BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan mengembangkan sumber daya manusia. Oleh karena

dokumen-dokumen yang mirip
Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang mudah, karena sumber daya manusia yang berkualitas bukan hanya

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan masa kini. Sebagai implikasinya terkandung makna link and match yang

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. yang bagus, dibutuhkan proses pendidikan yang bagus pula. Setiap usaha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tenaga guru adalah salah satu tenaga kependidikan yang mempunyai peran

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk. pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat diperoleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. martabat manusia Indonesia dalam rangka mewujudkan tujuan nasional. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia tengah menghadapi suatu masa dimana terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

terdahulu, maka kesimpulan peneliti sebagai berikut: semaka makin tinggi motivasi berprestasi guru.

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Peranan guru sangat penting dalam mentransformasikan input-input pendidikan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan global. Maka sebagai bangsa, kita perlu terus mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk tercapainya tujuan nasional tersebut harus ada perhatian dari. pemerintah dan masyarakat yang sungguh-sungguh.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melakukan hal itu, sekolah-sekolah tidak akan bisa menghindari diri dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan, dan di Indonesia pendidikan merupakan salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. salah satu aspek yang dominan adalah budaya organisasi. Keberhasilan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk. mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan

I. PENDAHULUAN. menghadapi kehidupan nyata sehari-hari di lingkungan keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Keberhasilan suatu organisasi sangat tergantung pada kinerja Sumber

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai Gelar S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. proses pemanusiaan dan kemanusiaan sudah diterima sepanjang sejarah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. reformasi kebudayaan (keindonesiaan), reformasi nasionalisme (NKRI). Pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan belajar atau proses pendidikan. Sebagai organisasi pendidikan

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. Nasional No. 20/2003, bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk

I. PENDAHULUAN. sumber daya suatu Negara dapat ditingkatkan. Dewasa ini sudah menjadi. kebutuhan di setiap Negara untuk terus berusaha meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sifat konstruktif dalam hidup manusia. Karena itulah kita dituntut untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (STUDI KASUS DI SD NEGERI SRONDOL 02 SEMARANG) RINGKASAN TESIS. Oleh: UTIK SETYARTI Q

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu tujuan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Ikhwannul Ikhsan, 2014 Pengaruh Iklim Sekolah Terhadap Kinerja Guru Akuntansi Di Smk Se-Kota Cimahi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kedudukan guru mempunyai arti penting dalam pendidikan. Arti penting itu bertolak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak. negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dipandang sebagai cara yang tepat untuk membentuk sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Secara umum pada Bab I ini akan di bahas mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2000, hlm 38 2 Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesioanalisme

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang bermanfaat bagi lingkungan masyarakat,

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan suatu tujuan pendidikan sebagaimana yang telah tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna untuk meningkatkan mutu bangsa secara. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana yang diamanatkan oleh undang-undang, bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi dewasa ini turut mempercepat laju

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini ternyata

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui. pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemberdayaan sumber daya pendidikan merupakan suatu usaha yang terencana dan terorganisir dalam membantu siswa untuk mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya agar menjadi orang memiliki berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan. Pendidikan memegang peranan penting dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan sumber daya manusia. Oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam pendidikan dituntut peran sertanya secara maksimal dan rasa tanggung jawab dalam meningkatkan mutu pendidikan. Mutu pendidikan yang tinggi dapat dilihat dari ketercapaian tujuan pendidikan nasional. Sehubungan dengan itu Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pencapaian tujuan

2 tersebut banyak hal yang dapat dilakukan oleh para pelaku pendidikan, antara lain: 1) Perencanaan dan Evaluasi, 2) Pengelolaan Kurikulum 3) Pengelolaan Proses Belajar Mengajar, 4) Pengelolaan Ketenagaan, 5) Pengelolaan fasilitas, 6) Pengelolaan keuangan, 7) Pengelolaan layanan siswa, 8) Pengelolaan hubungan sekolah masyarakat, 9) Pengelolaan iklim sekolah (Mulyasa, 2006:58) Salah satu faktor berhasil tidaknya sekolah memajukan pendidikan di antaranya adalah motivasi guru berprestasi atau motivasi berprestasi. Menurut Hasibuan (1996:72), motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mendorong gairah kerja bawahan, agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan keterampilannya untuk mewujudkan tujuan organisasi. Menurut Wahjosumidjo (2010:50) motivasi dapat diartikan sebagai suatu proses psikologi yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang. Proses psikologi timbul diakibatkan oleh faktor di dalam diri seseorang itu sendiri yang disebut Faktor di dalam diri seseorang atau intrinsik (berupa kepribadian, sikap, pengalaman, dan pendidikan, atau berbagai harapan, cita-cita yang menjangka ke masa depan) dan faktor dari luar atau ekstrinsik (dapat ditimbulkan oleh berbagi factor-faktor lain yang sangat kompleks). Seseorang yang mempunyai motivasi tinggi maka dia akan berusaha melakukan yang terbaik, memiliki kepercayaan terhadap kemampuan untuk bekerja mandiri dan bersikap optimis, memiliki ketidakpuasan terhadap prestasi yang telah diperoleh serta mempunyai tanggung jawab yang besar atas perbuatan yang dilakukan, sehingga

3 seseorang yang mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi umumnya lebih berhasil dalam menjalankan tugas dibandingkan dengan mereka yang memiliki motivasi berprestasi yang rendah. Teori Motivasi Mc. Clelland dalam Hasibuan (1996:162-163): mengemukakan bahwa karyawan mempunyai cadangan energi potensial. Bagaimana energi dilepaskan dan digunakan tergantung pada kekuatan dorongan motivasi seseorang dan situasi serta peluang yang tersedia. Energi akan dimanfaatkan oleh karyawan dengan dorongan: (1) kekuatan motif dan kekuatan dasar yang terlibat, (2) harapan keberhasilannya, dan (3) nilai insentif yang terlekat pada tujuan. Tiga kebutuhan manusia yang memotivasi gairah bekerja menurut Mc.Clelland dalam Danim dan Suparno (2004 :3) yaitu : kebutuhan akan kekuasaan (Need for Power ) Kebutuhan akan afiliasi (Need for affiliation)/keanggotaaan Kebutuhan akan prestasi (Need for Achievement). Faktor penting yang juga berpengaruh terhadap motivasi berprestasi adalah kepemimpinan, yaitu cara seseorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut Danim dan Suparno (2005: 48) untuk menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi di sekolah, pola kepemimpinan merupakan salah satu pilihan bagi kepala sekolah untuk memimpin dan mengembangkan sekolah yang berkualitas. Dengan penekanan hal-hal seperti itu, diharapkan kepala sekolah akan mampu

4 meningkatkan kinerja guru dalam rangka mengembangkan kualitas sekolahnya. Menurut Wahjosumidjo (2010:83) kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di mana dia terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. Oleh karena itu kepala sekolah harus mempunyai kepribadian atau sifat-sifat dan kemampuan serta keterampilan-keterampilan untuk memimpin sebuah lembaga pendidikan. Selain dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala sekolah, motivasi berprestasi juga dipengaruhi oleh iklim sekolah. Menurut Hadiyanto (2004:176) iklim sekolah adalah situasi atau suasana yang muncul karena adanya hubungan antara kepala sekolah dengan guru, guru dengan guru, guru dengan peserta didik atau hubungan antara peserta didik yang menjadi ciri khas sekolah yang ikut mempengaruhi proses belajar mengajar disekolah. Iklim sekolah mempengaruhi perilaku warga sekolah anggota organisasi yang kemudian mempengaruhi kinerja warga sekolah. Iklim organisasi sekolah ditentukan oleh lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Iklim sekolah merupakan persepsi guru terhadap situasi dan kondisi lingkungan sekolah fisik maupun non fisik. Perasaan tersebut berkaitan dengan lingkungan yang nyaman dan mendukung untuk kegiatan pembelajaran,

5 bimbingan, keteraturan dan keamanan yang dirasakan oleh setiap personel sekolah. Iklim organisasi sekolah akan lebih terlihat pada perilaku para staf, guru, kepala sekolah, siswa dan personil sekolah lainnya. Motivasi berprestasi guru-guru di SD Negeri Metro Barat masih rendah. Hasil survei peneliti pada tanggal 22 Agustus 2013 mengenai prestasi yang dicapai beberapa guru di SD Negeri Metro Barat Kota Metro, berikut tabel yang menjabarkan jumlah guru dan prestasi guru yang ada di SD Negeri Metro Barat: Hasil survei penulis pada 22 Agustus 2013 yang terjadi pada guru SD Negeri di Kecamatan Metro Barat Kota Metro, rendahnya motivasi berprestasi guru diindikasikan sebagai berikut: Tabel 1.1 Motivasi Berprestasi Guru-Guru SD Metro Barat No. Aktivitas Persentase 1. Prestasi guru dalam membuat PTK 4,2% 2. Kesiapan perangkat pembelajaran 65% 3. Penguasaan IT dan TIK 55% 4. Inovasi program pengajaran 25% 5. Kehadiran 78% Sumber: Dokumentasi Sekolah Dasar Negeri Metro Barat Tahun 2013 Berdasarkan tabel 1.1 Terlihat dari guru yang sering izin tidak mengajar atau kehadiran masih 78%, guru yang mengajar tidak mempersiapkan Program Pembelajaran atau pun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) hanya 65%. Rendahnya motivasi berprestasi guru dapat dilihat juga dari ketidakpedulian guru dengan perubahan dan perkembangan teknologi. Masih banyak guru yang belum dapat mengoperasikan komputer atau

6 menggunakan LCD untuk mengajar, meskipun sekolah sering mengadakan workshop untuk meningkatkan kompotensi guru berupa model dengan metode pembelajaran yang diterapkan. Tugas guru rutin dalam kegiatan pembelajaran menunjukkan fenomena bahwa guru mengajar hanya sebuah rutinitas belaka, tanpa adanya inovasi pengembangan yang lebih baik. Berdasarkan indikasi pada tabel 1.1 dengan demikian motivasi berprestasi guru-guru SD Negeri Metro Barat belum maksimal. Sebagian guru-guru melaksanakan rutinitas sehari-hari saja seperti mengajar, membuat perangkat pembelajaran tanpa terdorong untuk melakukan hal sesuatu atau berprestasi. Guru-guru tidak termotivasi untuk membuat bahan ajar atau lembar kerja siswa (LKS) sendiri. Hasil wawancara penulis kepada beberapa guru di SD Negeri Metro Barat, rendahnya motivasi berprestasi dikarenakan pemimpin yang kurang memberi dukungan, dorongan, atau motivasi dan arahan bagi guru-guru dalam berprestasi. Sebagai contoh dalam pengiriman guru berperstasi tingkat provinsi. Pemimpin tidak menunjuk dengan tegas guru yang akan mewakili sekolah dalam kompetisi guru berprestasi. Kepemimpinan kepala sekolah belum membawahi guru sebagai bawahannya, serta untuk beradaptasi dengan perubahan demi kesuksesan di masa yang akan datang, seperti membangkitkan semangat, inspirasi terhadap orang lain, dihormati dan dikagumi oleh bawahannya. Prestasi guru di SD Negeri di Metro Barat belum sesuai yang diharapkan seperti melakukan invoasi untuk

7 pembelajaran. Hal ini dikarenakan kepemimpinan kepala sekolah belum optimal. Pemimpin kurang memperhatikan karakteristik para guru, hal ini disebabkan karena keterbatasana waktu kepala sekolah yang bekerja sendiri tanpa dibantu oleh wakil dan staf sehingga waktu untuk memahami karakteristik bawahan menjadi kurang. Namun Tuntutan peningkatan kompetensi guru belum dapat terpenuhi sesuai standar yang diharapkan, karena masih banyak guru yang belum mampu mengikuti perkembangan teknologi dalam upaya melaksanakan revolusi pembelajaran. Keberhasilan pendidikan disekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan seorang kepala sekolah dalam mengelola tenaga pendidik dan kependidikan yang tersedia di sekolah. Faktor penting yang juga berpengaruh terhadap prestasi guru adalah kepemimpinan, yaitu cara seseorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh dalam meningkatkan motivasi guru dalam berprestasi. Selain faktor kepemimpinan, rendahnya motivasi berprestasi guru-guru indikasi lain yang penulis survei yaitu sebagian besar iklim di SD Negeri di Metro Barat masih kurang kondusif. Hal ini terlihat dari sarana prasarana sekolah yang kurang memadai. Lingkungan fisik sekolah belum ditata

8 dengan teratur. Secara umum tingkat kebersihan sekolah seperti kelas, halaman, WC dan kamar mandi masih cukup memprihatinkan. Indikasi lain dari iklim sekolah yang kurang kondusif yaitu daftar hadir pada kegiatan hala-bihalal yang dilaksanakan beberapa sekolah SD di Metro Barat untuk meningkatkan silaturahmi antara guru dengan guru, guru dengan siswa, dan guru dengan kepala sekolah yang dilaksanakan menjelang ramadhan tercatat guru yang datang tidak hadir lebih dari 50%. Motivasi berprestasi juga dipengaruhi oleh iklim sekolah. Menurut Hadiyanto (2004:176) iklim sekolah adalah situasi atau suasana yang muncul karena adanya hubungan antara kepala sekolah dengan guru, guru dengan guru, guru dengan peserta didik atau hubungan antara peserta didik yang menjadi ciri khas sekolah yang ikut mempengaruhi proses belajar mengajar disekolah. Iklim sekolah mempengaruhi perilaku warga sekolah anggota organisasi yang kemudian mempengaruhi kinerja warga sekolah. Iklim sekolah merupakan perasaan pribadi tentang pengalaman guru terhadap situasi dan kondisi lingkungan sekolah fisik maupun non fisik. Perasaan tersebut berkaitan dengan lingkungan yang nyaman dan mendukung untuk kegiatan pembelajaran, bimbingan, keteraturan dan keamanan yang dirasakan oleh setiap personel sekolah. Iklim sekolah akan lebih terlihat pada prilaku para staf, guru, kepala sekolah, siswa dan personil sekolah lainnya. Banyak siswa yang tidak peduli dengan temannya, guru kurang perhatian terhadap

9 kesulitan belajar siswa dan kepala sekolah tidak objektif dalam memberikan penilaian terhadap bawahannya. Hal inilah yang perlu diadakan pengukuran terhadap keadaan iklim sekolah. Survei penulis yang dilakukan 22 Agustus 2013, budaya organisasi di SD Negeri Metro Barat juga kurang bagus seperti ketidakpercayaan pemimpin terhadap bawahan. Menurut Edgar Schein (2002) Budaya organisasi di lembaga pendidikan adalah pemaknaan bersama seluruh anggota organisasi di suatu lembaga pendidikan yang berkaitan dengan nilai, keyakinan, tradisi dan cara berpikir unik yang dianutnya dan tampak dalam perilaku mereka, sehingga membedakan antara lembaga pendidikan dengan lembaga pendidikan lainnya. Hasil observasi penulis, terhadap beberapa sekolah di SD Negeri Metro Barat, faktor budaya organisasi ini memang kurang kondusif secara struktural, dan sosial. Hubungan antar personal di kalangan warga sekolah, tampak kurang kondusif hal ini ditandai dengan kurangnya keselarasan, kerjasama, dan adanya kesenjangan sosial yang cukup lebar antara pengurus/ pejabat sekolah dengan para guru. Sudah barang tentu kondisi ini akan berpengaruh terhadap rendahnya motivasi kerja guru, sehingga mereka kurang terdorong bekerja secara maksimal. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :

10 a. Kepala Sekolah sebagai pemimpin kurang memperhatikan karakteristik para guru. b. Kepala Sekolah sebagai pemimpin belum memahami kemauan dan kemampuan guru. c. Iklim sekolah pada SD Negeri Metro Barat belum dalam hal suasana kerja dan lingkungan sekolah belum nyaman dan tenang. d. Belum terciptanya Budaya organisasi bagi guru-guru di SD Negeri Metro Barat. e. Motivasi berprestasi guru-guru di SD Negeri Metro Barat masih rendah. f. Tuntutan peningkatan kompetensi guru belum dapat terpenuhi sesuai standar yang diharapkan, karena masih banyak guru yang belum mampu mengikuti perkembangan teknologi dalam upaya melaksanakan pembelajaran. 1.3 Batasan Masalah Beberapa faktor di atas, dalam penelitian ini dibatasi: a. Kepemimpinan Kepala SD Negeri Metro Barat. b. Iklim sekolah di SD Negeri di Metro Barat. c. Budaya organisasi di SD Negeri di Metro Barat. d. Motivasi berprestasi guru di SD Negeri di Metro Barat. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

11 a. Apakah ada pengaruh positif dan signifikan kepemimpinan kepala sekolah terhadap motivasi berprestasi guru di SD Negeri Metro Barat? b. Apakah ada pengaruh positif dan signifikan iklim sekolah terhadap motivasi berprestasi guru di SD Negeri Metro Barat? c. Apakah ada pengaruh positif dan signifikan budaya organisasi terhadap motivasi berprestasi guru di SD Negeri Metro Barat? d. Apakah ada pengaruh positif dan signifikan secara bersama-sama antara kepemimpinan, iklim sekolah, budaya organisasi terhadap motivasi berprestasi guru di SD Negeri Metro Barat? 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis: a. Pengaruh positif dan signifikan kepemimpinan kepala sekolah terhadap motivasi berprestasi guru di SD Negeri Metro Barat. b. Pengaruh positif dan signifikan iklim sekolah terhadap motivasi berprestasi guru di SD Negeri Metro Barat. c. Pengaruh positif dan signifikan budaya organisasi terhadap motivasi berprestasi guru di SD Negeri Metro Barat. d. Pengaruh positif dan signifikan secara bersama-sama antara kepemimpinan kepala sekolah, iklim sekolah, budaya organisasi terhadap motivasi berprestasi guru di SD Negeri Metro Barat.

12 1.6 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat: a. Manfaat Teoritis 1. Hasil penelitian dapat digunakan untuk menambah konsep kepemimpinan kepala sekolah, iklim sekolah, dan budaya organisasi serta manfaatnya untuk peningkatan motivasi berprestasi guru. 2. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai dasar pelaksanaan penelitian - peneliti lain untuk mendapatkan hasil yang lebih sempurna. 3. Hasil penelitian dapat digunakan untuk menambah keilmuan pendidikan. b. Manfaat Praktis 1. Bagi Dinas Pendidikan, untuk memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya mewujudkan pendidikan yang lebih baik. 2. Bagi kepala sekolah sebagai masukan dalam usaha memperbaiki kinerja guru melalui variabel-variabel yang mempengaruhinya. 3. Bagi guru sebagai acuan untuk meningkatkan kesadaran diri dalam meningkatkan motivasi berprestasi guru dalam suasana kerja yang kondusif. 4. Bagi Peneliti, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan untuk penelitian selanjutnya, baik di bidang yang sama maupun bidang lainnya dengan cakupan yang lebih luas, khususnya yang

13 berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi. 1.7 Ruang Lingkup Penelitian Penulis membatasi ruang lingkup penelitian sebagai berikut : a. Sifat atau jenis Penelitan Korelasional. b. Subyek penelitian adalah guru-guru SD Negeri di Kecamatan Metro Barat Kota Metro. c. Obyek Penelitian adalah kepemimpinan kepala sekolah, iklim organisasi, budaya organisasi dan motivasi berprestasi. d. Tempat Penelitian ini dilakukan di SD Negeri se-kecamatan Metro Barat kota Metro. e. Waktu Penelitian bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014. f. Ruang lingkup ilmu; (1) Motivasi berprestasi adalah kecenderungan individu untuk mencapai prestasi secara optimal. (2) Kepemimpinan adalah kemampuan mendatangkan perubahan di dalam diri setiap individu yang terlibat atau seluruh organisasi untuk mencapai performa yang semakin tinggi. (3) Iklim sekolah adalah situasi dan kondisi di lingkungan sekolah yang dapat mempengaruhi prestasi kerja seseorang guru. (4) Budaya Organisasi adalah pemaknaan bersama seluruh anggota organisasi di suatu lembaga pendidikan yang berkaitan dengan nilai, keyakinan, tradisi dan cara berpikir unik yang dianutnya dan tampak dalam perilaku mereka.

14