PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran. Kesehatan Tingkat Pertama milik Pemerintah Indonesia Nomor4438);

dokumen-dokumen yang mirip
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E

Prof. Dr. Mardiasmo, MBA, Ak, CA, QIA, CFrA

PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN DANA KAPITASI PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA MILIK PEMERINTAH DAERAH

4400); 12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2012 tentang Penerimaan Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan;

BUPATI TANAH DATR PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 10 TAHUN 2016

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG

2 Bagian Hukum Setda Kab. Banjar

PROVINSI JAWA BARAT TENTANG PENGGUNAAN DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA PUSKESMAS DI KABUPATEN KARAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 21 TAHUN 2014

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR TAHUN 2015

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI PANGANDARAN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

Seksi Informasi Hukum Ditama Binbangkum

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGELOLAAN DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 1.1 TAHUN 2015 TENTANG

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA MILIK PEMERINTAH DAERAH. mutupelayanankesehatan.

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR : 77 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG

Pengelolaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah Yang Belum Menerapkan PPK-BLUD

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR : 19 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 26 TAHUN 2017 TENTANG

2 Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Dae

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG

#5- Mengingat : 1. :a.. Tahun 2OO3 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 430U;

MEKANISME PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DANA KAPITASI DAN NON KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

GUBERNUR SULAWESI BARAT

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 18 TAHUN 2016

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 25 Tahun : 2014

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 29 TAHUN

BUPATIEMPAT LAWANG PROVINSI SUMATERA SELATAN. PERATURAN BUPATI EMPAT LAWANG NOMOR : 0i\ TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN TARIF KAPITASI

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 42 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK

WALIKOTA DUMAI PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 27 Tahun : 2014

WALIKOTA BANJARMASIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR :'G TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 50 TAHUN 2014

WALIKOTA MOJOKERTO PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN BUPATI BATANG NOMOR 2 " TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BUPATI TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 81 TAHUN 2011 TENTANG

N O M O R 23 T A H U N

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN DANA KAPITASI DAN DANA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI NATUNA. Ranai, 10 Juni Nomor : 900/BPKAD-AGG/159 Kepada Lampiran : Perihal :

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PEMANFAATAN DANA KAPITASI UNTUK PENINGKATAN KINERJA PUSKESMAS

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PROVINS! JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 102 TAHUN 2016 TENT ANG

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN BUPATI BATANG NOMOR TAHUN 2015

BUPATI SEMARANG PROPINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 59 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN REKENING SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PADA BANK UMUM

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BELANJA TIDAK TERDUGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 1.2 TAHUN 2015 TENTANG

MODUL AKUNTANSI DAN PELAPORAN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN DAERAH YANG TIDAK MELALUI REKENING KAS UMUM DAERAH (RKUD)

5. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Nomor

BUPATI KUTAI BARAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI KUTAI BARAT NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG


Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

BUPATI GAYO LUES PROVINSI ACEH

WALIKOTA LANGSA PERATURAN WALIKOTA LANGSA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

6. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan

LAMPIRAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGISIAN UANG PERSEDIAAN TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2013 TENTANG MODAL AWAL UNTUK BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 28 TAHUN 2012

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI DHARMASRAYA PERATURAN BUPATI DHARMASRAYA NOMOR : 7 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 35 TAHUN 2011

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG

Jakarta, 5 Mei Kepada

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8B TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 54 TAHUN 2010 TENTANG PENETAPAN BESARAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN UANG PERSEDIAAN TAHUN ANGGARAN 2011

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 40 PERATURAN WALIKOTA CILEGON TENTANG

Transkripsi:

PE N G E LOLAAN DAN P EMAN FAATAN DANA KAPITAS I JAM I NAN KES E HATAN NASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERIAMA MILIK PEMERINTAH DAERAH (Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor : 32 Tahun2O14 tanggal 21 April 2014) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara pelayanan kesehatan dalam penyelenggaraan Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Jaminan Kesehatan Nasional sesuai amanat Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah beberapa U ndang-u ndang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional dan Undang- kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Penyelenggara Jaminan Sosial, diperlukan Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, dukungan dana untuk operasional pelayanan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844\; kesehatan yang dilakukan oleh Fasilitas Kesehatan; 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun z004tentang b. bahwa dalam rangka tertib administrasi pengelolaan keuangan daerah terkait dengan pem- Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah bayaran dana kapitasi oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan kepada Fasilitas 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor Kesehatan Tingkat Pertama milik Pemerintah Indonesia Nomor4438); Daerah sebagaimana diaturdalam Pasaf 3g ayat 6. Undang-Undang Nomor40 Tahun 2004 tentang (1) Peraturan Presiden Nomor 12Tahun 2013 Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran tentang Jaminan Kesehatan sebagaimana telah Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 111 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Tahun 2013, perlu diaturpengelolaan dan pemanfaatan dana kapitasi bagi Fasilitas Kesehatan 7. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Indonesia Nomor4456); Tingkat Pertama milik Pemerintah Daerah; Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu Negara Republik Indonesia Nomor 5063); menetapkan Peraturan Presiden tentang 8. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Jaminan Kesehatan Nasional Pada Fasilitas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah 2011Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Daerah; Republik Indonesia Nomor 5256); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Mengingat : tentang Pengelolaan Keuangan Daerah 1. Pasal 4 ayat(1) Undang-Undang Dasar Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun Republik Indonesia Tahun 1945; 2005 Nomor 14},Tambahan Lembaran Negara 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Republik Indonesia Nomor 4578); Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik 10. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan tentang Standar Akuntansi Pemerintahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 4286); 2010 Nomor 123,Tambahan Lembaran Negara 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Republik Indonesia Nomor 5165); Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara 11. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, tentang Sistem Kesehatan Nasional (Lembaran Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 1e3); Wafta Perundang-U ndangan/l 5 Juli 2014 &1

12. Peraturan presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun Z01Z ttomor-zo; sebagaimana telah diubah dengan peraturan Presiden Nomor 111 Tahun ZOlg (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2ABNomor 255); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG PENGE- LOLAAN DAN PEMANFMIAN DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FAS ILITAS KES E HATAN TI NGKAT PERTAMA MI LI K PEMERINIAH DAEMH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan presiden iniyang dimaksud dengan: 1. Jaminan Kesehatan Nasionil yang selanluinya disingkat.jkn adalah jaminan 6"rrp" p"rlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perfindungan dafam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayariuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah. 2. Fasilitas kesehatan adarah fasiritas perayanan kesehatan yang digunakan untuk,"nyul*nggarakan upaya pelayanan kesehatan perorangan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabiritatif yang dirakukan oreh pemeriniah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat. 3. Fasilitas Kes.ehatan Tingkat pertama yang selanjutnya disingkat FKlp adalah fasiritas kesehatan yang melakukan petayanan kesehatan perorangan yang bersifit non spesialistik untuk keperluan obiervasi, diagno_ sis, perawata n, pe ngobatan, dan/ata u pelaya"nan kesehatan lainnya. 4. Badan penyelenggara Jaminan Sosiaf Kesehatan yang selanjutnya disingkat BpJS Kesehatan adalah badan njfum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan. 5. Pengelolaan Dana Kapitasi adalah tata cara penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan, dan pertanggungjawaban dana kapitasi yang diterima oleh FKTp dari BPJS Kesehatan.' 6. Dana Kapitasiadafah besaran pembayaran per_ bufan yang dibayar dimuka trepaia FKTP berdasarkan jumlah peserta yang terdaftar tanpa memperhitungkan jenis dan jumlah pefayanan kesehatan yang diberikan. 7. Satuan K"!? perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKpD adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah seraku pengguna anggaran/pengguna barang. 8. Badan Layanan Umum Daerah yang s-elanjutnya disingkat BLUD adarah skpd atju unif kerja pada SKPD di lingkungan pemerintah Daerah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijualtanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. 9. Pejabat pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat ppkd adalah kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah yang selanjutnya disebut dengan feplta SKPKD y"ng mempunyai tugas melaksanakan pengeloiaan APBD dan bertindak sebagaibendahal umum 14. Bendahara Umum Daerah yang selanjutnya disingkat ByD adatah pejabaiyang diberitugas untuk melaksanakan fungsi Bendihara Umum Daerah. 12. Rencana Kerjg dan Anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat RKA_SKpO aoalan dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisirencana pendapatan dan *n""n" beln;a program dan kegiatan SKpD sebagai dasar penyusunanapbd. 13. Dokumen pelaksanaan Anggaran SKpD yang selanjutnya disingkat ofn-skpd adalah dokumen yang memuat pendapatan dan belanja yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh pengguna anggaran. 14. Pejabat;penatausahaan Keriangan SKpD yang selanjutnya disingkat ppk-skpd adalah pejabat yang melaksanakan fungsitata usaha keuangan pada SKPD. 15. Bendaha ra Dana Kapitasi JKN pada FKTp adalah pegawai negeri sipil yang ditunjuk untuk menjalankan fungsi menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan dana kapitasi. 15. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan. Warta Perundang-lJndangan/l S Juli 2014

Pasal 2 Peraturan Presiden ini mengatur mengenai Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi JKN pada FKTP milik Pemerintah Daerah yang belum menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD. BAB II PENGELOT.AAN DANA KAPITASI JKN Bagian Kesatu Umum Pasal 3 (1) BPJS Kesehatan melakukan pembayaran dana kapitasi kepada FKTP milik Pemerintah Daerah. (2) Pembayaran Dana Kapitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada jumlah peserta yang terdaftar di FKTP sesuaidata dari BPJS Kesehatan. Bagian Ketiga Pelaksanaan dan Penatausahaan Pasal 5 (1) Kepala SKPD Dinas Kesehatan menyusun DPA- SKPD berdasarkan peraturan daerah tentang APBD tahun anggaran berkenaan dan peraturan kepala daerah tentang penjabaranapbd tahun anggaran berkenaan. (2) Tata cara dan format penyusunan DPA-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan ketentuan peratu ran perundangundangan di bidang pengelolaan keuangan (1) Pasal 6 Kepala Daerah menetapkan Bendahara Dana Kapitasi JKN pada FKTP atas usul Kepala SKPD Dinas Kesehatan melalui PPKD. (3) Dana Kapitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibayarkan langsung oleh BPJS Kesehatan kepada Bendahara Dana Kapitasi JKN pada FKTP. Bagian Kedua Penganggaran (2) (3) Bendahara Dana Kapitasi JKN pada FKTP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) membuka Rekening Dana Kapitasi JKN. Rekening Dana KapitasiJKN pada setiap FKTP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh Kepala Daerah. Pasal 4 (1) Kepala FKTP menyampaikan rencana pendapatan dan belanja dana kapitasi JKN tahun berjalan kepada Kepala SKPD Dinas Kesehatan. (2) Rencana pendapatan dan belanja dana kapitasi JKN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengacu pada jumlah peserta yang terdaftar di FKTP dan besaran kapitasi JKN, sesuai dengan peraturan peru ndang-u ndangan yang berlaku. (3) Rencana pendapatan dan belanja dana kapitasi JKN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dianggarkan dalam RKA-SKPD Dinas Kesehatan. (4) Tata cara dan format penyusunan RKA-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan di bidang pengelolaan keuangan Warta Perundang-Undangan/l 5 Juli 2014 (4) Rekening Dana Kapitasi JKN pada FKTP sebagaimana dimaksud pada ayat (2j merupakan bagian dari Rekening BUD. (5) Rekening dana kapitasi JKN sebagaimana dimaksud pada ayat(2)disampaikan oleh Kepala FKTP kepada BPJS Kesehatan. Pasal 7 (1) Pembayaran dana kapitasi dari BPJS Kesehatan dilakukan melalui Rekening Dana KapitasiJKN pada FKTP dan diakui sebagai pendapatan. (2) Pendapatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan langsung untuk pelayanan kesehatan peserta JKN pada FKTP. (3) Dalam hal pendapatan dana kapitasi tidak digunakan seluruhnya pada tahun anggaran berkenaan, dana kapitasi tersebut digunakan untuk tahun anggaran berikutnya. H

Pasal 8 (1) Bendahara Dana Kapitasi JKN pada FKTp mencatat dan menyampaikan realisasi pendapatan dan belanja setiap bulan kepada Kepala FKTP. (2) Kepala FKTP menyampaikan laporan realisasi pendapatan dan belanja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Kepafa SKpD Dinas Kesehatan dengan melampirkan surat pernyataan tanggung jawab. (3) Berdasarkan laporan realisasi pendapatan dan belanja sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala SKPD Dinas Kesehatan menyampaikan Surat Permintaan pengesahan pendapatan dan Belanja (SP3B) FKTP kepada ppkd. (4) SP3B FKTP sebagaimana dimaksud pada ayat (3) termasuk sisa dana kapitasi yang belum digunakan pada tahun anggaran berkenaan. Pasal 9 (1) Berdasarkan Sp3B FKTP sebagaimana dimaksud dalam pasal g ayat (3), ppkd selaku BU D menerbitkan Surat pengesahan Pendapatan dan Belanja (Sp2B) FKTP. (2) PPK-SKPD dan ppkd melakukan pembukuan atas pendapatan dan belanja FKTp berdasarkan SP2B. Bagian Keempat pertanggungjawaban Pasal 10 (1) Kepala FKTP bertanggung jawab secara formal dan materialatas pendapatan dan belanja dana kapitasijkn. (2) Pendapatan dan belanja sebagaimana dimaksud qada ayat (1) disajikan dalam Laporan Keuangan SKPD dan Laporan Keuangan pemeriniah Daerah. (3) Tata cara dan format penyusunan Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat(2) dilakukan sesuai dengan ketentuan perituran perundang-undangan di bidang pengefolaan keuangan Warta Perundang-Undangan/l S Juli 20I4 Bagian Kelima Pengawasan Pasal 11 (1) Kepala SKPD Dinas Kesehatan dan Kepala FKTP melakukan pengawasan secara berjenjang terhadap penerimaan dan pemanfaatan dana kapitasioleh Bendahara Dana KapitasiJKN pada FKTP. (2) Aparat Pengawasan Intern pemerintah Kabupaten/Kota melaksanakan pengawasan fungsional terhadap pengelolain dan pemanfaatan dana kapitasi sesuai ketentuan yang berlaku. (3) Pengawasan secara berjenjang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan pengawasan fungsional oleh Aparat pengawasan Intern Peinerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan untuk meyakinkan efektifitis, efisiensi, dan akuntabilitas pengelolaan dan pemanfaatan dana kapitasi. BAB III PEMANFAATAN DANA Pasal 12 (1) Dana kapitasi JKN di FKTP dimanfaatkan seluruhnya untukjasa pelayanan kesehatan dan dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan. (2) Jasa pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputijasa plnyanan kesehatan perorangan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan. (3) Dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya obat, alat kesehatan, bahan medis habis pakai, dan dukungan biaya operasionaf pelayanan kesehatan lainnya. (4) Jasa pelayanan kesehatan di FKTP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan sekurang-kurangn y a 60% (enam puluh persen) dari total penerimaan dana kapitasi JKN,:,dan sisanya dimanfaatkan untuk dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan. ':84':',i

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai penggunaan jasa pelayanan kesehatan dan dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan diatur dengan Peraturan Menteri. BAB IV KETENTUAN PERALIHAN Pasal 13 (1) Dalam halpendapatan dan belanja dana kapitasi belum dianggarkan dalam peraturan daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2014, Pemerintah Daerah melakukan perubahan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD TahunAnggaran 2014 da6 diberitahukan kepada DPRD paling lambat 1 (satu) bulan setelah dilakukan perubahan. (2) Perubahan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD Tahun Anggara n 2014 sebagaimana dimaksud pada ayat (1), selaniutnya ditampung dalam peraturan daerah tentang perubahan APBD Tahun Anggaran ZO1 4. (3) Dalam hal pemerintah daerah tidak melakukan perubahan atas peraturan daerah tentangapbd Tahun Anggaran 2014, pendapatan dan belanja dana kapitasisebagaimana dimaksud pada ayat (1 ) ditampung dalam laporan realisasi anggaran TahunAnggaran 2014. BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 14 Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Presiden ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik lndonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 21 Aprit 2014 PRESIDEN REPUBLIK TNDONESIA, ttd. DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO Diundangkan di Jakarta pada tanggal 21 April 2014 MENTERI HUKUM DAN HAKASASIMANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd. AMIR SYAMSUDIN LEMBARAN NEGARA REPUBLTK INDONESIA TAHUN 2914 NOMOR 81 Warta Perundang-Undangan/l S Juti 2014 B5