Pengaruh Panjang Mini Kolom T-Shape Terhadap Beban dan Deformasi Pelat Fleksiglass di atas Tanah Lempung Ekspansif

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

Kata kunci: pelat fleksibel, teknik kolom Eko-SiCC, defleksi, tanah ekpansif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. A. Karakteristik Tanah Lempung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BULETIN TEKNIK SIPIL. Nilai Indeks Pemampatan (Cc) Dan Indeks Pengembangan (Cs) Tanah Lempung Ekspansif Di Sekitar Kolom Sicc.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PANJANG MINI COLUMN T-SHAPE TERHADAP BEBAN DAN DEFORMASI PELAT FLEKSIGLASS DI ATAS TANAH LEMPUNG EKSPANSIF

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KEDALAMAN ELEKTRODA METODE ELEKTROKINETIK TERHADAP PENGEMBANGAN TANAH LEMPUNG EKSPANSIF Rizla Sheila 1, Agus Setyo Muntohar 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Pengambilan sampel tanah lempung dan pasir. 2. Persiapan alat. Pengujian Pendahuluan (ASTM D422-63)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

POTENSI PENAMBAHAN DOLOMIT DAN BOTTOM ASH TERHADAP PENINGKATAN NILAI CBR TANAH EKSPANSIF

PENGARUH PENAMBAHAN AIR DIATAS KADAR AIR OPTIMUM TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG YANG DICAMPUR ABU TERBANG

Keywords: expansive clay, SiCC column, triaxial, UU, CU. Kata-kata kunci: lempung ekspansif, kolom SICC, triaksial, UU, CU

RISET PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI (IPTEK)

Kata Kunci : Stabilisasi tanah, tanah lempung ekspansif, metode elektrokinetik, voltase, pengembangan (swelling), kadar air

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sampel tanah asli di laboratorium didapatkan hasil :

Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Siklus Basah Kering Terhadap Kuat Tekan Bebas Campuran Kapur Karbit Dan Abu Sekam Padi Dengan Dan Tanpa Serat Plastik

STUDI KAPASITAS DUKUNG PONDASI LANGSUNG DENGAN ALAS PASIR PADA TANAH KELEMPUNGAN YANG DIPERKUAT LAPISAN GEOTEKSTIL

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMANFAATAN KAPUR DAN FLY ASH UNTUK PENINGKATAN NILAI PARAMETER GESER TANAH LEMPUNG DENGAN VARIASAI LAMA PERAWATAN

PENGARUH SEMEN DAN CUACA TERHADAP KEMAMPUAN KEDAP AIR TANAH EKSPANSIF TERCAMPUR NANOMATERIAL

BAB III METODE PENELITIAN A. Tahapan Penelitian. Tahap penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 3. 1.

Pengaruh Penambahan Semen, Abu Sekam Padi dan Abu Ampas Tebu pada Tanah Lempung Ekspansif di Bojonegoro terhadap Nilai CBR, Swelling, dan Durabilitas

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN (DENGAN SLAG BAJA DAN FLY ASH) PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

PENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU SERBUK KAYU

Spesifikasi lapis fondasi agregat semen (LFAS)

PEMANFAATAN LIMBAH KARBIT UNTUK MENINGKATKAN NILAI CBR TANAH LEMPUNG DESA COT SEUNONG (172G)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KORELASI CBR DENGAN INDEKS PLASTISITAS PADA TANAH UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

KAJIAN NILAI MODULUS REAKSI SUBGRADE DAN NILAI CBR BERDASARKAN PENGUJIAN DI LABORATORIUM

PEMANFAATAN KAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN VARIASI UKURAN BUTIRAN TANAH

Anas Puri, dan Yolly Adriati Jurusan Teknik Sipil Universitas Islam Riau Jl. Kaharuddin Nasution 113 Pekanbaru-28284

Peningkatan Nilai CBR Laboratorium Rendaman Tanah dengan Campuran Kapur, Abu Sekam Padi dan Serat Karung Plastik

BAB II LANDASAN TEORI

KUAT TEKAN BEBAS TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN LIMBAH KARBIT DAN ABU SEKAM PADI

PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK GULA (ABU AMPAS TEBU) UNTUK MEMPERBAIKI KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG SEBAGAI SUBGRADE JALAN (059G)

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA PEMANFAATAN KLELET ( LIMBAH PADAT INDUSTRI COR LOGAM ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT PADA BETON KEDAP AIR

KUAT GESER DAN KUAT TARIK BELAH TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN LIMBAH KARBIT DAN ABU SEKAM PADI (084G)

BAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di

PENGARUH DIAMETER KEPALA MINI KOLOM TERHADAP BEBAN DAN DEFORMASI PELAT FLEXIGLASS DI ATAS TANAH LEMPUNG EKSPANSIF

STUDI MODEL EMBANKMENT TANAH LEMPUNG DENGAN STABILISASI KAPUR-ABU SEKAM PADI DAN SERAT KARUNG PLASTIK YANG DICAMPUR DALAM BERBAGAI KONFIGURASI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Variasi Jarak dan Panjang Kolom Stabilisasi Tanah Ekspansif Di Bojonegoro dengan Metode Deep Soil Mix Tipe Single Square

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung/tanah liat dari YosoMulyo,

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

EFEKTIFITAS SEMEN PADA STABILISASI LEMPUNG DENGAN KAPUR AKIBAT PERCEPATAN WAKTU ANTARA PENCAMPURAN DAN PEMADATAN

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR

PENGARUH VARIASI DIAMETER SOIL CEMENT COLUMN SKALA LABORATORIUM UNTUK STABILISASI TANAH LEMPUNG PLASTISITAS TINGGI PADA INDEKS LIKUIDITAS 1 DAN 1.

III. METODE PENELITIAN. yang berasal dari daerah Karang Anyar, Lampung Selatan yang berada pada

ANALISA PENGGUNAAN TANAH KERIKIL TERHADAP PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH UNTUK LAPISAN KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN RAYA

STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN PASIR DAN SEMEN UNTUK LAPIS PONDASI JALAN RAYA. Anwar Muda

METODE PENELITIAN. Lampung yang telah sesuai dengan standarisasi American Society for Testing

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN ANALISIS

ANALISIS UJI KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH DI LABORATORIUM DENGAN MODEL PENDEKATAN. Anwar Muda

Pengaruh Penambahan Bahan Stabilisasi Merk X Terhadap Nilai California Bearing Ratio (CBR)

STABILISASI TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DENGAN MENGGUNAKAN CAMPURAN ABU-SEKAM DAN KAPUR

BAB III METODE PENELITIAN

TINJAUAN VARIASI DIAMETER BUTIRAN TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG KAPUR (STUDI KASUS TANAH TANON, SRAGEN)

kelompok dan sub kelompok dari tanah yang bersangkutan. Group Index ini dapat

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN DENGAN KOMPOSISI 75% FLY ASH DAN 25% SLAG BAJA PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

KUAT TEKAN BEBAS TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN LIMBAH KARBIT DAN ABU SEKAM PADI

PENGARUH PENGGUNAAN FLY ASH PADA SOIL CEMENT

STUDI PENURUNAN PONDASI TELAPAK DIPERKUAT KOLOM KAPUR DI ATAS PASIR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah

INVESTIGASI SIFAT FISIS, KUAT GESER DAN NILAI CBR TANAH MIRI SEBAGAI PENGGANTI SUBGRADE JALAN ( Studi Kasus Tanah Miri, Sragen )

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

gambar 3.1. teriihat bahwa beban kendaraan dilimpahkan ke perkerasan jalan

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah berbutir halus yang. diambil dari Desa Yoso Mulyo, Kecamatan Metro Timur, Metro.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A.S.P Jurnal Volume 1 Nomor 1, Mei 2012

PENGARUH KAPUR TERHADAP TINGKAT KEPADATAN DAN KUAT GESER TANAH EKSPANSIF

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN

KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK TANAH DENGAN CAMPURAN KAPUR - ABU SEKAM PADI - SERAT KARUNG PLASTIK

Naskah Publikasi Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

PENGARUH PERKUATAN KOLOM PASIR TERHADAP PENURUNAN PONDASI TELAPAK BUJUR SANGKAR

PENGARUH VARIASI JARAK DAN PANJANG DEEP SOIL MIX (DSM) 15% FLY ASH DIAMETER 3 CM BERPOLA PANELS TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH EKSPANSIF DI BOJONEGORO

PENGARUH PENCAMPURAN ABU SEKAM PADI DAN KAPUR UNTUK STABILISASI TANAH EKSPANSIF

Oleh: Dewinta Maharani P. ( ) Agusti Nilasari ( ) Bebby Idhiani Nikita ( )

STABILISASI TANAH LEMPUNG LUNAK MENGGUNAKAN KOLOM KAPUR DENGAN VARIASI JARAK PENGAMBILAN SAMPEL

EFEKTIFITAS PENAMBAHAN PASIR SEMEN DAN STABILIZER PADA STABILISASI TANAH

1. Kontruksi Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU DAN SERBUK GYPSUM TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan konstruksi dengan sifat-sifat yang ada di dalamnya seperti. plastisitas serta kekuatan geser dari tanah tersebut.

Transkripsi:

Pengaruh Panjang Mini Kolom T-Shape Terhadap Beban dan Deformasi Pelat Fleksiglass di atas Tanah Lempung Ekspansif Nakosa Rafa Bimantara 1, Agus Setyo Muntohar 2, Willis Diana 3 1 Mahasiswa (20120110249), 2 Dosen Pembimbing I, 3 Dosen Pembimbing II ABSTRAK Tanah lempung ekspansif adalah tanah yang memiliki sifat kembang susut yang besar dan perilakunya sangat dipengaruhi oleh kadar air. Perubahan pada kadar air yang disebabkan oleh perubahan musim menyebabkan tanah lempung mengalami perubahan pada volume yang memicu kerusakan struktur diatasnya. Jenis strutur yang sering mengalami kerusakan yaitu perkerasan jalan raya dengan tanah dasar berupa tanah ekspansif. Untuk mengatasi hal tersebut, dibutuhkan perkuatan pada tanah lempung ekspansif tersebut, agar tanah menjadi lebih stabil ketika menerima beban diatasnya. Salah satu bentuk perkuatannya yaitu dengan stabilisasi tanah menggunakan teknik kolom SiCC. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh panjang mini-column T-shape SiCC terhadap beban dan deformasi pelat fleksiglass di atas tanah lempung ekspansif. Terdapat dua tipe panjang kolom T-Shape, tipe yang pertama memiliki panjang 70 cm dengan diameter kepala kolom 15,24 cm dan diameter bawah 5,08 cm. Tipe yang kedua memiliki panjang 50 cm dan diameter yang sama dengan tipe pertama. Perkerasan jalan raya dimodelkan dengan menggunaan pelat fleksiglass. Kondisi tanah ekspansif dimodelkan dengan menggunakan drum berukuran tinggi 95 cm dan diameter 54 cm. Pada bagian bawah drum diisi pasir jenuh air yang dipadatkan sampai ketebalan 20 cm, kemudian lapisan berikutnya berupa tanah lempung ekspansif yang dipadatkan sampai ketebalan 70 cm. Pengujian dilakukan dengan 3 kondisi, yang pertama pelat fleksiglass diatas tanah ekspansif tanpa perkuatan kolom T- shape, yang kedua pelat fleksiglass dengan perkuatan kolom T-shape tipe 1, dan kondisi ke tiga pelat fleksiglass dengan perkuatan T-shape tipe 2. Hasil dari pengujian tersebut di dapatkan bahwa tanah dengan perkuatan kolom SiCC berbentuk T-Shape dengan dimensi panjang 70 cm dan diameter 15,08 cm, memiliki nilai deformasi (pengembangan) yang paling kecil dibandingkan dengan benda uji yang lain, dengan nilai deformasi pengembangan sebesar 43,73 mm atau mengembang 6,25 % dari kondisi awal dan nilai deformasi pembebanan sebesar 7,68 cm dengan beban 140 kg. Hasil menunjukkan bahwa tanah yang diperkuat oleh kolom T-Shape L70 mampu mengurangi defleksi yang terjadi pada pelat akibat beban mencapai 2 kali bila dibandingkan dengan tanah yang diperkuat dengan kolom T-Shape L50 dan 12 kali bila dibandingkan dengan tanah tanpa kolom. Kata kunci : Tanah ekspansif, kolom SiCC, deformasi pelat fleksiglass 1. PENDAHULUAN Salah satu penyebab kerusakan pada struktur perkerasan jalan raya adalah karena tanah dasarnya yang berupa tanah lempung ekspansif. Apabila pembangunan konstruksi jalan raya berada diatas tanah lempung ekspansif, maka diperlukan perkuatan pada tanah ekspansif tersebut agar tanah menjadi lebih stabil ketika menerima beban diatasnya. Salah satu metode perkuatan (stabilisasi) yang dapat digunakan pada tanah lempung ekspansif adalah dengan teknik kolom. Metode ini dilakukan dengan menyemprotkan (injection) campuran kering kapur ke dalam tanah sehingga terbentuklah kolom-kolom tegak (Rogers & Glendinning, 1987). Kajian tentang penggunaan kolom-kapur atau kolom kapur/semen untuk memperkuat tanah ekspansif telah diteliti oleh Swamy (2002), Tonoz dkk. (2003), Rao dan Thyagaraj (2003), Hewayde dkk (2005) menjelaskan bahwa teknik kolom ini dapat juga dianggap seperti fondasi tiang mini (mini pile) yang berfungsi untuk mengendalikan gaya angkat dan deformasi. 1

Pemasangan kolom-kolom pada tanah lempung ekspansif ini diharapkan dapat meningkatkan daya dukung tanah yang rendah menjadi lebih kuat dan dapat mengurangi deformasi pada fondasi akibat tekanan dan pengembangan dari tanah ekpansif. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh panjang mini-column T-shape SiCC terhadap beban dan deformasi pelat fleksiglass di atas tanah lempung ekspansif yang pengujiannya di laboratorium. Pengamatan model laboratorium meliputi defleksi pelat yang bekerja pada sistem fondasi. 2. METODE PENELITIAN 2.1. Material yang digunakan Tanah Pengujian di lakukan di Laboratorium Geoteknik Jurusan Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Tanah lempung yang digunakan sebagai bahan dasar dalam pengujian berasal dari Ngawi, Jawa Timur. Sifat-sifat fisika tanah yang diigunakan seperti pada Tabel 1. Distribusi ukuran butir tanah disajikan oleh kurva pada Gambar 1. Tabel 1. Karakteristik Tanah Asli Parameter Nilai Berat jenis, 2,654 Batas-batas Atterberg: Batas cair, LL 94,39% Batas plastis, 34,58% Indek plastisitas, PI 59,81% Pemadatan Proctor standar: Berat unit kering maksimum, MDD 12,2 kn/m³ Kadar air optimum, OMC 27 Klasifikasi USCS CH Pasir Pasir yang digunakan untuk membuat campuran kolom dalam penelitian ini di ambil dari Laboratorium Keairan dan Lingkungan, Universitas Muhammadiya Yogyakarta. Ukuran pasir yag digunakan adalah pasir lolos saringan No. 10 dan tertahan pada saringan No. 40. Abu Sekam Padi Abu sekam padi yang digunakan pada penelitian ini berasal dari daerah Kecamatan Godean, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dan memiliki ukuran butir 0,075 mm atau lolos saringan No.200. Abu sekam padi yang digunakan mengadung 87,68% silika. Kapur Karbit Kapur yang digunakan pada penelitian ini adalah kapur yang berasal darilimbah karbit dan biasanya disebut sebagai kapur karbitkapur karbit yangdigunakan berasal dari Kecamatan Sedayu, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Ukuran butir kapur karbit yang digunakan kurang dari 0,075 mm atau lolos saringan No.200. Unsur kimia penyusun limbah karbit yang utama adalah CaO sebanyak 60%. 2

Jumalah Persen Lolos Saringan ( % ) 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 10 1 0.1 0.01 Ukuran Saringan ( mm ) 0.001 Gambar 1 Kurva distribusi ukuran butir tanah yang digunakan 2.2. Pemodelan Laboratorium Tanah ekpansif yang digunakan dalam penelitian ditempatkan dalam tong dengan diameter 54 cm dan tinggi 95 cm, kemudian tanah dipadatkan setinggi 70 cm pada dejarat kepadatan 95% MDD dengan kondisi optimum kering. Sebelum tanah dasar dipadatkan, terlebih dahulu dimasukkan pasir ke dalam drum uji yang kemudian dipadatkan dengan tujuan untuk menyerap air di atasnya. Ketebalan pasir setelah dipadatkan adalah 20 cm. Benda uji disiapkan dalam tiga kondisi yakni tong berisi tanah sebagai pembanding dan tong berisi tanah yang diperkuat oleh dua variasi kolom T-Shape SiCC. Dua variasi kolom T-Shape SiCC tersebut, yaitu kolom SiCC dengan panjang 70 cm dan 50 cm dengan diameter kolom 15,24 cm. Kolom SiCC dibuat dari campuran bahan abu sekam padi, limbah karbit, pasir, dan air yang kemudian dimasukkan ke dalam drum uji berisi tanah yang sudah di bor menggunakan bor manual. 2.3. Pengujian Pengujian dilakukan dalam 2 tahap, yaitu pengembangan dan pembebanan. Pengujian pada tahap pertama yaitu pengujian pengembangan yang dilakukan setelah kolom SiCC berumur 14 hari. Pengujian dilakukan dengan menyiram tanah dengan air secara terus menerus sampai terendam, penyiraman air ini dilakukan selama 4 hari. Jumlah titik deformasi yang ditinjau dengan arloji ukur (dial gauge) pada pengujian ini ada 3 dial gauge, yaitu pada titik A, titik B, dan titik C. Penempatan dial gauge dalam pengujian ini dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2 Sketsa model pengujian deformasi pengembangan 3

Pengujian pada tahap kedua yaitu pengujian pembebanan yang dilakukan di atas pelat flexiglass yang berfungsi sebagai pengganti perkerasan jalan dengan diameter 25 cm dan tebal 0,5 cm. Pembebanan dilakukan secara bertahap hingga mencapai keruntuhan. Letak titik beban berada di pusat pelat fleksiglass (titik B). Pembacaan arloji dial gauge dilakukan setelah jarum pengukur bergerak secara konstan. Letak penempatan dial gauge dapat dilihat pada Gambar 3. Pelat fleksiglass, Tebal = 0,5 cm Piston Beban Gambar 3 Sketsa model pengujian pembebanan Gambar 3 Pengaturan uji model laboratorium. 4

Pengembangan (%) Pengembangan (mm) 3. HASIL dan PEMBAHASAN Dari pengujian di dapatkan dua macam data, yaitu data perilaku deformasi akibat pengembangan dan data perilaku deformasi akibat pembebanan. 3.1. Perilaku Deformasi Akibat Pengembangan Data deformasi akibat pengembangan akan ditampilkan dalam bentuk grafik sebagai berikut : Tanah Tanpa kolom kolom L = 70 cm kolom L = 50 cm 80.00 70.00 60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00 0.01 0.1 1 10 100 1000 10000 100000 Waktu (menit) Gambar 4 Hubungan Pengembangan (mm) dengan Waktu Pada Tengah Pelat Fleksiglass 12.00 10.00 8.00 6.00 4.00 2.00 Tanah Tanpa kolom kolom L = 70 cm kolom L = 50 cm 0.00 0.01 0.10 1.00 10.00 100.00 1,000.0010,000.00100,000.00 Waktu (menit) Gambar 5 Hubungan Pengembangan (%) dengan Waktu di Tengah Pelat Fleksiglass Berdasarkan grafik hubungan pengembangan dengan waktu di tengah pelat fleksiglass, tanah dengan perkuatan kolom T-shape L = 70 cm, mengalami pengembangan yang paling kecil dari ketiga kondisi, dengan nilai pengembangan maksimum sebesar 43,73 mm atau mengembang sebesar 6,25% dari kondisi awal pada waktu 11.520 menit. Sedangkan pengembangan yang paling besar terjadi pada tanah tanpa perkuatan kolom dengan pengembangan maksimum sebesar 67,09 mm atau mengembang sebesar 9,58% pada waktu 11.520 menit. 5

Penurunan (mm) 3.2. Perilaku Deformasi Akibat Pembebanan Data hasil deformasi akibat pembebanan di tampilkan sebagai berikut : Tanah Tanpa kolom kolom L = 70 cm kolom L = 50 cm 0.00 Beban (kg) 0 20 40 60 80 100 120 140 160 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 Gambar 8 Hubungan Penurunan dengan Beban Pada Tengah Pelat Felksiglass Berdasarkan grafik hubungan penurunan dengan beban di tengah pelat fleksiglass, di dapatkan nilai penurunan yang terkecil pada tanah dengan perkuatan kolom T-shape L = 70 cm dengan nilai sebesar 7,68 cm dengan beban maksimum 140 kg. Sedangkan penurunan terbesar terjadi pada tanah tanpa perkuatan kolom, karena hanya dengan beban 45 kg penurunan telah mencapai 11,84 cm. Apabila pada tanah tanpa parkuatan kolom bebannya dinaikkan sampai batas maksimum sebesar 140 kg, maka nilai penurunannya akan jauh lebih besar. 4. KESIMPULAN dan SARAN 4.1. Kesimpulan Berdasarkan data hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan pada pengujian pengembangan dan pembebanan pada pelat fleksiglass diatas tanah ekspansif, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Semakin panjang kolom T-shape maka daya dukung tanah lempung ekspansif semakin meningkat. Berdasarkan pada hasil pengujian deformasi pengembangan, kolom T-shape panjang 70 cm ditengah pelat fleksiglass hanya mengalami deformasi pengembangan sebesar 43,73 mm. Sedangkan pada kolom T-shape panjang 50 cm, pengembangan ditengah pelat fleksiglass mengalami deformasi pengembangan sebesar 52,86 mm. Berdasarkan pada hasil pengujian deformasi pembebanan, dengan diperkuat kolom T-shape panjang 70 cm mengalami deformasi penurunan sebesar 7,68 cm dengan beban 140 kg. Sedangkan dengan diperkuat kolom T-shape panjang 50 cm mengalami deformasi penurunan sebesar 11,12 cm dengan beban 140 kg. 2. Kolom T-shape sangat berpengaruh terhadap deformasi pelat fleksiglass diatas tanah ekspansif. Untuk deformasi pengembangan, pelat fleksiglass dengan perkuatan kolom T-shape mengalami deformasi pengambangan yang lebih kecil daripada deformasi pengembangan tanpa diperkuat oleh kolom T-shape. Data hasil pengujian menunjukan besar deformasi pengembangan dengan perkuatan kolom T-shape panjang 70 cm sebesar 43,73 mm. 6

Sedangkan deformasi pengembangan tanpa perkuatan kolom T-shape sebesar 67,09 mm. Untuk deformasi pembebanan pelat fleksiglass dengan perkuatan kolom T-shape mengalami penurunan yang lebih kecil daripada deformasi pembebanan tanpa diperkuat oleh kolom T- shape. Data hasil pengujian menunjukan besar deformasi pembebanan dengan perkuatan kolom T-shape panjang 70 cm sebesar 7,68 cm dengan beban 140 kg. Sedangkan deformasi pembebanan tanpa perkuatan kolom T-shape sebesar 11,48 cm dengan beban 45 kg. 4.2. Saran 1. Peneliti selanjutnya dapat menambahkan lebih banyak variasi panjang pada kolom T-shape. 2. Peneliti selanjutnya dapat menambahkan beban yang lebih besar dari 140 kg. 3. Media pengujian bisa dilakukan dengan menggunakan tempat yang lebih besar. 5. Daftar Pustaka Agrina, Dwi. (2016), The Behaviour of the Unconfined Compressive Strength of the SiCC Mortar Improved Clays at Optimum-Wet Moisture Content. Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Apriono, A. & Sumiyanto. (2010). Pengaruh Variasi Diameter Kolom Kapur untuk Stabilisasi Lempung Lunak pada Tinjauan Nilai Indeks Pemampatan Tanah (Cc). Jurusan Teknik Sipil Universitas Jendral Soedirman. ASTM D1196, Standard Test Method for Nonrepetitive Static Plate Load Test of Soils and Flexible Pavement Component, for Use in Evaluation and Design of Airport adn Highway Pavements. Budi, G. S. (2003), Penyebaran Kekuatan Dari Kolom Yang Terbuat Dari Limbah Karbit dan Kapur. Dosen Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan, Jurusan Teknik Sipil Universitas Kristen Petra. Diana, W., Hardiyatmo, H.C., Suhendro, B. (2016), Pemodelan Kecil dan Analisis Numeris Sistem Pelat Terpaku Pada Tanah Ekspasif. Jurnal Seminar Nasional Geoteknik 2016 HATTI, pp : 129-136. Diana, Willis, 2015, Experimental Study on Expansive Soil: The Effect of Pile Installation on Slab Heave, The 10th International Forum on Strategic Technologi, Universitas Gadjah Mada, Indonesia Hardiyati, S. (2003). Studi Potensi Mengambang dan Kekuatan Tanah Lempung Ekspansif Dengan dan Tanpa Kapur Akibat Siklus Berulang Basah-Kering. Tesis, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro. Hardiyatmo, H.C., (2009), Metode Hitungan Lendutan Pelat dengan Menggunakan Modulus Reaksi Tanah Dasar Ekivalen untuk Struktur Pelat Fleksibel, Dinamika TEKNIK SIPIL, Vol. 9 (2), 2009, pp. 149-154 Makarat, N. E. (2010). Effects of Calcium Carbide Residue Fly Ash Binder on Mechanical Properties of Concrete. Journal of Materials in Civil. Mutohar, (2009), Mitigasi Likuifaksi Akibat Gempa Bumi Dengan Teknik Kolom Kapur Abu Sekam Padi Pada Tanah Berpasir. Proposal Penelitian pp : 11 12. 7

Muntohar, (2009), Uji Model Kuat Dukung dan Karakteristik Beban-Penurunan Tanah Lunak Dengan Perkuatan Kolom Kapur di Laboratorium. Jurnal Dinamika Teknik Sipil Vol. 10 No. 3 pp : 202-207. Muntohar, & Nugraha, R. A. (2014), Pengaruh Pembesaran Kepala Kolom BentuK T-Shape Pada Sistem Fondasi Jalan Raya Terhadap Deformasi Akibat Pengembangan Tanah Ekspansif. Prosiding Seminar Nasional TeKniK Sipil XI 2015 pp : 749 757. Muntohar, (2003), Lime-column in expansive soil: A study on the compressive strength, Proceeding the 1st International Conference on Civil Engineering, 1-3 October 2003, Malang, East Java. Nugroho, F.K. (2014), Kuat Tekan Bebas Tanah Lempung Dengan Perkuatan Kolom Mortar SiCC. Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. SNI 06-6867-2002, Spesifikasi Abu Terbang dan Pozolan Lainnya Untuk Digunakan Dengan Kapur. Widhiarto, H., Andriawan, A. H., Matulessy, A. (2015). Stabilisasi Tanah Lempung Ekspansif Dengan Menggunakan Campuran Abu-Sekam dan Kapur. Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. 8