 2 (1) Dengan Peraturan Daerah ini didirikan Badan Usaha Milik Daerah dalam bentuk Perseroan Terbatas (PT). (2) Bupati diberi wewenang untuk memproses pendirian pertama Perseroan Terbatas (PT) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB III NAMA DAN KEDUDUKAN HUKUM PERUSAHAN Pasal 3 Perseroan Terbatas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) diberi nama Perseroan Terbatas (PT) Landak Barajaki. Pasal 4 (1) PT. Landak Barajaki merupakan badan hukum yang didirikan berdasarkan peraturan perundang-undangan tentang Perseroan Terbatas. (2) PT. Landak Barajaki berkedudukan hukum di Kota Ngabang Kabupaten Landak. Pasal 5 (1) PT. Landak Barajaki merupakan perusahaan induk (holding company) dan dapat membentuk anak perusahaan. (2) Perusahaan Daerah yang sudah ada (berdiri) sebelum didirikannya Perseroan Terbatas ini dapat bergabung sebagai anak perusahaan. BAB IV MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 6 (1) Pendirian PT. Landak Barajaki sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1), untuk memanfaatkan dan mengelola potensi sumber daya alam, pembangunan, perdagangan, perindustrian, pertambangan dan jasa. (2) Tujuan pendirian PT. Landak Barajaki adalah untuk : a. meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk pembangunan Kabupaten Landak; b. menjamin efektifitas dan akuntabilitas pelaksanaan usaha melalui mekanisme usaha yang wajar, sehat dan transparan; dan c. meningkatkan kapasitas dan kapabilitas sumber daya manusia di bidang teknologi dan manajemen.

BAB V LAPANGAN USAHA Pasal 7 Untuk mencapai maksud dan tujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, PT. Landak Barajaki melakukan usaha pengelolaan sumber daya alam, dan jasa penunjang lainnya di Kabupaten Landak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 8 PT. Landak Barajaki dapat mengadakan kerjasama dengan pihak lain, baik dalam negeri maupun luar negeri berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. BAB VI MODAL DAN SAHAM Pasal 9 (1) Modal dasar PT. Landak Barajaki terdiri atas seluruh nilai nominal saham. (2) Ketentuan sebagaimana di maksud pada ayat (1) tidak menutup kemungkinan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal mengatur modal perseroan terdiri atas saham tanpa nilai nominal. (3) Ketentuan mengenai modal PT. Landak Barajaki diatur dalam anggaran dasar termasuk ketentuan mengenai modal dasar dan modal yang ditempatkan serta disetor sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Pasal 10 (1) Modal dasar PT. Landak Barajaki untuk pertama kalinya ditetapkan sebesar Rp. 20.000.000.000,00 (dua puluh milyar rupiah). (2) Dari jumlah modal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pemenuhan jumlah modal ditempatkan dan modal setor paling sedikit 25 % (dua puluh lima persen) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (3) Modal dasar PT. Landak Barajaki sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri dari : a. modal disetor Pemerintah Kabupaten Landak sebesar 99% (sembilan puluh sembilan persen) atau sama dengan Rp. 19.800.000.000,00 ( sembilan belas milyar delapan ratus juta rupiah); b. modal setor Koperasi Pegawai Negeri Sipil Kabupaten Landak sebesar 1 % (satu persen) atau sama dengan Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah). (4) Modal Pemerintah Kabupaten Landak dapat dalam bentuk tunai ( in cash) dan/ atau non tunai (in kind). (5) Modal Pemerintah Kabupaten Landak sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dinilai oleh instansi yang mengelola aset Pemerintah Kabupaten Landak.

Pasal 11 Pemenuhan modal dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, dilaksanakan dengan dengan setoran modal yang dilakukan secara bertahap dan dalam waktu yang tidak terbatas sesuai dengan kebutuhan PT. Landak Barajaki dan kemampuan keuangan daerah. Pasal 12 Penanaman modal Pemerintah Kabupaten Landak secara tunai ( in cash ) terhadap PT. Landak Barajaki dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari DPRD Kabupaten Landak. BAB VII PENGELOLAAN Pasal 13 (1) Pengelolaan dilaksanakan secara manajemen modern dengan pengendalian pimpinan yang kompeten, profesional dan berintegritas. (2) Pimpinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari Dewan Komisaris dan Direksi dengan komposisi masing-masing paling banyak 3 (tiga ) orang. BAB VIII DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI Bagian Kesatu Dewan Komisaris Pasal 14 (1) Komisaris Utama adalah Bupati mewakili Pemerintah Kabupaten Landak. (2) Yang dapat diangkat menjadi anggota Dewan Komisaris adalah orang perseorangan yang cakap melakukan perbuatan hukum, kecuali dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatannya pernah : a. dinyatakan pailit; b. menjadi anggota Dewan Komisaris atau anggota Direksi yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu Perseroan dinyatakan pailit; atau c. dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan Negara dan/atau yang berkaitan dengan sektor keuangan. (3) Pemenuhan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuktikan dengan surat yang disimpan oleh Perseroan. Bagian Kedua Direksi Pasal 15 (1) Yang dapat diangkat menjadi Direksi adalah orang perseorangan yang cakap melakukan perbuatan hukum, kecuali dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatannya, pernah :

a. dinyatakan pailit; b. menjadi Anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu Perseroan dinyatakan pailit; c. dihukum karena melakukan tindak pidana. (2) Pegawai Negeri Sipil, Pensiunan Pegawai Negeri Sipil, Anggota Legislatif, dan Pengurus Partai Politik dilarang menjadi Direksi atau Manajer pada PT. Landak Barajaki dan anak perusahaannya. (3) Pemenuhan persyaratan sebagaimana dimaksud ayat (1) dan ayat (2) dibuktikan dengan surat yang disimpan oleh Perseroan. Bagian Ketiga Prosedur, Pengangkatan, Hak dan Kewajiban Pimpinan Perseroan Pasal 16 (1) Prosedur, persyaratan, pengangkatan, masa jabatan, tugas dan wewenang serta pemberhentian unsur-unsur pimpinan diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan. (2) Pengangkatan unsur-unsur pimpinan untuk awal berdirinya Perseroan dilakukan oleh Pendiri Perseroan. (3) Pengangkatan dan penetapan Direksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) dilakukan setelah melalui uji kelayakan dan kepatutan oleh Tim Independen yang ditetapkan oleh Pendiri Perseroan. (4) Hak dan Kewajiban Pimpinan Perseroan PT. Landak Barajaki sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB IX LABA PERUSAHAAN Pasal 17 (1) Laba PT. Landak Barajaki dan anak perusahaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) disetor langsung secara netto ke kas Daerah. (2) Alokasi laba bersih PT. Landak Barajaki penggunaannya ditetapkan sebagai berikut : a. 40 % (empat puluh persen) untuk Kas Daerah; b. 50 % (lima puluh persen) untuk Pengembangan Usaha; c. 10% (sepuluh persen) untuk Bantuan Sosial, Pendidikan dan Dana Pensiun. BAB X KARYAWAN Pasal 18 (1) Karyawan diangkat dan diberhentikan oleh Direksi setelah mendapat pertimbangan Komisaris sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

(2) Hak dan kewajiban karyawan diatur oleh Direksi dengan persetujuan Komisaris sesuai kemampuan perseroan, berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB XI KETENTUAN PENUTUP Pasal 19 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Landak. Ditetapkan di Ngabang pada tanggal 14 Februari 2012 Diundangkan di Ngabang pada tanggal 16 Februari 2012 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LANDAK, Cap/ttd LUDIS BUPATI LANDAK, Cap/ttd ADRIANUS ASIA SIDOT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LANDAK TAHUN 2012 NOMOR 2

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS LANDAK BARAJAKI I. UMUM Tujuan pembangunan di negara Republik Indonesia adalah mewujudkan masyarakat adil dan makmur, baik spritual maupun materiel. Cita-cita tersebut dapat terwujud apabila diikuti suatu kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh manusia. Salah satu kegiatan manusia adalah mengolah (mendayagunakan) sumber daya alam. Kegiatan pemanfaatan sumber daya alam dapat dilakukan manusia baik secara perorangan maupun secara kelompok. Dalam masyarakat modern dewasa ini proses pemenfaatan atau pendayagunaan sumber daya alam umumnya dilakukan secara berkelompok dalam suatu wadah kelembagaan. Lembaga yang secara sadar didirikan untuk melakukan kegiatan secara terus menerus untuk mendayagunakan sumber daya alam sehingga menjadi barang/jasa yang bermanfaat secara ekonomis adalah perusahaan. Kabupaten Landak memiliki sumber daya alam (SDA) yang cukup potensial, sumber daya alam tersebut harus dapat dikelola secara optimal, effisien, akuntabel dan berwawasan lingkungan. Dengan demikian pemanfaatan sumber daya alam tersebut dapat memberi manfaat sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat di Kabupaten Landak Untuk mengelola sumber daya alam, pembangunan, perdagangan, perindustrian, pertambangan dan jasa, Pemerintah Kabupaten Landak mendirikan Perseroan Terbatas Landak Barajaki dengan tujuan meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dengan menjamin efektifitas dan akuntabilitas pelaksaan usaha melalui mekanisme usaha yang wajar, sehat dan transparan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan meningkatkan kapasitas dan kapabilitas di bidang teknologi dan manajemen. II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3

Pasal 4 Ayat (1) yang dimaksud dengan peraturan perundang-undangan Perseroan Terbatas adalah Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Ayat (2) Pasal 5 Pasal 6 Ayat (1) Yang dimaksud dengan Sumber Daya Alam adalah potensi kekayaan alam yang dapat dikembangkan untuk proses produksi. Yang dimaksud dengan Pembangunan adalah partisipasi aktif dalam bidang konstruksi dan infrastruktur, perkebunan, pertanian, dan bidang lainnya yang dituangkan dalam Anggaran Dasar Perusahaan. Yang dimaksudkan dengan jasa adalah klasifikasi usaha dalam bidang jasa misalnya bidang pelayanan kesehatan, transportasi, travel dan lain sebagainya. Ayat (2) Pasal 7 Yang dimaksud dengan jasa penunjang lainnya adalah jasa servis, jasa rekayasa, dan jasa konsultan. Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Ayat (1) Ayat (2) Yang dimaksud dengaan ketentuan perundang-undangan adalah Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Ayat (3) Ayat (4) Yang dimaksud dengan dalam bentuk non tunai (in kind) adalah modal dalam bentuk baik berupa benda berwujud maupun benda tidak berwujud yang dapat dinilai dengan uang dan secara nyata dapat diterima perseroan.

Ayat (5) Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15 Ayat (1) Huruf a Huruf b Huruf c Yang dimaksud dengan melakukan tindak pidana adalah perbuatan yang merugikan dan/atau mengancam hidup bermasyarakat dalam hal: - keuangan; - pidana; dan/atau - tercela. Ayat (2) Ayat (3) Pasal 16 Ayat (1) Tercela dimaksudkan adalah tidak tercemar karena perbuatan asusila, yang mana ketentuan ini dijabarkan lebih lengkap dalam AD/ART perseroan. Tidak melakukan tindak pidana dibuktikan dengan Surat Keterangan Berkelakuan Baik (SKKB) dari Kepolisian dan/atau Pengurus Adat setempat yang berwenang. Ayat (2) Pengangkatan unsur pimpinan paling lama 4 tahun dan dapat diperpanjang paling lama 1 (satu) kali. Pengangkatan unsur pimpinan selanjutnya akan diatur dalam AD/ART perseroan. Ayat (3)

Ayat (4) Pasal 17 Ayat (1) Ayat (2) Ketentuan mengenai alokasi laba bersih perseroan ditetapkan pembagian 40%, 50%, dan 10% diuraikan dalam AD/ART perseroan. Yang dimaksud dengan bantuan sosial adalah pemberian bantuan berupa uang/barang dari perseroan kepada individu, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat yang sifatnya tidak tidak secara terus menerus dan selektif yang bertujuan untuk melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko sosial seperti fenomena alam dan bencana alam. Yang dimaksudkan dengan pendidikan adalah bantuan berupa uang yang diberikan secara langsung kepada penerima beasiswa untuk karyawan yang berprestasi, anak miskin, anak terlantar, atau anak cacat yang memiliki prestasi. Yang dimaksud dengan dana pensiun adalah penghasilan perusahaan yang disisihkan untuk menambah dana keuangan yang diperoleh dari iuran tetap para peserta (karyawan) dan para peserta berhak memperoleh bagian keuntungan setelah pensiun. Pasal 18 Pasal 19 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 19