METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN. 3. Zat additif yaitu berupa larutan ISS 2500 (ionic soil stabilizer).

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar, Lampung Selatan.

III. METODE PENELITIAN. paralon sebanyak tiga buah untuk mendapatkan data-data primer. Pipa

III. METODE PENELITIAN. Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung Rawa Sragi,

III. METODE PENELITIAN. 2. Air yang berasal dari Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah berbutir halus dari Yoso Mulyo,

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung berpasir ini berada di desa

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini sampel tanah yang digunakan adalah jenis tanah organik

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung lunak ini berada di Rawa Seragi,

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lanau yang diambil dari Desa

METODE PENELITIAN. tanah yang diambil yaitu tanah terganggu (disturb soil) dan tanah tidak

METODE PENELITIAN. tanah yang diambil yaitu tanah terganggu (disturb soil) dan tanah tidak

METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah liat dari Yosomulyo, Kecamatan

METODE PENELITIAN. Blok I A Karang Anyar, Lampung Selatan. Pengambilan sampel tanah menggunakan tabung besi. Tabung ditekan

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung lunak yang diambil dari

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, pertama melakukan pengambilan sampel tanah di

III. METODE PENELITIAN. yang diambil adalah tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah yang telah

METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan pada penelitian kali ini antara lain, adalah : 6. Mesin pencetak paving block dengan sistem getaran

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah tidak terganggu (undistrub soil).

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah Pasir ini berada di Kecamatan Pasir Sakti,

METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari daerah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung lunak (soft clay) yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. ini seperti mengumpulkan hasil dari penelitian terdahulu yang berkaitan

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah terganggu (disturbed soil) yaitu

III. METODE PENELITIAN. yang berasal dari Sukarame, Bandar Lampung. Serta cornice adhesive atau

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan adalah tanah lempung yang terdapat yang. 1. Lokasi : Desa Margakaya, Jati Agung, Lampung Selatan

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung lempung lunak dari Rawa

METODE PENELITIAN. daerah Rawa Sragi, Lampung Timur. Lokasi pengujian dan pengambilan. sampel tanah dapat dilihat pada Gambar 5

III. METODOLOGI PENELITIAN. panjang, dengan panjang = 18 cm, Lebar = 9 cm, dan tebal = 4,5 cm.

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung yang diambil dari

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai, maka diperlukan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung (soft clay) yang

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah berbutir halus yang. diambil dari Desa Yoso Mulyo, Kecamatan Metro Timur, Metro.

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang. diambil dari Desa Yosomulyo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro.

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari Desa Pasir

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada industri paving block di way kandis Bandar

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah tanah yang diambil dari Desa Rawa

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

METODE PENELITIAN. Lampung yang telah sesuai dengan standarisasi American Society for Testing

III. METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah

1 Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung lunak (soft cly) 2 Abu sekam padi diperoleh dari pembakaran sekam padi.

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung/tanah liat dari YosoMulyo,

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar Lampung Selatan

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengamatan dan pengambilan sampel tanah pada penelitian ini

METODOLOGI PENELITIAN. berasal dari Desa Karang Anyar, Lampung Selatan. Tanah yang digunakan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari daerah

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung

III. METODE PENELITIAN. 1 Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lanau yang berasal dari. Desa Yoso Mulyo, Kecamatan Metro Timur

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari Desa

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari Desa

METODE PENELITIAN. Pada penelitian paving block campuran tanah, fly ash dan kapur ini digunakan

BAB VI PLASTIS LIMIT DAN LIQUID LIMIT. a. Craig, RF. Mekanika Tanah. BAB I Klasifikasi Dasar Tanah : Plastisitas Tanah Berbutir Halus.

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

III. METODOLOGI PENELITIAN. melakukan penelitian di laboratorium. Persiapan penelitian terdiri dari:

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

UJI BATAS BATAS ATTERBERG ASTM D

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang

III. METODE PENELITIAN. Lampung Timur dengan titik koordinat lintang (-5 o 71 84,26 ) dan bujur

BAB III METODOLOGI. langsung terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi. Teweh Puruk Cahu sepanajang 100 km.

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Sampel tanah yang digunakan adalah tanah lempung yang berasal dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian pada tugas akhir ini bersifat research di laboratorium

Pada percobaan ini alat-alat yang digunakan adalah

HASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Uraian Umum

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENGUJIAN HUBUNGAN ANTARA KADAR AIR DAN KEPADATAN PADA CAMPURAN TANAH SEMEN

` METODE PENELITIAN. Adapun bahan penelitian sebagai berikut : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah yang berasal dari daerah

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung

METODE PENGUJIAN KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH

BAB III METODOLOGI. terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KOMPOSISI TANAH. Komposisi Tanah 2/25/2017. Tanah terdiri dari dua atau tiga fase, yaitu: Butiran padat Air Udara MEKANIKA TANAH I

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN ANALISIS

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Pengambilan sampel tanah lempung dan pasir. 2. Persiapan alat. Pengujian Pendahuluan (ASTM D422-63)

Cara uji kepadatan ringan untuk tanah

Gambar 3.1 Bagan Alir penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. yang berasal dari daerah Karang Anyar, Lampung Selatan yang berada pada

Cara uji penentuan batas plastis dan indeks plastisitas tanah

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

Praktikum 3 : CBR (CALIFORNIA BEARING RATIO)

Revisi SNI Daftar isi

METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI

TATA CARA PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI KUAT TEKAN DAN LENTUR TANAH SEMEN DI LABORATORIUM

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

L 01 UJI KLASIFIKASI

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS CAMPURAN TANAH SEMEN

Transkripsi:

27 III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari daerah Karang Anyar Lampung Selatan 2. Kapur yang akan dicampurkan dengan tanah lempung adalah kapur bangunan. 3. Air yang berasal dari Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik Universitas Lampung B. Metode Pengambilan Sampel Pengambilan sampel tanah menggunakan tabung pipa paralon sebanyak tiga buah untuk mendapatkan data-data primer. Pipa ditekan perlahan-lahan sampai kedalaman 50 cm, kemudian diangkat ke permukaan sehingga terisi penuh oleh tanah dan ditutup dengan plastik agar terjaga kadar air aslinya. Sampel yang sudah diambil ini selanjutnya digunakan sebagai sampel untuk pengujian awal, dimana sampel ini disebut tanah tidak terganggu.

28 Kapur yang digunakan adalah kapur yang umum digunakan untuk bangunan, kapur diperoleh dari toko-toko bangunan. C. Pelaksanaan Pengujian Pelaksanaan pengujian dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik Universitas Lampung. Adapun pengujian-pengujian tersebut adalah sebagai berikut: Pengujian Sifat Fisik Tanah Antara lain : a. Pengujian Kadar Air b. Pengujian Berat Jenis c. Pengujian Batas Atterberg d. Pengujian Berat Volume e. Pengujian Analisa Saringan f. Pengujian Pemadatan Tanah Melakukan uji kuat tekan dan porositas 1. Pengujian Sifat Fisik Tanah Pengujian sifat fisik tanah dilakukan berdasarkan Standar PB 0110 76 atau ASTM D-4318. Pengujian-pengujian yang dilakukan antara lain : a. Uji Kadar Air Pengujian bertujuan untuk mengetahui kadar air sampel tanah yaitu perbandingan antara berat air dengan berat tanah kering.

29 Cara Kerja berdasarkan ASTM D-2216 : 1. Menimbang cawan yang akan digunakan dan memasukkan benda uji kedalam cawan dan menimbangnya. 2. Memasukkan cawan yang berisi sampel ke dalam oven dengan suhu 110 o C selama 24 jam. 3. Menimbang cawan berisi tanah yang sudah di oven dan menghitung prosentase kadar air. b. Uji Berat Jenis Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis tanah yang lolos saringan No. 200 dengan menggunakan labu ukur. Cara kerja berdasarkan ASTM D -854 : 1. Menyiapkan benda uji dan mengoven pada suhu 60 o C sampai dapat digemburkan atau dengan pengeringan matahari. 2. Mendinginkan tanah dengan Desikator lalu menyaring dengan saringan No. 200 dan apabila tanah menggumpal ditumbuk lebih dahulu. 3. Mencuci labu ukur dengan air suling dan mengeringkannya. 4. Menimbang labu tersebut dalam keadaan kosong. 5. Mengambil sampel tanah antara 25 30 gram. 6. Memasukkan sampel tanah kedalam labu ukur dan menambahkan air suling sampai menyentuh garis batas labu ukur. 7. Mengeluarkan gelembung-gelembung udara yang terperangkap di dalam butiran tanah dengan menggunakan pompa vakum.

30 8. Mengeringkan bagian luar labu ukur, menimbang dan mencatat hasilnya dalam temperatur tertentu. c. Uji Batas Atterberg Maksud dan tujuan dari batas-batas atterberg adalah untuk menentukan angka-angka konsestensi atterberg yaitu : Batas susut / Shringkage limit (Ws) Batas plastis / Plastis limit ( Wp) Batas cair / liquid limit ( WL) Tujuan uji ini adalah untuk mengklasifikasikan tanah berbutir halus. Batas Cair (Liquid Limit) Tujuan pengujian ini adalah untuk menentukan kadar air suatu jenis tanah pada batas antara keadaan plastis dan keadaan cair. Cara kerja berdasarkan ASTM D 4318-00 : a. Mengayak sampel tanah yang sudah dihancurkan dengan menggunakan saringan no. 40. b. Mengatur tinggi jatuh mangkuk Casagrande setinggi 10 mm. c. Mengambil sampel tanah yang lolos saringan no. 40 sebanyak 150 gram, kemudian diberi air sedikit demi sedikit dan aduk hingga merata, kemudian dimasukkan kedalam mangkuk casagrande dan meratakan permukaan adonan sehingga sejajar dengan alas.

31 d. Membuat alur tepat ditengah-tengah dengan membagi benda uji dalam mangkuk cassagrande tersebut dengan menggunakan grooving tool. e. Memutar tuas pemutar sampai kedua sisi tanah bertemu sepanjang 13 mm sambil menghitung jumlah ketukan dengan jumlah ketukan harus berada diantara 10 40 kali. f. Mengambil sebagian benda uji di bagian tengah mangkuk untuk pemeriksaan kadar air dan melakukan langkah kerja yang sama untuk benda uji dengan keadaan adonan benda uji yang berbeda sehingga diperoleh 4 macam benda uji dengan jumlah ketukan yang berbeda yaitu 2 buah dibaah 25 ketukan dan 2 buah di atas 25 ketukan. Setelah melakukan pengujian sesuai prosedur, maka dilakukan perhitungan untuk menganalisa hasil uji batas cair. Berbagai tahapan yang dilakukan dalam perhitungan uji batas cair adalah sebagai berikut : Menghitung kadar air masing-masing sampel tanah sesuai jumlah pukulan. Membuat hubungan antara kadar air dan jumlah ketukan pada grafik semi logritma, yaitu sumbu x sebagai jumlah pukulan dan sumbu y sebagai kadar air. Menarik garis lurus dari keempat titik yang tergambar. Menentukan nilai batas cair pada jumlah pukulan ke 25.

32 Batas Plastis (Plastic limit) Tujuannya adalah untuk menentukan kadar air suatu jenis tanah pada keadaan batas antara keadaan plastis dan keadaan semi padat. Cara kerja berdasarkan ASTM D 4318 : a. Mengayak sampel tanah yang telah dihancurkan dengan saringan no. 400. b. Mengambil sampel tanah kira-kira sebesar ibu jari kemudian digulung-gulung di atas plat kaca hingga mencapai diameter 3 mm sampai retak-retak atau putus-putus. c. Memasukkan benda uji ke dalam container kemudian ditimbang. d. Menentukan kadar air benda uji. Perhitungan : Nilai batas plastis adalah kadar air rata-rata dari ketiga benda uji Plastis Indeks (PI) : PI = LL PL d. Uji Berat Volume Sesuai dengan ASTM D-2937, pengujian ini bertujuan untuk menentukan berat volume tanah basah dalam keadaan asli (undisturb sample), yaitu perbandingan antara berat tanah dan volume tanah. Cara Kerja : 1. Membersihkan dan menimbang ring contoh. 2. Memberikan oli pada ring contoh agar tanah tidak melekat pada ring.

33 3. Mengambil sampel tanah dengan menekan ring ke dalam smpel tanah sehingga ring masuk ke dalam sampel tanah. 4. Meratakan permukaan tanah dengan pisau. 5. Menimbang ring dan tanah. Perhitungan : Berat ring (Wc) Volume ring bagian dalam (V) Berat ring dan tanah (Wcs) Berat tanah (W) = Wcs Wc Berat volume (γ) W (gr/cm 3 atau t/m 3 ) V e. Uji Analisa Saringan Tujuan pengujian analisis saringan adalah untuk mengetahui persentasi butiran tanah dan susunan butiran tanah (gradasi) dari suatu jenis tanah yang tertahan di atas saringan No. 200 (Ø 0,075 mm). Langkah Kerja : 1. Mengambil sampel tanah sebanyak 500 gram, memeriksa kadar airnya. 2. Meletakkan susunan saringan di atas mesin penggetar dan memasukkan sampel tanah pada susunan yang paling atas kemudian menutup rapat.

34 3. Mengencangkan penjepit mesin dan menghidupkan mesin penggetar selama kira-kira 15 menit. 4. Menimbang masing-masing saringan beserta sampel tanah yang tertahan di atasnya. Jika prosedur di atas telah dilaksanakan dengan benar dan secara berurut maka langkah selanjutnya adalah menganalisa hasil uji analisa saringan dari data uji laboratorium yang didapat berikut adalah perhitungan analisa saringan : Berat masing-masing saringan (Wci). Berat masing-masing saringan beserta sampel tanah yang tertahan di atas saringan (Wbi). Berat tanah yang tertahan (Wai) = Wbi Wci. Jumlah seluruh berat tanah yang tertahan di atas saringan ( Wai Wtot). Persentase berat tanah yang tertahan di atas masing-masing saringan : Pi Wbi Wci W total x100% Persentase berat tanah yang lolos masing-masing saringan (q) : qi 100% pi% q 11 qi p i 1 Dimana : i = l (saringan yang dipakai dari saringan dengan diameter maksimum sampai saringan No. 200)

35 f. Uji Pemadatan Tanah Modified Tujuannya adalah untuk menentukan kepadatan maksimum tanah dengan cara tumbukan yaitu dengan mengetahui hubungan antara kadar air dengan kepadatan tanah. Cara kerja berdasarkan ASTM D 698-78 : 1. Penambahan air a. Mengambil tanah sebanyak 12,5 kg dengan menggunakan karung goni lalu dijemur b. Setelah kering tanah yang masih menggumpal dihancurkan dengan tangan c. Butiran tanah yang telah terpisah diayak dengan saringan No. 4 d. Butiran tanah yang lolos saringan No. 4 dipindahkan atas 5 bagian, masing-masing 2,5 kg, masukkan masing-masing bagian kedalam plastik dan ikat rapat-rapat. e. Mengambil sebagian butiran tanah yang mewakili sampel tanah untuk menentukan kadar air awal f. Mengambil tanah seberat 2,5 kg, menambahkan air sedikit demi sedikit sambil diaduk dengan tanah sampai merata. Bila tanah yang diaduk telah merata, dikepalkan dengan tangan. Bila tangan dibuka, tanah tidak hancur dan tidak loengket ditangan. g. Setelah dapat campuran tanah, mencatat berapa cc air yang ditambahkan untuk setiap 2,5 kg tanah, penambahan air dilakukan dengan selisih 3 %.

36 h. Penambahan air untuk setiap sampel tanah dalam plastik dapat dihitung dengan rumus : i. Wwb = j. W = Berat tanah k. Wb = Kadar air yang dibutuhkan l. Penambahan air : Ww = Wwb Wwa m. Sesuai perhitungan, lalu melakukan penambahan air setiap 2,5 kg sampel diatas pan dan mengaduknya sampai rata dengan tembok pengaduk 2. Pemadatan tanah a. Menimbang mold standar beserta alas b. Memasang coller pada mold, lalu meletakkannya di atas papan. c. Mengambil salah satu sampel yang telah ditambahkan air sesuai dengan penambahannya d. Dengan modified proctor, tanah dibagi kedalam 5 bagian. Bagian pertama dimasukkan kedalam mold, ditumbuk 25 kali sampai merata. Dengan cara yang sama dilakukan pula untuk bagian kedua, ketiga, keempat dan kelima, sehingga bagian kelima mengisi sebagian collar (berada sedikit diatas bagian mold). e. Melepaskan coller dan meratakan permukaan tanah pada mold dengan menggunakan pisau pemotong f. Menimbang mold berikut alas dan tanah didalamnya

37 g. Mengeluarkan tanah dari mold dengan extruder, ambil bagian tanah (alas dan bawah) dengan menggunakan 2 container untuk pemeriksaan kadar air (w) h. Mengulangi langkah kerja b.2 sampai b.7 untuk sampel tanah lainnya, maka akan didapatkan 6 data pemadatan tanah Perhitungan kadar air : Berat cawan + berat tanah basah = W1 (gr) Berat cawan + berat tanah kering = W2 (gr) Berat air = W1 W2 (gr) Berat cawan = Wc (gr) Berat tanah kering = W2 Wc (gr) Kadar air (w) = Perhitungan berat isi : Berat mold = Wm (gr) Berat mold + sampel = Wms (gr) Berat tanah (W) = Wms Wm (gr) Volume mold = V (cm 3 ) Berat volume = W/V (gr/cm 3 ) Kadar air (w) Berat volume kering : γd = Berat volume zero air void ( γz ) γz =

38 2. Pengujian Kuat Tekan dan Porositas a. Uji Kuat Tekan Pengujian kuat tekan pada paving block adalah untuk mendapatkan besarnya beban tekan maksimum yang bisa diterima oleh paving block. Alat uji yang digunakan adalah mesin desak. Pengujian ini dapat dilakukan dengan meletakkan benda uji pada alat uji dimana dibawah dan diatas benda uji diletakkan pelat baja kemudian jalankan mesin desak dan dicatat gaya tekan maksimumnya. Kuat tekan paving block dihitung dengan menggunakan persamaan : Kuat tekan = Dimana : P = beban hancur L = Luas bidang tekan (cm ²) b. Pengujian daya serap air Pengujian ini mengacu pada ASTM C-20-00-2005 tentang prosedur pengujian, dimana bertujuan untuk menentukan besarnya persentase air yang terserap oleh sampel yang direndam dengan perendaman selama 24 jam. Perhitungan : Daya serap air dirumuskan sebagai berikut : daya serap air (%) = x 100%

39 dimana : mb = massa basah benda uji (gr) mk = massa kering benda uji (gr) D. Urutan Prosedur Penelitian 1. Uji Sifat Fisik tanah Uji fisik dilakukan dengan beberapa tujuan diantaranya : Dari hasil pengujian percobaan kadar air, berat jenis, batas atterberg, berat volume dan analisis saringan untuk tanah asli ( 0 % ) digunakan untuk mengklasifikasikan tanah berdasarkan klasifikasi tanah AASHTO Dari data hasil pengujian pemadatan tanah untuk sampel tanah asli (0%), grafik hubungan berat volume kering dan kadar air untuk mendapatkan nilai kadar air kondisi optimum. Data pengujian pemadatan berupa grafik hubungan berat volume kering dan kadar air untuk mendapatkan kadar air kondisi optimum untuk sampel tanah lempung dan kapur. 2. Pencampuran material bahan Kapur dicampur dengan tanah lempung yang telah tertahan saringan no.200 (0.075 mm). Persentase kapur yang akan dicampur adalah 6%, 8% dan 10%. Pencampuran sampel dilakukan dengan cara mengaduk tanah dan kapur hingga merata pencampuran dilakukan di dalam wadah dengan memberi penambahan air dan kapur harus benar-benar menyatu dengan tanah liat secara merata.

40 Berikut ini tabel variasi komposisi campuran : Tabel 3.1 Variasi Campuran Campuran Berat total Tanah Lempung Kapur (Kg) (%) (%) A 94 6 B 2500 92 8 C 90 10 Banyaknya air yang digunakan didapat dari pengujian kadar air optimum. 3. Pencetakan Paving Block Setelah campuran teraduk dengan rata dilakukan pencetakan paving block. Banyaknya sampel yang dicetak, dapat dilihat pada tabel 3.2 : Tabel 3.2 Banyaknya Sampel Masing-Masing Variasi Campuran Uji Kuat Tekan Porositas Tanpa Bakar (Sampel) Pasca Bakar (Sampel) (Sampel) A 9 9 9 B 9 9 9 C 9 9 9 Kriteria Paving block yang akan dibuat sebagai berikut : a. Paving block yang akan dibuat adalah paving block persegi panjang. b. Ukuran paving block yang akan dibuat yaitu dengan lebar 100 mm, panjang 200 mm dan dengan ketebalan 60 mm c. Paving block akan diperuntukkan untuk jalan lingkungan maka nilai kuat tekan yang dikehendaki ialah sebesar 170 kg/cm 2 200 kg/cm 2.

41 4. Pengeringan dan Pemeraman Paving Block Proses pengeringan paving block dilakukan secara bertahap agar panas dari sinar matahari tidak jatuh secara langsung dengan memasang penutup plastik. Proses pengeringan dengan panas sinar matahari terlalu menyengat dapat mengakibatkan retakan-retakan pada paving block. Jika paving block sudah kering paving block dibalik. Proses pengeringan ini dilakukan selama 1 hari, kemudian dilakukan pemeraman selama 7, 14 dan 28 hari. 5. Pembakaran Paving Block Pembakaran bertujuan untuk mendapatkan sampel yang bersifat tidak berubah bentuknya, keras, cukup kuat menahan beban, tahan air, padat dan tahan terhadap pengaruh cuaca lainnya. Pembakaran dilakukan selama 2x24 jam pada masing-masing campuran, sampel dibakar setelah masa pemeraman 7, 14 dan 28 hari. Setelah sampel dibakar maka suhu harus dinomalisasi terlebih dahulu. 6. Pengujian Kuat Tekan Pengujian kuat tekan pada paving block adalah untuk mendapatkan besarnya beban tekan maksimum yang bisa diterima oleh paving block. Alat uji yang digunakan adalah mesin desak. Pengujian ini dapat dilakukan dengan meletakkan benda uji pada alat uji dimana dibawah dan diatas benda uji diletakkan pelat baja kemudian jalankan mesin desak dan dicatat

42 gaya tekan maksimumnya. Uji kuat tekan dilakukan pada masa pemeraman 7 hari, 14 hari dan 28 hari. 7. Pengujian daya serap air Sebelum dilakukan uji porositas, sampel direndam dalam air selama 24 jam. Porositas sendiri merupakan persentase perbandingan antara selisih massa basah dengan massa kering. E. Analisis Hasil Penelitian Semua hasil yang didapat dari pelaksanaan penelitian akan ditampilkan dalam bentuk tabel, grafik hubungan serta penjelasan-penjelasan yang didapat dari : 1. Hasil yang didapat dari pengujian sampel tanah asli ( 0 % ) ditampilkan dalam bentuk tabel dan digolongkan berdasarkan sistem klasifikasi tanah AASHTO. 2. Pencampuran tanah lempung dan kapur hasil pengujian setelah pemeraman 7 hari pada perubahan nilai dari parameter pengujian batas batas atterberg dan pengujian berat jenis sebagai berikut : a. Pada hasil pengujian berat jenis dengan membandingkan nilai berat jenis sampel pada masing-masing perilaku akan didapatkan penjelasan perbandingan antara pengaruh masing-masing sampel yang komposisi berbeda terhadap nilai berat jenisnya yang disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. b. Dari hasil pengujian batas cair dan batas plastis (batas atterberg) didapatkan hasil pengujian yang di tampilkan dalam bentuk tabel dan

43 grafik, dengan cara membandingkan nilai batas cair dan batas plastis sampel pada masing-masing prilaku. Dari tabel dan grafik nilai batas cair dan batas plastis tersebut. c. Dari hasil perendaman untuk mengetahui daya serap air paving block didapatkan hasil yang ditampilkan dalam bentuk tabel. d. Dari hasil pengujian kuat tekan didapatkan hasil pengujian yang ditampilkan bentuk tabel dan grafik kuat tekan rata-rata paving block dari komposisi masing-masing. 4 Dari seluruh analisis hasil penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan berdasarkan tabel dan grafik yang telah ada terhadap hasil penelitian yang didapat.

44 Mulai Pengambilan Sampel Tanah Asli Pengujian Sifat Fisik Tanah Asli : 1. Berat Jenis 3. Analisa Saringan 2. Batas atterberg 4. Kadar Air Cek Syarat Tanah Lempung Ya Pembuatan Benda Uji : 1. 94% Tanah + 6% Kapur 2. 92% Tanah + 8% Kapur 3. 90% Tanah + 10% Kapur Tidak Pencetakan sampel paving block Pemeraman selama 7, 14, dan 28 hari Uji Kuat Tekan Sampel Sebelum Pembakaran Pembakaran Sampel Paving Block 1. perendaman selama 24 jam 2. Uji Daya Serap Air Uji Kuat Tekan Analisis Hasil Kesimpulan Selesai Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian