BAB I PENDAHULUAN. dari UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 sebagai Masterpiece of Oral and

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 DATA DAN ANALISA. 2.1 SUMBER DATA Adapun sumber data yang akan digunakan untuk proyek tugas akhir ini berasal dari :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tampil cantik dan modis dengan gaya elegan, feminine, atau simple kini dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Batik di Indonesia bukan merupakan sesuatu yang baru. Secara historis, batik

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara agar tetap dapat unggul. Menurut Nurimansyah (2011), daya saing

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan

BISNIS BATIK ONLINE STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Mata Kuliah Lingkungan Bisnis : AKHMAD DAHLAN NIM :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP DESAIN. pembuatan buku sebagai media sosialisasi, promosi serta publikasi, sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM: PECINTA BUDAYA BAJU BATIK MODERN REMAJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN BUDAYA BANGSA BIDANG KEGIATAN

1.6 Manfaat a. Melestarikan batik sebagai warisan kekayaan budaya indonesia. b. Menambah pengetahuan masyarakat tentang batik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diupayakan langkah-langkah ke arah peningkatan kualitas pendidikan, dari mulai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I GAMBARAN USAHA. India, Cina, Thailand, dan terakhir Malaysia, mengakui bahwa Seni Batik berasal

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

BAB1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. Batik merupakan suatu perpaduan antara seni (art) dan kerajinan (craft)

SAMBUTAN MENTERI PERDAGANGAN PADA ACARA HARI BATIK NASIONAL PEKALONGAN, 3 OKTOBER 2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Daerah penghasil batik banyak terdapat di pulau Jawa dan tersebar. di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Gambar sampul adalah hasil modifikasi gambar yang diambil dari kratonpedia.com

BAB I PENDAHULUAN. Budaya berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti buddhayah, yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. moneter yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 yang memberikan dampak sangat

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. GambarI.1 Teknik pembuatan batik Sumber: <

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keadaan Museum di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Total Penjualan di Negara Tujuan Ekspor Batik (Liputan 6.com, 2013) Negara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul MONUMEN BATIK SOLO Monumen Batik : Solo :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Definisi Batik

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad XVIII atau awal

BAB I PENDAHULUAN. Batik merupakan salah satu kain khas yang berasal dari Indonesia. Kesenian batik

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

Peran Serta Wanita dalam Melestarikan Kerajinan Batik Tulis Sri Hariyati Fitriasih & Sri Siswanti 6)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Penjelasan Judul Perancangan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek

PEREMPUAN LAWEYAN DALAM INDUSTRI BATIK DI SURAKARTA

PUSAT INFORMASI BATIK di BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai macam kesenian dan

PELESTARIAN BATIK SEBAGAI WARISAN BUDAYA DI KALANGAN SISWA SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kemanusiaan dari Indonesia yang merupakan budaya lisan dan nonbendawi oleh

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA PERESMIAN ACARA PESONA BATIK PESISIR UTARA JAWA BARAT. Di Hotel Sari Pan Pasific. Tanggal, 19 Mei 2016.

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang Eko Juliana Susanto, 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Tahun (Badan Pusat Statistik) Persentase.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut mata pencaharian, tenaga kerja, dan pendapatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diproduksi di berbagai daerah di Indonesia dengan motif yang berbedabeda.

IDENTIFIKASI PERSENTASE PRINTING, BATIK TULIS DAN BATIK CAP DI BLOK VIP International Batik Center (IBC) PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. tertentu ( diakses pada tanggal 12 Maret 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN. komoditas terbesar dari budaya Indonesia, karena batik mewariskan suatu nilai

MUSEUM WAYANG NUSANTARA DI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Melestarikan Budaya Dengan Membuka Usaha Galeri Batik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penelitian ini mengambil judul Perancangan Buku Referensi Karakteristik

BAB 1 PENDAHULUAN. Wayang merupakan kesenian asli Indonesia yang sudah diresmikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

Lokasi yang direkomendasikan Peruntukan lahan Zoning plan Rencana tapak Zona skematik Arsitektur bangunan Tata pamer Program ruang MUSEUM BATIK

BAB II MENGENAL BATIK TULIS TASIKMALAYA. mengenai pengertian batik. Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

2015 PENGARUH DIVERSIFIKASI PRODUK DAN PERSAINGAN TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA BATIK DI CIREBON

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sumartini, Penerapan Hasil Belajar "Mewarna Pada Kain Dan Serat" Dalam Praktikum Pewarnaan Batik

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. global. 1 Oleh sebab itu penting sekali bagi perusahaan untuk dapat menentukan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

Nama jenis produk kerajinan tekstil beserta gambar dan komentarnya

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di dunia internasional, batik Indonesia telah mendapatkan penghargaan dari UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity. Dalam hal ini UNESCO telah menganugerahkan penghargaan bahwa batik Indonesia adalah bagian dari budaya asli Indonesia. 1 Batik, sebagaimana namanya, mbatik, adalah ngêmban titik. Secara operasional berarti padat karya, karena membatik membutuhkan banyak tenaga kerja. Dari mulai mendesain, menggambar motif, membuka-tutup kain dengan malam, mewarnai, hingga memasarkan batik itu sendiri. Mbatik juga bisa berarti mbabaté sâkâ sithik. Membatik membutuhkan kesabaran luar biasa, mengingat membatik bersumber dari kata hati. Batik di Indonesia secara historis sudah dikenal sejak abad ke-18.batik ditulis pada daun lontar yang didominasi dengan motif bentuk binatang atau tanaman. Namun dalam perkembangannya, corak-corak tersebut beralih menjadi motif abstrak yang menyerupai awan, relief candi, wayang, cerita rakyat, dan sebagainya.selanjutnya melalui penggabungan corak dan teknik muncul seni batik tulis seperti yang dikenal saat ini. 2 Corak dan warna batik tradisional sangat bervariasi macamnya sesuai dengan filosofi dan budaya yang beragam di tiap-tiap daerah.khasanah budaya 1 Dialog Budaya & Gelar Seni YogyaSemesta Seri-26: Komunitas Budaya YogyaSemesta, 2 http://museumtekstiljakarta.com/2012/03/01/batik-warisan-budaya-indonesia/ 1

2 Indonesia yang begitu kaya telah mendorong lahirnya berbagai corak dan jenis batik tradisional dengan ciri tersendiri.jadi walaupun batik berasal dari bahasa Jawa, namun sebenarnya tradisi membatik telah tersebar lebih dahulu di berbagai wilayah Nusantara seperti, Toraja, Flores, Halmahera, dan Papua.Corak batik juga mendapat pengaruh dari luar yang dibawa oleh pedagang asing, seperti bangsa China, ataupun pengaruh dari bangsa Belanda. Corak batik yang beragam ini dibuat dengan teknik penulisan di atas sehelai bahan berwarna putih yang terbuat daru kapas atau sering disebut kain mori.motif batik dibentuk dengan cairan lilin (malam) dengan menggunakan alat yang dinamakan canting sehingga cairan lilin meresap ke dalam serat kain. Kain tersebut kemudian dicelup dengan warna yang diinginkan, dengan beberapa kali proses pewarnaan. Dengan teknik seperti ini, akan menghasilkan kain yang disebut Batik Tulis. Di era modernisasi ini, batik telah berkembang menjadi sebuah industri, batik tradisional bersaing di pasar global dengan batik modern, yang mengembangkan teknik pembuatan batik cap dan batik print. Seirama dengan perkembangan budaya, proses pembuatan batik ini lebih modern, pembuatannya tidak menggunakan teknik tradisional canting dan malam seperti batik tulis. Seperti telah disinggung di depan, menurut penelitian Dosen Universitas Islam Batik Surakarta (UNIBA) Ir. Solichul HA Bakri bersama delapan orang lainnya tentang "Potensi Industri Perbatikan di Kampung Batik Laweyan", menyatakan bahwa perkembangan produksi kesenian batik di daerah Laweyan yang menjadi sentra pembuatan batik di kota Solo yang telah berlangsung sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu telah mengalami stagnan

3 kalau tidak boleh dibilang anjlok produktifitasnya. Dan hasil survei lapangan kemerosotan itu disebabkan oleh minimnya regenerasi dalam dunia batik dan inovasi dalam motif 3. Proses regenerasi di kalangan pembatik mengalami hambatan karena generasi muda enggan meneruskan kegiatan industri perbatikan. Padahal, mereka berasal dari keturunan pengusaha batik. Mereka lebih suka memilih karier profesional di luar batik, seperti menjadi dokter, pengacara, dosen, artis, atau pengusaha di bidang lain 4. Persepsi tentang proses kerja membatik dimana membatik membutuhkan kesabaran, ketekunan dan dedikasi yang tinggi terhadap pekerjaannya. Disamping itu harus cermat dan konsentarsi pada pola yang sudah ditentukan sehingga ciri khas batikan sesuai dengan ciri suatu pola tertentu. Hal inilah yang menyebabkan generasi muda enggan untuk terjun sebagai tenaga pembatik. 5 Buku merupakan media komunikasi yang memiliki peran yang sangat penting, baik sebagai penyampai informasi maupun ilmu pengetahuan.dengan semakin berkembangnya teknologi informasi dan ilmu pengetahuan, semakin mudah informasi didapatkan. Televisi, internet, radio serta media cetak lainnya seperti surat kabar dan majalah dapat memberikan informasi yang di butuhkan. Namun demikian, hal ini tidak dapat menggeser peranan buku sebagai media komunikasi. Beberapa kelebihan buku di bandingkan dengan media lain seperti film, atau media cetak yang lain adalah buku mampu mengupas lebih dalam topik yang 3 Kardiyanto,Wawan. Solo kota seni batik,mungkinkah?. Solo. 2005 4 Ibid. 5 Sutrisno, Tinjauan Sosial Terhadap Kurangnya Tenaga Pembatik Pada Industri Batik, Semarang; Universitas Negeri Semarang, 2012

4 akan dibahas tanpa keterbatasan waktu. Terlebih ketika hal yang dibicarakan meliputi sejarah, dan buku dapat di koleksi dan disimpan dalam jangka waktu yang lama dan dapat di pelajari secara berulang-ulang. Buku memiliki kemampuan untuk membuka suatu wacana pemikiran baru, pemahaman baru mengenai apa yang di paparkan di dalamnya. Selain itu buku ini juga memiliki kekuatan untuk merubah pola pikir target audiencenya, dalam konteks perancangan ini dapat merubah persepsi mengenai seni membatik selama ini kepada remaja. Perkembangan dunia anak muda terutama remaja saat ini begitu pesat.dunia remaja memang selalu menarik untuk dibahas.banyak alasan mengapa dunia yang satu ini selalu menarik untuk dibahas, karena semua pihak selalu menyetujui bila masa remaja adalah masa penting dalam kehidupan mereka masing-masing.masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa. Pada masa-masa ini input dari luar sangatlah berpengaruh bagi perkembangan remaja. Peran orang-orang disekitarnya sangatlah penting bagi perkembangan karakter si remaja tersebut. Peran perkembangan teknologi pun sama pentingnya dalam perkembangan mereka. Seiring dengan kemajuan teknologi, remaja semakin dimudahkan dalam mengakses informasi. Apapun dapat di akses oleh mereka, dari yang baik sampai yang buruk. Bimbingan dan informasi yang baik sangatlah diperlukan oleh mereka.salah satu nya lewat media informasi yang bisa mereka akses adalah dari buku. Hampir seluruh remaja, terutama remaja di kota kota besar pasti mengakses media ini. Setelah melakukan wawancara dengan pendiri dari Yayasan Batik Jawa

5 Barat yaitu Ibu Ken Atik.Diketahui terdapat masalah tentang kerajinan batik Jawa Barat ini. Beliau menuturkan bahwa batik Jawa Barat ini kurang popular dibandingkan dengan batik batik yang umumnya dari Jawa Tengah.Dari masalah tersebut beliau ingin membuat sebuah buku promosi yang menginformasikan tentang batik Jawa Barat ini kepada masyarakat terutama remaja.dengan tujuan untuk mempromosikan batik Jawa Barat ini kepada masyarakat khususnya remaja, supaya mereka mengenal, mencintai dan mengapresiasi kesenian yang juga bagian dari sejarah negara ini. Serta sebagai sarana edukasi bagi anak remaja yang ingin mempelajari kesenian ini. Buku esai fotografi ini adalah sebagai salah satu langkah awal bagi dunia perindustrian batik khususnya batik tulis Jawa Barat, untuk mempromosikan keseniannya serta produk-produk yang dihasilkan kepada para remaja tentang kesenian membatik itu sendiri. Pendekatan secara komunikasi visual dengan menggunakan foto serta gambar bertujuan untuk memaparkan realita kehidupan mereka apa adanya, serta menciptakan sebuah pemikiran baru tentang kesenian membatik ini di kalangan remaja. Dan desain perancangan buku itu harus mempunyai tema yang jelas supaya tidak mengurangi nilai etika dan estetika yang sudah ada. Bertolak dari uraian yang penulis kemukakan maka penting untuk merancang sebuah buku esai foto ini sebagai media promosi kesenian batik Jawa Barat dikarenakan masih kurangnya informasi tentang kesenian membatik ini di kalangan anak remaja.

6 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat di identifikasikan bahwa terdapat beberapa masalah masih minimnya pengetahuan tentang kerajinan batik khas Jawa Barat, serta berkembangnya persepsi dikalangan remaja terhadap batik. Dengan mengangkat kegiatan seni membatik ini, diharapkan perancangan buku foto esai yang komunikatif dan edukatif ini mampu mengenalkan kesenian batik khas jawa barat kepada para remaja dan masyarakat pada umumnya. 1.3. Rumusan Masalah Terkait dengan latar belakang yang telah diuraikan untuk mempertajam ruang lingkup masalah penulis merumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimana merancang sebuah buku foto esai yang komunikatif dan edukatif ditinjau dari aspek desain visual yang baik dan benar tanpa mengurangi nilai estetika yang ada? 1.4. Batasan Masalah Pembatasan permasalahan dibatasi hanya pada objek perancangan mengenai pengrajin batik tulis Jawa Barat dan mengaplikasikannya pada media yang akan digunakan berupa buku feto esai. 1.5. Tujuan Perancangan Ada pun tujuan dari perancangan skripsi aplikatif ini yaitu untuk mengetahui bagaimana merancang sebuah buku foto esai yang komunikatif dan edukatif ditinjau dari aspek desain visual yang baik dan benar tanpa mengurangi nilai estetika.

7 1.6. Manfaat Perancangan Adapun manfaat perancangan Tugas akhir adalah : 1. Manfaat akademis : a) Bagi dunia pendidikan (khusunya Komunikasi Visual Universitas Mercu Buana), perancangan ini diharapkan memberikan manfaat atau sumbangan secara teoritis, mengenai konsep berfikir, tata cara, dan teknik pembuatan buku foto esai. 2. Manfaat Praktis : a) Bagi seni membatik sendiri, Buku foto esai ini diharapkan dapat membuka pemikiran para anak muda di Indonesia tentang kesenian membatik, sehingga regenerasi pembatik akan terus berkembang. b) Bagi penulis, perancangan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pengetahuan dan pengalaman dalam bidang fotografi dan desain layout. Dimana kesemuanya itu nantinya dapat menjadi bekal keahlian dalam menghadapi dunia kerja.