BAB VII PROSES THERMAL LOGAM PADUAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VII PROSES THERMAL LOGAM PADUAN

PERLAKUAN PANAS (HEAT TREATMENT)

Proses perlakuan panas diklasifikasikan menjadi 3: 1. Thermal Yaitu proses perlakuan panas yang hanya memanfaatkan kombinasi panas dalam mencapai

Proses Annealing terdiri dari beberapa tipe yang diterapkan untuk mencapai sifat-sifat tertentu sebagai berikut :

MATERIAL TEKNIK 5 IWAN PONGO,ST,MT

PRAKTIKUM JOMINY HARDENABILITY TEST

BAB 1. PERLAKUAN PANAS

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Perlakuan panas (Heat Treatment)

PRAKTIKUM METALURGI FISIK LAPORAN AKHIR

PROSES THERMAL LOGAM

yang tinggi, dengan pencelupan sedang dan di bagian tengah baja dapat dicapai kekerasan yang tinggi meskipun laju pendinginan lebih lambat.

Heat Treatment Pada Logam. Posted on 13 Januari 2013 by Andar Kusuma. Proses Perlakuan Panas Pada Baja

Laporan Praktikum Struktur dan Sifat Material 2013

BAB IV PEMBAHASAN. BAB IV Pembahasan 69

TUGAS PENGETAHUAN BAHAN HEAT TREATMENT

BAB I PENDAHULUAN. alat-alat perkakas, alat-alat pertanian, komponen-komponen otomotif, kebutuhan

MATERIAL TEKNIK DIAGRAM FASE

METALURGI FISIK. Heat Treatment. 10/24/2010 Anrinal - ITP 1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI TRANSFORMASI FASE PADA LOGAM

PENINGKATAN KEKAKUAN PEGAS DAUN DENGAN CARA QUENCHING

11. Logam-logam Ferous Diagram fasa besi dan carbon :

HARDENABILITY. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketika itu banyak terjadi fenomena patah getas pada daerah lasan kapal kapal

ANALISIS PROSES TEMPERING PADA BAJA DENGAN KANDUNGAN KARBON 0,46% HASILSPRAY QUENCH

HEAT TREATMENT. Pembentukan struktur martensit terjadi melalui proses pendinginan cepat (quench) dari fasa austenit (struktur FCC Face Centered Cubic)

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 TUGAS AKHIR TM091486

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR TERHADAP KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO, DAN KETANGGUHAN DENGAN PROSES HEAT TREATMENT PADA BAJA KARBON AISI 4140H

Materi #7 TIN107 Material Teknik 2013 FASA TRANSFORMASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

09: DIAGRAM TTT DAN CCT

PROSES QUENCHING DAN TEMPERING PADA SCMnCr2 UNTUK MEMENUHI STANDAR JIS G 5111

METODE PENINGKATAN TEGANGAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BAJA KARBON RENDAH MELALUI BAJA FASA GANDA

PROSES NORMALIZING DAN TEMPERING PADA SCMnCr2 UNTUK MEMENUHI STANDAR JIS G 5111

Kekuatan tarik komposisi paduan Fe-C eutectoid dapat bervariasi antara MPa tergantung pada proses perlakuan panas yang diterapkan.

I. PENDAHULUAN. mengalami pembebanan yang terus berulang. Akibatnya suatu poros sering

11-12 : PERLAKUAN PANAS

PENGARUH PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 310S

BAB VI TRANSFORMASI FASE PADA LOGAM

ANALISA KEKERASA DAN STRUKTUR MIKRO TERHADAP VARIASI TEMPERATUR TEMPERING PADA BAJA AISI 4140

FERIT, PERLIT, SEMENTIT, MARTENSIT, DAN BAINIT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data

5 DIAGRAM BESI-BESI KARBIDA

II. TINJAUAN PUSTAKA. unsur dasar dan karbon sebagai unsur paduan utamanya. Kandungan karbon

PROSES PENGERASAN (HARDENNING)

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penguatan yang berdampak terhadap peningkatan sifat mekanik dapat

RANGKUMAN NORMALISING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Sidang Tugas Akhir (TM091486)

II. TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK BAJA MANGAN AUSTENITIK HASIL PROSES PERLAKUAN PANAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Alat uji Jominy adalah alat bantu proses pendinginan (quenching) dalam

MODUL 9 PROSES PERLAKUAN PANAS (HEAT TREATMENT)

PENELITIAN PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN LOW TEMPERING

Baja adalah sebuah paduan dari besi karbon dan unsur lainnya dimana kadar karbonnya jarang melebihi 2%(menurut euronom)

PENGARUH VARIASI WAKTU TAHAN PADA PROSES NORMALIZING TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 310S PADA PRESSURE VESSEL

PENGARUH PERLAKUAN QUENCH TEMPER DAN SPHEROIDIZED ANNEAL TERHADAP SIFAT MEKANIS BAJA PERKAKAS SKRIPSI. Oleh KHAIRUL MUSLIM

PENGARUH PROSES ANNEALING PADA HASIL PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK BAJA KARBON RENDAH

Di susun oleh: Rusdi Ainul Yakin : Tedy Haryadi : DIAGRAM FASA

BAB IV DATA. Gambar Grafik kekerasan yang dihasilkan dengan quenching brine water

STUDI MORFOLOGI MIKROSTRUKTUR DAN PENGARUHNYA TERHADAP LAJU KOROSI ANTARA BAJA HSLA 0,029% Nb DAN BAJA KARBON RENDAH SETELAH PEMANASAN ISOTHERMAL

ARANG KAYU JATI DAN ARANG CANGKANG KELAPA DENGAN AUSTEMPERING

Gambar 4.1. Hasil pengamatan struktur mikro.

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 4340

ANALISIS SIMULASI UJI IMPAK BAJA KARBON SEDANG (AISI 1045) dan BAJA KARBON TINGGI (AISI D2) HASIL PERLAKUAN PANAS. R. Bagus Suryasa Majanasastra 1)

I. PENDAHULUAN. Baja adalah sebuah senyawa antara besi (Fe) dan karbon (C), dimana sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANNEALLING. 2. Langkah Kerja Proses Annealing. 2.1 Proses Annealing. Proses annealing adalah sebagai berikut:

PENGARUH WAKTU PENAHANAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA PROSES PENGKARBONAN PADAT BAJA MILD STEEL

Analisa Deformasi Material 100MnCrW4 (Amutit S) Pada Dimensi Dan Media Quenching Yang Berbeda. Muhammad Subhan

PROSES MANUFACTURING

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian struktur mikro dilakukan untuk mengetahui isi unsur kandungan

PENGARUH JENIS BAHAN DAN PROSES PENGERASAN TERHADAP KEKERASAN DAN KEAUSAN PISAU TEMPA MANUAL

BAB IV HASIL PENELITIAN

MODUL PRAKTIKUM BAHAN TEKNIK 2

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH VARIASI WAKTU PENAHANAN TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN, STRUKTUR MIKRO DAN LAJU KOROSI PADA ALUMINIUM 6061 DENGAN METODE UJI JOMINY

Laporan Tugas Akhir (MM091381) Pengaruh Kecepatan Potong Pada Turning Process Terhadap Kekerasan dan Kedalaman Pengerasan Baja AISI 4340

PENGARUH PROSES HARDENING PADA BAJA HQ 7 AISI 4140 DENGAN MEDIA OLI DAN AIR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO

BAB I PENDAHULUAN. Kekuatan tarik adalah sifat mekanik sebagai beban maksimum yang terusmenerus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II TINJAUAN PUSTAKA. menghasilkan sifat-sifat logam yang diinginkan. Perubahan sifat logam akibat

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Logam Ferro

BAB I PENDAHULUAN. Pisau egrek adalah alat yang digunakan untuk pemanen kelapa sawit. Pisau

BAB II STUDI LITERATUR

Melalui sedikit kelebihan gas dalam api dapat dicegah terjadinya suatu penyerapan arang (jika memang dikehendaki) dicapai sedikit penambahan

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahan logam dalam pembuatan alat alat dan sarana. Untuk memenuhi kebutuhan ini, diperlukan upaya pengembangan

ANALISA KEKERASAN PADA PISAU BERBAHAN BAJA KARBON MENENGAH HASIL PROSES HARDENING DENGAN MEDIA PENDINGIN YANG BERBEDA

BAB I PENDAHULUAN. pisau egrek masalah yang sering dijumpai yaitu umur yang singkat yang. mengakibatkan cepat patah dan mata pisau yang cepat habis.

PENGARUH SILIKON (Si) TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN DARI BAJA TUANG PERKAKAS YANG MENGALAMI FLAME HARDENING SKRIPSI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2013 sampai dengan selesai.

SIDIK GUNRATMONO NIM : D

Gambar 4.1. Hasil pengelasan gesek.

I. TINJAUAN PUSTAKA. unsur paduan terhadap baja, proses pemanasan baja, tempering, martensit, pembentukan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Sesudah dilakukan pengujian Uji Tarik dan Struktur Mikro pada Baja SS-400,

PENGARUH TEMPERATUR CARBURIZING PADA PROSES PACK CARBURIZING TERHADAP SIFAT SIFAT MEKANIS BAJA S 21 C

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN: X

Transkripsi:

BAB VII PROSES THERMAL LOGAM PADUAN Annealing adalah : sebuah perlakukan panas dimana material dipanaskan pada temperatur tertentu dan waktu tertentu dan kemudian dengan perlahan didinginkan. Annealing dilakukan untuk : 1. Menghilangkan tegangan pada bahan. 2. Menaikkan keuletan dan ketangguhan. 3. Menghasilkan struktur mikro tertentu. Proses annealing dibagi atas tiga tingkat : 1. Pemanasan hingga temperatur yang diinginkan. 2. Temperatur dijaga konstan. 3. Pendinginan. Proses annealing pada logam biasanya dilakukan untuk mengurangi efek pengerjaan dingin yaitu melunakkan bahan dan menaikkan keuletan setelah sebelumnya dilakukan pengerasan regangan. Pada logam bisa terjadi tegangan sisa dalam (internal residual stress), dikarenakan : 1. Proses deformasi plastis karena proses pemesinan (machining) atau proses penggerindaan. 2. Pendinginan yang tidak merata pada proses pengelasan atau pencetakan. 3. Transformasi fasa pada pendinginan karena perbedaan kerapatan/density. Menghilangkan tegangan sisa bisa dilakukan dengan proses stress relief annealing (annealing penghilangan tegangan).

ANNEALING PADUAN BESI 1. NORMALIZING Baja yang telah mengalami deformasi plastis, misalnya karena proses rolling akan mempunyai struktur mikro pearlite yang bentuknya tak beraturan dan ukuran butir besar-besar dan bervariasi. Untuk membuat struktur pearlite yang lebih halus dan lebih seragam dilakukan proses normalizing. Normalizing dilakukan dengan pemanasan sampai temperatur 55 C 85 C diatas temperatur kritis atas hingga baja berubah menjadi austenit, kemudian dilakukan pendinginan di udara. (gb. 11.1). 2. FULL ANNEAL Full anneal adalah : baja dipanaskan sampai 15-40 C diatas garis A 3 atau A1 (gb. 11.1) hingga tercapai keseimbangan pada struktur austenit, kemudian baja didinginkan di dalam dapur pemanas sampai temperatur ruang. struktur mikro yang terbentuk : coarse pearlite. bahan baja biasanya berupa ; baja karbon rendah dan sedang. 3. SPHEROIDIZING Adalah pemanasan logam sampai temperatur dibawah temperatur eutectoid (grs a1 pd. Gb. 11.1) atau disekitar 700 c pada daerah α + Fe3C. Pemanasan dilakukan antara 15 sampai 25 jam. Pada proses ini Fe3C akan membentuk partikel spheroid. 90

Proses ini biasanya dilakukan pada baja karbon sedang dan tinggi. Struktur yang terbentuk : spheroid. Tujuannya adalah supaya baja mudah dibentuk. Untuk berhasilnya perlakuan panas untuk membuat bahan baja martensite di keseluruhan penampang bahan dipengaruhi 3 faktor : 1. Komposisi paduan. 2. Tipe dan karakter media pendingin. 3. Ukuran dan bentuk spesimen. KEMAMPUAN PENGERASAN ( HARDENABILITY) pada proses pembentukan baja martensit, diperoleh hasil bahwa makin kedalam maka sifat martensitnya makin berkurang atau baja bagian luar lebih keras dari bagian dalam. Kemampuan pengerasan : adalah kemampuan paduan logam diperkeras pada pembentukan martensit. Yang diukur adalah berapa kedalaman pengerasan bahan tersebut. Uji jominy Untuk menguji kekerasan karena pembentukan martensit dilakukan dengan uji jominy end quench (gb.11.2). Angka kekerasan sebagai fungsi jarak bisa dilihat pada gambar 11.3. Kadang-kadang lebih disukai untuk melihat kekerasan sebagai fungsi laju pendinginan daripada jarak quenching (gb 11.4). Kemampuan pengerasan dipengaruhi oleh komposisi paduan. 91

PENGARUH MEDIA QUENCHING, UKURAN SPESIMEN DAN GEOMETRI Media quenching : air,oli,udara. - air media pendingin paling cepat, sedangkan udara paling lambat - kecepatan media queching juga mempengaruhi laju pendinginan, makin cepat laju media, makin tinggi laju pendinginan - Media oli banyak dipakai pada queching baja paduan - pada baja karbon tinggi, penggunaan air mengakibatkan laju pendinginan terlalu cepat sehingga terjadi retak atau pembengkokan. 92

93

Pada proses pendinginan, panas mesti dibuang dari material melalui permukaannya. Oleh sebab itu laju pendinginan kedalam material sangat dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran material. Gb 11.8a dan 11.8b memperlihatkan laju pendinginan sebagai fungsi diameter batang logam silinder. Bentuk spesimen juga mempengaruhi efek pengerasan. Apabila rasio luas permukaan terhadap massa spesimen besar maka makin besar laju spesimen, dan makin dalam efek pengerasan. Bentuk spesimen yang tidak beraturan akan mempunyai rasio luas permukaan terhadap massa yang lebih besar bila dibandingkan dengan bentuk yang beraturan dan bentuk bulat. 94