FISIK PRASARANA WILAYAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Kondisi Geografis. Keadaan Iklim

GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG SELATAN

KONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

PETA SUNGAI PADA DAS BEKASI HULU

BAB IV KONDISI UMUM. Gambar Peta Dasar TPU Tanah Kusir (Sumber: Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, 2011) Perumahan Warga

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

KOTA TANGERANG SELATAN

DRAF RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2010 BAB I

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 9 Standard Kriteria Kebutuhan Air

BAB III KONDISI EKSISTING DKI JAKARTA

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

KONDISI UMUM. Bogor Tengah, Bogor Timur, Bogor Barat, Bogor Utara, Bogor Selatan, dan Tanah Sareal (Gambar 13).

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

KONDISI UMUM BANJARMASIN

Gambar 2 Peta administrasi DAS Cisadane segmen hulu.

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

Gambaran Umum Kondisi Daerah

KONDISI UMUM WILAYAH. Administrasi dan Teknis

HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR PAKET YANG DILELANGKAN A. KONSTRUKSI PEKERJAAN NO KODE PAKET

Kota Tangerang Selatan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

KONDISI UMUM. Tabel 13 Letak geografis Jakarta Pusat

Menilik Peluang Investasi Kota Baru di Selatan Jakarta

2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG

penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan sampah (pasal 6 huruf d).

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak sungai,

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB III TINJAUAN LOKASI

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus

KONDISI UMUM 4.1. DKI Jakarta

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi DKI Jakarta terletak pada posisi Lintang Selatan dan Bujur

BAB II TINJAUAN UMUM

KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG

BAB 3 METODOLOGI 3.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KEADAAN UMUM WILAYAH

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya yang sangat penting untuk kehidupan

Tahanan Jenis (Ohm meter)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PENURUNAN KAPASITAS ALUR SUNGAI PEKALONGAN TERHADAP AREAL HUNIAN DI TEPI SUNGAI TUGAS AKHIR

ANALISIS KESESUAIAN UNTUK LAHAN PERMUKIMAN KOTA MALANG

IV KONDISI UMUM TAPAK

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI

2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

BAB III METODOLOGI. dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban.

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

PROFIL KABUPATEN / KOTA

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis Kota Bekasi berada posisi 106º55 BT dan 6º7-6º15

PENAMBAHAN RUANG KELAS SD PERKIRAAN NILAI PEKERJAAN RENCANA PELAKSANAAN NO NAMA PROGRAM/KEGIATAN KEGIATAN

KEADAAN UMUM. Gambaran Umum Kota Depok

BAB I PENDAHULUAN. Partisipasi Masyarakat Dalam..., Faizal Utomo, FKIP, UMP, 2016

ANALISIS DAN PEMETAAN DAERAH KRITIS RAWAN BENCANA WILAYAH UPTD SDA TUREN KABUPATEN MALANG

I. PENDAHULUAN. Jakarta merupakan ibukota Negara Indonesia dan pusat pemerintahan,

Pelayanan Pemakaman Meliputi : Potensi :

BAB III DATA LOKASI. Perancangan Arsitektur Akhir Prambanan Hotel Heritage & Convention. 3.1 Data Makro

BAB I PENDAHULUAN. Kota Palembang adalah 102,47 Km² dengan ketinggian rata-rata 8 meter dari

PROFIL KABUPATEN / KOTA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bencana banjir dan longsor (Fadli, 2009). Indonesia yang berada di

Transkripsi:

FISIK PRASARANA WILAYAH

GAMBAR. Peta Wilayah Administrasi Kota Tangerang Selatan

A. FISIK DASAR DAN PEMANFAATAN LAHAN Wilayah Kota Tangerang Selatan dilintasi oleh Kali Angke, Kali Pasanggrahan dan Sungai Cisadane sebagai batas administrasi kota di sebelah barat. Posisi Kota Tangerang Selatan yang berbatasan dengan DKI Jakarta karena pada awalnya memang dijadikan sebagai kota satelit bagi DKI Jakarta maka penduduknya lebih banyak yang bekerja di Jakarta tapi tinggal di Kota Tangerang Selatan. Hal ini terlihat dari banyaknya perumahan-perumahan yang tumbuh dan berkembang di Kota Tangerang Selatan. Laju pertumbuhan penduduk terus meningkat, sebagian besar bersifat non-alamiah, seiring dengan tumbuhnya kawasan-kawasan perumahan, mulai dari yang berskala kecil-menengah hingga berskala besar, seperti: Bumi Serpong Damai (BSD) seluas 6.000 ha, Bintaro Jaya seluas 1.500 ha, dan Perumahan Alam Sutera. Akhirnya mengakibatkan sektor perdagangan dan jasa menjadi berkembang sesuai kebutuhan disertai juga dukungan sektor transportasi yang cukup memadai karena banyak akses menuju DKI Jakarta baik melalui jalan tol Serpong Pondok Indah atau jalan regional yang sudah tersebar dan tersambung langsung. Topografi (Ketinggian dan Kemiringan) Sebagian besar wilayah Kota Tangerang Selatan merupakan dataran rendah, dimana sebagian besar wilayah Kota Tangerang Selatan memiliki topografi yang relatif datar dengan kemiringan tanah rata-rata 0 3% sedangkan ketinggian wilayah antara 0 25 m dpl. Untuk kemiringan garis besar terbagi dari 2 (dua) bagian, yaitu : 1. Kemiringan antara 0 3% meliputi Kecamatan Ciputat, kecamatan Ciputat Timur, Kecamatan Pamulang, Kecamatan Serpong dan Kecamatan Serpong Utara. 2. Kemiringan antara 3 8% meliputi Kecamatan Pondok Aren dan Kecamatan Setu. Klimatologi Kota Tangerang Selatan merupakan wilayah dengan suhu yang relatif panas dengan kelembaban tinggi. Temperatur udara berdasarkan penelitian di stasiun Geofisika klas I di Tangerang rata-rata berkisar antara 21,2-33,7 C, suhu maksimum tertinggi rata-rata terjadi pada bulan Oktober yaitu 36,6 C dan suhu minimum terendah pada bulan Juni yaitu 19,2 C. Rata-rata kelembaban udara 78,0 % dan rata-rata intensitas matahari 56,8 %. Keadaan curah hujan tertinggi

terjadi pada bulan Januari dan pada bulan September hanya satu kali hujan, sedangkan rata-rata curah hujan dalam setahun adalah 108,4 mm. Hari hujan tertinggi pada bulan Januari dengan hari hujan sebanyak 26 hari. Keadaan ini terjadi pada hampir seluruh wilayah Kota Tangerang Selatan. Geologi Kota Tangerang Selatan merupakan daerah yang relatif datar. Adapun beberapa Kecamatan ada yang lahannya bergelombang seperti di perbatasan antara Kecamatan Setu dan kecamatan Pamulang serta sebagian di kecamatan Ciputat Timur. Kondisi geologi Kota Tangerang Selatan umumnya adalah batuan alluvium, yang terdiri dari batuan lempung, lanau, pasir, kerikil, kerakal dan bongkah. Berdasarkan klasifikasi dari United Soil Classification System, batuan ini mempunyai kemudahan dikerjakan atau workability yang baik sampai sedang, unsur ketahanan terhadap erosi cukup baik oleh karena itu wilayah Kota Tangerang Selatan masih cukup layak untuk kegiatan perkotaan. Hidrologi Sistem hidrologi di Kota Tangerang Selatan terdiri atas : Air permukaan yaitu diartikan sebagai air yang mengalir atau muncul di permukaan. Aliran air permukaan yang terdapat di wilayah ini berupa aliran sungai Cisadane, Sungai Angke dan sebagian wilayah dilewati sungai Pesanggrahan. Ada juga saluran-saluran alam yang dialiri air sepanjang tahun sebagai penampung drainase lokal. Saluran semacam ini cenderung meluap pada musim hujan. Kedua Air Tanah, air tanah di wilayah Kota Tangerang Selatan secara kualitas dalam kondisi baik, hal ini menyebabkan banyak penduduk yang masih menggunakannya sebagai air bersih. Potensi air tanah Kota Tangerang Selatan, Berdasarkan laporan studi potensi dan pengembangan sumberdaya air tersebar di Kabupaten Tangerang, Dinas PU kabupaten Tangerang tahun 2002 diketahui bahwa potensi air sungai dan situ/rawa merupakan potensi air permukaan di Kota Tangerang Selatan berdasarkan Satuan Wilayah Sungai (SWS) menunjukkan potensi sebagai berikut : Debit terkecil rata-rata bulanan SWS Cisadane Ciliwung, sebesar 2,551 m³/dt diwakili oleh pengukuran Sungai Cidurian, stasiun Parigi dalam tahun 1995, sedang debit terbesar rata-rata bulanan sebesar 115,315 m³/dt, diukur di Sungai Cisadane, stasiun Batu Beulah dalam periode 1991 sampai 1998. Mata air jumlahnya ada 3 yang semuanya berlokasi di Kecamatan Ciputat dengan total debit 210 liter/detik.

Air hujan yang setelah dianalisis dengan perhitungan neraca air menunjukkan bahwa Kabupaten Tangerang termasuk juga Kota Tangerang Selatan mengalami defisit air pada bulan Maret sampai bulan November (8 bulan) sementara surplus air hanya terjadi pada bulan Desember, Januari dan Februari (3 Bulan). Air tanah dangkal, debit air tanah di Kabupaten Tangerang termasuk juga Kota Tangerang Selatan berkisar antara 3 10 liter/detik/km². Air tanah ini cenderung diambil secara berlebihan di sepanjang jalan-jalan utama terutama oleh industri/pabrik. Untuk di permukiman warga rata-rata kedalaman air tanah mencapai 5 10 meter. Terdapat juga penggunaan air tanah dalam, melalui pompa deepwell pada kawasan-kawasan perumahan baru yang dikelola pengembang swasta. Mengenai gambaran kualitas air sungai dan air tanah di Kota Tangerang Selatan bila mengacu kepada gambaran kualitas air sungai Cisadane sebagai sungai yang terbesar maka didapatkan pencemaran yang cukup bervariasi yang ditunjukkan oleh beberapa parameter. Tabel Gambaran Kualitas Air Sungai Cisadane Jenis Tanah Dilihat dari data jenis tanah berdasarkan keadaan geologi, di wilayah Kota Tangerang Selatan sebagian besar terdiri dari batuan endapan hasil gunung api muda dengan jenis batuan kipas aluvium dan aluvium/alivial. Sedangkan dilihat dari sebaran jenis tanahnya, pada umumnya di Kota Tangerang Selatan berupa asosiasi latosol merah dan latosol coklat kemerahan. Oleh karena itu secara umum lahan cocok untuk pertanian/ perkebunan. Jenis tanah yang sangat sesuai dengan kegiatan pertanian tersebut makin lama makin berubah penggunaannya untuk kegiatan lainnya yang bersifat non-pertanian. Sedangkan untuk sebagian wilayah seperti di Kecamatan Serpong dan Kecamatan Setu jenis tanahnya ada yang mengandung pasir khususnya untuk daerah yang dekat dengan Sungai Cisadane.

B. Penggunaan Lahan Perkembangan penduduk yang cepat yang dilihat dari semakin menjamurnya permukiman di wilayah Tangerang Selatan mengakibatkan banyak terjadinya perubahan fungsi guna lahan. Kecenderungan yang terjadi adalah beralihnya lahan pertanian atau bahkan kawasan lindung menjadi kawasan perumahan ataupun untuk kegiatan perdagangan dan jasa, sehingga hal ini perlu mendapat perhatian khusus antara lain mengenai keseimbangan fungsi kawasan tak terbangun dan kawasan terbangun. Karakter perkembangan kawasan terbangun (perumahan, industri, perdagangan dan jasa) pada Kota Tangerang Selatan tidak lepas dari keberadaan perlintasan pergerakan antar wilayah serta adanya jaringan jalan regional yang menghubungkan kota-kota utama seperti DKI Jakarta, Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang. Sehingga konsekuensinya perkembangan kawasan terbangun mengikuti pola jaringan jalan utama.

Pola pengembangan fisik / tata guna lahan saat ini berupa pola ekstensifikasi dan intensifikasi. Pola ekstensifikasi banyak dijumpai di daerah pinggiran, sedangkan intensifikasi banyak dijumpai di daerah yang menjadi pusat kegiatan. Bila dilihat berkembangnya perumahan baik skala besar ataupun skala kecil mengakibatkan bertambahnya jumlah penduduk ataupun aktifitas penduduk di Kota Tangerang Selatan ini sendiri. Bila peningkatan jumlah ataupun aktifitas penduduk tidak dibarengi dengan peningkatan sarana dan prasarana yang memadai akan menimbulkan berbagai permasalahan yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Perumahan dan Permukiman Kawasan perumahan dan permukiman berfungsi sebagai hunian bagi masyarakat Kota Tangerang Selatan. Berdasarkan penghitungan pada peta diketahui luas penggunaan lahan untuk perumahan dan permukiman sebesar 9.941,41 Ha dari keseluruhan Kota Tangerang Selatan. Untuk Kota Tangerang Selatan terdapat tiga pengembang perumahan skala besar yaitu BSD, Bintaro dan Alam Sutera. Selain itu ketiga kawasan ini didukung dengan adanya prasarana transportasi seperti kereta api dan jalan tol. Saat ini pengembangan perumahan di Kota Tangerang Selatan banyak menggunakan pola cluster dengan tipe rumah beragam (tipe kecil hingga tipe besar). Banyak lahan perkampungan yang sudah berubah fungsi dan kepemilikannya biasanya mayoritas pemilik lahan perkampungan adalah para pendatang. Industri / Kawasan Industri dan Pergudangan Luas lahan industri dan kawasan industri yaitu sebesar 167,61 Ha. Kegiatan perdagangan dan jasa Luas lahan untuk kegiatan perdagangan dan jasa ini sebenarnya tersebar hampir di seluruh wilayah Kota Tangerang Selatan. Namun yang lebih banyak menonjol adalah kegiatan perdagangan dan jasa yang terjadi saat ini dapat diidentifikasi berada disepanjang koridor jalan-jalan utama seperti Jalan Raya Serpong, Jalan Raya Ceger, Jalan Raya Bintaro Utama Jalan kesehatan, Jalan Raya Pondok Betung - Jalan Raya WR Supratman, Jalan Raya Pamulang Ciputat Jalan Raya Pamulang Pondok Cabe dan Jalan Raya Ir. H. Juanda (Ciputat Raya). Luas kegiatan perdagangan dan jasa ini adalah sebesar 487,08 Ha.

Sawah ladang dan kebun Luas penggunaan lahan sawah dan ladang oleh petani pengarap hanya 2.794,41 Ha. Semak belukar dan rerumputan Semak belukar yang dimaksud disini adalah tanah kosong yang tidak dikelola/diurus oleh pemiliknya namun bukan berarti tidak ada pemiliknya adapun luasnya hanya 366,48 Ha. Pasir dan galian Mempunyai luas yang sangat kecil karena bukan penggunaan yang dominan dan hanya ada di Kecamatan Setu yaitu dengan luas 15,27 Ha. Situ dan danau/tambak/kolam Dari hasil interpretasi peta udara diketahui banyak danau /situ yang sudah tidak ada lagi di peta oleh karena itu luas penggunaannya untuk situ/danau/kolam/tambak ini hanya sebesar 137,43 Ha. Tanah Kosong Tanah kosong disini termasuk juga lapangan olahraga seperti lapangan bola dan halaman rumah adapun luasnya hanya 809,31 Ha. D Prasarana Transportasi Jalan merupakan salah satu infrastruktur terpenting sebagai salah satu faktor daya tarik investasi di suatu daerah. Jalan kota Tangerang Selatan berdasarkan Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008) memiliki total panjang 115,81 Km dengan 70,36% dari panjang total tersebut dalam kondisi baik, 18,37% dalam kondisi sedang dan 11,28% dalam kondisi rusak. Data ini berbeda dengan data Dinas Pekerjaan Umum Kota Tangerang Selatan yang menyatakan bahwa total panjang jalan kota adalah 137,773 Km dan diperkirakan 5% rusak ringan, 5% rusak sedang dan 20% rusak berat.

Titik rawan kemacetan utamanya terdapat pada 12 titik yang umumnya terdapat pada sekitar persimpangan jalan atau pasar. Stasiun kereta rel listrik (KRL) berjumlah 5 buah dan tersebar di tiga kecamatan yaitu Serpong, Ciputat dan Ciputat Timur. Titik rawan kemacetan dan titik lokasi stasiun KRL didapatkan dari Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008) sedangkan nama lokasi, desa dan kecamatan diperoleh berdasarkan informasi dari Jakarta Jabotabek Street Atlas and Index CD-ROM 2005/2006 karya Gunther W. Holtorf. Tabel Titik Rawan Kemacetan Kota Tangerang Selatan Tahun 2009 No. Titik Rawan Kemacetan 1 Jalan Serpong Raya sekitar PT Pratama Abadi Industri hingga Gading Serpong 2 Jalan Serpong Raya sekitar Rumah Sakit Ashshobirin 3 Jalan Pahlawan Seribu di sekitar Pasar Serpong (lintasan Kereta Rel Listrik) 4 Perempatan Jalan Pahlawan Seribu menuju Kampus ITI 5 Perempatan Puspiptek Pasar Jengkol 6 Pasar Jombang sekitar Jalan Tol 7 Pertigaan Jalan Pondok Betung Raya sekitar Kantor Kelurahan Pondok Betung 8 Perempatan Bintaro - Jalan Pondok Betung Raya 9 Perempatan Jalan Ir. H. Juanda - Jalan Pahlawan, Rempoa 10 Pertigaan Jalan WR Supratman - Jalan Ir. H. Juanda, Ciputat 11 Pertigaan Pasar Ciputat 12 Perempatan Pondok Cabe Jalan Setiabudi - Jalan RE Martadinata Sumber: - Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008) - Jakarta Jabotabek Street Atlas and Index CD-ROM 2005/2006, Gunther W. Holtorf Tabel Stasiun Kereta Rel Listrik di Kota Tangerang Selatan Tahun 2009 No. Nama Stasiun Kereta Rel Listrik Kelurahan/Desa Kecamatan 1 Stasiun Serpong Serpong Serpong 2 Stasiun Rawabuntu Rawabuntu Serpong 3 Stasiun Sudimara Jombang Ciputat 4 Stasiun Tegal Rotan Sawah Ciputat 5 Stasiun Pondok Ranji Pondok Ranji Ciputat Timur Sumber: - Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008) - Jakarta Jabotabek Street Atlas and Index CD-ROM 2005/2006, Gunther W. Holtorf

E Prasarana Telekomunikasi dan Energi Selain prasarana transportasi, prasarana dan sarana terkait energi dan telekomunikasi juga sangat penting. Di Kota Tangerang Selatan terdapat tiga kantor PLN, yaitu di Serpong, Ciputat dan Pamulang. Gardu listrik berjumlah 71 unit dengan 195.352 sambungan listrik. Di setiap kecamatan terdapat lebih dari 15.000 sambungan listrik kecuali di Setu yang hanya berjumlah 9.686 sambungan. Kantor Telkom berjumlah 5 buah dan tersebar di 5 kecamatan. Tower GSM/BTS berjumlah 83 unit sedangkan sambungan telepon berjumlah 108.529 sambungan. Sambungan telepon paling banyak terdapat di Pamulang dengan 26.447 sambungan sedangkan paling sedikit terdapat di Setu dengan 5.381 sambungan. Tabel Sebaran Gardu Listrik, Kantor PLN Menara Telekomunikasi/BTS dan Kantor Telkom/STO di Kota Tangerang Selatan Energi Telekomunikasi No Kecamatan Gardu Kantor Sambungan Tower Kantor Telkom Sambungan SPBU Listrik PLN Listrik GSM/BTS / STO Telepon 1 Serpong 14 1 18.508 12 12-10.282 2 Serpong Utara 4-15.165 6 10 1 8.425 3 Ciputat 10 1 28.375 7 9 1 15.764 4 Ciputat Timur 11-28.944 9 8-16.080 5 Pamulang 20 1 47.604 13 24 1 26.447 6 Pondok Aren 8-47.070 3 8 1 26.150 7 Setu 4-9.686 2 12 1 5.381 Kota Tangerang Selatan Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008) 71 3 195.352 52 83 5 108.529 F Utilitas Terkait dengan pengelolaan limbah baik limbah padat (sampah) maupun limbah cair, terdapat 21 tempat pembuangan sementara (TPS) yang sebagian besarnya menurut Dinas Kebersihan dan Pertamanan adalah TPS liar. Selain itu juga terdapat 5 unit water treatment plant (WTP) yang tersebar di Serpong, Serpong Utara dan Pondok Aren. Ada dua makam pahlawan yang terdapat di Pondok Aren dan Setu, sedangkan tempat pemakaman umum (TPU) berjumlah 26 unit dengan jumlah terbanyak terdapat di Ciputat yaitu sebanyak 6 unit. Di Serpong Utara dan Pondok Aren masing-masing hanya terdapat 2 unit TPU.

Tabel Sebaran Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan Water Treatment Plant (WTP) di Kota Tangerang Selatan No No Sebaran TPS WTP 1 Serpong 1 3 2 Serpong Utara 3 1 3 Ciputat 3 0 4 Ciputat Timur 1 0 5 Pamulang 3 0 6 Pondok Aren 3 1 7 Setu 7 0 Kota Tangerang Selatan 21 5 Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008) Tabel. Makam Pahlawan dan Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Kota Tangerang Selatan Tahun 2008 No Kecamatan Makam Pahlawan TPU Jumlah Luas 1 Serpong 0 5 5,6 2 Serpong Utara 0 2 2,5 3 Ciputat 0 6 10,6 4 Ciputat Timur 0 3 4,5 5 Pamulang 0 5 5,0 6 Pondok Aren 1 2 4,0 7 Setu 1 3 3,5 Kota Tangerang Selatan 2 26 35,7 Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008) G Rawan Bencana Bencana banjir merupakan masalah yang harus dihadapi oleh penduduk yang bahkan di lokasi tertentu harus dihadapi secara rutin. Lokasi rawan banjir terdapat di sepanjang beberapa sungai yang mengalir di Kota Tangerang Selatan, di antaranya Kali Angke, Kali Serua, Kali Pasanggrahan, Kali Ciputat dan Kali Kedaung. Titik-titik lokasi rawan banjir tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.4.1.

Di Kota Tangerang Selatan terdapat 9 situ, yang tersebar di 5 kecamatan. Situ-situ tersebut adalah Situ Pondok Jagung / Rawa Kutup, Situ Parigi, Situ Bungur, Situ Antak, Situ Rompang, Situ Gintung, Situ Legoso, Situ Pamulang / Pondok Benda, dan Situ Ciledug / Kedaung. Namun, ada 4 situ yang sudah tidak tertera pada peta, yaitu Situ Bungur, Situ Antak, Situ Rompang, dan Situ Legoso. Situ Gintung saat ini tidak berfungsi akibat jebolnya tanggul pada akhir Ma Tabel. Situ di Kota Tangerang Selatan Tahun 2008 No Nama Situ Kecamatan Luas Situ (Ha) 1 Situ Pondok Jagung / Rawa Kutup Serpong Utara 8,2 2 Situ Parigi Pondok Aren 5,1 3 Situ Bungur Ciputat - 4 Situ Antak Ciputat - 5 Situ Rompang Ciputat Timur - 6 Situ Gintung Ciputat Timur 29,3 7 Situ Legoso Ciputat - 8 Situ Pamulang / Pondok Benda Pamulang 27,0 9 Situ Ciledug / Kedaung Pamulang 9,7 Kota Tangerang Selatan 79,3 Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008) Tabel. Lokasi Rawan Banjir di Kota Tangerang Selatan No Lokasi Sungai Kecamatan 1 Kompleks Sekretariat Negara Kali Angke Pondok Aren 2 Perumahan Maharta Kali Serua Pondok Aren 3 Taman Mangu Kali Pasanggrahan Pondok Aren 4 Graha Permai, Bintaro Kali Ciputat Ciputat 5 Perumahan Bintaro Sektor 9, Bintaro Kali Serua Pondok Aren 6 Kompleks Inhutani Kali Pasanggrahan Ciputat 7 Perumahan Pondok Hijau Kali Ciputat Ciputat 8 Perumahan Graha Hijau Kali Pasanggrahan Ciputat 9 Perumahan Reni Jaya Kali Angke Pamulang 10 Perumahan Bukit Pamulang Indah Kali Kedaung Pamulang Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)