BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan bidang kehidupan, termasuk di dalamnya bidang pekerjaan. Tidak terkecuali

BAB I PENDAHULUAN. banyak perusahaan yang menuntut pegawainya berpendidikan minimal sarjana,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Riska Tyas Perdani, 2015

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bisa dikatakan sebagai salah satu kebutuhan pokok manusia.

BAB I PENDAHULUAN. membahas suatu permasalahan atau fenomena dalam bidang ilmu tertentu dengan

BAB I PENDAHULUAN. atau organisasi. Menurut Robbins (2008) perusahaan atau organisasi ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan modal utama pembangunan bangsa karena

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini banyak permasalahan yang dialami para pelaku pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi hambatan maupun tantangan yang dihadapi dan tentunya pantang

BAB I. PENDAHULUAN. perkembangan siswa karena siswa menghabiskan hampir sepertiga waktunya berada

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghasilkan barang atau jasa sebagai produknya (Munandar, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, berbagai kebutuhanpun semakin

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa sedikit mengalami permasalahan dan beban karena tugas-tugas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negatif timbulnya gangguan perilaku seperti gangguan tidur atau insomnia.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bentuk evaluasi yang sering di laksanakan oleh guru di sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak terlepas dari hadirnya tekanan

BAB I PENDAHULUAN. spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa saat ini diharapkan menjadi sosok manusia yang berintelektual

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ingin dicapai dari proses pendidikan yaitu menghasilkan manusia yang terdidik

BAB 1 PENDAHULUAN. mengidentifikasi kemungkinan faktor pemicu stres pada remaja. Bidang akademik

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan berdasarkan jenis kelamin yang sangat luas di semua Negara (Anker,

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang. kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap

EFIKASI DIRI MAHASISWA YANG BEKERJA PADA SAAT PENYUSUNAN SKRIPSI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. juga diharapkan dapat memiliki kecerdasan dan mengerti nilai-nilai baik dan

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Kecerdasan..., Leila, Fakultas Psikologi 2016

BAB I. Pendahuluan. lebih kompetitif ( Pemerintah Indonesia khususnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013

BAB I PENDAHULUAN. Manusia melakukan aktivitas terutama pada siang hari dan. beristirahat tidur di malam hari. Kehidupan seperti ini mengikuti pola

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan berkompeten di bidangnya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. diikutinya. Tujuan utama mahasiswa di perguruan tinggi adalah belajar dan

BAB 1 PENDAHULUAN. di perguruan tinggi dengan jurusan tertentu. Mahasiswa diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seperti kesehatan, ekonomi, sosial, maupun politik. Pergeseran peran tersebut terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN. menengah. Seorang siswa mempunyai tugas utama yaitu belajar. Belajar

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Sumber daya pada suatu organisasi merupakan kunci dari lajunya dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dikemukakan oleh Uno (2007) ia berpendapat bahwa motivasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas, dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. kutu buku, bahkan kurang bergaul (Pikiran Rakyat, 7 November 2002).

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi lingkungan yang harus dihadapi oleh manajemen sumber daya manusia

1.1 Latar Belakang. Hubungan Antara..., Bagus, Fakultas Psikologi 2016

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalani kehidupan, manusia memerlukan berbagai jenis dan macam

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia industri saat ini semakin tinggi. Tidak heran jika

BAB I PENDAHULUAN. kondisi perekonomian yang cukup sulit bagi sebagian lapisan masyarakat mendorong mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan keahlian atau kompetensi tertentu yang harus dimiliki individu agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. pada siswanya. Kerapkali guru tidak menyadari bahwa jebakan rutinitas seperti duduk, diam,

BAB I PENDAHULUAN. seberapa jauh perubahan yang terjadi, perlu adanya penilaian. Penilaian

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan kaum akademisi yang menempati strata paling

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan lebih lanjut ke perguruan tinggi ( Perguruan tinggi

LAMPIRAN 1 KUESIONER FAKTOR-FAKTOR PROKRASTINASI AKADEMIK SEBELUM UJI COBA. No. Pernyataan SS S N TS STS

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi penuh dengan persaingan yang ketat, apalagi

BAB I PENDAHULUAN. yang memfokuskan diri pada unsur sumber daya manusia. Tugas MSDM adalah mengelola

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hari. Kehidupan manusia seolah tidak mengenal waktu istirahat. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bekerja bukanlah suatu hal yang baru di kalangan masyarakat. Berbeda dari

BAB I PENDAHULUAN. pada strata tertinggi. Mahasiswa memiliki peran penting sebagai agen perubahan

BAB I PENDAHULUAN. cukup menarik bagi investor. Meningkatnya pendidikan dan pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini persaingan semakin ketat di setiap aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. maupun swasta namun, peningkatan jumlah perguruan tinggi tersebut tidak dibarengi

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai sebagai sumber daya manusia dalam organisasi memiliki peran

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. biologis dan ditutup dengan aspek kultural. Transisi dari masa kanak-kanak ke remaja

BAB I PENDAHULUAN. produksi akan tetapi lebih sebagai aset perusahaan yang harus dikelola dan. bertanggung jawab langsung kepada Gubernur Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia pada suatu krisis

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan memiliki daya saing yang tinggi. Ini berarti berkembang atau tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan yang dilakukan pada seseorang dapat menciptakan kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang, baik di bidang ekonomi, politik, hukum dan tata kehidupan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan sebagai sebuah genre atau jenis permainan, sebuah mekanisme

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN PENYELESAIAN STUDI MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FPTK UPI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi pada era globalisasi saat ini berkembang dengan sangat pesat. UKDW

I. PENDAHULUAN. Pembahasan beberapa hal tersebut secara rinci disajikan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. studi di Perguruan Tinggi. Seorang siswa tidak dapat melanjutkan ke perguruan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perguruan tinggi di Bandung sudah sangat banyak, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyediaan fasilitas untuk industri minyak yang mencakup jasa penguliran

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere, yang berarti

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mencapai tujuan. Tercapainya tujuan perusahaan tidak hanya

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana dalam proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Jika dilihat berdasarkan tahapan perkembangannya, individu yang baru saja

BAB I PENDAHULUAN. individu yang belajar di Perguruan Tinggi. Setelah menyelesaikan studinya di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah salah satu bentuk pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perekonomian keluarga, mengisi waktu luang daripada menganggur,

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan perusahaan tersebut dalam mencapai tujuannya. Pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menjalani peran sebagai penuntut ilmu, mahasiswa pada umumnya selalu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Motivasi mendasari setiap tindakan seseorang. Saat seseorang merasa terdapat suatu kebutuhan yang harus dipenuhi, maka timbul adanya keinginan untuk memuaskan atau memenuhi kebutuhan itu. Dorongan pemenuhan kebutuhan itulah yang menjadi motivasi bagi seseorang dalam melakukan tindakan. Hal itu didukung oleh Suryabrata (2014) yang menyatakan bahwa motivasi merupakan keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan. Hal itu juga berlaku saat kita belajar di jenjang pendidikan tinggi. Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan yang sangat diharapkan banyak orang. Jenjang pendidikan ini sangat berpengaruh terhadap kualitas diri seseorang terutama berkaitan dengan hal mendapatkan pekerjaan dan kesuksesan. Hal tersebut disebabkan karena melalui pendidikan, seseorang akan mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusianya Handianto & Johan (dalam Daulay, 2009). Pekerjaan dan kesuksesan itulah yang dijadikan sebagai motivasi dalam menuntut pendidikan tinggi. Kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan akan lebih mudah bila seorang pencari kerja mempunyai latar belakang pendidikan tinggi. Hal tersebut disebabkan karena pendidikan, individu akan mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Oleh sebab itu seorang tenaga kerja harus menempuh pendidikan di perguruan tinggi atau universitas. Pendidikan tinggi yang berkualitas dengan hasil yang memuaskan sangat diharapkan oleh seluruh mahasiswa. Namun dewasa ini, biaya pendidikan sangatlah tinggi sehingga memunculkan suatu fenomena yang berkembang yaitu banyak mahasiswa yang kuliah sambil bekerja (Handianto & Johan, 2009). Menurut Planty berdasarkan data National Center for Education Statistics (NCES), 40% mahasiswa bekerja lebih dari 20 jam per minggu (Dadgar, 2012). penelitian yang dilakukan oleh Daulay & Rola (2009) mengenai mahasiswa yang kuliah sambil bekerja juga ditemukan di Universitas Sumatera Utara (USU). Dari jumlah mahasiswa USU yang terdaftar berdasarkan data statistik USU tahun 2009 yakni lebih dari 33.000 orang, tidak menutup 1 kemungkinan terdapat mahasiswa USU yang kuliah sambil bekerja.

Alasan yang melatarbelakangi mahasiswa kuliah sambil bekerja sangat bervariasi. Pertama, mahasiswa bekerja karena memiliki alasan untuk membantu keluarga dalam mengatasi masalah keuangan. Kedua, mahasiswa bekerja karena ingin mencari pengalaman dan menambah keahlian yang nantinya akan digunakan setelah lulus kuliah. Ketiga, mahasiswa bekerja karena memang terlibat dalam program magang yang termasuk dalam mata pelajaran perkuliahan (Daulay, 2009). Pilihan untuk kuliah sambil bekerja tentunya memiliki manfaat dan resiko tersendiri bagi kelangsungan pendidikan mahasiswa, namun disisi lain bekerja juga menimbulkan efek negatif bagi mahasiswa. Purwanto (2013) menyatakan bahwa mahasiswa yang bekerja cenderung memiliki tingkat lelah yang lebih tinggi dikarenakan padatnya aktivitas kuliah dan bekerja. Menurut Furr & Elling (dalam Daulay & Rola, 2009) mahasiswa yang bekerja cenderung memiliki tingkat stres yang lebih tinggi dibanding mahasiswa yang tidak bekerja dan juga jarang terlibat aktivitas kampus. Mahasiswa yang bekerja biasanya mengambil jam kuliah pada sore sampai malam hari, karena di pagi harinya mereka harus bekerja. Dapat dikatakan mahasiswa yang bekerja, sebagai individu memiliki status lain yaitu pegawai atau karyawan di suatu lembaga usaha Sarwono (dalam Diaz, 2007). Dalam hal ini mahasiswa yang bekerja tentunya memiliki waktu yang sedikit dibanding mahasiswa yang tidak bekerja. Mahasiswa yang bekerja, harus mengelola waktu belajar dalam waktu yang sempit. Seringkali dalam kondisi lelah setelah pulang kantor, harus mengikuti kuliah, mengerjakan tugas yang harus dikumpulkan dengan terburu-buru, bahkan bila terlalu lelah, banyak mahasiswa yang memutuskan untuk tidak mengikuti perkuliahan malam. Dan konsekuensinya pun waktu libur bekerja harus di isi dengan kuliah. menurut Ahmadi (dalam Rukmoroto, 2012) maka mahasiswa tersebut harus dapat membagi waktu dan konsentrasi serta bertanggung jawab terhadapa komitmen dari kedua aktivitas tersebut. Hal ini membuat mahasiswa menghabiskan banyak waktu, energi serta tenaga untuk bekerja. Masalah lainnya adalah berbagai problematika yang terjadi di tempat kerja dapat memberi dampak terhadap proses belajar mahasiswa yang bekerja. Masalah-masalah yang sering dihadapi di tempat kerja antara lain, rutinitas pekerjaan yang monoton, konflik dan hubungan yang tak harmonis sesama pegawai atau dengan atasan, persaingan yang ketat, tuntutan kerja yang makin bertambah, pekerjaan yang bertumpuk, serta gaji yang tidak sesuai, banyaknya tekanan dan tuntutan dari perusahaan menimbulkan konflik bagi karyawan (Hurrel, dkk dalam munandar, 2008).

Pernyataan di atas didukung oleh penelitian yang dilakukan Grenberger & Steinberg (dalam Santrock, 2002) menunjukan adanya dampak yang dialami oleh mahasiswa yang bekerja, yaitu mereka sulit menyeimbangkan tuntutan di dunia kerja, pendidikan, keluarga dan teman-teman mereka. Bagi mahasiswa yang bekerja permasalahan yang mereka hadapi bukan masalah belajar, akan tetapi bertambah dengan adanya tanggung jawab dan kewajiban mereka sebagai karyawan. Sementara itu Steinberg (1993) menjelaskan bahwa 20 jam kerja perminggu akan memberi pengaruh yang kurang baik terhadap prestasi akademis maupun terhadap kondisi psikologis bagi mahasiswa yang bekerja. Sesuai dengan peryataan Ningsih (2005) bahwa hal yang menjadi kendala dalam kuliah sambil bekerja yaitu tidak mudah membagi waktu antara kuliah, kerja, istirahat dan urusan-urusan lain (Daulay, 2009). Menurut Martin & Osborne (dalam Daulay, 2009), menyatakan bahwa mahasiswa yang memiliki kemampuan untuk mengatur waktu yang baik dan memiliki batas waktu untuk setiap pengerjaan tugasnya adalah salah satu kriteria mahasiswa yang berhasil. Sukadji (2001) menambahkan bahwa agar sukses dalam pendidikan dan berhasil menerapkan ilmu yang diperolehnya, mahasiswa harus mengunakan seluruh potensi yang dimiliknya serta mengatur strategi belajar yang jitu. Namun pengaturan waktu dan strategi belajar tidak akan berarti apa-apa tanpa adanya peningkatan motivasi belajar yang dimiliki oleh mahasiswa untuk belajar (Daulay, 2009). Motivasi belajar mahasiswa dapat didefinisikan sebagai keadaan dalam diri mahasiswa yang mendorong dan mengarahkan perilaku kepada tujuan yang ingin dicapainya dalam mengikuti pendidikan tinggi (Sagala, 2009). Motivasi belajar dapat dikatakan sebagai faktor yang menentukan kualitas mahasiswa dalam belajar sebab tanpa belajar, mahasiswa akan tetap malas meskipun pengaturan waktu dan strategi belajar sudah dilaksanakan. Terdapat beberapa faktor lain yang lebih signifikan dalam mempengaruhi motivasi atau kecenderungan mahasiswa tersebut bekerja. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari dalam diri mahasiswa (faktor intrinsik) dan faktor yang berasal dari luar diri mahasiswa (faktor ekstrinsik). Faktor yang berasal dari dalam diri mahasiswa dapat berupa motivasi mahasiswa untuk belajar, minat terhadap materi yang diajarkan, konsep diri dan cara belajar yang digunakan oleh mahasiswa. Sedangkan faktor yang berasal dari

luar diri mahasiswa misalnya status ekonomi dan dukungan keluarga, lingkungan tempat tinggal, lingkungan tempat belajar (kampus) dan faktor pekerjaan (Djaali, 2011). Spickard (dalam Diaz, 2007) menjelaskan bahwa pada mahasiswa yang bekerja salah satu penyebab turunnya prestasi di bangku perkuliahan adalah faktor pekerjaan. Masalah di tempat kerja seperti rutinitas kerja, pekerjaan yang bertumpuk, persaingan yang ketat, dan hubungan yang kurang harmonis dengan sesama karyawan atau dengan atasan serta jenis pekerjaan yang berat menimbulkan kelelahan yang berat. Hal ini berdampak bagi motivasi belajar pada mahasiswa yang bekerja. Pada mahasiswa yang bekerja masalah yang dihadapi di tempat kerja sangat berpengaruh pada tingkat konsentrasi dan penalaran terhadap perkuliahan, serta stamina untuk menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan. Uraian tersebut memberi gambaran bahwa kondisi di tempat kerja sangat berdampak pada kegiatan perkuliahan mahasiswa yang bekerja Fenomena mahasiswa kuliah sambil bekerja juga terjadi di Fakultas Teknik Universitas Bhayangkara Jakarta Raya. Berdasarkan pengamatan dan komunikasi personal terhadap 10 mahasiswa pada tanggal 8 mei 2015. Dari pertanyaan yang ditanyakan ke 10 mahasiswa, berkeluh kesah karena beban pekerjaan dikantor membuat sakit kepala, merasa fisik lelah karena sudah terkuras saat bekerja, badan pegal-pegal karena bekerja dikantor, tidak nyaman dengan dealine yang membuat sakit kepala, lelah dengan beban yang berat dipekerjaan, dan setiba dikampus muncul perasaan malas belajar dikampus, tugas-tugas yang dikumpulkan ditunda atau tidak mengumpulkan, mengumpulkan tugas nitip sama teman, tugas-tugas kuliah yang diberikan dosen dibuatkan teman, saat ada ujian pasrah dalam menjawab soal-soal atau mengandalkan teman saat menjawab soal-soal tersebut, kurang konsentrasi saat proses belajar dikelas dan suka mengantuk di kelas saat proses belajar (komunikasi personal 8 mei 2015). Ketertarikan penulis terhadap topik atau pembahasan mengenai stres kerja dengan motivasi belajar membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan antara stres pada mahasiswa yang kuliah sambil bekerja dengan motivasi belajar di Fakultas Teknik Universitas Bhayangkara Jakarta Raya 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti mengidentifikasi masalahmasalah yang ada dalam penelitian ini yaitu, mahasiswa yang bekerja masalah yang

dialami di tempat kerja seperti rutinitas kerja, pekerjaan yang bertumpuk, persaingan yang ketat, dan hubungan yang kurang harmonis dengan sesama karyawan atau dengan atasan serta jenis pekerjaan yang berat menimbulkan kelelahan yang berat. Bagi mahasiswa yang bekerja maka mahasiswa tersebut harus dapat membagi waktu dan konsentrasi serta bertanggung jawab terhadap komitmen dari kedua aktivitas tersebut. Spickard (dalam Diaz, 2007) menjelaskan bahwa pada mahasiswa yang bekerja salah satu penyebab turunnya prestasi di bangku perkuliahan adalah faktor pekerjaan. Masalah di tempat kerja seperti rutinitas kerja, pekerjaan yang bertumpuk, persaingan yang ketat, dan hubungan yang kurang harmonis dengan sesama karyawan atau dengan atasan serta jenis pekerjaan yang berat menimbulkan kelelahan yang berat. Hal ini berdampak bagi motivasi belajar pada mahasiswa yang bekerja. 1.3 Rumusan Masalah Untuk memperjelas permasalahan yang akan diteliti, peneliti merumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut : Apakah terdapat hubungan antara stres pada mahasiswa yang kuliah sambil bekerja dengan motivasi belajar di mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Bhayangkara Jakarta Raya? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan dari latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah : Tujuan Umum Peneliti mampu membuktikan hubungan antara Hubungan antara stres pada mahasiswa yang kuliah sambil bekerja dengan motivasi belajar di Fakultas Teknik Universitas Bhayangkara Jakarta Raya. Tujuan Khusus 1. Peneliti mampu menjelaskan bentuk hubungan antara stres pada mahasiswa yang kuliah sambil bekerja dengan motivasi belajar. 2. Peneliti mampu menjelaskan stres pada mahasiswa yang kuliah sambil bekerja. 3. Peneliti mampu menjelaskan motivasi belajar. 1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan untuk melakukan pengembangan dalam meningkatkan mutu pendidikan. Adapun manfaat yang diharapkan adalah : 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memajukan bidang ilmu psikologi pendidikan dan psikologi industri dan organisasi, selain itu penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi referensi untuk peneliti lain, agar penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dan bahan acuan untuk meneliti lebih lanjut dalam penelitian yang sejenis. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi para mahasiswa yang bekerja, agar mampu berusaha untuk meningkatkan motivasi belajar dan dapat mengurangi stres kerjanya. Selain itu penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan tambahan informasi bagi para pendidik di universitas tentang stres kerja pada mahasiswa yang kuliah sambil bekerja, agar dapat meningkatkan motivasi belajar mahasiswa yang bekerja tersebut. 1.6 Metode Penelitian Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah kuantitatif korelasional. Adapun korelasional adalah suatu penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasi seorang peneliti dapat mengetahui hubungan variasi dalam sebuah variabel dengan variasi yang lain (Arikunto, 2009). Variabel penelitian: Variabel terikat : Motivasi Belajar Variabel bebas : Stres Kerja