SEPUTAR FASILITAS PEMBIAYAAN DARURAT (FPD)

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN BANK INDONESIA Nomor: 8/1/PBI/2006 TENTANG FASILITAS PEMBIAYAAN DARURAT GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 31 /PBI/2008 TENTANG FASILITAS PEMBIAYAAN DARURAT BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 26 /PBI/2008 TENTANG FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 35 /PBI/2008 TENTANG FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/3/PBI/2017 TENTANG PINJAMAN LIKUIDITAS JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 16 /PBI/2012 TENTANG FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/24/PBI/2009 TENTANG FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK SYARIAH BAGI BANK UMUM SYARIAH

Fasilitas Pembiayaan Darurat vs BLBI 1

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/4/PBI/2017 TENTANG PEMBIAYAAN LIKUIDITAS JANGKA PENDEK SYARIAH BAGI BANK UMUM SYARIAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/29/PBI/2009 TENTANG FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK SYARIAH BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

No resort. Akses Bank untuk memperoleh pembiayaan likuiditas tersebut juga merupakan upaya Bank Indonesia untuk turut serta mencegah dan menan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 30 / PBI/ 2008

-2- Sehubungan dengan hal tersebut maka perlu untuk mengatur kembali PLJP bagi Bank yang diharapkan dapat memelihara stabilitas sistem keuangan teruta

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No menetapkan Peraturan Bank Indonesia tentang Pinjaman Likuiditas Jangka Pendek bagi Bank Umum Konvensional; Mengingat : 1. Undang-Undang

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/3/PBI/2003 TENTANG FASILITAS PEMBIAYAAN JANGKA PENDEK BAGI BANK SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA,

2017, No e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Bank Indonesia t

PENANGANAN BANK GAGAL BERDAMPAK SISTEMIK

RANCANGAN POJK PENETAPAN STATUS DAN TINDAK LANJUT PENGAWASAN BANK UMUM

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 3/25/PBI/2001 TENTANG PENETAPAN STATUS BANK DAN PENYERAHAN BANK KEPADA BADAN PENYEHATAN PERBANKAN NASIONAL

SIARAN PERS OJK TERBITKAN TIGA PERATURAN TINDAK LANJUT UU PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /POJK.03/2017 TENTANG PENETAPAN STATUS DAN TINDAK LANJUT PENGAWASAN BANK UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/20/PBI/2000 TENTANG FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

2017, No tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 24 T

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/8/PADG/2017 TENTANG PEMBIAYAAN LIKUIDITAS JANGKA PENDEK SYARIAH BAGI BANK UMUM SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 3 /PBI/2011 TENTANG PENETAPAN STATUS DAN TINDAK LANJUT PENGAWASAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Q & A TERKAIT FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK (FPJP)

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/6/PBI/2004 TENTANG FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

RANCANGAN POJK BANK PERANTARA

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/6/PADG/2017 TENTANG PINJAMAN LIKUIDITAS JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL

PERAN LPS DALAM PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1999 TENTANG BANK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab krisis moneter yang melanda Indonesia bukanlah fundamental

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA. Perihal : Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Perkreditan Rakyat

-2- sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu diperlukan penyempurnaan mekanisme tindak lanjut penanganan permasalahan Ban

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara, peranan bank sangatlah penting. Pembangunan ekonomi di suatu

- 1 - PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/2/PBI/2013 TENTANG PENETAPAN STATUS DAN TINDAK LANJUT PENGAWASAN BANK UMUM KONVENSIONAL

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 6/ 9 /PBI/2004 TENTANG TINDAK LANJUT PENGAWASAN DAN PENETAPAN STATUS BANK GUBERNUR BANK INDONESIA,

Pelaksanaan Fungsi Bank Indonesia Sebagai Lender Of The Last Resort Dalam Stabilitas Sistem Keuangan Oleh: Muhammad Yusuf Sihite *

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN NOMOR 3/PLPS/2005 TENTANG PENYELESAIAN BANK GAGAL YANG TIDAK BERDAMPAK SISTEMIK

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN TENTANG PENGELOLAAN, PENATAUSAHAAN, SERTA PENCATATAN ASET DAN KEWAJIBAN D

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

- 2 - Hal ini dirasakan sangatlah terbatas dan belum mencakup fungsi the Lender of the Last Resort yang dapat digunakan dalam kondisi darurat atau

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 2/11/PBI/2000 TENTANG PENETAPAN STATUS BANK DAN PENYERAHAN BANK KEPADA BADAN PENYEHATAN PERBANKAN NASIONAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1999 TENTANG BANK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

-2- Tahun Penanganan Bank Sistemik oleh Lembaga Penjamin Simpanan pada dasarnya juga bertujuan untuk memelihara stabilitas sistem perbankan. II.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG

2017, No tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 24 T

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 2/26/PBI/2000 TENTANG FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA

Peran Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam Pengawasan Lembaga Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. waktu Pada pertengahan tahun 1997, industri perbankan akhirnya

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 6 /PBI/2011 TENTANG

I. PENDAHULUAN. yang menjadi sarana dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah yaitu kebijakan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1999 TENTANG BANK INDONESIA

RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/22/PBI/2005 TENTANG FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 16 /POJK.03/2017 TENTANG BANK PERANTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR:9/17/PBI/2007 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

ekonomi Kelas X BANK SENTRAL DAN OTORITAS JASA KEUANGAN KTSP & K-13 A. Pengertian Bank Sentral Tujuan Pembelajaran

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1999 TENTANG BANK INDONESIA

No. 10/ 25 /DPM Jakarta, 14 Juli SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum

Lampiran 1. Kepada Bagian Operasi Pasar Uang Direktorat Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Jl. MH. Thamrin No. 2 Jakarta, 10110

I. PENDAHULUAN. nasional dan stabilitas industri perbankan yang mempengaruhi stabilitas

Sosialisasi UU No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan. SAMARINDA, 2 juli 2015

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 3 /PBI/2011 TENTANG PENETAPAN STATUS DAN TINDAK LANJUT PENGAWASAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/23/PBI/2004 TENTANG PENILAIAN KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN (FIT AND PROPER TEST) BANK PERKREDITAN RAKYAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1999 TENTANG BANK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/24/PBI/2005 TENTANG FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI BAGI BANK UMUM BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

OTORITAS JASA KEUANGAN DAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN. Pertemuan 4

GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2 Mengingat d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu mengatur kembali Peraturan Bank Indonesi

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 6 /PBI/2011 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III PELAKSANAAN PENJAMINAN OLEH LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN SESUAI DENGAN UU RI NOMOR 7 TAHUN 2009

2 menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 26/POJK.04/2014 TENTANG. Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SEPUTAR FASILITAS PEMBIAYAAN DARURAT (FPD) 1. Apakah yang dimaksud dengan Satbilitas Sistem Keuangan (SSK)? Stabilitas sistem keuangan merupakan suatu upaya yang ditujukan untuk menciptakan lembaga dan pasar keuangan yang stabil guna menghindari terjadinya krisis keuangan yang dapat menganggu tatanan perekonomian nasional. Terdapat tiga alasan utama mengapa SSK itu penting. Pertama, sistem keuangan yang stabil akan menciptakan kepercayaan dan lingkungan yang mendukung bagi nasabah penyimpan dan investor untuk menanamkan dananya pada lembaga keuangan, termasuk menjamin kepentingan masyarakat terutama nasabah kecil. Kedua, sistem keuangan yang stabil akan mendorong intermediasi keuangan yang efisien sehingga pada akhirnya dapat mendorong invetasi dan pertumbuhan ekonomi. Ketiga, kestabilan sistem keuangan akan mendorong beroperasinya pasar dan memperbaiki alokasi sumberdaya dalam perekonomian 2. Apa saja prasyarat dari SSK? Untuk mewujudkan SSK memerlukan kondisi sebagai berikut : (i) makro ekonomi yang stabil (ii) lembaga keuangan yang dikelola dengan baik (iii) pasar keuangan yang efisien (iv) kerangka pengawasan prudensial yang sehat; dan (v) sistem pembayaran yang aman dan handal. 3. Apa strategi Bank Indonesiadalam melaksanakan perannya dalam memelihara SSK? Pada dasarnya terdapat 4 strategi sebagai upaya perwujudan SSK melalui : a. Penerapan regulasi, serta standards yang diterapkan secara internasional (best practices). b. Peningkatan koordinasi dan kerjasama antara otoritas pengawas lembaga keuangan untuk menjamin efektivitas pengawasan yang dilakukan. c. Kegiatan penelitian dan monitoring pada sektor keuangan untuk dapat mengantisipasi gangguan pada sektor keuangan. Penyediaan FPD d. manajemen krisis (crisis management) yang efektif. Secara umum, terdapat dua kebijakan umum dalam menghadapi krisis. Pertama mencegah agar krisis tersebut tidak terjadi (crisis prevention). Kedua, menangani krisis (crisis resolution) yang terjadi untuk meminimalkan dampak buruknya agar tidak meluas (lihat gambar). Pembentukan Forum SSK 4. Apa Latar belakang diterbitkannya PBI dan Peraturan Menkeu mengenai Fasilitas Pembiayaan Darurat (FPD)? a. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, bank dapat mengalami kesulitan likuiditas yang membahayakan kelangsungan usahanya dan berdampak sistemik sehingga berpotensi mengakibatkan krisis yang membahayakan stabilitas sistem keuangan. Sebagai lender of the last resort, Bank Indonesia dapat memberikan Fasilitas Pembiayaan Darurat (FPD) kepada Bank Umum untuk mengatasi kesulitan likuiditas yang berdampak sistemik yang pendanaannya menjadi beban Pemerintah, sesuai Undang-undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 3 Tahun 2004 Pasal 11 ayat 4 dan ayat 5 1

... (4) Dalam hal suatu Bank mengalami kesulitan keuangan yang berdampak sistemik dan berpotensi mengakibatkan krisis yang membahayakan sistem keuangan, Bank Indonesia dapat memberikan fasilitas pembiayaan darurat yang pendanaannya menjadi beban Pemerintah. (5) Ketentuan dan tata cara pengambilan keputusan mengenai kesulitan keuangan Bank yang berdampak sistemik, pemberian fasilitas pembiayaan darurat, dan sumber pendanaan yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara diatur dalam undang-undang tersendiri... b. Ketentuan dan tata cara pengambilan keputusan mengenai kesulitan keuangan bank yang berdampak sistemik, pemberian fasilitas pembiayaan darurat, dan sumber pendanaan yang berasal dari APBN telah dituangkan dalam Nota Kesepakatan (NK) antara Menteri Keuangan dengan Gubernur Bank Indonesia yang telah ditandatangi pada tanggal 17 Maret 2004. Untuk itu, BI dan Depkeu menyusun Peraturan Bank Indonesia (PBI) dan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) mengenai FPD bagi Bank Umum dalam rangka mengatasi risiko sistemik mengacu pada UU BI dan NK FPD tersebut 5. Dari mana sumber pembiayaan Fasilitas Pembiayaan Darurat (FPD)? Sumber pendanaan FPD berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara melalui penerbitan SUN oleh Menteri Keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. SUN yang diterbitkan dalam rangka pemberian FPD adalah SUN yang dapat diperdagangkan. 6. Dapat dijelaskan lebih jauh mengenai persyaratan Fasilitas Pembiayaan Darurat (FPD)? 1) Bank Bermasalah mengajukan permohonan untuk memperoleh Fasilitas Pembiayaan Darurat (FPD) dari BI yang pendanaannya menjadi beban pemerintah. FPD dapat diberikan sepanjang Bank Bermasalah memenuhi kondisi: (a) memenuhi persyaratan ketentuan penyediaan modal minimum yang berlaku (CAR minimal 5%); dan (b) memiliki dampak atau risiko sistemik. 2) Permohonan FPD wajib dilengkapi dengan dokumen seperti perhitungan jumlah kebutuhan FPD, surat pernyataan pemegang saham dan pengendali bank mengenai kesanggupan penyerahan aset bank yang diagunkan atau tambahan aset jika diperlukan tambahan, Personal Guarantee dan/atau Corporate Guarantee, Kesanggupan Pemegang Saham Pengendali dan Pengurus Bank Bermasalah untuk membayar kembali FPD dan melakukan dan/atau tidak melakukan tindakan yang diperintahkan oleh BI, dan Strategi dan upaya Bank Bermasalah untuk mengembalikan FPD 3) Agunan Bank Bermasalah wajib menyerahkan agunan berupa aktiva milik bank (hasil penilaian asset dari penilai independent) dengan prioritas dari yang paling likuid dan berkualitas serta Personal Guarantee dan/atau Corporate Guarantee dari Pemegang Saham Pengendali Bank Bermasalah. Dalam hal setelah penilaian dan pengikatan agunan ternyata nilai agunan lebih kecil dari pagu FPD, maka Bank harus menambah jumlah asset. Agunan yang diserahkan Bank kepada BI harus bebas dari sitaan, tidak sedang digadaikan, atau dipertanggungkan secara apapun juga baik kepada orang atau pihak lain maupun BI, serta tidak tersangkut dalam suatu perkara atau sengketa. Agunan yang diserahkan Bank tidak dapat diperjualbelikan atau dijaminkan kembali oleh Bank 2

7. Apakah perbedaan Fasilitas Pembiayaan Jangka Pendek (FPJP) dengan Fasilitas Pembiayaan Darurat (FPD)? Keduanya merupakan instrumen untuk mengatasi permasalahan likuiditas bank sesuai dengan peran Bank Indonesia sebagai lender of the last resort yang diatur oleh UU No.3 Tahun 2004 pasal 8 ayat 3. Secara ringkas pengaturan FPJP dengan FPD adalah sebagaimana tabel terlampir Keterangan FPJP 1) FPD 2) Tujuan Mengatasi permasalahan likuiditas 3) bank pada situasi normal Jenis Bank yg dapat menerima Bank Umum Bank Umum Mengatasi permasalahan likuiditas bank pada situasi yang dapat membahayakan sistem keuangan (sistemic risk) 4) Pendanaan Bank Indonesia APBN melalui penerbitan SUN Persyaratan pemberian fasilitas: a. Jaminan yg harus diserahkan oleh Bank b. Dampak Sistemik c. Kecukupan Permodalan Bank wajib menyerahkan agunan yang liquid dan bernilai tinggi mis. SUN Tidak Minimum CAR 8% Untuk mencegah dampak sistemik dapat dimungkinkan menerima jaminan yang less liquid. Ya Minimum CAR 5% Keputusan Kewenangan sepenuhnya Bank Indonesia Gubernur Bank Indonesia dan Menteri Keuangan 1) Referensi FPJP adalah Surat Edaran BI No. 7/33/DPM tanggal 3 Agustus 2005 tentang Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/7/DPM Tanggal 16 Februari 2004 tentang Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) Bagi Bank Umum 2) Fasilitas Pembiayaan Darurat yang selanjutnya disebut FPD adalah fasilitas pembiayaan dari Bank Indonesia kepada Bank Bermasalah yang kesulitan likuiditas dan masih memenuhi tingkat solvabilitas yang ditetapkan Bank Indonesia serta berdampak sistemik yang pemberiannya didasarkan pada keputusan Rapat Gubernur Bank Indonesia dan Menteri Keuangan dan pendanaannya menjadi beban Pemerintah. Jk.waktu selama-lamanya adalah 90 (sembilan puluh) hari kalender yang dapat diperpanjang 1 (satu) kali untuk jangka waktu selama-lamanya 90 (sembilan puluh) hari kalender sepanjang memenuhi persyaratan yang ditetapkan; 3) Kesulitan Likuiditas adalah kesulitan pendanaan jangka pendek yang dialami Bank yang disebabkan oleh terjadinya arus dana masuk yang lebih kecil dibandingkan dengan arus dana keluar (mismatch) yang diperkirakan dapat mengakibatkan terjadinya saldo giro negatif; 4) Dampak atau risiko sistemik adalah potensi penyebaran masalah (contagion effect) dari satu Bank Bermasalah yang skalanya dapat mengakibatkan kesulitan likuiditas bank-bank lain sehingga berpotensi menyebabkan hilangnya kepercayaan terhadap sistem perbankan dan dapat berdampak negatif terhadap stabilitas sistem keuangan. 8. Siapa yang menentukan dampak sistemik untuk pemberian Fasilitas Pembiayaan Darurat (FPD)? Penetapan kondisi Bank Bermasalah yang berdampak sistemik dan keputusan pemberian FPD serta agunan bank yang wajib diserahkan oleh Bank dan Pemegang Saham Pengendali Bank dan nilai perkiraan sementara agunan dimaksud dilakukan oleh Rapat Gubernur Bank Indonesia dan Menteri Keuangan. Disamping itu, Rapat Gubernur Bank Indonesia dan Menteri Keuangan juga memutuskan Langkah-langkah penanganan Bank Bermasalah yang menerima FPD. Referensi terkait dampak sistemik adalah Peraturan Bank Indonesia No. 7/38/PBI/2005 tentang Perubahan Atas PBI NO. 6/9/PBI/2004 tentang Tindak Lanjut Pengawasan dan Penetapan Status Bank yang dapat diakses melalui web-site Bank Indonesia. http://www.bi.go.id/nr/rdonlyres/ff75398c-41c3-432c-b1ba-3af232aa924a/2928/pbi73805.pdf 3

9. Bagaimana proses pemberian FPD? Proses pemberian FPD dapat digambarkan dalam skema berikut : BANK BERMASALAH PERMOHONAN FPD 1. Persyaratan - Berdampak Sistemik - CAR minimum 5% 2. Dokumen yang diserahkan - Surat Pernyataan pemenuhan persyaratan FPD dari Pemegang Saham, Pengendali dan Pengurus Bank - Strategi & upaya bank mengembalikan FPD 3. Pengecekan Agunan yang dipersyaratkan RAPAT GUBERNUR BI & MENKEU REALISASI PEMBERIAN FPD - Segera setelah pemerintah menerbitkan SUN - Debet rekening giro khusus pemerintah dan mengkredit rekening giro bank di BI 1. Penetapan kondisi bank berdampak sistemik 2. Penetapan Agunan yang wajib diserahkan 3. Langkah penanganan bank bermasalah KEPUTUSAN PEMBERIAN FPD 10. Bagaimana mekanisme pengawasan terhadap bank yang menerima Fasilitas Pembiayaan Darurat (FPD)? Untuk meyakinkan penggunaan FPD sesuai dengan sasaran dan untuk meminimalisasi moral hazard, maka diatur mekanisme pengawasan sebagai berikut : a. BI melakukan pengawasan khusus terhadap Bank penerima FPD sebagaimana diatur dalam Peraturan BI tentang exit policy. b. Bank Penerima FPD wajib menyusun action plan selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah realisasi FPD untuk menyelesaikan masalah likuiditas serta menyusun rencana pengembalian FPD yang diterima. Action plan tersebut wajib disampaikan kepada BI secara mingguan. c. Bank Penerima FPD dilarang mencairkan rekening simpanan pihak terkait kecuali ditetapkan lain oleh Rapat Gubernur Bank Indonesia dan Menteri Keuangan d. Bank Penerima FPD wajib melaporkan kondisi likuiditasnya kepada BI secara harian. 4

PEMBENTUKAN FORUM STABILITAS SISTEM KEUANGAN (FSSK) 1. Apa Latar Belakang dibentuknya Forum Stabilitas Sistem Keuangan? Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah memberi pelajaran berharga mengenai pentingnya membangun sistem keuangan yang kuat dan lebih siap menghadapi kemungkinan terjadinya krisis yang membahayakan sistem keuangan nasional. Dalam kaitan dengan penguatan sistem keuangan tersebut, kebijakan yang ditempuh antara lain melalui penataan kembali lembaga-lembaga yang terkait dengan pemeliharaan stabilitas keuangan dan membangun mekanisme koordinasi di antara lembagalembaga tersebut. Penataan kelembagaan dan mekanisme koordinasi tersebut dilakukan dalam kerangka pembangunan Jaring Pengaman Sektor Keuangan/ JPSK (financial safety net). Jaring Pengaman Sistem Keuangan mencakup 4 (empat) elemen pokok yang meliputi : (1) pengaturan dan pengawasan lembaga dan pasar keuangan serta sistem pembayaran; (2) fasilitas lender of last resor; (3) program penjaminan simpanan; dan (4) manajemen krisis. Forum SSK ini beranggotakan para pejabat dari Departemen Keuangan, Bank Indonesia, dan Lembaga Penjamin Simpanan. Dengan adanya Forum tersebut diharapkan koordinasi dan kerjasama antar lembaga terkait dalam pemeliharaan stabilitas keuangan dapat lebih efektif. 2. Apakah fungsi dan tugas Forum SSK? Terdapat 4 (empat) pokok fungsi Forum SSK yang mencerminkan tugas dari Forum Pengarah adalah meliputi : a. menunjang pelaksanaan tugas Komite Koordinasi (komite yang terdiri dari Menteri Keuangan sebagai Ketua dan Gubernur Bank Indonesia, Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan sebagai anggota) dalam rangka pengambilan keputusan terhadap Bank Gagal yang ditengarai sistemik; b. melakukan koordinasi dan tukar menukar informasi dalam rangka sinkronisasi peraturan perundangundangan dan ketentuan di bidang perbankan, lembaga keuangan non bank, dan pasar modal; c. Melakukan penyiapan early warning system terhadap permasalahan yang dihadapi oleh lembagalembaga dalam sistem keuangan yang berpotensi menimbulkan dampak sistemik berdasarkan informasi yang dihimpun dari lembaga pengawas yang bersangkutan dengan tetap memperhatikan kewenangan masing-masing lembaga sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.; d. mengkoordinasikan dan mensinkronisasikan penyusunan Arsitektur Sektor Keuangan Indonesia (ASKI) dan kerjasama persiapan Financial Sector Assessment Program (FSAP) 3. Apakah Tugas Forum Pelaksana? Tugas Forum Pelaksana adalah: a. mengevaluasi skala, dimensi dan dampak dari Bank Gagal yang ditengarai sistemik; b. mengidentifikasi peraturan perundangan dan ketentuan di bidang perbankan, lembaga keuangan non bank, dan pasar modal yang tidak harmonis dan merumuskan usulan perubahan atau amandemen peraturan perundangan dan ketentuan dimaksud dalam rangka harmonisasi; c. melakukan penyusunan kriteria-kriteria dasar dan penyiapan early warning system dalam penilaian permasalahan lembaga-lembaga keuangan yang berpotensi sistemik dalam sektor keuangan; d. meminta penjelasan kepada manajemen lembaga keuangan yang mempunyai masalah yang berpotensi sistemik berdasarkan hasil early warning system sebagaimana huruf (c) di atas melalui lembaga pengawas; 5

e. merumuskan prinsip-prinsip dasar sebagai acuan dalam penyusunan arsitektur sektor keuangan nasional yang akan diusulkan kepada Forum Pengarah; f. merumuskan pelaksanaan kerja sama dalam rangka persiapan Financial Sector Assessment Program (FSAP); g. saling bertukar informasi mengenai pelaksanaan tugas secara tepat waktu dan relevan, serta mengembangkan pengaturan akses informasi guna memastikan terpenuhinya kebutuhan informasi masing-masing pihak; h. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan/diarahkan oleh Forum Pengarah terkait dengan stabilitas sistem keuangan. Komite Koordinasi Gubernur BI Menkeu Ketua Dekom LPS FORUM STABILITAS SISTEM KEUANGAN Forum Pengarah Forum Pelaksana Sekretariat Tim Kerja Ad Hoc Reguler ASKI FSAP Lainnya 6