BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

AYAT-AYAT AL-QUR AN Tentang ASAL-USUL MANUSIA

Hakikat Manusia Menurut Islam

Aku akan menciptakan manusia dari tanah"(shaad:71)

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini mengemukakan tentang teori-teori yang penulis gunakan untuk menunjang penelitian dalam skripsi ini.

Kemana Tujuan Hidupmu?

TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA)

BAB I PENDAHULUAN. dan kandungan nya, hal ini tidak terlepas oleh banyaknya umat islam dari zaman

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2

TUGAS AGAMA Nama : Nur Wulan Sari NRP : Jurusan : Teknik Mesin

PROSES KEJADIAN MANUSIA MENURUT AL-QUR`AN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Alquran yang secara harfiah berarti bacaan sempurna merupakan suatu

dari Ibnu Mas ud bahwa dia menafsirkan kalimat diatas dengan menyatakan, Nutfah yang memancar kedalam rahim bila Allah menghendaki untuk dijadikan

BAB IV ANALISIS PENAFSIRAN AYAT RUH DAN PENELITIAN SAINS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diberikan Allah SWT semaksimal mungkin. Mempunyai akal pikiran yang cerdas

5. Kisah-kisah dan Sejarah 5.1 Nabi Adam AS.

BAB I PENDAHULUAN. Atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah Al Quran itu dengan perlahanlahan.

BAB I PENDAHULUAN. Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya (Q.S. al-hijr/15: 9).

SIJIL PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING

BAB I LATAR BELAKANG PENDAHULUAN

MANUSIA DAN ALAM SEMESTA. Drs. Moehadi, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. mata pelajaran menjadi kecakapan hidup yang diperlukan seseorang,

BAB I PENDAHULUAN. ajaran Islam sangat mementingkan pemeliharaan terhadap lima hal, yaitu

BAB IV ANALISIS PENDAPAT HUKUM TENTANG IDDAH WANITA KEGUGURAN DALAM KITAB MUGHNI AL-MUHTAJ

Pensyarah: Ustazah Nek Mah Bte Batri Master in Islamic Studies Calon PhD- Fiqh Sains & Teknologi Calon PhD -Pendidikan Agama Islam

BAB IV MAKNA DAN HUBUNGAN KESAKSIAN MANUSIA TERHADAP KE- ESAAN ALLAH DI ALAM RAHIM DALAM KEHIDUPAN DI DUNIA

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Hal ini semata-semata karena Allah yang menjaga Al-Quran.

BAB I PENDAHULUAN. Erlangga, 2010), terj. Eka Widayati, hlm Jenny Thompson, Memahami Anak Berkebutuhan Khusus, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Pendidikan dilakukan agar seseorang memperoleh pemahaman tentang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Penelitian Terdahulu

BAB I PENDAHULUAN. Hayyie Al-Kattani, Gema Insani Press, Jakarta, cet III, 2001, h Yusuf Qardhawi, Berinteraksi dengan Al-Qur an, Terj.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang diharapkan. Metode pembelajaran merupakan cara yang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan tersebut dan

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual; Refleksi Sosial Seorang Cendekiawan Muslim,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi

BAB IV ANALISIS KOMPARATIF AL-QURT{UBI< DAN SAYYID QUT{B TELAAH AYAT-AYAT SAJDAH

BAB I PENDAHULUAN. Grafindo Persada, 2006), hlm Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Raja

BAB I PENDAHULUAN. R. Soetarno, Psikologi Sosial, (Kanisius: Yogyakarta), 1993, hlm. 16.

MANUSIA DARI PERSPEKTIF SAINS DAN TEKNOLOGI

BAB III PERKEMBANGAN SENI. terkait dengan karakteristik-karakteristik tertentu dari tempat penerimaan wahyu al-

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan segala aktivitas hidup manusia. Seperti penelitian, penyuluhan,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anwar Hafid Dkk, Konsep Dasar Ilmu Pendidikan, Alfabeta, Bandung, 2013, hlm

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Restu Nur Karimah, 2015

2010), hlm. 57. Khayyal, Membangun keluarga Qur ani, (Jakarta : Amzah, 2005), hlm 3. 1 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga

PENGGUNAAN KATA TANYA/ ISTIFHANIAH DALAM ALQUR AN (SUATU KAJIAN TAFSIR TEMATIK DALAM TAFSIR AL MISHBAH PADA SURAT AL BAQARAH, ALI IMRAN, AN NISA )

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak mengenal ruang dan waktu, ia tidak dibatasi tebalnya

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

Sumber Daya Manusia. insan. Kata ini berakar dari dari kata yang dapat berarti lupa, gerak dinamis, jinak,

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG KLONING SEL SOMATIK SUAMI MANDUL

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

2014 MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA TUNANETRA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UMMI> DALAM AL-QUR AN

BAB I PENDAHULUAN. setiap manusia akan mengalami peristiwa hukum yang dinamakan kematian.

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu-ilmu al-quran Melalui Pendekatan Historis-Metodologis, (Semarang: Rasail, 2005), hlm. 37.

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN. telah diamanahkan Allah SWT untuk menjalani proses kehamilan. Proses

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

TEORI EVOLUSI DAN PETUNJUK ADANYA EVOLUSI. Disusun Oleh Kelompok 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Petumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan dan Hewan

BAB IV ANALISA PENAFSIRAN AL-QURTHUBI DAN M. QURAISH SHIHAB. makna lahi sehingga tertolak oleh akal, namun al-qurthubi dalam ayat ini

BAB I PENDAHULUAN. (bacalah) yang tertera dalam surat al- Alaq ayat 1-5. manusia dari segumpal darah melalui proses yang telah ditetapkan oleh Allah

KLONING FATWA MUSYAWARAH NASIONAL VI MAJELIS ULAMA INDONESIA NOMOR: 3/MUNAS VI/MUI/2000. Tentang KLONING

BAB I PENDAHULUAN. Allah adalah Maha Pencipta makhluk (al-khaliq). Allah menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. bergaul satu sama lain. Dalam pergaulan di masyarakat, interaksi sesama manusia


Tasyakuran 4 Bulan Kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. 2014), hlm Imam Musbikin, Mutiara Al-Qur an, (Yogyakarta: Jaya Star Nine,

BAB I PENDAHULUAN. ibadah yang setiap gerakannya mengandung do a.1 Shalat adalah kewajiban

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di era modernisasi telah merambah ke seluruh. penjuru dunia. Hal ini membuat manusia terlena dengan kemegahan dan

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an Al-karim ialah kitab Allah dan wahyu-nya yang diturunkan

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

Diri manusia merupakan alam Akbar (besar). Sedangkan langit dan bumi merupakan alam Asghar (kecil).

BAB 1 PENDAHULUAN. Qur an Melalui Pendekatan Historis-Metodologis, ( Semarang: RaSAIL, 2005), hlm

BAB I PENDAHULUAN. Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm. 3. Ibid., hlm. 5.

I Perdebatan mengenai suatu masalah merupakan hal lumrah yang sering dijumpai dalam setiap perkumpulan. Perdebatan seputar soal duniawi hingga yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. Kelas Menengah di Yogyakarta, Kontekstualita, (Vol. 30, No. 2, 2015), hlm. 140.

BAB I PENDAHULUAN. merasakannya. Begitu pula bisa membaca Al-Qur an dengan fasih dan benar

BAB I PENDAHULUAN. Artinya : Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (Q.S.Adz-Dzariyat: 49).

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt.

BAB I PENDAHULUAN Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Jakarta : Logos. Wacana Ilmu, 2009), hlm. 140.

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

PENGANGKATAN ANAK BERDASARKAN PENETAPAN PENGADILAN SERTA PERLINDUNGANNYA MENURUT UU NO. 23 TAHUN 2002 (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Pacitan)

BAB I PENDAHULUAN. melalui metode pengajaran dalam pendidikan islam di dalamnya memuat

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG IMPLIKASI TEKNOLOGI USG TERHADAP IDDAH

Evolusi Nabi Adam. Mengungkap kesimpang-siuran kisah dalam misteri Nabi Adam

BAB I PENDAHULUAN. materi, dan multikompleksnya masalah manusia. Menanggapi pernyataan

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini merupakan bab pertama yang mengantarkan pembaca untuk mengetahui ikhwal topik penelitian, alasan, dan pentingnya penelitian. A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini banyak manusia yang berperilaku tidak sesuai dengan norma-norma yang ada, selain itu manusia sering berperilaku sombong dan membangga-banggakan dirinya dalam segala hal. Seakan-akan kemampuannya untuk berdiri tegak, berbicara dengan fasih, berargumen, serta dapat memperoleh ilmu pengetahuan merupakan kerja kerasnya sendiri. Mereka telah melupakan nikmat yang diberikan Allah kepadanya, tanpa nikmat Allah manusia tidak akan mampu berbicara fasih, berdiri tegak, berargumen serta mendapat ilmu pengetahuan. Manusia diberi Allah ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas tentang jagat raya, sehingga dapat mengelola alam ini sesuai dengan kebutuhan mereka. Setelah berhasil menemukan atom, merumuskan gelombang-gelombang eter, menguak misteri ruang angkasa dan mengirimkan missinya untuk perang bintang, manusia tak pernah mau diam sekejap pun. Ia masih saja mengikuti langkah-langkah kemenangannya itu tiada hentinya, dengan eksplorasi-eksplorasi baru yang gemilang, hingga bertambah luas dan mekarlah cakrawala ambisi dan pengetahuan manusia 1. Allah telah memberikan nikmat yang tidak terhingga kepada manusia, sehingga manusia terlena oleh kehidupan dunia. Hal inilah yang menjadikan manusia lupa akan nikmat Allah dan berperilaku sombong. Memang manusia mempunyai kecenderungan untuk sombong sehingga bisa kufur terhadap Penciptanya dan bahkan memusuhi-nya. Salah satu watak manusia adalah mudah melupakan Tuhannya pada saat mendapatkan nikmat dan kejayaan, tetapi jika mendapat musibah dan kesulitan dia akan menunduk. Manusia itu memang pelupa ia tidak menyadari keistimewaan yang dimilikinya. Bahkan ia menyangka seolah-olah dirinya tak ubahnya makhluk jenis lain. Akibatnya ia malang-melintang dalam berbagai perbuatan yang bertentangan dengan akal 1 Aisyah Abdurrahman (Bint al-syathi ), Manusia Sensitivitas Hermeneutika al-qur an, LKPSM, Yogyakarta, 1997, hlm. 199. 1

2 sehat dan fitrah kejadiannya. Ia gemar mengumpulkan harta benda dan bersenang-senang memenuhi kemauan hawa nafsu. Ia berpaling dari hal-hal yang mendatangkan manfaat bagi kehidupan akhiratnya, dan hal-hal yang mendatangkan keridaan-nya. Mereka telah melupakan asal usul kejadian mereka yang berasal dari air yang hina (air mani), serta melupakan nenek moyang mereka yakni Adam yang berasal dari tanah 2. Proses penciptaan manusia sangat penting untuk di ketahui manusia itu sendiri, dengan mengetahui proses penciptaan manusia, maka manusia dapat merenungkan dan memahami begitu besar anugerah dan nikmat Allah yang diberikan kepadanya, dengan demikian manusia mampu berpikir dengan jernih, mampu memahami ilmu pengetahuan dengan baik, dan mampu berperilaku positif serta menghindari hal-hal yang negatif, selain itu juga dapat meningkatkan keimanan kepada Allah. Semua ayat-ayat tentang penciptaan manusia dalam al-qur an bertujuan untuk memberikan pelajaran dan i tibar melalui perkembangan janin manusia yang dapat diamati dengan sederhana, untuk tujuan inilah al-qur an selalu mengingatkan manusia atas kelemahan dan kehinaannya dengan mengungkapkan bahwa manusia tercipta dari tanah, tanah liat, air mani atau segumpal darah, atau dari air yang memancar di antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan. Agar manusia tidak sombong dan pongah melebihi kemampuannya. Demikian manusia perlu mengetahui proses penciptaan manusia itu sendiri 3. Allah telah menjelaskan kejadian manusia secara umum dalam al- Qur an, manusia secara umum diciptakan dari nuţfah, yakni setetes cairan. Nuţfah laki-laki dan wanita yang saling berpadu dan menjadi satu kesatuan secara sempurna yang di dalam al-qur an dinyatakan sebagai nuţfah amsyaj, di dalam nuţfah laki-laki terdapat spermatozoa atau sperma yang dapat membuahi indung telur perempuan. Pakar-pakar embriologi menegaskan bahwa setelah terjadi pembuahan (amsyaj) maka nuţfah tersebut berdempet di dinding rahim, dan inilah yang di maksud oleh al-qur an dengan alaqah atau segumpal darah. Transformasi dari nuţfah ke alaqah berlangsung sekitar 10 hari, di akhiri 2 Ahmad Mushthafa al-maraghi, Tafsir al-maraghi,terj. Bahrun Abubakar, PT. KaryaToha Putra, Semarang, 1993, hlm. 341. 3 Ibid.,hlm. 16-19.

3 dengan terbentuknya zigot yang menempel pada dinding rahim. Perubahan kemudian terjadi dari tahapan alaqah ke mudgah (segumpal daging) 4. Embrio berubah bentuk dari tahapan alaqah ke mudgah pada hari ke- 24 atau 26. Waktunya relative lebih cepat dari pada perubahan dari tahap nuţfah ke alaqah 5. Pada hari ke-28 bagian punggung embrio tumbuh beberapa tonjolan dengan lekukan-lekukan. Tahapan mudgah di tandai dengan bermulanya pertumbuhan dan pembiakan sel yang luar biasa. Segumpal daging ini terdiri dari sel-sel atau jaringan-jaringan yang sudah maupun yang belum mengalami perubahan.masa mudgah berubah dengan cepat menjadi sesuatu dengan bakal organ yang belum tampak, walaupun bentuk manusia belum kelihatan secara jelas. Minggu ke-5 jantung mulai berdetak. Embrio juga sudah mengembangkan plasenta 6. Kemudian dari mudgah (segumpal daging) terbentuklah tulangbelulang. Beberapa hari pada akhir minggu ke-6, terbentuklah tulang-tulang yang merubah penampakan secara drastis menjadi mirip manusia. Minggu ke-7 bentuk manusia makin nyata dengan bermulanya pembentukan kerangka. Masa ini sekitar hari ke- 40 hingga 45. Pembentukan tulang ini akan semakin berbentuk mirip manusia setelah pada tahap berikutnya tulang itu di selimuti otot. Bagian kepala akan berbeda dengan lengan, kedua bentuk mata dan dua bibir muncul di bagian kepala. Kemudian tulang-belulang dibungkus dengan daging, dengan selesainmya masa pembalutan tulang dengan lahm (otot dan daging) bentuk manusia semakin jelas, seiring selesainya fase pembentukan otot, embrio manusia pun mulai dapat bergerak 7. Akhir minngu ke-8, embrio berubah menjadi makhluk lain saat ukuran kepala, tubuh, kaki, dan tangan mulai mencapai ukuran proporsional. Hal ini terjadi antara minggu ke-9 dan 12. Minggu ke-10, organ kelamin bagian luar sudah terbentuk. Tulang yang semula terdiri atas unsur-unsur lunak berubah menjadi keras pada minggu ke-12. Jari kaki dan jari tangan juga sudah dapat 4 Lajnah Pentashih Mushaf al-qur an, Badan Litbang, Diklat Kementerian Agama RI, LIPI, Tafsir Ilmi :Penciptaan Manusia dalam Perspektif al-qur an dan Sains, Kementerian Agama RI, Jakarta, 2012, hlm. 87. 5 Ibid., hlm. 88. 6 Plasenta adalah suatu bentukan tabung yang masuk ke dalam dinding rahim dan mengalirkan oksigen serta makanan dari ibu ke tubuh janin. 7 Lajnah Pentashih Mushaf al-qur an, Badan Litbang, Diklat Kementerian Agama RI, LIPI, Tafsir Ilmi hlm. 90.

4 dibedakan pada minggu ini. Berat janin meningkat signifikan pada mingguminggu ini seiring perkembangan otot dan dagingnya. Pada saat ini, janin sudah dapat bergerak secara teratur. Janin sudah secara sadar menggunakan tangannya untuk menangkap sesuatu, menendang dengan kakinya. Pada saat ini pula janin sudah dapat melakukan apa yang diinginkannya. Pada tahap ini, semua organ sudah berfungsi. Janin siap untuk hidup di luar rahim sejak berumur sekitar 22-26 minggu, yakni kurang lebih 6 bulan pasca pembuahan. Namun, tentunya ini terjadi bila system pernafasan dan syarafnya berfungsi normal 8. Asal muasal manusia menurut ilmu pengetahuan atau sains terkenal dalam teori evolusi. Evolusi dalam ilmu biologi berarti proses kompleks pewarisan sifat organisme yang berubah dari generasi ke generasi dalam kurun waktu jutaan tahun. Evolusi mempelajari bagaimana spesies baru dapat muncul dari berbagai spesies tumbuhan dan hewan dalam jangka waktu tertentu. Evolusi juga mempelajari bagaimana spesies-spesies yang berbeda dapat memiliki kekerabatan. Beberapa tokoh yang mengemukakan teori evolusi yakni Erasmus Darwin, Lamarck, Thomas Robert Malthus dan Charles Darwin. Erasmus Darwin mengemukakan bahwa kehidupan itu berawal dari asal usul yang sama dan bahwa respons fungsional akan diwariskan pada keturunannya. Lamarck menyatakan bahwa perubahan pada suatu individu di sebabkan oleh lingkungan dan bersifat diturunkan, teori ini biasa disebut dengan teori Lamarckisme 9. Malthus mengemukakan bahwa populasi bertambah jauh lebih cepat dibandingkan bertambahnya jumlah makanan 10. Malthus mengemukakan teori bahwa suatu populasi akan menghasilkan anakan yang jauh lebih banyak dari pada mereka yang dapat mencapai tingkat dewasa. Ia mempraktikkannya pada populasi manusia dan percaya bahwa kemiskinan, kelaparan, dan penyakit adalah hal alamiah yang muncul saat terjadi ledakan populasi, tetapi Malthus percaya bahwa hal yang demikian ini merupakan rencana Tuhan dan bukan karena kekuatan atau proses yang terjadi begitu saja. Charles Darwin mengemukakan bahwa 8 Ibid., hlm. 92. 9 Pratiwi, dkk,biologi, Erlangga, Jakarta, 2007, hlm. 140-141. 10 Ibid., hlm. 143.

5 makhluk hidup selalu menyesuaikan diri dengan lingkungan alamiahnya yang terus berubah 11. Beberapa teori evolusi tersebut yang sangat terkenal yakni teori evolusi Darwin, menurutnya makhluk yang paling dapat menyesuaikan diri itulah yang akan berkembang menjadi makhluk yang lebih kompleks atau lebih tinggi tingkatannya, sedangkan makhluk yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan alamiahnya akan punah dengan sendirinya. Jadi menurut teori evolusi Darwin makhluk berevolusi dari jenis organisme yang paling sederhana (mikroba uniseluler) hingga makhluk yang kompleks (multiseluler) dalam kurun waktu jutaan tahun 12. Banyak penafsir yang menafsirkan ayat-ayat tentang penciptaan manusia dalam al-qur an, dari penafsir klasik, modern hingga kontemporer, diantaranya yakni Ali Syari ati, Ibnu Asyur dan lain sebagainya. Nasr Hamid Abu Zayd merupakan salah satu intelektual muslim yang juga menafsirkan ayat-ayat penciptaan manusia dalam al-qur an. Ia menafsirkan al-qur an berbeda dengan ulama lain, karena ia menggunakan metode hermeneutika dalam menafsirkan al-qur an. Menurutnya tafsir harus mampu menjawab persoalan seiring dengan berkembangnya zaman. Pemikiran Nasr Hamid Abu Zayd tentang hermeneutika al-qur an banyak terinspirasi oleh pemikir Barat seperti Wilhem Dilthey, yang menggagas teori metodologis geisteswissenschaften, yakni semua ilmu kemanusiaan dan ilmu-ilmu sosial yang semua disiplin itu menafsirkan ekspresi kondisi kejiwaan manusia, baik dalam bentuk gerak tubuh atau isyarat, perilaku-perilaku sejarah, kitab undangundang, karya-karya seni atau sastra. Menurut Wilhem Dilthey, ekspresi manusia itu menyejarah, oleh karena itu penafsiran dilakukan dengan pendekatan sejarah 13. Menurut Abu Zayd al-qur an hanyalah fenomena sejarah yang tunduk pada peraturan sejarah. Maka bagi suatu yang sudah mensejarah dan terealisasi dalam dunia yang temporal-terbatas, al-qur an juga bersifat temporal-historis dan harus dipahami dengan pendekatan historis dan pendekatan linguistik.al- 11 Lajnah Pentashih Mushaf al-qur an, Badan Litbang, Diklat Kementerian Agama RI, LIPI, Tafsir Ilmi hlm. 55. 12 Ibid., hlm.58. 13 Ulya, Hermeneutika : Kajian awal Dasar dan Problematikanya, STAIN Kudus, Kudus, 2008, hlm. 41-42.

6 Qur an adalah wahyu atau manifestasi firman Tuhan pada waktu dan tempat tertentu, ia mesti mengikuti apa yang diwahyukan kepada Muhammad dalam bahasa Arab yang merupakan sebuah teks sejarah. Teks historis ini merupakan subjek pemahaman dan interpretasi, sedangkan firman Tuhan berada dalam wilayah yang melampaui berbagai pengetahuan manusia. Oleh karena itu, analisis sosio-historis diperlukan untuk memahaminya dan metodologi linguistik modern dapat diaplikasikan dalam penafsiran 14. Nasr Hamid Abu Zayd menafsirkan beberapa surat dan ayat yang tercantum dalam karyanya, salah satunya yang berjudul an-nās, as-sultah, al-haqīqah, buku ini merupakan eksplorasinya tentang hakikat teks beserta konteksnya. Nasr dalam buku ini banyak membahas hubungan kebudayaan dan ideologi yang mungkin turut mempengaruhi suatu teks tertentu. 15 Ia menafsirkan tentang ayat-ayat penciptaan manusia dalam karyanya tersebut. Penafsiran Abu Zayd mengenai penciptaan manusia dalam al-qur an, lebih memfokuskan pada penciptaan Adam. Menurutnya penciptaan manusia berawal dari tanah yaitu penciptaan Adam, dan dari tanah itu berturut-turut berlangsung proses penciptaan mulai dari segumpal darah, segumpal daging, dan tulang, lalu tulang ini ditutupi dengan daging hingga menjelmalah manusia menjadi makhluk yang tegak, fasih bicara, berargumen, dan sebagainya. 16 Seperti firman Allah SWT: Artinya : Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah(12). Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim)(13). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan 14Nasr Hamid Abu Zayd, Sistem Semiotik al-qur an: Studi atas Sifat-Sifat Tuhan dalam al-qur an, dalam buku Studi al-qur an Kontemporer Perspektif Islam dan Barat, karya Marzuki Wahid, CV Pustaka Setia, Bandung, 2005, hlm. 194. 15 Ali Imron, Hermeneutika al-qur an Nasr Hamid Abu Zayd, dalam Buku Hermeneutika al-qur an dan Hadis, Elsaq Press, Yogyakarta, 2010, hlm. 117. 16 Nasr Hamid Abu Zayd, Teks Otoritas Kebenaran, Terj. Sunarwoto Dema, LkiS, Yogyakarta, 2003, hlm. 312.

7 segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik(14) 17. Menurut Nasr Hamid Abu Zayd, ayat tersebut merupakan tanda kebesaran-nya. Allah SWT berfirman dengan mendeskripsikan alam ciptaan untuk memperlihatkan kepada manusia bukti keesaan-nya dan bahwa tidak ada siapa pun yang layak menjadi Tuhan selain Dia, dengan demikian ancaman menyangkut bahan penciptaan manusia (air mani) inilah yang dimaksudkan, agar manusia tidak boleh lupa, bahwa kemampuan manusia untuk memberi argumen, kemampuan manusia untuk mendebat adalah kemampuan yang merupakan bagian dari nikmat-nikmat Tuhan yang dikaruniakan kepada manusia. Jika manusia tidak menyadari hal itu maka manusia akan menjadi musyrik dan mengingkari serta berbuat durhaka terhadap Tuhan dan menyekutukan-nya dengan sesuatu yang lain 18. Jika semua makhluk diciptakan Allah SWT dengan perintah kejadian kun (jadilah), namun penciptaan Adam dilakukan secara langsung oleh Allah SWT dengan kedua tangan-nya penciptaan Adam merujuk pada tiga aspek, yakni yang pertama, aspek penciptaan yang tercermin pada tubuhnya yang berasal dari anasir alam materi. Kedua, tercermin pada ruhnya yang berasal dari tiupan Tuhan, yang ketiga, pada keistimewaan penciptaannya yang dilakukan secara langsung dengan tangan Tuhan. Menurut Nasr Hamid Abu Zayd yang mengambil pendapat dari at-thabari, mengajukan konsepsi bahwa tubuh Adam diciptakan dari empat unsur alam yaitu, tanah, air, api, dan udara. Konsepsi bahwa tubuh Adam diciptakan dari empat unsur alam, inilah yang menghubungkan tubuh Adam dengan alam semesta, atas dasar keserupaan diantara keduanya. Penciptaannya masing-masing secara materiil sama-sama berasal dari keempat unsur alam. Keempat unsur alamini terdapat pada setiap wujud alam semesta. Namun pada struktur tubuh manusia keempatnya terwujud secara serasi, tertib, dan padu 19. 17 Al-Qur an, Surat al-mu minūn, ayat 12-14, Yayasan Penyelenggara Penterjemah al- Qur an, al-qur an dan Terjemahnya, Sinar Baru Algesindo, Bandung, 2008, hlm.475-476. 18 Nasr Hamid Abu Zayd, Teks Otoritas Kebenaran hlm. 310. 19 Ibid.,hlm. 316.

8 Kenyataannya penciptaan tubuh Adam dari tanah telah memberikan landasan bagi pemikiran Islam untuk membentuk konsep tentang mikrokosmos yaitu konsep penting dalam teori logos atau insān kāmil di kalangan mistikus Islam. Pemikiran ini mencuat dari teks al-qur an berdasarkan pada berbagai uraian tentang tanah yang menjadi bahan penciptaan Adam. Bahan itu hanyalah tanah begitu saja seperti dalam surat al-mu minūn, tanah itu hanyalah tanah kering seperti tembikar dalam surat ar-rahmān, ada juga yang mengatakan tanah itu ialah tanah kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk, yang disebutkan dalam suart al-hijr, pada surat as-ṣaffat tanah itu ialah tanah liat 20. Adam juga diciptakan langsung dari kedua tangan Allah. Menurut penafsiran Quraish Shihab, Aku ciptakan dengan kedua tangan-ku, diperbincangkan maknanya oleh para ulama, ada yang mengambil jalan pintas, berkata bahwa ada sifat khusus yang disandang Allah dengan nama itu sambil menegaskan bahwa Allah Maha Suci dari segala sifat kebendaan atau jasmani dan keserupaan dengan makhluk. Ada juga yang memahami kata tangan dalam arti kekuasaan, ada lagi yang berpendapat bahwa yang dimaksud kedua tangan adalah anugerah duniawi dan ukhrawi yang dilimpahkan-nya kepada manusia, atau sebagai isyarat tentang keajaiban manusia dari dua unsur utama yakni debu tanah juga ruh Ilahi. Pendapat yang lebih memuaskan adalah kata tersebut sebagai isyarat tentang betapa manusia memperoleh penanganan khusus dan penghormatan dari sisi Allah 21. Nasr Hamid Abu Zayd mengartikan kedua tangan-ku (Allah) sebagai sifat Tuhan yang ditetapkan wahyu, sebagai tanda atas pemberian kemuliaan dan anugerah Allah kepada manusia, 22 dengan kata lain kedua tangan-ku pada dapat diartikan sebagai kekuasaan Allah. Selain diciptakan langsung dengan kedua tangan Allah, penciptaan Adam juga istimewa lantaran mendapatkan secara langsung peniupan ruh oleh Tuhan yang menyempurnakannya sebagai makhluk hidup dan dari ruh ini peniupan Tuhan 20 Ibid.,hlm. 312. 21 Quraish Shihab, Tafsir al-misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian al-qur an Volume 12, Lentera Hati, Jakarta, 2002, hlm. 170. 22 Nasr Hamid Abu Zayd, Teks Otoritas Kebenaran hlm. 314.

9 dilakukan secara tidak langsung kepada sekalian manusia 23. Keistimewaan penciptaan Adam yang dilakukan langsung dengan tangan Tuhan, menurut Nasr Hamid Abu Zayd dalam konteks pemikiran Islam, berkembang gagasan tentang insān kāmil. Ibnu Arabi berpandangan bahwa yang dimaksud insān kāmil mengejawantah pada Adam, para nabi, orang-orang makrifat hingga puncak pengejawantahannya pada Nabi Muhammad, dalam hubungannya dengan alam merupakan subjek yang mengejawantah dan yang menampakkan, dan tanpanya niscaya dunia tidak akan nyata. Allah menciptakan alam sebagai wujud maya dan tidak memiliki ruh, ibarat cermin yang belum nyata. Adamlah yang merupakan penampakan cermin itu serta ruh dari gambarannya. Adapun malaikat merupakan unsur potensial dari gambaran itu, ialah gambaran alam yang dalam istilah beberapa kalngan disebut makroantropos. Demikian Adamlah insān kāmil. Alam akan tetap terpelihara selama terdapat insān kāmil 24. Berdasarkan pemaparan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian secara lebih mendalam mengenai pemikiran Nasr Hamid Abu Zayd, khususnya tentang ayat-ayat penciptaan manusia dalam al-qur an. Oleh karena itu, fokus penulis dalam penelitian ini tertuju pada pengkajian tentang ayat-ayat tentang penciptaan manusia, dengan mengambil judul Penafsiran Nasr Hamid Abu Zayd tentang Ayat-Ayat Penciptaan Manusia dalam al- Qur an. B. Fokus Penelitian Berdasarkan judul di atas, yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah penafsiran ayat-ayat tentang penciptaan manusia dalam al-qur an menurut Nasr Hamid Abu Zayd, dalam penafsirannya ia lebih memfokuskan pada penciptaan Adam. Menurutnya penciptaan manusia berawal dari penciptaan Adam. 23 Ibid.,hlm. 315. 24 Ibid., hlm. 316-317.

10 C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dan untuk memudahkan pembahasan dalam penelitian ini, maka penulis akan merumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana hakikat penciptaan manusia menurut para mufassir? 2. Bagaimana penafsiran Nasr Hamid Abu Zayd tentang ayat-ayat penciptaan manusia dalam al-qur an? D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini ialah untuk: 1. Mengetahui hakikat penciptaan manusia menurut para mufassir 2. Mengetahui penafsiran Nasr Hamid Abu Zayd tentang ayat-ayat penciptaan manusia dalam al-qur an. E. Manfaat Penelitian Sebagai manfaat penelitian ini ditinjau dari 2 (dua) aspek, yaitu: 1. Secara teoritis, yaitu penelitian ini diharapkan dapat memperkaya nuansa keilmuan al-qur an dalam memberikan pemahaman al-qur an, dapat diaplikasikan dalam kajian keislaman serta perkembangan pemahaman al- Qur an dari metode yang ditawarkan oleh Nasr Hamid Abu Zayd,dan diharapkan bisa memberikan kontribusi bagi peneliti tafsir selanjutnya, khususnya yang bersangkutan tentang penciptaan manusia dalam penafsiran Nasr Hamid Abu Zayd. 2. Secara praktis, yaitu dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi pijakan dalam kehidupan sehari-hari, dengan mengetahui proses penciptaan manusia dalam al-qur an diharapkan dapat meningkatkan keimanan kepada Allah SWT dapat menjauhkan diri dari hal-hal yang dilarang oleh agama, serta dapat meningkatkan keimanan kepada Allah SWT. Penelitian ini juga diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan Islam khusunya dalam hal corak penafsiran yang dilakukan Nasr Hamid Abu Zayd yaitu interpretasi dan makna teks tidak pernah berpenghujung, bahkan senantiasa berkembang seiring dengan berkembangnya realitas. Sebab teks

11 berasal dari realitas, sehingga makna teks pun dengan sendirinya harus mengikuti perubahan realitas. F. Sistematika Penulisan Penelitian ini disusun dalam lima bab yang terdiri dari sub-sub bab. Hal ini dimaksudkan agar dapat memberikan gambaran yang utuh dan terpadu mengenai masalah yang akan diteliti. Oleh sebab itu, penulis akan mendeskripsikan pembahasan penelitian ini sebagai berikut: Bab pertama, memaparkan pendahuluan yang didalamnya memuat latar belakang masalah, fokus penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab kedua, berisi tentang landasan teori yang didalamnya memuat tentang deskripsi teori yang meliputi, teori penciptaan manusia perspektif sains, teori penciptaan manusia menurut Darwin, teori tentang penciptaan manusia menurut al-qurán, hasil penelitian terdahulu dan kerangka berpikir. Bab ketiga, berisi tentang metode penelitian yang memuat tentang metode penelitian yang mencakup jenis dan pendekatan penelitian, sumber data meliputi data primer dan data sekunder, metode pengumpulan data, dan metode analisis data. Bab keempat, berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan yang memuat tentang hakikat penciptaan manusia menurut para mufassir, penafsiran Nasr Hamid Abu Zayd tentang ayat-ayat penciptaan manusia dalam al-qur an. Bab kelima, berisi tentang penutup yang memuat kesimpulan, saransaran dan penutup.