BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang sebenarnya. Oleh karena itu laporan keuangan menjadi perhatian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh manajemen adalah dengan melakukan pengaturan laba.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang telah go public dan terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia wajib

BAB I PENDAHULUAN. eksternal untuk menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan harus

A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Teori kontrakting atau bisa disebut juga teori keagenan (agency

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1,

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, untuk penilaian (judgement) dan pengambilan keputusan oleh pemakai

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan kinerja perusahaan. Laporan keuangan yang disusun berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan juga harus memenuhi karakteristik kualitatif sehingga laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance (GCG) mulai. yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) menyimpulkan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sedangkan laporan keuangan penting bagi para pihak eksternal

BAB I PENDAHULUAN. Pada setiap perusahaan, laporan keuangan adalah suatu bentuk

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan perusahaan (Yustini dan Cholis, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. Investasi di pasar bursa indonesia sampai pada saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN. laba. Sehingga informasi yang tepat sangat berpengaruh dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia merupakan salah satu wadah berinvestasi yang baru

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangannya dalam bentuk ikhtisar keuangan atau laporan keuangan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. sehubungan dengan semakin gencarnya publikasi tentang kecurangan (fraud)

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang telah diaudit oleh KAP (Kantor Akuntan Publik) sebelum

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dalam laporan tahunan harus disertai pengungkapan yang penuh

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen laba (earning management) sering kali dianggap negatif oleh banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Penghasilan Komprehensif Lain (PSAK 1 Revisi 2013, p. 80A). Pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. mencurahkan perhatian terhadap CG. Skandal-skandal korporasi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. pada periode tertentu. Informasi tentang laba (earnings) mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang terkandung di dalamnya tidak menampilkan informasi yang sebenarnya

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan perusahaan melalui laporan keuangan. Di Indonesia, laporan

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi disebut juga aktivitas jasa yang mempunyai fungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan yang baik akan menjadi informasi dalam pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah laporan keuangan. Sebuah perusahaan secara periodik

BAB I PENDAHULUAN. (manajer). Proksi Discretionary Accrual (DA) merupakan salah satu cara untuk

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dan menjamin akuntanbilitas manajemen terhadap stakeholder

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban kepada para pihak yang berkepentingan, laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan adalah informasi yang diperoleh dari laporan keuangan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 1,

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan antara manajer atau agen dan pemilik atau prinsipal (agency theory), UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan menyajikan laporan keuangan sebagai bentuk

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi pertanggungjawaban dalam organisasi. Tujuan laporan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan (financial statement) merupakan sumber informasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Principal (pemegang saham) dengan Agent (manajerial) dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. seluruh peluang pasar yang ada. Selain bersaing dengan perusahaan lokal

BAB I PENDAHULUAN. dan manipulasi semua jenis informasi keuangan. Bahkan saat ini banyak. earnings restatements dan manipulasi earnings oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan tempat perdagangan saham dari

BAB I PENDAHULUAN. hasil sesuai dengan harapan yaitu mendapatkan laba yang maksimal. Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi tahun 1998, sekitar 70 persen lebih perusahaan yang listing di

BAB I PENDAHULUAN. suatu pencerminan dari suatu kondisi perusahaan, karena di dalam laporan

BAB I PENDAHULUAN. informasi penting tentang kinerja perusahaan bagi pemakai laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas audit yang baik ditandai dengan adanya pelatihan serta keahlian industri

BAB I PENDAHULUAN. pada perusahaan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan (return) atas UKDW

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengungkapan informasi secara terbuka mengenai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan suatu media penghubung dan penyalur

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah

BAB I PENDAHULUAN. pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kinerja seseoarang dalam suatu bidang pekerjaan banyak ditentukan oleh tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan alat utama para manajer untuk. menunjukkan efektivitas pencapaian tujuan dan untuk melaksanakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Publik (SPAP), SA Seksi 431 (2001: 431.1), disebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. pelaporan yang dapat memberikan informasi bagi pemakainya. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Good Corporate Governance oleh perusahaan-perusahaan yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dalam penelitian ini, manajemen laba diukur dengan pendekatan akrual dan

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan laporan keuangan untuk pihak pihak yang berkepentingan seperti

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bersangkutan. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas kerja serta mengurangi penyimpangan

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja keuangan perusahaan merupakan hasil dari banyak keputusan yang

BAB I PENDAHULUAN. eksternal seperti : investor, kreditor, pelanggan, karyawan, dan. laporan keuangan merupakan catatan ringkas yang berisi informasi

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan operasionalnya. Saat ini semua perusahaan wajib membuat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu perusahaan memiliki kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pada era globalisasi saat ini, persaingan di dalam dunia usaha semakin

BAB I PENDAHULUAN. adalah laporan keuangan. Laporan keuangan selain merupakan media

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi

BAB 1 PENDAHULUAN. pemangku kepentingan (stakeholders) melalui laporan keuangan. Laporan keuangan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. dilakukan oleh manajemen adalah manajemen laba (earnings management),

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan didirikan dengan tujuan yang jelas yaitu untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. yang dipimpinnya, karena baik buruknya performa perusahaan akan. minat investor untuk menanam atau menarik investasinya dari sebuah

BAB I PENDAHULUAN. kantor akuntan publik juga untuk menjamin informasi yang diberikan. pihak pengguna laporan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan sebuah hal yang sangat penting bagi banyak pihak.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan itu sendiri adalah memiliki wewenang dalam pembuatan laporan

BAB I PENDAHULUAN. manajemen. Abdelghany (2005) menjelaskan earnings management merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate governance telah menjadi topik bahasan utama dalam. bisnis global seiring dengan meningkatnya kompleksitas dan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. kasus laporan keuangan yang tidak disajikan secara wajar. Salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. berintegritas. Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 2,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan hasil dari proses pencatatan transaksi

BAB I PENDAHULUAN. buku satu periode. Ada tiga macam laporan keuangan pokok yang dihasilkan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. manajemen laba, karena perusahaan besar harus memenuhi ekspektasi dari

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkan antara dua belah pihak yaitu antara pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Tujuan laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan jangka panjang perusahaan adalah untuk mengoptimalkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan (agen dan pemilik). Dalam teori keagenan (agency theory) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. membandingkan dengan perusahaan lain sehingga dapat menilai apakah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan sebuah tempat untuk memperdagangkan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. stakeholder. Media yang paling utama untuk menarik para stakeholder dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu pencatatan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan ringkasan mengenai pencatatan transaksitransaksi yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang dibuat oleh manajemen perusahaan. Laporan digunakan oleh pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan seperti investor dan kreditor untuk mengetahui bagaimana kondisi perusahaan yang sebenarnya. Oleh karena itu laporan keuangan menjadi perhatian utama bagi pihak yang menggunakannya untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan juga menjadi media bagi perusahaan untuk menyampaikan informasi keuangan mengenai pertanggungjawaban pihak manajemen terhadap pemenuhan kebutuhan pihak-pihak eksternal yaitu diperolehnya informasi kinerja manajemen dalam laporan keuangan adalah informasi laba yang terkandung dalam laporan Laba/Rugi (Boedino, 2005). Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi dalam perusahaan dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan dengan pemilik perusahaan (pemegang saham). Oleh karena itu, manajer memiliki kewajiban untuk memberikan informasi mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Informasi mengenai kondisi perusahaan dapat disampaikan melalui pengungkapan informasi akuntansi dalam sebuah laporan keuangan. Kondisi dimana manajer memiliki informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan pihak yang lain, termasuk pemilik perusahaan disebut 1

2 asimetri informasi. Adanya asimetri informasi memberikan kesempatan kepada manajer untuk melakukan tindakan yang dapat mendatangkan keuntungan bagi dirinya sendiri. Pemilik perusahaan juga kesulitan untuk mengawasi tindakantindakan manajemen karena adanya asimetri informasi tersebut. Salah satu informasi yang menarik dalam sebuah laporan keuangan adalah laba perusahaan. Jumlah laba yang diperoleh perusahaan dapat dijadikan tolak ukur bagi beberapa pihak. Bagi investor atau pemegang saham, jumlah laba yang diperoleh perusahaan menjadi ukuran jumlah dividen yang akan mereka terima. Laba perusahaan juga dapat digunakan untuk menilai prospek perusahaan di masa depan, yang dapat mempengaruhi keputusan investor terhadap investasi di perusahaan tersebut serta keputusan kreditor untuk memberikan pinjaman terhadap perusahaan atau tidak. Sedangkan bagi pihak manajemen perusahaan, laba perusahaan dapat dijadikan alat untuk mengukur kinerja manajemen perusahaan selama satu periode, yang juga dapat mempengaruhi bonus yang akan mereka terima. Sehubungan dengan hal terebut, tidak jarang manajemen perusahaan selaku pihak yang menyusun laporan keuangan melakukan manipulasi terhadap laporan keuangan dengan data yang ia miliki untuk memperoleh keuntungan pribadi yang lebih dikenal dengan istilah manajemen laba. Manajemen laba menurut Schipper (1989) adalah suatu kondisi saat manajemen melakukan intervensi dalam proses penyusunan laporan keuangan bagi pihak eksternal sehingga dapat meratakan, menaikkan, dan menurunkan laba. Adanya manajemen laba dapat menurunkan kredibilitas suatu laporan keuangan.

3 Manajemen laba merupakan fenomena yang terjadi baik di negara berkembang, maupun negara maju. Pada mulanya, manajer menggunakan metode akrual dalam melakukan manipulasi, yakni manipulasi estimasi dan metode akuntansi dalam pelaporan keuangan, akan tetapi, metode tersebut mudah dideteksi baik oleh KAP maupun regulator seperti Direktorat Jendral Pajak dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Salah satu kasus manajemen laba dengan metode akrual yang pernah terjadi adalah kasus worldcom. Worldcom adalah perusahaan telekomunikasi terkemuka di Amerika Serikat yang telah terbukti melakukan manipulasi line-cost atas expenditure to revenue (E/R) sebagai bagian dari pemasukan perusahaan (Kuhn dan Sutton, 2006). Manajemen worldcom melakukan tindakan tersebut untuk meningkatkan pertumbuhan pendapatan, pengurangan biaya, dan peningkatan laba perusahaan secara keseluruhan. Praktik tersebut tercatat sebagai kasus manipulasi terbesar sepanjang sejarah Amerika Serikat yaitu senilai 11 miliar dollar AS. Praktik manajemen laba juga terjadi di Indonesia, salah satu contoh kasus terjadi pada PT. Kimia Farma Tbk. Berdasarkan hasil pemeriksaan BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal) pada tahun 2002, diperoleh bukti bahwa terdapat kesalahan penyajian dalam laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., berupa kesalahan overstated penjualan sebesar Rp 2,7 miliar, pada unit Logistik Sentral berupa overstated persediaan barang sebesar Rp 23,9 miliar, pada unit Pedagang Besar Farmasi berupa overstated persediaan sebesar Rp 8,1 miliar dan overstated penjualan sebesar Rp 10,7 miliar, dimana dampak kesalahan tersebut

4 mengakibatkan overstated laba pada laba bersih untuk tahun yang berkahir 31 Desember 2001 sebesar Rp 32,7 miliar (Davidparsaoran, 2013). Manipulasi laba yang berkembang saat ini mengarah pada aktivitas operasional riil atau yang lebih dikenal dengan manajemen laba riil (real earning management). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Roychowdhury (2006) real earning management dilakukan melalui tiga aktivitas operasional yaitu manipulasi penjualan, pengurangan biaya diskresioner, dan produksi yang berlebihan. Praktik real earning management (REM) dapat berupa diskon harga diakhir tahun sebagai upaya dalam meningkatkan penjualan tahun depan yang dibebankan pada tahun sekarang dan menjual asset tetap untuk memberikan dampak pada others income, semua usaha tersebut merupakan cara untuk meningkatkan laba sekarang (Gunny, 2005). Banyaknya penyimpangan yang dilakukan oleh perusahaan baik perusahaan swasta maupun perusahaan BUMN menyebabkan diperlukannya penerapan sistem dan paradigma baru dalam pengelolaan bisnis yang dikenal dengan istilah corporate governance. Corporate governance diperlukan untuk menyiapkan sistem dan struktur yang kuat bagi perusahaan sektor publik maupun sektor swasta. Cornett, Marcus, Saunders, dan Tehranian (2006) menguji pengaruh mekanisme corporate governance terhadap manajemen laba dengan menggunakan empat variabel yaitu kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris independen, dan ukuran dewan komisaris. Black, Jang, dan Kim (2006) menguji apakah corporate governance mempengaruhi nilai perusahaan. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa

5 corporate governance merupakan faktor penting dalam menjelaskan nilai pasar perusahaan publik di Korea. Sedangkan Chtourou, Bédard, dan Courteau (2001) menguji apakah praktik corporate governance mempunyai pengaruh positif terhadap kualitas informasi keuangan yang dipublikasikan perusahaan, dengan hasil yang menunjukkan bahwa penerapan prinsip corporate governance akan menjadi constrain manipulasi yang dilakukan oleh manajemen. Penelitian mengenai corporate governance juga telah banyak dilakukan di Indonesia. Midiastuty dan Machfoedz (2003) menguji pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan proporsi board of director terhadap manajemen laba. Hasilnya menunjukkan bahwa variabel-variabel tersebut mempengaruhi manajemen laba secara signifikan. Nasution dan Setiawan (2007) menguji hubungan mekanisme corporate governance: komposisi dewan komisaris independen, ukuran dewan komisaris dan keberadaan komite audit terhadap praktik manajemen laba. Penelitian dilakukan terhadap perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI selama tahun 200-2004. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa komposisi dewan komisaris independen dan keberadaan komite audit berpengaruh negatif terhadap manajemen laba pada perusahaan perbankan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mekanisme corporate governance telah efektif mengurangi praktik manajemen laba pada perusahaan perbankan. Selain mekanisme corporate governance, auditor juga memiliki peranan penting dalam mengurangi praktik manajemen laba karena auditor memiliki peran dalam menjaga keandalan laporan keuangan. Kecakapan auditor dalam menjaga keandalan laporan keuangan tidak lepas dari kualitas audit yang di lakukan untuk

6 menemukan penyimpangan dalam laporan keuangan. Ekspektasi dan efektivitas audit dan kemampuan auditor untuk membatasi manajemen laba bervariasi sesuai dengan kualitas auditor (Becker, Defond, Jiambalvo, dan Subramanyam, 1998). Menurut Hamdan, Kukreja, Awwad, dan Dergham (2012) kualitas audit sendiri dapat diukur dengan beberapa hal, seperti ukuran Kantor akuntan publik (KAP), afiliasi dengan KAP internasional, periode hubungan dengan klien, upah audit, dan auditor spesialis industri. Siregar dan Utama (2005) menyebutkan bahwa pada KAP yang lebih besar diasumsikan audit yang dilaksanakan lebih berkualitas dibandingkan dengan KAP yang lebih kecil karena adanya kecenderungan untuk lebih berhati-hati dalam melaksanakan audit, termasuk menjalankan prosedur-prosedur audit yang baku. Zgarni, Hlioui, dan Zehri (2012) melakukan penelitian mengenai kualitas audit dan manajemen laba pada perusahaan-perusahaan di Tunisia. Dalam penelitian tersebut ukuran auditor, auditor spesialisasi industri, dan auditor tenure digunakan sebagai proksi dari kualitas audit. Masing-masing proksi diuji pengaruhnya terhadap manajemen laba akrual dan manajemen laba riil. Penelitian tersebut menunjukkan hasil bahwa auditor spesialisasi industri berpengaruh negatif terhadap manajemen laba akrual dan manajemen laba riil; ukuran auditor berpengaruh secara signifikan terhadap pengurangan manajemen laba akrual, dan berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba riil; Sedangkan auditor tenure tidak berpengaruh baik terhadap manajemen laba akrual maupun manajemen laba riil.

7 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas serta penelitian-penelitian terdahulu, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah proporsi dewan komisaris independen berpengaruh negatif terhadap manajemen laba riil? 2. Apakah ukuran dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap manajemen laba riil? 3. Apakah proporsi anggota komite audit independen berpengaruh negatif terhadap manajemen laba riil? 4. Apakah financial expertise komite audit berpengaruh negatif terhadap manajemen laba riil? 5. Apakah ukuran KAP berpengaruh negatif terhadap manajemen laba riil? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis melalui penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk memperoleh bukti empiris proporsi dewan komisaris independen berpengaruh negatif terhadap manajemen laba riil pada perusahaan non keuangan go public 2014. 2. Untuk memperoleh bukti empiris ukuran dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap manajemen laba riil pada perusahaan non keuangan go public 2014.

8 3. Untuk memperoleh bukti empiris proporsi anggota komite audit independen berpengaruh negatif terhadap manajemen laba riil pada perusahaan non keuangan go public 2014. 4. Untuk memperoleh bukti empiris financial expertise komite audit berpengaruh negatif terhadap manajemen laba riil pada perusahaan non keuangan go public 2014. 5. Untuk memperoleh bukti empiris ukuran KAP berpengaruh negatif terhadap manajemen laba riil pada perusahaan non keuangan go public 2014. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak, seperti: 1. Bagi investor dan kreditor, Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu pertimbangan dalam melakukan pengambilan keputusan investasi. 2. Bagi para pemakai laporan keuangan dan penyelenggara perusahaan, Penelitian ini diharapkan dapat membantu pemahaman mengenai corporate governance dan manajemen laba serta memberikan penilaian agar lebih selektif dalam memilih auditor eksternal untuk menekan adanya praktik manajemen laba dalam perusahaan. 3. Bagi Akademisi, Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai manajemen laba pada laporan keuangan yang ditinjau penyebabnya dari

9 kualitas auditor eksternal. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi dasar untuk penelitian-penelitian selanjutnya.