BAB I PENDAHULUAN. terletak pada aturan keseluruhan yang menentukan kegiatan-kegiatan ekonomi bagi semua

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan bank syariah di Indonesia membawa angin segar bagi para

BAB I PENDAHULUAN. tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis jenis usaha yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhinya, baik kebutuhan primer, sekunder maupun tersier. Ada kalanya

BAB I PENDAHULUAN. pinggiran, atau biasa dikenal dengan rural banking. Di Indonesia, rural banking

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB 1 PENDAHULUAN. proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank pada hakikatnya merupakan lembaga perantara (intermediary) yaitu. menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. juga mengalami penurunan yaitu industri perbankan Indonesia. Dengan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi yang menghubungkan antara pihak-pihak yang kelebihan (surplus) dana

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat dan stabil. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri dari tiga

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah pada dasarnya merupakan pengembangan dari konsep

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008). Ditinjau dari segi imbalan atau

BAB I PENDAHULUAN. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Dimana perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB I PENDAHULUAN. periode 5 tahun terakhir ini telah muncul bank-bank yang menjalankan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur dan jasa. Sedangkan sektor moneter ditumpukan pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan, bank

BAB 1 PENDAHULUAN. perbankan, karena perbankan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang optimal, keadilan sosial ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. perbankan nasional yang terbagi menjadi dua macam yaitu perbankan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana

2017, No khusus terhadap kredit atau pembiayaan bank bagi daerah tertentu di Indonesia yang terkena bencana alam; e. bahwa berdasarkan pertimba

BAB 1 PENDAHULUAN. popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud.

BAB I PENDAHULUAN. pinjaman pada dunia perbankan dan inilah yang terjadi pada perekonomian

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan atau biasa disebut financial intermediary. Sebagai lembaga keuangan,

BAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya. Untuk melakukan kegiatan bisnis tersebut para pelaku usaha

BAB I PENDAHULUAN. prinsip syariah sebagai dasar hukumnya berupa fatwa yang dikeluarkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat. Di Indonesia sendiri perbankan syariah menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. dari dunia perbankan. Jika dihubungkan dengan pendanaan, hampir semua

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi syariah dalam beberapa tahun belakangan ini mengalami. perkembangan yang signifikan terutama di bidang perbankan.

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana (defisit unit). Bank syariah secara resmi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberadaan perbankan syariah sebagai bagian dari sistem perbankan

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan sektor perbankan telah tumbuh dengan pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akhibat krisis moneter yang melanda pada pertengahan Penyebab dari

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sebelum pemerintah secara formal meletakkan dasar-dasar hukum operasionalnya

BAB I PENDAHULUAN. berupa penghimpunan dana dengan berbagai jenis skema maupun

BAB I PENDAHULUAN. sektor perbankan. Berdasarkan sistem operasionalnya, perbankan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia umumnya

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan usahanya. Perbankan Syariah dalam menjalankan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN. perbankan syariah juga merupakan salah satu hal yang cukup berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sistem keuangan dunia. perkembangan perekonomian dunia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai financial

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

Fungsi, Peran dan Perkembangan Daya saing BPR/BPRS

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi hasil, bahkan memungkinkan bank untuk menggunakan dual system,

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Indikator Utama Perbankan Syariah (dalam milyar rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk

I. PENDAHULUAN. Kebijakan perbankan di Indonesia sejak tahun 1992 berdasarkan ketentuan

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat. Dalam hal

2017, No pemberian kredit atau pembiayaan oleh bank umum untuk pengadaan tanah dan/atau pengolahan tanah; e. bahwa berdasarkan pertimbangan seb

BAB I PENDAHULUAN. gerakan renaissance Islam Modern: neorevivalis dan modernis. Tujuan utama dari

BAB I PENDAHULUAN. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, yang secara eksplisit menetapkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang sustainable. Dari sisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyaluran kredit maupun pembiayaan merupakan fokus dan kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam. memajukan perekonomian suatu negara sangatlah besar. Hampir semua sektor

SEKTOR MONETER, PERBANKAN DAN PEMBIAYAAN BY : DIANA MA RIFAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era modern ini perbankan syariah telah menjadi fenomena global,

BAB I PENDAHULUAN. perbankan nasional. Bank Islam telah berkembang pesat pada dekade terakhir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian yang semakin modern seperti sekarang ini, uang

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dari sejak awal perkembangan perbankan syari ah di Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah merupakan organisasi profit oriented business yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 7 /PBI/2003 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. yang membutuhkan dana disebut dengan debitur. satu, yang sering disebut dengan pooling of fund yang sesuai dengan

I.PENDAHULUAN A.LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembiayaan murabahan..., Claudia, FH UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat khususnya bagi umat islam. Rasa terpercaya, amanah dan aman serta

BAB I PENDAHULUAN. yang berbasis syariah, perkembangan ini juga mendorong bank syariah untuk

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sistem ekonomi islam merupakan bagian dari sistem islam yang mengatur masalahmasalah ekonomi agar berjalan dalam aturan syariah Islam. Pengertian sistem ekonomi terletak pada aturan keseluruhan yang menentukan kegiatan-kegiatan ekonomi bagi semua unit ekonomi yang ada dalam suatu masyarakat atas dasar prinsip-prinsip tertentu dan untuk mencapai tujuan tertentu pula. Pengertian ekonomi sebagai suatu sistem mencakup tiga komponen pokok yang harus dimiliki yaitu : (1) Prinsip dasar atau sistem nilai yang melandasi segala kegiatan ekonomi yang dilandaskan oleh setiap unit ekonomi. (2) Adanya tujuan atau cita-cita yang hendak dicapai. (3) Adanya patokan yang menyeluruh yang mengatur operasi unit-unit yang ada. Islam mengajarkan umatnya untuk menjalankan syariah islam secara keseluruhan (kaffah). Islam tidak hanya mengatur aspek ibadah mahdhah saja yang menyangkut hubungan vertikal antara manusia dan Allah SWT sang pencipta tapi juga menyangkut semua bentuk aktivitas yang berimplikasi sosial. (Imamudin Yuliadi,2007:26) Pada masa Rasulullah, yang membawa risalah islam sebagai petunjuk bagi umat manusia, telah memberikan rambu-rambu tentang bentuk-bentuk perdagangan mana yang berlaku dan dapat dikembangkan pada masa-masa berikutnya. Serta bentuk-bentuk usaha mana yang dilarang karena tidak sesuai dengan ajaran islam. Salah satu larangan itu adalah larangan usaha yang mengandung riba, di mana ayat tentang larangan riba ini diperkirakan turun menjelang Rasulullah wafat pada usia 60 tahun. Sehingga beliau tidak sempat

menjelaskan secara rinci tentang riba ini. Dalam hubungan inilah peranan ijtihad para cendekiawan muslim sangat diharapkan untuk menggali konsep di dasar tentang sistem perbankan modern yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam.(Warkum Sumitro.2004:7-8) Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi, perbankan sariah saat ini masih pada tahap perkembangan dengan tetap gencar untuk meningkatkan pangsanya, salah satunya dari sisi pembiayaan. Selama tahun 2010 perbankan syariah, yang merupakan instrument pengembangan ekonomi nasional telah mampu memberikan dukungan besar terhadap pengembangan sector riil yang ada selama ini. Bank Indonesia mencatat pada bulan oktober 2010 total asset perbankan syariah sudah mencapai Rp.86 triliun. Dorongan untuk meningkatnya pangsa inilah kemudian, bank syariah memerlukan analisa yang lebih matang baik dalam konteks persaingan dengan bank konvensional maupun dalam konteks merespon kondisi pasar.(wuri Arianti dan Harjum Muharam. 2012) Menurut Warkum Sumitro (2004) bank-bank yang ada sekarang dikatakan tidak berhasil di dalam upaya pemerataan pendapatan, karena pranata pembayaran bunga tetap menjamin arus sumber dari debitur secara terus menerus ke arah kreditur. Jumlah debitur semakin lebih banyak dari pada jumlah kreditur, pinjaman yang diperoleh pada umumnya tidak mampu menjadi nilah tambah bagi debitur untuk membayar bunga kepada kreditur, terutama untuk jenis pinjaman yang bersifat konsumtif. Sementara itu debitur-debitur yang memperoleh fasilitas kredit produktif, justru kelompok pemilik modal atau pemilik perusahan.walhasil bank dengan pranata bunga memciptakan suatu keadaan yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin.

Akhirnya, secara realistis, gagasan berdirinya bank islam tanpa bunga adalah didasarkan konsep hukum syirkah dan mudharabah yang secara bertahap tetap berevolusi selama tiga puluh tahun/sebelumnya yang kemudian menimbulkan modal perbankan yang cukup lengkap diawal decade tujuh puluhan (Muhammad Nejatullah, 1984) Bank syariah adalah bank yang didirikan untuk memenuhi kebutuhan manusia akan jasa perbankan, dengan cara perbankan yang dilakukan terjauh dari yang bertentangan dengan ajaran agama islam.(agus tri basuki, Nano prawoto. 2014:308) Berdasarkan UU No. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah, perbankan syariah diartikan segala sesuatu yang menyangkut bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses pelaksanaan kegiatan usahanya. Salah satu bagian perbankan syariah di Indonesia adalah Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah (BUS dan UUS) yang juga memberikan pelayanan kepada nasabah khususnya dibidang pembiayaan/kredit. Pada undang-undang yang sama dijelaskan bahwa pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan berupa : (a) Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah (b) Transaksi sewa menyewa dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan istishna (c) Transaksi jual beli dalam bentuk piutang qardh dan (d) Transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa. Mayoritas penduduk di Indonesia adalah muslim, bahkan Indonesia disebut sebagai Negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, dengan ini mengakibatkan perbankan syariah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun yang cukup pesat, baik dari sisi pendanaan, pembiayaan maupun jumlah kantor yang ada di Indonesia. Faktor lain yang melandasi besarnya peluang pengembangan bank syariah yaitu pengalaman pahit masyarakat Indonesia pada masa krisis ekonomi dimana sebagian bank-

bank yang beroperasi dengan sistem bunga mengalami kebangkrutan massal yang berujung pada campur tangan pemerintah untuk menyelamatkan bank-bank nasional tersebut melalui instrument Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI). Perkembangan bank islam baik dari sisi jumlah maupun jaringan kantor pelayanan dari waktu ke waktu terus mengalami peningkatan yang signifikan. Perkembangan yang menggembirakan tersebut disebabkan karena adanya dua faktor yaitu pertama, adanya bank konvensional yang melakukan konversi ke bank syariah, kedua, dibukanya unit-unit syariah dari bank-bank konvensional. Melihat perkembangan yang cukup menggembirakan ini menandakan bahwa peluang pengembangan bank syariah pada masa yang akan datang masih cukup baik.(imamudin Yuliadi,2007) Tabel 1.1 Jaringan KantorPerbankan Syariah Di Indonesia 2009-2015 INDIKATOR 2011 2012 2013 2014 2015* BUS Jumlah Bank Jumlah kantor UUS Jumlah Bank Jumlah Kantor BPRS Jumlah Bank Jumlah Kantor 11 1.401 24 336 11 1.745 24 517 11 1.998 23 590 12 2.151 22 320 12 2.121 22 327 155 364 158 401 163 402 163 439 161 433 TOTAL 2.101 2.663 2.990 2.910 2.881 Sumber : Statistik Perbankan Syariah, Juni 2015,*Angka Sementara/Juni 2015 Pada tabel 1.1 menunjukkan perkembangan jaringan kantor Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Pada tahun 2011 BUS memiliki jumlah bank sebanyak 11 dan bertahan sampai pada tahun 2013, dan jumlah kantor 1.401 pada tahun 2011 menjadi 2.151 pada tahun 2014. UUS memiliki jumlah bank sebanyak 24 pada tahun 2009, akan tetapi turun menjadi 22 pada tahun 2014,

dengan jumlah kantor 336 pada tahun 2011 dan mengalami penurunan menjadi 320 pada tahun 2014. Pada tahun 2011 BPRS memiliki jumlah bank sebanyak 155 dan meningkat menjadi 163 pada tahun 2014, dengan jumlah kantor 364 pada tahun 2011 menjadi 433 pada tahun 2014. Total kantor jaringan perbankan syariah di Indonesia pada tahun 2011 sebanyak 2.101 dan terdapat peningkatan manjadi 2.881 kantor pada tahun 2014. Bertambahnya jumlah bank dan kantor Perbankan Syariah di Indonesia menandakan ketertarikan masyarakat terhadap produk-produk perbankan syariah khususnya dalam produk atau sektor pembiayaan, di dalam Perbakan Syariah salah satu pos pembiayaan adalah pembiayaan berdasarkan golongan. Pembiayaan ini meliputi pembiayaan yang dilakukan oleh pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan selain UKM. Tabel.1.2 Pembiayaan Berdasarkan Golongan Pembiayaan 2009-Juni 2015 (Miliar Rupiah) Indikator 2011 2012 2013 2014* 2015** Usaha Kecil Menengah 71.810 90.860 110.086 59.806 51.603 (UKM) SelainUKM 30.845 56.645 74.034 139.524 152.291 TOTAL 102.655 147.505 184.120 199.330 203.894 *Angka desember 2014, **Angka juni 2015 Sumber : Statistik Perbankan Syariah, juni 2015 Pada tabel 1.2 terlihat bahwa pembiayaan berdasarkan golongan pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah selalu ada kenaikan dan fluktuasi tiap tahunnya dari sisi UKM. Dari sisi pembiayaan UKM sendiri terlihat mencapai angka Rp.71.810.000.000,- pada tahun 2011 dan pada 2012 meningkat menjadi Rp.90.860.000.000,- dan terus meningkat sampai pada tahun 2013 yaitu mencapai Rp.110.086.000.000.- menjadi Rp.59.806.000.000.- pada tahun 2014 bahkan menyentuh angka Rp.51.603.000.000.- pada juni 2015. Pada sisi lain pembiayaan selain UKM selalu mengalami peningkatan jumlah pembiayaan berdasarkan golongan ini, seperti pada tahun 2011 pembiayaan selain UKM

mencapai angka Rp.30.845.000.000.- kemudian meningkat mencapai angka Rp.56.645.000.000.- pada tahun 2012, dan meningkat kembali pada tahun 2014 tembus pada angka Rp.139.524.000.000.- dan terus selalu ada peningkatan jumlah pembiayaan pada golongan selain UKM. Adapun dana pihak ketiga pada bank syariah terdiri dari Giro wadiah dengan akad wadiah, dalam hal ini bank syariah menggunakan prinsip wadiah yad dhamanah dimana bank syariah dapat menggunakan dana tersebut serta berhak atas pendapatan yang diperoleh dari pemanfaatan harta titipan tersebut, bank juga harus menjamin pengembalian nominal simpanan wadiah apabila pemilik dana menarik kembali dananya pada saat tertentu atau sewaktu-waktu, baik sebagian maupun seluruhnya. Dalam bentuk tabungan dengan akad wadiah yang juga menggunakan prinsip wadiah yad dhamanah dan akad mudharabah, dan dalam bentuk deposito dengan akad mudharabah yang memiliki jangka waktu 1 bulan sampai lebih dari 12 bulan. Pembiayaan macet atau yang disebut dengan Non Performing Financing adalah salah satu faktor yang mempengaruhi yang bermasalah dalam perbankan syariah di Indonesia karena NPF akan berpengaruh terhadap Dana Pihak Ketiga maupun pembiayaan itu sendiri. Hal tersebut dapat terlihat dari peningkatan NPF yang ada pada pembiayaan berdasarkan golongan pada perbakan syariah di Indonesia pada tahun 2009-2014. Tabel.1.3 Jumlah DPK dan NPF Perbankan Syariah (BUS/UUS) Berdasarkan Golongan Pembiayaan di Indonesia (Miliar Rupiah) Tahun Jumlah Jumlah DPK Jumlah NPF Pembiayaan 2011 102.655 115.415 2.588 2012 147.505 147.512 3.269 2013 184.120 183.534 4.828 2014 199.330 217.858 9.608 2015 203.894 215.339 9.707

*Angka Juni 2015 Sumber: Data Statistik Perbankan Syariah, Juni 2015 Table 1.4 menunukkan korelasi positif antara tingkat NPF dan jumlah DPK terhadap Pembiyaaan pada BUS dan UUS di Indonesia atau menjelaskan peningkatan jumlah pembiayaan terus diikuti meningkatnya jumlah DPK dan NPF. Pada tahun 2014 dengan jumlah pembiayaan mencapai Rp 199.330.000.000,-, jumlah DPK mencapai Rp. 217.858.000.000,-, adapun NPF telah mencapai Rp 9.608.000.000,-. Perbandingan tersebut meningkat dari tahun tahun 2011 yaitu dengan pembiayaan sebesar Rp 102.655.000,-, jumlah DPK sebesar Rp. 115.415.000.000,- dan jumlah NPF sebesar Rp 2.588.000.000,-. Hal ini tentunya menimbulkan kekhawatiran terus meningkatnya jumlah DPK yang dibarengi dengan meningkatnya NPF pada pembiayan produktif seperti pembiayaan berdasar golongan pembiayaan pada BUS dan UUS di Indonesia. Sertifikat Bank Indonesia Syariah adalah instrumen moneter yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia sebagai kebijakan untuk mengatur kelebihan dana likuiditas perbankan syariah selain instrumen Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank (SIMA) dan aturanaturan tentang pasar Keuangan Antarbank Dengan Prisip Syariah (PUAS). Instrument Sertifikat Bank Indonesia Syariah ini juga akan mempercepat pertumbuhan bank syariah. Pangsa pasar bank syariah ditargetkan mengembang hingga mencapai 5 persen dari total pasar perbankan nasional. Pertumbuhan setiap bank sangat dipengaruhi oleh perkembangan kemampuannya dalam inovasi produk agar masyarakat lebih antusias dalam bertransaksi di perbankan syariah, baik berskala kecil maupun besar dengan masa pengendapan yang memadai. Sebagai lembaga keuangan, masalah bank yang paling utama adalah dana. Tanpa dana yang cukup,

bank tidak dapat berbuat apa-apa, atau dengan kata lain bank menjadi tidak berfungsi sama sekali. Sehubungan dengan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Dana Pihak Ketiga (DPK), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) Dan Non Performing Finance (NPF) Terhadap Pembiayaan Pada Bank Syariah Di Indonesia; Model Vector Auto Regression (VAR). B. Batasan Masalah Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah pada beberapa aspek antara lain : 1. Lembaga keuangan syariah yang menjadi objek kajian adalah Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia. 2. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pembiayaan, Dana Pihak Ketiga (DPK), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Non Performing Financing (NPF). 3. Pembiayaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pembiayaan berdasar golongan pembiayaan (UKM dan selain UKM) 4. Penelitian menggunakan dasar data bulanan (kuartal) dari tahun 2007-2014 yang memberikan gambaran tiap variabel. C. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah penelitian, maka dapat dirumuskan beberapa masalah penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana respon dari DPK terhadap yang terjadi pada pembiayaan bank syariah? 2. Bagaimana respon dari Sertifikat bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap yang terjadi pada pemiayaan bank syariah? 3. Bagaimana respon dari NPF terhadap yang terjadi pada pembiayaan bank syariah? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini antara lain : 1. Untuk mengetahui respon Dana Pihak Ketiga terhadap pembiayaan Bank Syariah di Indonesia. 2. Untuk mengetahui respon SBIS terhadap pembiayaan Bank Syariah di Indonesia. 3. Untuk mengetahui respon NPF terhadap pembiayaan Bank Syariah di Indonesia. E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian yang akan didapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi penulis Menerapkan ilmu yang didapat selama mengikuti kuliah. Menambah wawasan bagi penulis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan Bank Syariah di Indonesia. 2. Bagi Bank Syariah Manfaat bagi Bank Syariah adalah sebagai sumber referensi dan informasi untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan Bank Syariah. 3. Bagi masyarakat

Manfaat bagi masyarakat adalah untuk menambah informasi dan refrensi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan Bank Syariahdi Indonesia. 4. Bagi jurusan Ekonomi dan Perbankan Islam Manfaat bagi jurusan ekonomi perbankan Islam yakni sebagai referensi untuk perbandingan terhadap penelitian sebelumnya