WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : D

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E

PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 77 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAMBI

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA KEDIRI

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BALIKPAPAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BUPATI KETAPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 80 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA TEGAL

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN KABUPATEN TUBAN

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 2 TAHUN : 2010 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PEMERINTAH KOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2009

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

WALIKOTA TEGAL PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL NOMOR 1 TAHUN22014 TENTANG

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 72 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANJAR dan BUPATI BANJAR

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BATU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 13 TAHUN 2011

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

PEMERINTAH KABUPATEN BONDOWOSO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA KEDIRI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN KUDUS

BUPATI BOMBANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2010 PEMBENTUKAN ORGANISASI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BANDUNG

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Bulungan.

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

GULANG BENCANA BENCAN DAERAH KABUPATEN KABUPATE MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI RAWAS,

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA MEDAN

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJARBARU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH TAHUN 2010 NOMOR 14 PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 83 TAHUN 2017

PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR: 10 TAHUN 2010

BUPATI JAYAPURA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 4 TAHUN 2011

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 5 TAHUN 2010 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

RANCANGAN (disempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2014 T E N T A N G

BUPATI REMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PINRANG NOMOR : 2 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PINRANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

Transkripsi:

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR, Menimbang : a. bahwa dengan telah ditetapkannya Peraturan Daerah Kota Banjar Nomor 10 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Daerah Kota Banjar Nomor 11 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Banjar dan dalam rangka Penataan Kelembagaan salah satunya Penataan Peraturan Walikota tentang Tugas Pokok, Fungsi, maka Peraturan Walikota Banjar Nomor 41 Tahun 2010 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Unsur Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Banjar perlu disempurnakan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, maka Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Unsur Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Banjar perlu diatur dengan Peraturan Walikota; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kota Banjar di Provinsi Jawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4246); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 4. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723); Jalan Siliwangi KM 03 Telp (0265) 744800 Fax (0265) 747131 Kota Banjar 1

5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4750); 8. Peraturan Pemerintah 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4828); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 43, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 4829); 10. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana; 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah; 12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 56 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah; 13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah; 14. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pedoman Pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah; 15. Peraturan Daerah Kota Banjar Nomor 7 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Kota Banjar (Lembaran Daerah Kota Banjar Tahun 2008 Nomor 7 Seri E); 16. Peraturan Daerah Kota Banjar Nomor 11 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Banjar sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Daerah Kota Banjar Nomor 10 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kota Banjar Nomor 11 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Banjar; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJAR. 2

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan : 1. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah Kota Banjar. 2. Daerah adalah Kota Banjar. 3. Walikota adalah Walikota Banjar. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah DPRD Kota Banjar. 5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Banjar. 6. Badan adalah Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Banjar. 7. Kepala Badan adalah Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Banjar. 8. Kepala Pelaksana adalah Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Banjar. 9. Unit Pelaksana Teknis Badan yang selanjutnya disingkat UPTB adalah unit pelaksana teknis yang dibentuk dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Banjar. 10. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan atau faktor non alam maupun faktor manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. 11. Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat serta kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi. 12. Kelompok Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri. BAB II ORGANISASI Bagian Kesatu Unsur Organisasi Pasal 2 Unsur Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Banjar, terdiri dari : a. Kepala Pelaksana Badan; b. Sekretariat Unsur Pelaksana; c. Kepala Seksi; dan d. Kepala UPTB serta Kelompok Jabatan Fungsional. 3

Pasal 3 (1) Susunan Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Banjar, terdiri dari : a. Kepala Pelaksana; b. Sekretariat Unsur Pelaksana; c. Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan; d. Seksi Kedaruratan dan Logistik; e. Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi; f. Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB); dan g. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Bagan Susunan Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Banjar tercantum dalam lampiran yang merupakan satu kesatuan tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini. Bagian Kedua Bidang Tugas Unsur Organisasi Paragraf 1 Kepala Pelaksana Pasal 4 (1) Unsur Pelaksana Badan dipimpin oleh Kepala Pelaksana berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan. (2) Kepala Pelaksana mempunyai tugas pokok membantu Kepala Badan dalam menjalankan tugas sehari-hari memimpin badan dalam rangka pelaksanaan penanggulangan bencana secara terintegrasi yang meliputi pra bencana, saat tanggap darurat dan pasca bencana serta melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Badan sesuai bidang tugasnya. (3) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Pelaksana mempunyai fungsi : a. perumusan kebijakan badan; b. penyusunan rencana strategik badan; c. penyelenggaraan komando, koordinasi dan pelaksanaan program dan kegiatan penanggulangan bencana; dan d. pembinaan, pengendalian, pengawasan program dan kegiatan badan. (4) Kepala Pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), menyelenggarakan tugas pemerintahan, meliputi : a. merencanakan program penanggulangan bencana; b. merumuskan kebijakan penanggulangan bencana; c. melaksanakan penyelenggaraan penanggulangan bencana; d. mengkoordinasikan penyelenggaraan penanggulangan bencana; e. melaksanakan hubungan kerja dengan instansi atau lembaga terkait di bidang penanggulangan bencana berdasarkan ketentuan yang berlaku; f. mengomando penyelenggaraan penanggulangan bencana; g. membagi tugas kepada bawahan menurut prinsip manajemen; h. melaksanakan pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan penanggulangan bencana; dan i. menyusun laporan kegiatan di bidang tugasnya. 4

Paragraf 2 Sekretariat Pasal 5 (1) Sekretariat Unsur Pelaksana dipimpin oleh Sekretaris berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Pelaksana. (2) Sekretaris mempunyai tugas pokok membantu kepala pelaksana dalam melaksanakan pengelolaan ketatausahaan yang meliputi administrasi umum, keuangan, kepegawaian, program dan evaluasi, pengelolaan tatalaksana organisasi serta pemberian layanan teknis administratif kepada satuan organisasi Badan. (3) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2), sekretaris mempunyai fungsi : a. penyelenggaraan administrasi umum : surat menyurat, kepegawaian, keuangan, rumah tangga, perlengkapan, protokol, pemeliharaan, penyusunan program, perencanaan dan laporan Badan; b. penyusunan kebijakan teknis administrasi kepegawaian dan administrasi keuangan; dan c. pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program dan evaluasi program. (4) Sekretaris sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), menyelenggarakan tugas pemerintahan, meliputi : a. melaksanakan urusan surat menyurat; b. melaksanakan administrasi kepegawaian dan keuangan; c. penyusunan program dan kegiatan; d. melaksanakan pembinaan organisasi dan tatalaksana; e. mengelola rumah tangga, perjalanan dinas, perlengkapan, pemeliharaan barang inventaris dan keprotokolan; f. melaksanakan, pemeliharaan kebersihan, keindahan dan ketertiban; g. melaksanakan layanan teknis administratif kepada seluruh satuan organisasi Badan; h. menyusun laporan kegiatan dibidang tugasnya; dan i. melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Pelaksana sesuai tugas dan fungsinya. Paragraf 3 Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Pasal 6 (1) Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan dipimpin oleh Kepala Seksi berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Pelaksana. (2) Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan mempunyai tugas pokok membantu Kepala Pelaksana dalam mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan di bidang pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan pada pra bencana serta pemberdayaan masyarakat. (3) Untuk melaksanakan tugas pokok dimaksud pada ayat (2), Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan mempunyai fungsi : a. penyelenggaraan penanggulangan bencana pada tahap situasi tidak terjadi bencana yang meliputi : perencanaan penanggulangan bencana, pengurangan risiko bencana, pencegahan, pemaduan dalam perencanaan pembangunan, pelaksanaan dan penegakan rencana tata ruang, pendidikan dan pelatihan, persyaratan standar teknis penanggulangan bencana; dan 5

b. pelaksanaan penanggulangan bencana pada tahap situasi terdapat potensi terjadi bencana yang meliputi : kesiapsiagaan, peringatan dini dan mitigasi bencana. (4) Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), menyelenggarakan tugas pemerintahan, meliputi : a. menyusun program kerja seksi pencegahan dan kesiapsiagaan; b. menyusun bahan kebijakan dan petunjuk teknis di bidang pencegahan dan kesiapsiagaan pada pra bencana; c. melaksanakan pengolahan dan pengelolaan sistem data dan informasi kebencanaan; d. melaksanakan fasilitasi pencegahan dan kesiapsiagaan pada saat pra bencana; e. melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait dalam pencegahan dan kesiapsiagaan pada saat pra bencana; f. melaksanakan pemetaan daerah rawan bencana; g. melaksanakan sosialisasi pencegahan bencana; h. melaksanakan penyusunan standarisasi dan prosedur tetap; i. melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan tentang pelaksanaan kegiatan pencegahan dan kesiapsiagaan pada saat pra bencana; j. melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan dalam pencegahan dan kesiapsiagaan bencana; dan k. melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Pelaksana sesuai tugas dan fungsinya. Paragraf 4 Seksi Kedaruratan dan Logistik Pasal 7 (1) Seksi Kedaruratan dan Logistik dipimpin oleh Kepala Seksi berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Pelaksana. (2) Seksi Kedaruratan dan Logistik mempunyai tugas pokok membantu Kepala Pelaksana dalam mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat dan dukungan logistik. (3) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi Kedaruratan dan Logistik mempunyai fungsi : a. pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, kerugian dan sumber daya; b. penentuan status keadaan darurat bencana; c. penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana; d. pemenuhan kebutuhan dasar; e. perlindungan terhadap kelompok rentan; dan f. pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital. (4) Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), menyelenggarakan tugas pemerintahan, meliputi : a. menyusun program kerja seksi kedaruratan dan logistik; b. menyusun bahan kebijakan dan petunjuk teknis pada saat tanggap darurat, penanganan pengungsi dan dukungan logistik; 6

c. melaksanakan penyusunan dan pengolahan data dan informasi kedaruratan secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, sumber daya, dan logistik; d. melaksanakan penyusunan bahan rekomendasi penentuan status keadaan darurat bencana; e. melaksanakan koordinasi fasilitas kedaruratan bencana; f. melaksanakan koordinasi penyelamatan dan evakuasi korban dan harta benda; g. melaksanakan koordinasi perlindungan dan pengurusan pengungsi; h. melaksanakan penyusunan bahan fasilitas logistik; i. melaksanakan koordinasi pengadaan barang/jasa untuk kebutuhan logistik; j. melaksanakan pengerahan logistik; k. melaksanakan pengelolaan dan pertanggungjawaban uang dan barang bantuan bencana; l. melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait pada saat tanggap darurat, penanganan pengungsi dan dukungan logistik; m. memantau, evaluasi dan pelaporan tentang pelaksanaan kegiatan pada saat tanggap darurat, penanganan pengungsi dan dukungan logistik; n. melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan dalam kedaruratan dan logistik; dan o. melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala pelaksana sesuai tugas dan fungsinya. Paragraf 5 Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasal 8 (1) Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi dipimpin oleh Kepala Seksi berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Pelaksana. (2) Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi mempunyai tugas pokok membantu Kepala Pelaksana dalam mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pasca bencana. (3) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi mempunyai fungsi: a. pelaksanaan rehabilitasi pada wilayah pasca bencana melalui kegiatan : perbaikan lingkungan daerah bencana, perbaikan prasarana dan sarana umum, pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat, pemulihan sosial psikologis, pelayanan kesehatan, rekonsiliasi dan resolusi konflik, pemulihan keamanan dan ketertiban, pemulihan fungsi pemerintahan, pemulihan fungsi pelayanan publik, pemulihan sosial, ekonomi dan budaya; dan b. pelaksanaan rekonstruksi pada wilayah pasca bencana melalui kegiatan : pembangunan kembali sarana dan prasarana, pembangunan kembali sarana sosial masyarakat, pembangkitan kembali kehidupan sosial budaya masyarakat, penerapan rancang bangun yang tepat dan penggunaan peralatan yang lebih baik dan tahan bencana, partisipasi dan peran serta lembaga dan organisasi kemasyarakatan, dunia usaha dan masyarakat, peningkatan fungsi pelayanan publik, peningkatan pelayanan utama dalam masyarakat, peningkatan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya. 7

(4) Kepala Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), menyelenggarakan tugas pemerintahan, meliputi : a. menyusun program kerja seksi rehabilitasi dan rekonstruksi; b. menyusun bahan kebijakan dan petunjuk teknis rehabilitasi dan rekonstruksi pada pasca bencana; c. melaksanakan penyusunan dan pengolahan data dan informasi rehabilitasi dan rekonstruksi pada saat pasca bencana; d. melaksanakan penyusunan bahan rehabilitasi dan rekonstruksi; e. melaksanakan koordinasi dan fasilitasi kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi; f. melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait dalam kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pada saat pasca bencana; g. melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan tentang pelaksanaan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pada saat pasca bencana; h. melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan dalam rehabilitasi dan rekonstruksi; dan i. melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala pelaksana sesuai tugas dan fungsinya. Paragraf 6 Unit Pelaksana Teknis Badan Pasal 9 (1) Unit Pelaksana Teknis Badan dipimpin oleh Kepala UPTB berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan. (2) Unit Pelaksana Teknis Badan mempunyai tugas pokok membantu Kepala Pelaksana dalam mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan sebagian tugas Badan di bidang penanggulangan bencana yang menjadi kewenangannya. (3) Pembentukan UPTB, Tugas Pokok dan Fungsi Unsur Organisasi UPTB, diatur tersendiri dalam Peraturan Walikota. Paragraf 7 Kelompok Jabatan Fungsional Pasal 10 (1) Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian fungsi badan sesuai dengan keahlian dan kebutuhan. (2) Kelompok jabatan fungsional pada ayat (1), terdiri dari sejumlah pegawai negeri sipil daerah dalam jenjang jabatan-jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya. (3) Kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh kepala badan serta berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala badan. (4) Jumlah jabatan fungsional ditentukan berdasarkan sifat, jenis kebutuhan dan beban kerja. 8

(5) Jenis dan jenjang jabatan fungsional dimaksud pada ayat (2) diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB III TATA KERJA Bagian Kesatu Umum Pasal 11 (1) Ketentuan yang menjadi tugas Badan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. (2) Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan sebagai pelaksana teknis bidang penanggulangan bencana kegiatan operasionalnya diselenggarakan oleh Kepala Seksi, UPTB dan Kelompok Jabatan Fungsional. (3) Kepala Pelaksana Badan baik teknis operasional maupun teknis administratif berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah dan dalam melaksanakan tugasnya menyelenggarakan hubungan fungsional dengan instansi lain yang berkaitan dengan fungsinya. (4) Setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan Badan dalam melaksanakan tugasnya wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronasi dan simplikasi baik secara vertikal maupun horizontal. (5) Setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan Badan bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya serta memberikan bimbingan dan petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya. Bagian Kedua Pelaporan Pasal 12 (1) Kepala Pelaksana wajib memberikan laporan tentang pelaksanaan tugasnya secara teratur, jelas dan tepat pada waktunya kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. (2) Setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan Badan wajib mengikuti petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan serta menyampaikan laporan tepat pada waktunya. (3) Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan pertimbangan lebih lanjut dalam memberikan petunjuk kepada bawahan. (4) Peraturan mengenai jenis laporan dan cara penyampaiannya berpedoman kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku. 9

Bagian Ketiga Hal Mewakili Pasal 13 Dalam hal Kepala Pelaksana berhalangan menjalankan tugasnya, Kepala Pelaksana dapat menunjuk pejabat lain sesuai dengan kepentingannya. BAB IV KEPEGAWAIAN Pasal 14 (1) Kepala Pelaksana diangkat dan diberhentikan oleh Walikota atas usul Sekretaris Daerah setelah mendapat pertimbangan dari Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (BAPERJAKAT). (2) Kepala Pelaksana bertanggung jawab dan mempersiapkan bahan bagi penetapan kebijakan dan/ atau Keputusan Walikota dalam bidang kepegawaian. (3) Kepala Pelaksana bertanggung jawab dalam perencanaan, pengolahan dan pembinaan kepegawaian. (4) Kepala Pelaksana wajib membuat Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) pegawai di lingkungan Badan setiap tahun sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. (5) Kepala Pelaksana menyiapkan pengembangan pegawai melalui pendidikan dan pelatihan di dalam maupun di luar negeri dengan persetujuan Walikota. (6) Pejabat lainnya di lingkungan Badan diangkat dan diberhentikan oleh Walikota. (7) Ketentuan lain mengenai kepegawaian diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB V PEMBIAYAAN Pasal 15 Pembiayaan Badan berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan penerimaan dari sumber lain yang sah dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB VI KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 16 (1) Dengan telah ditetapkannya Peraturan Walikota ini, maka Peraturan Walikota Banjar Nomor 41 Tahun 2010 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Unsur Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Banjar dan Peraturan Walikota Banjar Nomor 6 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Walikota Banjar Nomor 41 Tahun 2010 tentang Tugas Pokok Fungsi Dan Tata Kerja Unsur Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Banjar dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. 10

(2) Ketentuan yang belum cukup diatur dalam Peraturan Walikota ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Walikota. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 17 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Banjar. Ditetapkan di Banjar pada tanggal 31 Juli 2012 WALIKOTA BANJAR, ttd HERMAN SUTRISNO Diundangkan di Banjar pada tanggal 31 Juli 2012 SEKRETARIS DAERAH KOTA BANJAR, ttd YAYAT SUPRIYATNA BERITA DAERAH KOTA BANJAR TAHUN 2012 NOMOR 32 SERI D 11

LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR : 32 TAHUN 2012 TANGGAL : 31 Juli 2012 TENTANG : TUGAS POKOK FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJAR BAGAN SUSUNAN ORGANISASI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJAR KEPALA UNSUR PENGARAH - INSTANSI - PROFESIONAL/AHLI UNSUR PELAKSANA KEPALA PELAKSANA BPBD SEKRETARIAT KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKSI PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN SEKSI KEDARURATAN DAN LOGISTIK SEKSI REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI UPTB WALIKOTA BANJAR, ttd HERMAN SUTRISNO 12