BAB 1 PENDAHULUAN. bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Sebagaimana dinyatakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa. Pendidikan berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembelajaran dalam mencapai tujuan pendidikan telah diatur

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ( PGSD) Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tahun 1945, berfungsi mengembangkan kemampuan dan. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perhatian, penanganan, dan prioritas secara intensif baik oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. daya pendidik dan peserta didik. Usaha peningkatan mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. anak agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai cita-cita pendidik. 1

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peningkatan sumber daya manusia diupayakan melalui pendidikan baik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 ditegaskan bahwa :

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. peradaban dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Menurut undang undang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk merubah suatu bangsa ke arah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. membantu penyelesaian masalah pembangunan yang ada. Upaya yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar. Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang makin. berkembang pesat dan arus globalisasi yang hebat maka muncullah

Berdasarkan pendapat diatas, menegaskan bahwa pendidikan sangat penting bagi setiap insan manusia. Pendidikan sangat erat kaitannya dengan guru dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berkualitas yang mana menjadi subjek pencipta,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pusat kegiatan pembelajaran dan guru sebagai fasilitator. Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada umumnya memiliki komponen-komponen

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tujuan pendidikan nasional. Menurut Undang-Undang Nomor 20. warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemakaian seragam sekolah terhadap siswa di dalam suatu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan Di era saat ini, pendidikan sangatlah memiliki peranan yang penting.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. manusia, pendidikan dapat mempengaruhi manusia dalam semua aspek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peradapan bangsa yang bermartabat. untuk terus-menerus belajar. Seorang mahasiswa dalam meraih tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Prasyaratan Guna Mencapai Drajat Sarjana S-1. Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun oleh:

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti, perilaku, pengetahuan, kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dewasa

umum yang muncul adalah rendahnya mutu kegiatan belajar siswa seperti adanya siswa yang ingin mencapai target hanya sekedar lulus dalam sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dalam perkembangan dan kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu, upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

BAB I PENDAHULUAN. dipasaran, tetapi bukan berarti masalah ini telah usai karena masalah-masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ivo Aulia Putri Yatni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran dirancang dan dilakukan semata-mata untuk. mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Undang-Undang Sisdiknas Pasal

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. kurang memperhatikan sektor pendidikannya. Pendidikan memiliki peran dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. waktu. Seperti tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

BAB 1 PENDAHULUAN. belajar dan kegiatan belajar agar siswa aktif mengembangkan potensi dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003 pasal 3, menegaskan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk berkembangnya potensi

BAB I PEDAHULUAN. manusia. Pendidikan merupakan faktor utama dalam proses untuk membentuk

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. 1. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dijalani oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta, konsep dan prinsip saja, tetapi juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini pembangunan bidang pendidikan merupakan bagian yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum yang dikembangkan pada tataran satuan pendidikan. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan di bidang pendidikan merupakan suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan. mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan Sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas guru melalui penataran-penataran atau melanjutkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam suatu negara

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Amanat Undang-Undang Dasar 1945 tentang pendidikan adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Sebagaimana dinyatakan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab (Trianto, 2012: 3). Kebijaksanaan dalam pelaksanaan program pendidikan memang harus seutuhnya menyentuh persoalan kemanusiaan. Pendidikan semestinya mampu menjawab semua persoalan hidup masyarakat, baik ekonomi, sosial, budaya dan karakter. Kemajuan pendidikan tidak cukup diartikan hanya dengan membangun gedung-gedung sekolah standar merata di desa tanpa memperhatikan kelengkapan fasilitas yang mendukung tercapainya misi pendidikan dalam merubah kehidupan yang lebih baik dibandingkan sebelumnya. Pentingnya pendidikan dijelaskan oleh Sumaryani (dalam Riduwan, 2009: 53) bahwa pendidikan sangat penting dan menduduki posisi sentral dalam pembangunan karena berorientasi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan merupakan suatu proses transformasi nilai-nilai budaya sebagai kegiatan pewarisan 1

2 budaya dari generasi satu ke generasi yang lain. Nilai-nilai kebudayaan tersebut mengalami proses transformasi dari generasi terdahulu sampai pada generasi sekarang dan ke depan. Pembelajaran merupakan upaya membelajarkan peserta didik untuk belajar. Kegiatan pembelajaran akan melibatkan peserta didik mempelajari sesuatu dengan cara yang efektif dan efisien. Muhaimin (dalam Riyanto, 2009: 131) menyatakan bahwa pengajaran merupakan aktifitas yang sistematis dan sistemik yang terdiri atas banyak komponen, masing-masing komponen pembelajaran tidak bersifat parsial (terpisah) atau berjalan sendiri-sendiri, tetapi harus berjalan secara teratur, saling bergantung, komplementer, dan berkesinambungan. Untuk itu diperlukan pengolahan pembelajaran yang baik. Pengolahan pembelajaran yang baik harus dikembangkan berdasarkan pada prinsip-prinsip pembelajaran. Terwujudnya atau tercapaianya tujuan pembelajaran merupakan harapan dari semua komponen pendidikan termasuk masyarakat dan praktisi pendidikan. Oleh sebab itu dalam kegiatan pembelajaran dituntut suatu strategi pembelajaran yang direncanakan oleh guru dengan baik dan tepat agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik pula. Salah satu mata pelajaran yang turut berperan penting dalam pendidikan wawasan, keterampilan dan sikap ilmiah sejak dini bagi anak dan menuntut keaktifan siswa adalah mata pelajaran IPA. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur yang benar, dan dijelaskan dengan penalaran yang sahih (valid) sehingga

3 dihasilkan kesimpulan yang betul. Sebagaimana dinyatakan oleh Sutrisno (2007: 19) IPA mengandung tiga hal: proses, prosedur dan produk, dan dalam proses pembelajaran IPA ketiga hal tersebut diharapkan dapat muncul, sehingga peserta didik dapat mengalami proses pembelajaran secara utuh. Trianto (2007: 101) menjelaskan kecenderungan pembelajaran IPA pada masa kini adalah peserta didik hanya mempelajari IPA sebagai produk, menghafalkan konsep, teori dan hukum. Keadaan ini diperparah oleh pembelajaran yang berorientasi pada tes/ ujian. Akibatnya IPA sebagai proses, sikap dan aplikasi tidak tersentuh dalam pembelajaran. Kegiatan pembelajaran khususnya IPA harus dilaksanakan dengan memperhatikan tingkat usia anak, yaitu pembelajaran harus mengaitkan materi dengan hal-hal konkrit, artinya materi yang diajarkan harus dapat dipahami dengan mudah oleh siswa. Oleh karena itu dalam melaksanakan kegiatan pembejaran khsusunya mata pelajaran IPA diperlukan sebuah media pembelajaran atau alat peraga RUBERGI (Rumah Sumber Energi), yaitu sebuah media pembelajaran yang akan membantu siswa dalam belajar memahami macam-macam sumber energi yang terdapat pada benda sekitar. Hasil analisis kebutuhan melalui observasi dan wawancara pada tanggal 17 Juni 2013 yang dilakukan penulis terhadap penggunaan media pembelajaran IPA di SD Muhammadiyah 9 Malang diketahui bahwa belum adanya media pembelajaran IPA yang dapat digunakan sebagai media yang menarik motivasi belajar dan dapat meningkatkan konsentrasi belajar peserta didik.

4 Selama ini di SD pelajaran IPA disampaikan melalui metode ceramah dan diskusi, sehingga banyak siswa yang kurang memahami materi yang diajarkan oleh guru. Pada hal lain guru masih berpandangan pada paradigma lama yaitu tugas seorang guru adalah mengajarkan pengetahuan dengan cara dihafalkan oleh siswa, Sudibyo (2011:4). Pembelajaran masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan. Selain itu ceramah dijadikan pilihan utama metode mengajar. Dapat disimpulkan dari hasil analisis kebutuhan bahwa sangat dibutuhkan sebuah media pembelajaran IPA yang berguna sebagai alat yang dapat menyalurkan informasi, pengetahuan dan dapat menarik motivasi belajar serta meningkatkan konsentrasi belajar peserta didik. Untuk menjawab persoalan tersebut di atas, tentu diperlukan sebuah media pembelajaran yang harus digunakan oleh pendidik untuk memotivasi belajar peserta didik mata pelajaran IPA khususnya materi sumber energi dan perubahannya. Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin mengembangkan sebuah media pembelajaran IPA untuk kelas II Sekolah Dasar. Nama dari media pembelajaran IPA tersebut adalah RUBERGI (Rumah Sumber Energi). Dengan demikian penulis melakukan penelitian pengembangan dengan judul Pengembangan Media Pembelajaran RUBERGI (Rumah Sumber Energi) Materi Sumber Energi dan Perubahannya Mata Pelajaran IPA Kelas II SD. 1.2 Fokus Masalah Permasalahan dalam pembelajaran IPA SD berdasarkan hasil observasi di SD Muhammadiyah 9 Malang adalah terbatasnya media yang digunakan oleh guru untuk

5 mengajarkan mata pelajaran IPA khususnya materi sumber energi dan perubahannya, sehingga peserta didik kurang terlibat aktif dalam pembelajaran di kelas, kurang termotivasi untuk belajar dan menyebabkan peserta didik hanya dapat berandai-andai dengan materi yang disampaikan oleh guru. Untuk itu peneliti ingin membantu memecahkan permasalahan tersebut dengan mengembangkan media pembelajaran RUBERGI (Rumah Sumber Energi) untuk pembelajaran IPA. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana pengembangan pembelajaran IPA materi sumber energi dan perubahannya dengan media pembelajaran RUBERGI (Rumah Sumber Energi) untuk kelas II SD? 2. Bagaimana kualitas pengembangan media media pembelajaran RUBERGI (Rumah Sumber Energi) untuk kelas II SD? 3. Bagaimana respon siswa terhadap media pembelajaran RUBERGI (Rumah Sumber Energi) untuk kelas II SD? 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah untuk mengembangkan pembelajaran IPA materi sumber energi dan perubahannya dengan media RUBERGI (Rumah Sumber Energi) untuk Kelas II SD.

6 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian yang akan dilaksanakan diharapkan memberikan beberapa manfaat diantaranya adalah: 1.5.1 Bagi Pendidik: 15.1.1 Sebagai masukan agar dapat menemukan alternatif media pembelajaran untuk mengatasi kesulitan siswa pada materi sumber energi dan perubahannya. 15.1.2 Adanya media RUBERGI diharapkan dapat memotivasi guru untuk lebih kreatif dalam membuat media pembelajaran IPA lainnya dan menerapkan pembelajaran IPA yang inovatif. 1.5.2 Bagi Peserta didik: 1.5.2.1 Hasil belajar dan motivasi terhadap minat belajar IPA pada peserta didik dapat ditingkatkan karena dengan menggunakan media pembelajaran RUBERGI akan lebih menarik pada mata pelajaran IPA. 1.5.3 Bagi Penulis: 1.5.3.1 Menambah pengetahuan, keterampilan dan pengalaman dalam mengembangkan media pembelajaran untuk bahan ajar IPA sehingga dapat bermanfaat bagi penulis sebagai calon pendidik nantinya. 1.6 Batasan Masalah 1.6.1 Pengembangan media yang digunakan adalah pengembangan media pembelajaran IPA menggunakan RUBERGI (Rumah Sumber Energi) dengan menggunakan model pengembangan Borg and Gall.

7 1.6.2 Materi penelitian dibatasi pada pokok bahasan macam-macam sumber energi kelas II SD. 1.6.3 Efektifitas media pembelajaran menggunakan RUBERGI (Rumah Sumber Energi) diukur dari hasil angket tentang respon siswa terhadap media pembelajaran. 1.6.4 Penelitian ini dilakukan di SD Muhammadiyah 9 Malang, yang beralamat di Jalan R. Tumenggung Suryo 5 Kota Malang. Waktu penelitian dan pengembangan dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Desember 2013. 1.7 Asumsi-asumsi Penelitian ini didasarkan pada asumsi-asumsi sebagai berikut: 1.7.1 Media pembelajaran yang dikembangkan mampu digunakan untuk memotivasi belajar dan meningkatkan konsentrasi belajar siswa. 1.7.2 Media pembelajaran disusun sesuai dengan Standart Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan materi pembelajaran IPA. 1.8 Batasan Istilah Batasan Istilah yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut: 1.8.1 Media merupakan alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima pesan. Suparman (dalam Fathurrohman dan Sutikno, 2007:65). 1.8.2 Pembelajaran merupakan upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan pembelajaran akan melibatkan siswa mempelajari sesuatu dengan cara yang efektif dan efisien (Muhaimin, Riyanto,2009:131).

8 1.8.3 RUBERGI merupakan salah satu media pembelajaran, sesuai dengan namanya, RUBERGI atau Rumah Sumber Energi adalah media pembelajaran yang menggambarkan tentang sumber energi yang terdapat disekitar kita. Pada media ini siswa akan belajar, mengetahui atau memahami sumber energi yang terdapat disekitar dan benda apa saja yang dapat menghasilkan energi yang dikemas dalam bentuk rumah. Adanya gambaran sumber energi yang berbentuk rumah akan memudahkan siswa mengetahui sumber energi yang terdapat di sekitar, khususnya benda-benda yang ada dirumah yang setiap hari mereka gunakan, sehingga dengan media ini akan memaksimalkan daya serap/ingat siswa dalam menerima informasi-informasi pelajaran IPA, khususnya pada materi sumber energi dan perubahannya. 1.8.4 IPA merupakan usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur yang benar, dan dijelaskan dengan penalaran yang sahih (valid) sehingga dihasilkan kesimpulan yang betul. Jadi, IPA mengandung tiga hal: proses, prosedur dan produk (Depdiknas, 2007). 1.8.5 Sekolah Dasar adalah sekolah tempat memperoleh pendidikan sebagai dasar pengetahuan untuk melanjutkan ke sekolah yg lebih tinggi. (Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III).