BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial sangatlah penting untuk bisa berkomunikasi secara global

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Tugas Karya Akhir atau Program Sebelumnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Program Sebelumnya

Produksi suatu program acara terdiri atas tiga bagian utama, yaitu: 1. Praproduksi (perencanaan) 2. Produksi (eksekusi program out door/in door) 3.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. hati, sikap, perasaan pikiran, ide, gagasan maupun informasi kepada orang lain

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Tugas Karya Akhir atau Program Sebelumnya. Jenis Features Features Features Jumlah Host 2 orang 1 orang 2 orang

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti setiap manusia tidak dapat hidup sendiri dan sangat dianjurkan untuk

Naskah Program Audio Visual

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audiovisual baru merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisai ini, media merupakan suatu alat yang tidak pernah lepas dari

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun televisi ini berkembang karena masyarakat luas haus akan hiburan

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti

BAB I PENDAHULUAN. hampir bersamaan, sehingga dengan cepat tersebar, didengar, dibaca ataupun

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Ilmu Multimedia memiliki cakupan yang sangat luas, oleh sebab itu

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK. Dalam hal ini, praktikan bekerja pada Divisi Creative Production untuk program

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk mengendalikan lingkungan fisik dan psikologi kita. 1. tersebar banyak tempat, anonym dan heterogen.

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. proses kerja unit dalam pengiriman pesan-pesannya dari suatu tempat ke tempat

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Multimedia memiliki cakupan sangat luas, oleh sebab itu metode yang

EDITOR ORANG YANG TERLATIH DAN TERDIDIK UNTUK MENGEDIT FILM DAN REKAMAN VIDEO

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang lain secara timbal balik. tertentu, yang akhirnya semakin meningkatkan kebutuhan-kebutuhan pada

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Televisi Sebagai Media Massa Elektronik. berwarna yang mempunyai berbagai jenis pemancar (TV kabel).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia saat ini, keberadaan televisi dengan fungsi dan karakteristiknya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan

Program. TatapMuka. Kode MK. Broadcasting A31415EL. Abstract. Kompetensi

2 perubahan yang terjadi di dalam media penyiaran itu sendiri meliputi segi sistem pemberitaan dan sistem informasi yang sifatnya lebih terbuka. Salah

BAB 1 PENDAHULUAN. penontonnya apa yang disebut Simulated Experiece, yaitu pengalaman yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kabar, menonton berita, mendengarkan radio, mengakses berita melalui internet.

Modul ke: EDITING II EDITING LINIER DAN NON LINIER. Fakultas Ilmu Komunikasi. Bagus Rizki Novagyatna. Program Studi Broadcasting.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. baik yang berada di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan sekalipun sangat

PENGARUH PRESENTER TAYANGAN TALK SHOW HITAM PUTIH DITRANS 7 TERHADAP MINAT MENONTON (STUDI TERHADAP SISWA-SISWI SMA ADVENT JAKARTA PUSAT) SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. hal yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan

BAB I PENDAHULUAN. communicatio yang diturunkan dari kata communis yang berarti membuat

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melalui kawat maupun secara elektromagnetik tanpa kawat.

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat

Harwanto dan M. Arif, penulis mendapatkan penjelasan mengenai peran editor dalam. proses produksi Redaksi Pagi. Hasilnya adalah sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan tinjauan pustaka pada bab dua, dalam kajian komunikasi. menurut Laswel terdapat lima unsur komunikasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. banyaknya program acara variety show, reality show, infotainment menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi antar umat manusia satu sama lain. Komunikasi begitu sangat penting

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konteks-konteks lainnya, yaitu organisasi, publik, kelompok, dan interpersonal.

#! Beragam peristiwa dan informasi yang diperoleh masyarakat tidak terlepas dari peranan suatu media massa dalam hubungannya dengan penyajian dan inte

BAB I PENDAHULUAN. Sampurasun Wargi Jabar merupakan salah satu program talk show yang

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyampaikan pesannya bersifat audio visual, yakni dapat dilihat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi. Dalam proses komunikasi, komunikator mengirimkan. pesan/informasi kepada komunikan sebagai sasaran komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dan masyarakat tak dapat di pisahkan, maka itu ada istilah

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mencapai jutaan pendengar, namun cara penyampaiannya. ditujukannya pada pendengar secara perorangan, dan komunikasi tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi sosial, peran ideal komunikasi sebagai media penyiaran publik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan hal paling mendasar dalam setiap tindakan

BAB IV PENUTUP. sebuah karya film. Tanpa manajemen yang diterapkan pada sebuah produksi

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu komunikasi saat ini berkembang pesat jika dibandingkan dengan masa lampau, hal

BAB 1 PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi kepada

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari masyarakat mendapatkan informasi tentang kejadian-kejadian dan

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian seseorang secara luas. Televisi mampu menekan pesan secara efektif

BAB I PENDAHULUAN. menggabungkan antara unsur audio dan visual. Dengan adanya unsur tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. katanya dari bahasa latin communicatio yang berarti proses penyampaian suatu. pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Tugas karya akhir atau program sebelumnya. 1. Wisata Malam *Traveling ke tempat tempat yang eksotis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia telah menjadi sistem pertukaran informasi yang pesat dan

1.1 Latar Belakang Penelitian

PROSES PRODUKSI PROGRAM HOT SPOT DI GLOBAL TV DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh seluruh manusia. Dikarenakan komunikasi adalah cara

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Dokumenter Episode ke 3. Menemukan Ide dan Merumuskan Konsep

BAB I PENDAHULUAN. sesuai, dimana didalamnya membahas tentang bagaimana seni menyampaikan pesan

BAB I PENDAHULUAN. luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Program Sebelumnya Pada kesempatan kali ini pembuat karya akan membuat sebuah program dokumenter mengenai warisan dari Indonesia khususnya kain di seluruh Indonesia. Pada program ini dokumenter tidak bisa dikategorikan karena menyangkut dokumenter profil, perjalanan, dan sejarah. Namun pembuat akan mengkategorikan program dokumenter ini sebagai dokumenter perjalanan kebudayaan karena dilihat dari mulai banyaknya program dokumenter yang banyak dibuat oleh stasiun televisi mengenai kebudayaan Indonesia mulai dari wayang, kehidupan hewan khas Indonesia, sampai tanaman khas Indonesia yaitu kopi, karena alasan itulah penulis mencoba memberikan kategori baru yaitu dokumenter kebudayaan pada program ini. Dalam memproduksi program dokumenter harus diingat bahwa program dokumenter televisi tidak lepas dari fakta yang sebenarnya tanpa adanya setting yang harus dilakukan narasumber. Dokumenter merupakan karya kreatif dari kejadian yang benar-benar terjadi. Ada banyak program dokumenter yang tayang di televisi, kali ini pembuat karya akan membahas beberapa perbandingan dengan program dokumenter sebelumnya. Tabel 2.1 Perbandingan Program yang Sudah Pernah Tayang NAMA No PROGRAM 1 Eagle Documentary Series (Kamis, Pukul 21.05 WIB di Metro TV) ISI PROGRAM Program dokumenter dengan isu sosial yang sedang hangat dibicarakan, serta menarik dan memberi dampak bagi penonton, disajikan secara ringan dengan teknik dokumenter murni. PERBANDINGAN Eagle Documentary Series terfokus dengan isu sosial yang hangat dibicarakan, meminimalisir adanya narasi dan wawancara sebagai pelengkap jika dibutuhkan. 15

16 2 360 (Sabtu, pukul 09.05 WIB di Metro TV) Program dokumenter dengan isu yang sedang berkembang sekarang, dipandu bersama presenter Putra Nababan atau Najwa Shihab untuk mengantar ke liputan dokumenter. 360 cenderung seperti berita yang mengedepankan interview sebagai bagian terpeting, memiliki 3 segmen dengan topik yang tidak saling bersangkutan. 3 World of Wayang (Minggu, pukul 14:00 WIB di Kompas TV) 4 Orang Utan Journey (Minggu di Kompas TV) Program dokumenter yang dikhususkan untuk meliput tentang budaya wayang yang meliputi pelaku wayang, jenis wayang, dan sebarannya diseluruh Indonesia. Program dokumenter yang dikhususkan untuk meliput kehidupan orang utan merah di Tanjung Putting, serta kehidupan para penjaga hutan dan penjaga orang utan. World of Wayang disajikan dengan memperlihatkan pertunjukan wayang juga modifikasi yang ada sampai sekarang dan ada sedikit konsep talkshow. Orang Utan Journey memperlihatkan kehidupan Orang Utan merah yang terancam punah akibat industri yang dibuat oleh manusia. 5 Dia.Lo.Gue (Jumat, pukul 23.00-23.20 WIB di Metro TV) Program dokumenter profil dengan isu sosial menghadirkan sisi lain dari berbagai kelas sosial di Indonesia, khususnya Jakarta. Dia.Lo.Gue adalah sebuah program dokumenter yang lebih mengedepankan informasi profil serta isu sosial saat ini.

17 2.2 Teori atau Konsep yang Berkaitan dengan Proses Pembuatan Tugas Karya Akhir 2.1.1 Produser Produser adalah orang yang bertanggung jawab terhadap proses penciptaan dan pengembangan suatu program sesuai dengan tema yang ditentukan dan disepakati oleh production manager, executive producer. Produser adalah orang yang ditunjuk mewakili produser pelaksana (executive producer) untuk melaksanakan apa yang diinginkan oleh produser pelaksana. Produser juga harus mengawasi berbagai komponen dari proses produksi dan memberikan kontribusi dalam konten program yang diproduksi. Produser juga harus menjadi psikolog amatir, bertanggung jawab untuk menyatukan orang-orang yang berkontribusi terhadap program dan membuat mereka untuk bekerja sama sebagai sebuah tim (Zettl, 2009: 336-337). Selain itu menurut Sarwo Nugroho, produser adalah seorang yang bertanggung jawab terhadap perencanaan suatu acara siaran, seperti telah kita ketahui bahwa sebelum merencanakan suatu acara, timbul suatu ide. Ide merupakan buah pikiran dari seorang perencana acara siaran dalam hal ini produser atau dari orang lain, sesuai dengan teori komunikasi ide merupakan rencana pesan yang akan disampaikan kepada khalayak penonton, melalui medium televisi dengan maksud dan tujuan tertentu, karena itu sewaktu akan menuangkan ide dalam bentuk sebuah naskah siaran, harus selalu memperhatikan faktor penonton agar apa yang disajikan dalam bentuk acara siaran dapat mencapai sasarannya. Penulis naskah melaksanakan tugasnya sesuai dengan format yang telah direncanakan (Sarwo Nugroho, 2014: 102-103). 2.1.2 Konsep Tahapan Produksi Dalam proses pembuatan program Heritage of Indonesia pembuat karya mengikuti tahapan produksi yang dibagi menjadi tiga tahap. Proses tahapan produksi tersebut adalah: (Morissan, 2008: 270-271)

18 1. Tahap Pra Produksi / Perencanaan Kegiatan dimulai dari pembahasan ide (gagasan) awal sampai dengan pengambilan gambar (shooting). Dalam perencanaan ini terjadi proses interaksi antara kreativitas manusia dengan peralatan pendukung yang tersedia. Baik buruknya proses produksi akan sangat ditentukan oleh perencanaan di atas kertas. Perencanaan di atas kertas merupakan imajinasi yang dituangkan di atas kertas yang nantinya akan diproduksi di lapangan. Apa yang direncanakan di atas kertas itulah yang akan dibuatkan audiovisual-nya sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. 2. Tahap Produksi Hal-hal yang termasuk dalam kegiatan pra produksi antara lain, penuangan ide (gagasan) ke dalam outline, penulisan skrip/skenario, storyboard, program meeting, peninjauan lokasi pengambilan gambar, production meeting, technical meeting, pembuatan dekor dan perencanaan lain yang mendukung proses produksi dan pasca produksi. Namun demikian harus diingat, apa yang direncanakan di atas kertas dalam pelaksanaannya di lapangan sering menyimpang karena berbagai alasan, misalnya pengambilan gambar tertunda karena hujan atau alasan teknis lainnya. Maka dalam perencanaan pembiayaan perlu ditambahkan dana untuk biaya tak terduga, pemain cadangan dan sebagainya. Kegiatan pengambilan gambar (shooting) baik di studio maupun di luar studio. Proses pengambilan gambar (shooting) bisa dilakukan secara langsung pada saat program televisi disiarkan (live), namun pengambilan gambar juga bisa dilakukan dengan taping. Perlu dilakukan pemeriksaan ulang setelah kegiatan pengambilan gambar selesai dilakukan. Jika terdapat kesalahan maka pengambilan gambar dapat diulang kembali. 3. Tahap Pasca Produksi Kegiatan setelah pengambilan gambar sampai materi itu dinyatakan selesai dan disiarkan atau diputar kembali. Kegiatan yang termasuk dalam tahap pasca produksi adalah penyuntingan (editing), memberi ilustrasi, musik, efek, evaluasi, dan lain-lain.

19 2.1.3 Editing Tahap pasca produksi meliputi tahap editing, menurut Andi Fachruddin (2012: 393) pengertian editing adalah proses menyusun, memanipulasi, dan merangkai ulang rekaman video (master tape) menjadi suatu rangkaian cerita yang baru (sesuai naskah) dengan memberikan penambahan tulisan, gambar, atau suara sehingga mudah dimengerti dan dapat dinikmati pemirsa. 1. Editing Linier Editing Linier merupakan proses editing yang menggunakan sistem perekam / penyusunan gambar secara berurutan (linier), jadi urutan gambar yang diinginkan sesuai dengan urutan pada naskah yang disusun. Mulai dari tahap yang awal sampai tahap yang paling akhir harus diurutkan secara pas. Ada dua jenis konfigurasi linier editing yang banyak digunakan yaitu simple editing dan A/B roll editing (Andi Fachrudin, 2012: 397-398). Editing Linier pada dasarnya adalah memilih gambar dari satu tape dan menyalin gambar tersebut kedalam urutan tertentu ke tape lain. Prinsip operasional dari editing ini adalah menyalin. Rekaman yang sudah diambil bekerja pada prinsip dasar yang sama, satu atau beberapa VTR memutar secara berulang kali bagian-bagian rekaman itu dengan rekaman asli dan VTR lain mencatat pada pita sendiri bahan yang dipilih dari rekaman asli (Zettl, 2011: 287-288). 2. Editing Nonlinier Editing Nonlinier adalah dimana kita dapat dengan mudah memindahkan, menghapus serta menduplikasi data-data. Editing nonlinier merupakan proses penyusunan gambar yang dilakukan secara tidak berurutan (random/acak), penyusunan gambar ini bisa dimulai dari pertengahan suatu program acara, kemudian awal dari suatu program acara tersebut dan seterusnya hingga program acara tersebut selesai (Andi Fachrudin, 2012: 421).

20 Semua sistem editing nonlinier pada dasarnya komputer yang menyimpan video digital dan informasi audio pada hardrive kapasitas besar. Selain komputer dan hardrive berkaspasitas besar atau perangkat digital yang memegang rekaman asli (hardrive external atau server), sebuah audio mixer kecil, monitor besar yang menampilkan preview editing dan monitor kedua yang menampilkan urutan untuk diedit (Zettl.2011: 297). Tiga langkah utama pada tahapan pasca produksi (Wibowo, 2007: 195), yaitu: a. Editing Off Line Setelah shooting / pengambilan gambar selesai, script boy/girl membuat logging, yaitu mencatat kembali semua hasil shooting berdasarkan catatan shooting, gambar serta time code (kode waktu). Kemudia berdasarkan catatan tersebut, sutradara akan membuat editing kasar yang disebut editing off line sesuai dengan gagasan yang ada dalam sinopsis dan treatment. Sesudah hasil editing off line dirasa pas dan memuaskan barulah dibuat editing script. Editing script ini sudah dilengkapi dengan uraian narasi dan bagian-bagian yang perlu diisi dengan ilustrasi musik. Kemudian hasil shooting asli dan naskah editing diserahkan kepada editor untuk dibuat editing on line. b. Editing On Line Berdasarkan naskah editing, editor mengedit hasil shooting asli. Sambungan-sambungan setiap shot dan adegan (scene) sibuat tepat berdasarkan catatan kode waktu dalam naskah editing. Demikian pula sound asli dimasukan dengan level (tingkat) yang sempurna. Setelah editing on line ini siap, proses berlanjut dengan mixing. 3. Mixing Narasi yang sudah direkam dan ilustrasi musik yang juga sudah direkam, dimasukkan kedalam pita hasil editing on line sesuai dengan petunjuk atau ketentuan yang tertulis dalam naskah editing. Keseimbangan antara sound effect, suara asli, suara narasi dan musik harus dibuat sedemikian rupa

21 sehingga tidak saling mengganggu dan terdengar jelas. Sesudah proses mixing ini boleh dikatakan bagian yang penting dalam pasca produksi sudah selesai. 2.1.4 Pengertian Dokumenter Dokumenter merupakan sebuah karya yang netral untuk disaksikan siapapun dan dengan media visual elektronik apapun sampai kompetisi memperebutkan penghargaan tingkat internasional. Dokumenter merupakan film yang menceritakan sebuah kejadian istimewa secara keseluruhan. Program dokumenter adalah program yang menyajikan kenyataan berdasarkan fakta yang bernilai esensial dan eksistensial, yang artinya memiliki nilai kehidupan, tentang lingkungan hidup dan situasi yang nyata. Program dokumenter berusaha menyajikan sesuatu seperti aslinya tanpa direkayasa, selain itu dokumenter juga berfungsi menyusun fakta atau peristiwa sehingga masyarakat dapat merasakan betapa sangat bernilai peristiwa tersebut. Menurut Gerzon R. Ayawaila (2009: 30), dokumenter televisi adalah program dokumenter dengan tema topik tertentu, disajikan dengan gaya bercerita, menggunakan narasi, menggunakan wawancara, juga ilustrasi musik sebagai penunjang gambar visual. Heritage of Indonesia adalah sebuah karya akhir yang berjenis program dokumenter. Program ini ingin mengedepankan fakta dan menampilkan pesan secara mendalam, selain itu program ini mengedepankan gambar yang nyata sesuai kenyataan dan apa adanya tanpa campur tangan pihak lain dalam setting. 2.1.5 Jenis Dokumenter Dalam buku berjudul Dokumenter: Dari Ide Sampai Produksi, Gerzon R. Ayawaila, 2008 membagi jenis dokumenter menjadi 12 jenis, yaitu: A. Profil / Biografi Jenis dokumenter ini menyoroti tentang sosok seseorang. Seseorang tersebut diangkat menjadi tema utama, biasanya orang yang menjadi topik

22 utama adalah orang yang terkenal, memiliki pengaruh besar terhadap lingkungan, selain itu mereka yang memiliki keahlian dan keunikan khusus juga biasanya diangkat menjadi topik dokumenter. B. Sejarah Jenis dokumenter ini diawali pada masa rezim Adlof Hitler, menjadi salah satu yang tertua serta sangat bergantung pada referensi peristiwa yang didapatkan, keakuratan data sangatlah penting karena menyangkut fakta sejarah yang sangat sensitif. C. Laporan Perjalanan / Travel Jenis dokumenter ini awalnya adalah dokumentasi antropologi dari para ahli etnologi dan enografi yang ingin medokumentasikan selama pekerjaan mereka berlangsung. Seiring perjalanan waktu dokumenter ini dibuat lebih menarik sehingga banyak orang yang mau menontonnya. Film Nanook of the North (1992) adalah salah satu film dokumenter pertama yang pernah ada. D. Investigasi Jenis dokumenter ini berasal dari investigasi jurnalistik yang dikemas untuk mengungkap sebuah peristiwa yang belum atau tidak pernah terungkap, biasanya aspek visual-nya tetap ditonjolkan. Peristiwa yang diangkat merupakan peristiwa yang sangat ingin diketahui oleh masyarakat secara detail. E. Rekonstruksi Jenis dokumenter ini mencoba memberi gambaran ulang terhadap perisiwa yang sudah terjadi dan membutuhkan penjelasan lebih tentang kronologi sehingga harus dibangun secara urut tentang peristiwa tersebut agar mudah dimengerti. F. Perbandingan / Kontradiksi Jenis dokumenter ini memediasi sebuah perbandingan tentang seseorang atau sesuatu yang bersifat budaya, prilaku dan peradaban suatu bangsa.

23 G. Buku Harian / Diary Jenis dokumenter ini sama seperti halnya buku harian, mengacu pada catatan perjalanan hidup seseorang lengkap dengan tanggal dan lokasi. Sudut pandang yang dimiiki sangatlah subjektif karena berkaitan langsung dengan apa yang dirasakan. H. Eksperimen Seni Jenis dokumenter ini menggabungkan gambar, suara dan musik secara artistik. I. Ilmu Pengetahuan Jenis dokumenter ini paling sering diminati oleh banyak orang, dokumenter jenis ini menyampaikan informasi mengenai suatu teori, sistem, berdasarkan ilmu tertentu. Genre ini dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu : 1. Dokumenter Sains Biasa ditemukan pada National Geographic, Animal Planet, Asian Food Channel. 2. Dokumenter Instruksional Dokumenter ini biasa kita temui karena manyajikan tentang cara membuat sesuatu. J. Nostalgia Jenis dokumenter ini serupa dengan jenis sejarah, hanya saja banyak sekali kilas balik dari kejadian tentang seseorang atau suatu kelompok di masa lampau lalu dibandingkan dengan keadaan pada masa sekarang. K. Dokudrama Dokumenter di mana pada beberapa bagian diatur terlebih dahulu dengan perencanaan yang detail. Dokumenter ini muncul sebagai solusi bahwa dokumenter hanya bisa meliput peristiwa yang sudah terjadi berdasarkan data dan fakta yang akurat tanpa rekayasa.

24 Seperti yang telah dijelaskan di atas mengenai jenis-jenis dokumenter, maka program Heritage of Indonesia masuk kedalam kategori atau jenis dokumenter ilmu pengetahuan dan perbandingan, alasannya karena program Heritage of Indonesia menceritakan tentang pengetahuan budaya dan cara membuat sebuah kain tenun selain itu juga adanya sebuah perbandingan antara cara memakai kain secara tradisional dengan cara memakai kain era modern sekarang. 2.3 Teori atau Konsep yang Menjadi kaitan antara Tugas Akhir dengan Target Program 2.3.1 Teori Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah komunikasi yang mengunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi), berbiaya relatif mahal, yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim dan heterogen. Pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak dan selintas (Mulyana, 2011: 84). Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa yaitu media cetak dan elektronik. Awal perkembangannya berasal dari kata media of mass communication. Media massa atau saluran yang dihasilkan oleh teknologi modern. Hal ini perlu ditekankan sebab ada media yang bukan media massa. Maka media massa menunjuk pada hasil produk tekonologi modern sebagai saluran dalam komunikasi massa. Menurut Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble sesuatu bisa didefinisikan sebagai komunikasi massa apabila mencakup beberapa hal berikut: a. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak luas. b. Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesannya bermaksud mencoba berbagai pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling kenal atau mengetahui satu sama lain.

25 c. Pesan adalah milik publik. Artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan diterima oleh banyak orang. d. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal sebagai jaringan, ikatan, atau perkumpulan. Jadi komunikator tidak berasal dari seseorang melainkan lembaga. e. Komunikasi massa dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disampaikan melalui media massa. f. Umpan balik dalam komunikasi massa bersifat tertunda. (Nurdin, 2007: 3-9) 2.3.2 Media Massa Media massa, saluran yang dihasilkan oleh teknologi modern. Maka media massa menunjuk pada hasil produk tekonologi modern sebagai saluran dalam komunikasi massa. Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada pemirsa yang luas dan heterogen. Kelebihannya adalah media massa mampu mengatasi hambatan ruang dan waktu. Akan arti penting media massa menurut Dennis McQuail pada tahun 1987 (Nurudin, 2007: 34-35) pernah memberi beberapa asumsi, sebagai berikut: 1. Media merupakan industri yang berubah dan berkembang yang menciptakan lapangan kerja, barang, dan jasa serta menghidupkan industri lain yang terkait. Media merupakan industri tersendiri yang memiliki peraturan dan norma-norma yang menghubungkan institusi tersebut dengan masyarakat dan institusi sosial lainnya. Di pihak lain, institusi media diatur oleh masyarakat. 2. Media massa merupakan sumber kekuatan, alat kontrol, manajemen, dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya lainnya. 3. Media merupakan lokasi atau norma yang semakin berperan, untuk menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang bertaraf nasional maupun internasional.

26 4. Media sering kali berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan, bukan saja dalam pengertian pengembangan bentuk seni dan simbol, tetapi juga dalam pengertian pengembangan tata cara, mode, gaya hidup, dan norma-norma. 5. Media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif. Media juga menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan. 2.3.3 Televisi Sebagai Media Massa Menurut Adi Badjuri (2010: 39), televisi adalah media pandang (visual) sekaligus media pendengar (audio) yang dimana orang tidak hanya memandang gambar yang ditayangkan televisi, tetapi sekaligus menegar atau mencerna narasi dari gambar yang ditampilkan tersebut. Menurut Ardianto ada 3 karakteristik televisi : (Ardianto, 2005: 128-130) 1. Audio Visual Televisi memilik kelebihan untuk didengar sekaligus dapat dilihat (audio visual), maka khalayak televisi (pemirsa/audience) dapat melihat gambar yang bergerak. Harus ada kesesuaian yang harmonis antara gambar dan kata-kata. 2. Berpikir dalam Gambar Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam gambar. Pertama adalah visualisasi, yaitu menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Tahap kedua penggambaran, yaitu kegiatan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa sehingga kontinuitasnya mengandung arti makna tertentu. 3. Pengoprasian Lebih Kompleks Pengorpasian siaran televisi lebih kompleks dan lebih banyak melibatkan orang. Peralatan yang digunakan pun lebih banyak dan untuk

27 mengoprasikannya lebih rumit, harus dilakukan orang-orang yang terampil dan terlatih. Pesan yang ingin disampaikan melalui media televisi harus dipertimbangkan agar dapat diterima oleh khalayak, faktor-faktor yang perlu diperhatikan menurut Elvinaro adalah sebagai berikut: (Ardianto, 2007: 137-139) 1. Pemirsa Faktor pemirsa dalam komunikasi melalui sebuah media elektronik khususnya televisi harus lebih diperhatikan, dimana komunikator harus memahami kebiasaan dan minat pemirsa sebagai target audience. Jadi, setiap acara yang ditayangkan melalui televisi benar-benar berdasarkan kebutuhan pemirsa. 2. Waktu Faktor waktu tayang perlu dipertimbangkan agar setiap acara dapat ditayangkan secara proporsional dan dapat diterima oleh target audience. Yang dipertimbangkan dalam faktor waktu ini bagaimana penyesuaian waktu penayangan dengan minat dan kebiasaan pemirsa. 3. Durasi Durasi tentunya berkaitan dengan waktu, durasi merupakan jumlah menit dalam setiap tayangan acara. Durasi acara disesuaikan dengan jenis acara dan tuntutan skrip atau naskah. 4. Metode Penyiaran Cara penyajian suatu acara televisi juga harus diperhatikan, bagaimana mencari cara acara non hiburan tetap menarik untuk disaksikan masyarakat dan bagaimana acara non informasi tetap memiliki bobot sehingga layak untuk disiarkan.