PENGEMBANGAN ENTREPRENEURSHIP MENUJU KEMANDIRIAN BANGSA

dokumen-dokumen yang mirip
Kewirausahaan atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, membawa visi ke dalam kehidupan.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan bangsa Indonesia ke depan sangat tergantung pada kualitas sumber

PERTEMUAN 6 KEWIRAUSAHAAN MUHAMMAD WADUD

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) 2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

PETUNJUK PENGISIAN. #### Selamat Mengerjakan ####

Kewirausahaan I. Berisi tentang Konsepsi Dasar Kewirausahaan. Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom. Modul ke: Fakultas Fakultas Ilmu Komputer

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

A. JUDUL PENGABDIAN: PELATIHAN PERENCANAAN USAHA BAGI REMAJA USIA PRODUKTIF DI DUSUN SLANGGEN, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA

01FEB. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Kewirausahaan berperan penting dalam perekonomian bangsa dan

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM

ORASI ILMIAH PADA WISUDA II UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI PELEMBANG (WISUDA VIII EX STIMIK IGM DAN WISUDA VII EX STTP) KAMIS, 24 DESEMBER 2009

Modul ke: KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN DAN GAMBARAN UMUM. 01Fakultas FASILKOM. Matsani, S.E, M.M. Program Studi SISTEM INFORMASI

I. PENDAHULUAN. TUJUAN Memahami konsep kewirausahaan Memahami kunci sukses kewirausahaan

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang memicu orang-orang untuk mencari pekerjaan.

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Enterpreneurship atau Kewirausahaan. nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (startup phase) atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. definisi industri kecil tersebut antara lain: tanah dan bangunan tempat usaha. c) Milik Warga Negara Indonesia (WNI)

STRATEGI PEMBERDAYAAN USAHA KECIL DAN MENENGAH

REKONTRUKSI PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DALAM MEMBANGUN WATAK WIRAUSAHA MAHASISWA

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI

Entrepreneurship and Inovation Management

KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN:

KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN. PERTEMUAN KETIGA UNIVERSITAS IGM BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si.

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan lingkungan yang tercermin dalam globalisasi pasar,

BAB I PENDAHULUAN. sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan

DUKUNGAN KEBIJAKAN LEMBAGA LEGISLATIF DALAM MENINGKATKAN SINERGISITAS PUSAT-DAERAH DALAM PEMBANGUNAN KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN

BAB II URAIAN TEORITIS. Teori adalah kumpulan dari konsep, definisi, dan proposisi-proposisi yang sistematis

KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN. Oleh : Dhita Fajriastiti Sativa, S.Pd.

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN

Sikap Mental Wirausaha (Inovatif, Kreatifitas, Motivasi, Efektif dan Efisien) Kuliah 3

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Sektor UMKM adalah salah satu jalan untuk

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi dunia usaha termasuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) saat

USAHA KECIL DI INDONESIA MASALAH DAN STRATEGI PEMBERDAYAAN Disusun Oleh: Angga firmansyah NIM : Kelas : S1 TI 2G

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lapangan kerja di Indonesia. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran di

BAB I PENDAHULUAN. macam suku bangsa, kebudayaan dan sumber daya alam serta didukung oleh

PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah suatu usaha yang

Entrepreneurship and Inovation Management

KREDIT UNTUK USAHA KECIL: PROFIL, MASALAH DAN STRATEGI PEMBIAYAAN. /

Nama Kelompok : Intan Nur Kumalasari Selvia Dewi Novita Jannatul Maghfiroh Laura Evalina Novita Ari Santi Christi Emanuella

UMKM USAHA MIKRO USAHA KECIL USAHA MENENGAH. Peranan UMKM & Tindak Lanjutnya STRATEGI PENGEMBANGA N MASALAH PENGEMBANGA N

Materi Kewirausahaan dan Prakarya Kelas X SMA Semester 1

KEWIRAUSAHAAN. Ahsin Zaedi, S.Kom Direktur GMP Nusantara Berkarya Owner Griya Sehat Sejahtera Owner Sekolah Panahan

GAMBARAN UMUM KEWIRAUSAHAAN. PERTEMUAN KEDUA UNIVERSITAS IGM BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si.

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TINJAUAN PUSTAKA. Istilah entrepreneur sudah dikenal orang dalam sejarah ilmu ekonomi sebagai

banyak Rp 1 miliar per tahun.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan agar daya saing Asean meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia. memiliki tempat tersendiri dalam perkembangan ekonomi Indonesia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian wirausahawan (entrepreneur) secara sederhana adalah orang

BAB I PENDAHULUAN. dari peran para pengusaha (entrepreneur) baik besar, menengah maupun kecil.

PROFIL DAN FUNGSI WIRAUSAHA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang terjadi saat ini menimbulkan persaingan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ulina (2008) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kewirausahaan. Karakteristik dan Nilai-Nilai Kewirausahaan. Taufan Pamungkas Kurnianto S.S.T., M.A., M.Sc. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi

Membangun Jiwa Wirausaha

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu dari agenda pembangunan Indonesia dalam rangka meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan diperlukan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap manusia memiliki hak untuk memilih jenis pekerjaan apa yang diinginkan.

BAB III BERBAGAI KEBIJAKAN UMKM

KEWIRAUSAHAAN (Pengetahuan dan Keterampilan bagi Wira-Usaha Baru)

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan dengan cara menghasilkan dan memberdayakan kemampuan berkreasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang dimilikinya. Dengan bekerja, individu dapat melayani kebutuhan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

BAB II TINJAUAN UMUM USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. harus memelihara dan melestarikan bumi, mengambil manfaatnya serta

BAB I PENDAHULUAN an merupakan pukulan yang sangat berat bagi pembangunan Indonesia. ekonomi yang lebih besar justru tumbang oleh krisis.

: Mizha zhulqurnain NIM : Jurusan : S1.SI.M

BAB II URAIAN TEORITIS. penelitian dengan judul Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan

KOMPETENSI KEPEMIMPINAN WIRAUSAHAWAN. (Studi kasus pada lulusan Akademi Pimpinan Perusahaan, Jakarta tahun 2013)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Modul ke: KEWIRAUSAHAAN KONSEPSI DASAR KEWIRAUSAHAAN. 02Fakultas FASILKOM. Program Studi SISTEM INFORMASI

Sumber : Penelitian di Amerika Serikat

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global telah memberikan dampak perekonomian negatif terhadap

Pertemuan 3. Wirausaha Sukses

Strategi Pengembangan UMKM dengan Mengatasi Permasalahan UMKM Dalam Mendapatkan Kredit Usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kemandirian menurut Vamer dan Beamer (Ranto,2007:22) adalah

Uraian Materi Pembelajaran

Rencana usaha merupakan catatan ringkas yang dibuat oleh wirausaha. untuk menggambarkan operasi dan menerangkan soal keuangan, tahap

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO

FORMULIR RANCANGAN PERKULIAHAN PROGRAM STUDI ADVERTISING AND MARKETING COMMUNICATIONS FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. pasar belum tentu dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang kemampuan

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

Soal Jawab tentang Kewirausahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Riyanti, 2003:21), kata entrepreneur berasal dari kata kerja entreprende. Kata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Wirausahawan Memulai

BAB I PENDAHULUAN. global telah menciptakan multi crisis effect yang membuat perusahaan di

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman, kebutuhan manusia tentu semakin

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG. Nomor : 08 Tahun 2015

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENGEMBANGAN KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEMBATA,

URGENSI WIRAUSAHA. Dindin Abdul Muiz Lidinillah PENDIDIKAN DASAR KOPERASI (DIKSARKOP) UNIT KOPERASI MAHASISWA (KOPMA)

Transkripsi:

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PENGEMBANGAN ENTREPRENEURSHIP MENUJU KEMANDIRIAN BANGSA Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI Disampaikan Pada Seminar Nasional Pengembangan Entrepreneurship Menuju Kemandirian Bangsa Pada Rangkaian Rapat Kerja Nasional PERADAH (Perhimpunan Pemuda Hindu) Indonesia Di Hotel Swarna Dwipa Palembang, Sumatera Selatan Palembang, 7 Agustus 2010 1 PENDAHULUAN Enterpreneurship atau kewirausahaan, jika dirunut dari maknanya secara sederhana, adalah tindakan menjadi seorang wirausaha (enterpreneur). Entrepreneur sendiri berasal dari Bahasa Perancis yang berarti orang yang melakukan suatu usaha (bisnis). Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumberdaya untuk mencari peluang menuju sukses. (Suryana 2003). Seorang enterpreneur bukanlah seorang pengusaha biasa. Wirausahawan adalah seorang yang mengupayakan dirinya menjadi pengusaha yang mandiri, yang merintis usaha bisnisnya dari bawah. Peraih Nobel dari Bangladesh Muhammad Yunus mengatakan: All people are entrepreneurs, but many don't have the opportunity to find that out. Pada dasarnya, semua orang adalah wirausahawan, hanya saja banyak yang tidak memiliki kesempatan untuk mengetahui hal itu. 2 1

Pendahuluan Wirausahawan merupakan pengusaha yang dilandasi oleh etos kewirausahaan. Hal yang paling mendasar adalah sesorang harus punya visi bisnis. Visi merupakan sesuatu yang lebih luas maknanya daripada suatu obsesi. Tetapi obsesi mampu memicu seseorang untuk merumuskan visinya. Joel Barker mengatakan Vision without action is a dream. Action without vision is simply passing the time. Action with Vision is making a positive difference. Visi tanpa tindakan adalah mimpi. Aksi tanpa visi hanya menghabiskan waktu. Bagi seorang enterpreneur, visi tidak boleh berhenti sebatas mimpi. Harus ada upaya untuk mewujudkannya, secara terukur dan pantang menyerah. 3 Pendahuluan Visi berkaitan erat dengan mind set (pola pikir), serta gagasan atau ide. Mind set seorang enterpreneur haruslah terbentuk terlebih dahulu sebelum melangkah. Pola pikir itu akan sangat mempengaruhi proses dan hasil yang akan dicapainya kelak. Pola pikir merubah gagasan/ide menjadi sesuatu yang nyata. Diperlukan suatu kemampuan inovatif bagi seorang enterpreneur, untuk menterjemahkan gagasan/ide yang dimilikinya menjadi sesuatu yang nyata. Dalam konteks ini, pakar manajemen modern Peter F. Drucker, mengatakan, Innovation is the specific instrument of entrepreneurship. Inovasi merupakan instrumen khusus kewirausahaan. Hal yang paling mendasar dari hakikat kewirausahaan adalah inovasi. 4 2

Pendahuluan Menurut Dr. Ir. Ciputra Entrepreneurship, dibentuk oleh 3L yaitu: Lahir, Lingkungan, Latihan (pendidikan). Tidak semua orang dilahirkan oleh orangtua yang mempunyai jiwa entrepreneur, begitu juga dengan lingkungan kita. Faktor latihan berupa pendidikan dapat membentuk jiwa entrepreneurship sebagai bagian dari strategi pembangunan nasional untuk melawan pengangguran, kemiskinan dan membangun kesejahteraan menuju kemandirian. 5 ALASAN BERWIRAUSAHA Memenuhi kebutuhan keuangan, untuk mendapat nafkah, pendapatan tambahan, bahkan untuk menjadi kaya. Keinginan pemenuhan kebutuhan diri, untuk menjadi mandiri, lebih produktif dan untuk menggunakan kemampuan pribadi. Ada pula yang ingin memberi pekerjaan pada masyarakat. Memperoleh gengsi atau status sosial tertentu, untuk dapat dikenal, dihormati dan bertemu orang banyak. 6 3

TUJUAN BERWIRAUSAHA Menghasilkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat, Meningkatkan jumlah wirausaha yang berkualitas, Memberikan kesadaran berwirausaha yang tangguh dan kuat terhadap masyarakat, Membudayakan semangat, sikap, perilaku dan kemampuan kewirausahaan di kalangan masyarakat. Mewujudkan tujuan entrepreneur, memerlukan kreatifitas, yaitu kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan cara-cara baru dalam pemecahan masalah dan menemukan peluang. Harus memiliki inovasi yang kuat, yaitu kemampuan untuk menerapkan kreatifitas dalam rangka pemecahan masalah dan menemukan peluang. Kreatifitas adalah kemampuan untuk memikirkan sesuatu yang baru dan berbeda, sedangkan inovasi merupakan kemampuan untuk melakukan sesuatu yang baru dan berbeda. 7 KARAKTERISTIK WIRAUSAHAWAN Ciri-ciri Percaya diri: Berorientasi tugas dan hasil: Pengambil resiko: Kepemimpinan: Keorisinilan: Berorientasi masa depan: Jujur dan tekun: Watak Keyakinan, kemandirian, individualis, optimisme. Kebutuhan akan prestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan memiliki inisiatif. Memiliki kemampuan mengambil resiko dan suka ada tantangan. Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap kritik membangun. Memiliki inovasi dan kreatifitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas. Persepsi dan memiliki cara pandang/yang berorientasi pada masa depan. Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja 8 4

SIFAT WIRAUSAHAWAN 1. Sifat instrumental, yaitu tanggap terhadap peluang dan kesempatan berusaha maupun yang berkaitan dengan perbaikan kerja. 2. Sifat prestatif, yaitu selalu berusaha memperbaiki prestasi, mempergunakan umpan balik, menyenangi tantangan dan berupaya agar hasil kerjanya selalu lebih baik dari sebelumnya. 3. Sifat keluwesan bergaul, yatu selalu aktif bergaul dengan siapa saja, membina kenalan-kenalan baru dan berusaha menyesuaikan diri dalam berbagai situasi. 4. Sifat kerja keras, yaitu berusaha selalu terlibat dalam situasi kerja, tidak mudah menyerah sebelum pekerjaan selesai. Tidak pernah memberikan dirinya kesempatan untuk berpangku tangan, mencurahkan perhatian sepenuhnya pada pekerjaan, dan memiliki tenaga untuk terlibat terus-menerus dalam kerja. 9 Sifat... 5. Sifat keyakinan diri, adalah dalam segala kegiatannya penuh optimisme bahwa usahanya akan berhasil. Dia percaya diri dengan bergairah langsung terlibat dalam kegiatan konkret, jarang terlihat ragu-ragu. 6. Sifat pengambilan resiko yang diperhitungkan, yaitu tidak khawatir akan menghadapi situasi yang serba tidak pasti di mana usahanya belum tentu membuahkan keberhasilan. Berani mengambil risiko kegagalan dan selalu antisipatif terhadap kemungkinan-kemungkinan kegagalan. 7. Sifat swa-kendali, yaitu benar-benar menentukan apa yang harus dilakukan dan bertanggung jawab pada dirinya sendiri. 8. Sifat inovatif, yaitu selalu bekerja keras mencari cara-cara baru untuk memperbaiki kinerjanya. Terbuka untuk gagasan, pandangan, penemuanpenemuan baru yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kinerjanya. 9. Sifat mandiri, yaitu apa yang dilakukan merupakan tanggung jawab pribadi. Keberhasilan atau kegagalan dikaitkan dengan tindakan-tindakan pribadinya. 10 5

ENTREPRENEURSHIP DAN KEMANDIRIAN BANGSA Inovasi dan kreatifitas yang dilakukan dengan cara yang tidak biasa atau ciptakan sesuatu hal yang baru, misalnya pengolahan/produksi barang/jasa yang berkualitas, pengemasan yang baik dan unik, dan cara pemasaran yang efektif. Maka, dapat tercipta suatu usaha baru yang dapat menjadi sumber nafkah, karena secara tidak langsung peristiwa ekonomi terjadi di setiap bidang pekerjaan. Hal ini, akan saling berhubungan dan saling bergantungan, dan menguntungkan, terutama bagi penduduk lokal dan kemudian bagi bangsa dan negaranya. Sehingga, tercipta dengan apa yang disebut entrepreneurship yang menunjang kemandirian bangsa. Berlakunya AFTA (Asean Free Trade Agreement), berdampak pada masuknya kekuatan ekonomi dunia ke Indonesia. Salah satu langkah strategis adalah menghidupkaan sistem ekonomi rakyat yang bertumpu pada usaha-usaha skala kecil. Sehingga, menumbuhkan perekonomian berbasis wirausaha dan memunculkan usaha-usaha baru. 11 Entrepreneurship Kemandirian merupakan modal awal terciptanya ekonomi perusahaan yang sehat. Usaha mereka umumnya kecil, namun menampung tenaga kerja dalam jumlah besar. Penyebarannya hingga ke desa-desa juga mampu mendorong pemerataan kesempatan kerja. Apabila perhatian lebih jauh ditujukan kepada sektor kedua, yaitu usaha kecil, menengah, dan koperasi yang jumlahnya menurut BPS sekitar 36 juta usaha, pada kenyataannya bagian terbesar yaitu sebesar 34 juta jiwa adalah usaha mikro, baru diikuti oleh usaha kecil, koperasi, dan usaha menengah. Sektor UKMK pada tahun 2000, misalnya, dapat menyerap 99,6% tenaga kerja Indonesia. Dengan demikian kalau kita membicarakan ekonomi rakyat, perlu dijadikan catatan bahwa sebagian besar dari pelaku ekonomi di dalamnya adalah usaha mikro yang menyerap tenaga kerja sangat besar dan secara hipotetis menjangkau lebih dari 136 juta jiwa. 12 6

Entrepreneurship Program pemerintah yang digalakkan untuk mewujudkan rencana tersebut yaitu memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Berdasarkan UU UMKM Nomor 20 Tahun 2008, disebutkan bahwa pemberdayaan adalah upaya yang dilakukan Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, dan masyarakat secara sinergis dalam bentuk penumbuhan iklim dan pengembangan usaha terhadap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah sehingga mampu tumbuh dan berkembang menjadi usaha yang tangguh dan mandiri. UMKM merupakan wujud dari kewirausahaan yang dilakukan oleh para pelaku-pelaku wirausaha. 13 Entrepreneurship Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang cukup banyak sekaligus sebagai pangsa pasar yang potensial. Jumlah pengangguran yang kian bertambah memicu naiknya tingkat kemiskinan. Salah satu solusinya adalah menciptakan lapangan pekerjaan berupa usaha mandiri yang mampu menyerap tenaga kerja lokal sehingga dapat menumbuhkan pendapatan daerah dan juga pendapatan negara. Menurut David McClelland sebuah negara akan mencapai kemakmuran bila terdapat sedikitnya 2% dari populasi bangsa negara itu menjadi entrepreneur. Sedangkan pada tahun 2009, jumlah entrepreneur di Indonesia yang inovatif diperkirakan baru sekitar 400.000 orang saja atau hanya 0,18% dari jumlah penduduk Indonesia. 14 7

PERMASALAHAN WIRAUSAHA Pusat Konsultasi Pengusaha Kecil UGM (Kuncoro, 1997) 1. Belum mempunyai sistem administrasi keuangan dan manajemen yang baik karena belum dipisahkannya kepemilikan dan pengelolaan perusahaan. 2. Bagaimana menyusun proposal dan membuat studi kelayakan untuk memperoleh pinjaman, baik dari bank maupun modal ventura, karena kebanyakan mengeluh sulitnya prosedur mendapatkan kredit, agunan yang tidak memenuhi syarat, dan tingkat bunga yang dinilai terlalu tinggi. 3. Penyusunan perencanaan bisnis karena persaingan dalam merebut pasar semakin ketat. 15 Permasalahan... 5. Akses terhadap teknologi, terutama bila pasar dikuasai oleh perusahaan atau grup bisnis tertentu dan selera konsumen cepat berubah. 6. Masalah memperoleh bahan baku, terutama karena adanya persaingan yang ketat dalam mendapatkan bahan baku, bahan baku berkualitas rendah dan tingginya harga bahan baku. 7. Masalah perbaikan kualitas barang dan efisiensi, terutama bagi yang sudah mengggarap pasar ekspor karena selera konsumen berubah cepat, pasar dikuasai perusahaan tertentu dan banyak barang pengganti. 8. Masalah tenaga kerja karena sulit mendapatkan tenaga kerja yang terampil. 16 8

STRATEGI PEMBERDAYAAN WIRAUSAHA 1. Aspek manajerial, yang meliputi: peningkatan produktivitas, omset, tingkat utilisasi, atau tingkat hunian; peningkatan kemampuan pemasaran; dan pengembangan sumberdaya manusia (SDM). 2. Aspek permodalan, yang meliputi: bantuan modal (penyisihan 1-5% keuntungan BUMN dan kewajiban untuk menyalurkan kredit bagi usaha kecil minimum 20% dari portofolio kredit bank) dan kemudahan kredit (KUPEDES, KUK, KIK, KMKP, KCK, Kredit Mini/Midi, dan KKU). 3. Pengembangan program kemitraan dengan besar usaha, baik lewat sistem Bapak- Anak Angkat, PIR, keterkaitan hulu-hilir (forward linkage), modal ventura, maupun subkontrak. 4. Pengembangan sentra usaha kecil dalam suatu kawasan, apakah berbentuk PIK (Permukiman Industri Kecil), LIK (Lingkungan Industri Kecil), atau SUIK (Sarana Usaha Industri Kecil) yang didukung oleh UPT (Unit Pelayanan Teknis) dan TPI (Tenaga Penyuluh Industri). 5. Pembinaan untuk bidang usaha dan daerah tertentu lewat KUB (Kelompok Usaha Bersama) dan KOPINKRA (Koperasi Industri Kecil dan Kerajinan). 17 PENUTUP Jenis pemberdayaan usaha kecil merupakan kunci bagi kelangsungan hidup sebagian besar rakyar Indonesia. Usaha kecil dapat digunakan sebagai penggerak utama dalam mempercepat pemulihan perekonomian Indonesia. Usaha kecil juga dapat digunakan sebagai kunci pemacu ekspor serta peningkatan kesejahteraan rakyat. Teknologi yang digunakan adalah teknologi padat karya, sehingga bisa memperbesar lapangan kerja dan kesempatan usaha yang pada gilirannya dapat mendorong pembangunan daerah dan akhirnya menciptakan suatu kemandirian bangsa. 18 9

Penutup Diperlukan perlakuan yang adil dan proporsional yang cukup memadai dari pemerintah untuk mendukung tumbuh dan berkembangnya sektor usaha kecil dan menengah. Perbaikan ekonomi bangsa bisa dimulai dengan program kewirausahaan. Melahirkan lebih banyak wirausahawan akan memudahkan terciptanya lapangan kerja. Pengembangan potensi kewirausahaan sangat signifikan menumbuhkan usaha kecil dan menengah. Jalurnya tidak mesti menjadi pedagang non-formal saja, tapi juga bisa menjadi jasa distibutorship, home industri, usahawan kerajinan tangan, dan berbagai bidang jasa yang sangat luas. Untuk melaksanakan program ini yang terpenting dibutuhkan kemauan, tekad, serta motivasi yang tinggi. 19 TERIMA KASIH 20 10