BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Kegiatan tersebut

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan hidup dan kemajuan bangsa tersebut khususnya bagi negara

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gun Gun Gunawan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu

I PENDAHULUAN. dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu, perkembangan sumber daya. pengetahuan maupun penguasaan tinggi sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. SDM yang berkemampuan dan berketerampilan, mampu diandalkan dan. mampu menghadapi tantangan persaingan era pasar bebas.

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu yang sangat besar dan mendasar, karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sekolah menengah umum dan kejuruan sedikit ada. perbedaan, dimana Sekolah menengah umum lebih menekankan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja yang berada di front line sebagian besar adalah tenaga kerja

, 2016 PENGARUH PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XI JURUSAN TPHP DI SMKN 4 GARUT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang sangat cepat pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan pendidikan kejuruan adalah untuk menyiapkan tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. lulusannya kelak dapat memasuki dunia kerja dan menjadi tenaga kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB VI PENUTUP. sub bab pokok bahasan, yaitu kesimpulan, implikasi dan saran. Akseptasi Pasar di SMK Islam 2 Durenan dan SMKN 1 Pogalan antara lain:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Syahriandi Akbari Siregar, 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi membawa dampak perubahan baru, yaitu persaingan

BAB I PENDAHULUAN. zaman. Perkembangan zaman tersebut secara tidak langsung menuntut suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGELOLAAN PENDIDIKAN SISTEM GANDA

ANALISIS PELAKSANAAN UJIAN KOMPETENSI PRODUKTIF DALAM PEMBENTUKAN SUMBER DAYA MANUSIA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. berkreasi serta melakukan inovasi secara optimal yaitu mewujudkan gagasangagasan

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini. relevansi pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. adanya keterbukaan informasi serta persaingan yang ketat di antara organisasiorganisasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Perkembangan teknologi saat ini telah berkembang pesat, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas tamatan / lulusan agar lebih sesuai dengan tuntutan kebijaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara sempurna sesuai kodrat kemanusiaanya. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Prestasi Praktik Kerja Industri (Prakerin) terhadap Minat Berwisata Siswa

BAB I PENDAHULUAN. dasar dan struktur kurikulum sekolah menengah kejuruan/ madrasah aliyah kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi yang terus berkembang dewasa ini, sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Scoreboard (2009), dituntut untuk memiliki daya saing dalam dunia usaha internasional.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan (Saiman, 2009:22). Masalah pengangguran telah menjadi momok

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wujud kebudayaan manusia, dimana

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional. Untuk mencapai tujuan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti perkembangan di dunia Internasional dan meningkatkan pengembanga

PENDAHULUAN Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wadah untuk menghasilkan generasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Menjelang tahun 2020 perekonomian Indonesia akan berubah dan

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam bidang ekonomi, sosial, maupun budaya. Kondisi ini akan

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan hidup dan ikut berperan pada era globalisasi. dilakukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. sarana untuk pengembangan diri. Dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan vokasi yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. persaingan di era globalisasi seperti saat ini. (Rudiono, 2010)

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. atau anak didik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bangsa Indonesia yang termuat dalam undang undang dasar

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan mutu pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk menjamin. pelaksanaan pembangunan serta dalam menghadapi era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan terdapat pada Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lutfia, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia. Dengan diberlakukannya MEA (masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan dituntut untuk mampu memberikan kontribusi nyata,

BAB I PENDAHULUAN. seamkin baik pula kualitas sumber daya manusianya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dihadapkan pada tantangan-tantangan yang berat khususnya dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan tenaga - tenaga terampil dan cerdas di dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan mengemban misi yang besar dan mulia untuk

BAB I PENDAHULUAN. usaha/dunia industri maupun sebagai wiraswasta. Peraturan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat luas.

BAB I PENDAHULUAN. ini, banyak usaha atau bahkan industri yang menolak para pelamar kerja karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang penting

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam rangka. mewujudkan tujuan yang dimaksud dan sekaligus mengantisipasi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hendri Risfandi, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizkika Fitri, 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan kejuruan adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menjadi memiliki keterampilan. Arismantoro yang dikutip oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu bangsa tidak terlepas dari sistem pendidikan yang ada pada suatu

BAB I PENDAHULUAN. mental yang baik agar siap untuk terjun dan bersaing di dunia kerja.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Kegiatan tersebut diselenggalarakan pada semua jenjang pendidikan mulai dari pendidikan dasar sampai kepada pendidikan tinggi, termasuk didalamnya adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang memberikan pembelajaran khusus untuk meningkatkan kualitas SDM sesuai dengan program keahliannya. Pendidikan yang berkualiatas mempersiapkan manusia Indonesia untuk mampu bersaing, bermitra, dan mandiri atas jati dirinya guna menghadapi era globalisasi. Era globalisasi menuntut kualitas sumber daya manusia yang tangguh, kreatif, dan mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini sejalan dengan tujuan Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK ) yakni : 1. Menyiapkan siswa untuk memsuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap professional, 2. Menyiapkan siswa agar mampu memiliki karier, mampu berkompetensi dan mampu mengembangkan diri, 3. Menyiapkan tenaga kerja menegah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha industri pada saat ini maupun pada saat yang akan datang dan, 4. Menyiapkan tamatan agar menjadi warga Negara yang produktif, adaptif, dan kreatif (Anonymous,2008) Pernyataan diatas sesuai dengan pendapat Hadiwiratama (2001) yang menyatakan bahwa, sekolah kejuruan bertujuan untuk menghasilkan tenaga kerja tingkat menengah yang terampil yang dapat memenuhi persyaratan jabatan dalam 1

bidang industri perdagangan dan jasa serta mampu berusaha sendiri dalam perluasan tenaga kerja. Salah satu jenjang pendidikan yang berperan untuk penyediaan Sumber daya Manusia (SDM) berkualitas adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 10 Medan, yang telah menetapkan kurikulum berstandart internasional, sehingga SMK Negeri 10 Medan harus dapat menciptakan tenaga kerja yang siap pakai, berkompeten terutama di dunia usaha dan industri. SMK Negeri 10 Medan merupakan salah satu SMK yang memiliki beberapa program keahlian, salah satunya adalah pendidikan Tata Busana. Dalam Perencanaan pendidikan Kejuruan yang terlaksana selalu diupayakan untuk sesuai dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi (IPTEK), khususnya dalam pemenuhan kebutuhan dunia industri yang relevan dengan busana akan tenaga kerja saat ini, berangkat dari kondisi ini dalam proses penyediaan SDM siswa diupayakan dan diarahkan agar mampu bekerja sejak awal, sebelum memasuki dunia usaha melalui setiap mata pelajaran dan program sekolah yang telah dirumuskan dalam Kurikulum. Dalam usaha pencapaian tujuan SMK yang telah dipaparkan sebelumnya, maka pihak Sekolah mengupayakan pendekatan pendekatan dan pengkajian baik dalam program pembelajaran kurikulum, fasilitas praktek dan lain lain, sebagai upaya perbaikan proses pembelajaran. Salah satunya adalah wujud dari upaya tersebut, pihak sekolah mengadakan Praktek Kerja Industri yang merupakan bagian dari pendidikan sistem ganda (SPG) yang kini disebut juga dengan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang berinovasi pada program SMK dimana peserta didik

melakukan praktek kerja diperusahaan atau industri sebagai integral dari proses pendidikan dan pelatihan, www.geogle.(22/03/2012). Sesuai dengan tujuan praktek kerja lapangan (PKL) yaitu : A. Menghasilkan tenaga kerja, memiliki keahlian berkualitas; yaitu tenaga kerja yang memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan lapangan kerja. B. Memperkokoh link and match (keterkaitan dan kesepadanan) antara Sekolah Menengah Kejuruan dengan dunia kerja. C. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan penelitian tenaga yang bekualitas. D. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari pendidikan. E. Untuk meningkatkan,memperluas dan memantapkan keterampilan yang membentuk kemampuan siswa sebagai bekal untuk memasuki lapangan kerja sesuai dengan bidang studi. F. Memberi kesempatan pada siswa untuk memasyarakatkan diri pada suasana atau iklim kerja sebenarnya. G. Meningkatkan, memperluas serta memantapkan proses penyerapan teknologi baru dari lapangan kerja (Hamalik, 2004). Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang berfungsi untuk menjembatani hubungan institusi pendidikan dengan dunia kerja/usaha dan industri, juga bertujuan agar terbentuknya minat usaha busana, dalam arti siswa memperoleh

pengalaman mengenal proses dan wawasan tentang dunia usaha dan industri yang sebenarnya. Sebelum melaksanakan program Praktek Kerja Lapangan (PKL) siswa telah menguasai berbagai keterampilan dan kemampuan dalam penguasaan bidang tertentu khususnya dibidang busana, sehingga pada saat melaksanakan Praktek Kerja lapangan (PKL) siswa dapat mengaplikasikan dan menerapkan ilmu pengetahuan serta kemampuan yang dimilikinya. Program ini juga bertujuan untuk memberikan pengalaman mengenai keadaan, proses, wawasan dan mempersiapkan kemampuan siswa kelak untuk bekerja didunia usaha serta diharapkan juga dapat mengenal dan mengetahui seluk beluk tentang usaha, juga mempersiapkan keahlian dan keterampilan yang siap pakai dan menghasilkan siswa yang memiliki sikap profesional, berkompetensi, mampu mengembangkan diri dalam memenuhi tuntutan dunia industri, produktif, dan memiliki kreatifitas. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan PKL adalah : Menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas, yaitu tenaga kerja yang memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja, serta meningkatkan efektivitas dan efesiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja berkualitas. Siswa langsung ditempatkan ke industri/usaha yang menjadi mitra kerja dari sekolah. Pihak industri atau usaha membimbing siswa untuk melakukan pekerjaan yang selayaknya dilakukan pekerja industri dan wirausahawan sebagai pembekalan lebih terampil dibidangnya. Sementara menurut Satyodirgo (2004), Lapangan usaha yang

relevan dengan Ilmu Tata busana antara lain: Kursus menjahit, modiste, mode atelier, butik, konfeksi dan perantara busana. Dari pengalaman penulis sebagai alumni SMKN 10, pekerjaan yang diberikan oleh pimpinan DU/DI hanya membantu pekerjaan yang diberikan pimpinan kepada karyawan saja. Hal ini sesuai dengan survey awal yang diperoleh dari beberapa pimpinan dunia usaha dan industri yang menjadi tempat peserta magang siswa yang melaksanakan (PKL) disimpulkan bahwa pimpinan dunia usaha dan industri kurang memberikan persepsi yang positif kepada peserta magang dilihat dari persepsi secara umum seperti tanggapan mengenai kedisplinan, kerjasama, inisiatif, kerajinan, tanggung jawab, sikap, prestasi, serta pengetahuan yang dimiliki peserta magang. Hal yang sama juga dirasakan oleh peserta magang ketika melaksanakan magang ditempat magang tersebut. Tempat usaha yang dimaksud yaitu ANNISA TAILOR, Penjahit DADI dan ARINI Rumah Mode. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pada umumnya siswa yang memasuki PKL relatif kurang/tidak diberikan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan yang sudah didapat dari sekolah sesuai dengan jurusan masing masing seperti yang diharapkan oleh pihak sekolah sekolah sebagai tujuan PKL. Pekerjaan yang dilakukan siswa kurang/tidak diberikan sesuai dengan posisi pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh para pekerja dunia usaha dan industri busana sebenarnya. Kondisi yang positif layaknya mampu diciptakan oleh dunia usaha dan industri busana, dalam hal ini adalah pelaku/pelaksana usaha terhadap

peserta magang dikarenakan muara dari proses akhir dari PKL ini berimplikasi pada Lembaga SMK Negeri 10 Medan. Seperti yang dipaparkan sebelumya, kerjasama antara SMK dengan lembaga dunia usaha dan industri busana adalah untuk memberikan perkembangan kompetensi yang dimiliki oleh peserta magang dengan memberikan tanggapan positif berupa perkembangan menambah wawasan, kompetensi, disiplin, kerjasama, inisiatif, kerajinan, tanggung jawab, sikap, prestasi, pengetahuan yang akam ditindak lanjuti oleh pihak SMK dalam memberikan kwalitas pendidikan baik bagi lulusan sehingga mampu berkiprah dengan kompetensi yang dimiliki siswa. Persepsi yang positf maupun negatif terhadap peserta magang. Dunia usaha dan industri busana dirasakan masih kurang memberikan persepsi yang positif terhadap peserta magang siswa SMK jurusan Tata Busana, sebab menurut Anoraga (2006), persepsi sangat mempengaruhi perilaku seseorang untuk menggambil keputusan tentang sesuatu. Persepsi Dunia Usaha dan Industri terhadap peserta magang siswa pada praktek kerja lapangan industri mempunyai implikasi terhadap pendidikan dan pembangunan SDM. Pandangan dan tanggapan dunia usaha dan industri sangat diperlukan untuk melihat dan meninjau sejauhmana kesiapan dan kemampuan siswa dalam bekerjasama dengan dunia usaha dan industri. Persepsi dunia usaha dan industri terhadap siswa peserta magang berimplikasi terhadap pendidikan dan pembanggunan terutama pada lulusan siswa SMK dimasa yang akan datang Atas asumsi tersebut penulis merasa tertarik untuk meneliti sejauhmana: Persepsi Dunia Usaha Dan Industri

Busana Terhadap Peserta Magang Siswa SMK Negeri 10 Kelas XI Tata Busana Pada Praktek Kerja Lapangan (PKL). B. Identifikasi Masalah 1. Apakah peserta magang siswa SMK Negeri 10 Kelas XI Tata Busana memiliki pengetahuan dan keterampilan yang berkualitas? 2. Apakah peserta magang siswa SMK Negeri 10 Kelas XI Tata Busana memiliki kesiapan kerja dari segi hard skill dan soft skill? 3. Faktor faktor apa sajakah yang mempengaruhi kesiapan peserta magang siswa SMK Negeri 10 XI Tata Busana? 4. Bagaimana persepsi dunia usaha dan industri terhadap peserta magang siswa SMK Negeri 10 Kelas XI Tata Busana? 5. Bagaimana pihak sekolah/smk menyikapi perkembangan siswa yang melaksanakan PKL pada DU/DI? 6. Bagaimana PKL mampu memberikan persepsi yang positif bagi keterampilan yang dimiliki oleh siswa peserta magang? C. Pembatasan Masalah Mengingat keterbatasan kemampuan teoritis penulis, waktu, tenaga, dana yang tersedia, dan agar penelitian ini lebih terfokus dan efektif sebagaimana yang diharapkan. Maka penelitian ini dibatasi pada:

1. Persepsi Dunia Usaha Dan Industri busana terhadap peserta magang siswa SMK Negeri 10 Tata Busana Pada Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilihat dari kerajinan,kedisplinan, kerjasama, inisiatif, tanggung jawab, sikap, prestasi, dan pengetahuan siswa. 2. Dunia usaha yang menjadi objek penelitian dibatasi pada para pemimpin atau pembimbing dunia usaha dan industri yang menjadi tempat PKL bagi siswa SMK Negeri 10 Kelas XI Tata Busana. D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah persepsi dunia usaha dan industri busana terhadap peserta magang siswa SMK Negeri 10 Kelas XI Tata Busana pada praktek kerja lapangan (PKL)? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Persepsi Dunia Usaha dan Industri busana terhadap peserta magang siswa SMK Negeri 10 Kelas XI Tata Busana Pada Praktek Kerja Lapangan (PKL). F. Manfaat Penelitian Diharapkan hasil penelitian ini memiliki beberapa manfaat yaitu: 1. Sebagai bahan informasi bagi siswa SMK jurusan Tata Busana tentang persepsi dunia usaha dan industri terhadap peserta magang siswa SMK Jurusan Tata Busana.

2. Sebagai bahan masukan kepada pembaca khususnya siswa SMK tentang persepsi dunia usaha dan industri terhadap peserta magang siswa SMK jurusan Tata Busana. 3. Sebagai bahan informasi yang relevan untuk penelitian dikemudian hari.