segitiga di kelas VIIF SMP Negeri 2 kecamatan Balong.

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIMETRI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KREATIF DENGAN PERMAINAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika lebih menekankan pada konsepsi awal yang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan hampir pada semua aspek kehidupan manusia. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. tersebut boleh jadi berupa sikap, minat atau nilai.

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam dunia pendidikan. Sebagai bukti adalah pelajaran

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada hakekatnya belajar merupakan interaksi antara peserta didik dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi pada dirinya

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SMP MELALUI PERTANYAAN-PERTANYAAN INOVATIF PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN (PTK

dewasa ini merupakan perkembangan yang terjadi sebelumnya. yang dimiliki dan merupakan peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa mendatang. Pendidikan di Indonesia diselenggarakan guna memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN Bandar Setia dengan memberikan 10 soal tentang materi operasi hitung

BAB I PENDAHULUAN. matematika juga dapat diketahui dengan diberikannya mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya perubahan kurikulum 2006 menjadi kurikulum 2013 siswa di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam upaya untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab yang amat besar dalam menyiapkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN PENALARAN DAN KREATIVITAS SISWA. (PTK Kelas V SD Negeri II Mulyoharjo Jepara) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang diajarkan mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Hal ini juga tak dapat dipungkiri terjadi karena peran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI ASSESSMENT FOR LEARNING (AFL) DENGAN PENDEKATAN UMPAN BALIK

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi dari berbagai media massa, baik media cetak atau elektronika sering dikemukakan bahwa mutu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mampu berkarya, menciptakan karya yang berguna baik untuk dirinya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dan aktivitas belajar. Aktivitas mengajar menyangkut peranan

BAB I PENDAHULUAN. segala lingkungan dan sepanjang hidup (Faturrahman, 2012: 2). Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sasaran Pendidikan adalah manusia. Pendidikan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG SISI DATAR DAN KETRAMPILAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL ( PTK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. siswanya menjadi lebih kritis dan kreatif. Pendidikan merupakan wadah untuk berlatih, berkreasi, mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mencerdaskan kehidupan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. strategi ( RBL ). Penerapan model pembelajaran ( RBL ) ini mengajarkan

BAB I PENDAHULUAN. jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam perkembangan ilmu. pengetahuan dan teknologi. Pendidikan mampu menciptakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. usaha itu ternyata belum juga menunjukan peningkatan yang signifikan.

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN TIPE SNOW BALL DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kualitas pendidikan harus ditingkatkan. investasi besar untuk berjuang keluar dari krisis dan menghadapi dunia global

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat

(Penelitian PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Nogosari) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. Motivasi sangat penting dalam proses pembelajaran. Motivasi. memberikan kontribusi pada peserta didik, menurut Agus Suprijono untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa lepas

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada semua

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas proses pembelajaran, dimana peserta didik kurang mampu

permasalahan untuk merangsang pemikiran siswa supaya siswa dapat lebih aktif menjawab pertanyaan, mampu memecahkan masalah dengan mudah dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. bangsa ialah dengan pendidikan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka. menghasilkan perubahan yang positif dalam diri anak.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara guru dan siswa beserta unsur-unsur yang ada didalamnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I BAB I PENDAHULUAN. Pelaku yang berperan langsung dalam mencapai peningkatan mutu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan komunikasi merupakan salah satu kompetensi yang

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu membentuk individu-individu yang berkompetensi di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari-hari serta dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sesama manusia. Dengan komunikasi, hubungan sesama manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Bab I ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, cara pemecahan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Undang- Undang Sisdiknas No. 2 Tahun 2003 pasal 1 disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan

(PTK Kelas VII A SMP Negeri 3 Cawas Tahun Ajaran 2009/2010) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Matematika

OPTIMALISASI PENGGUNAAN JARIMATIKA UNTUK PENINGKATAN KETRAMPILAN BERHITUNG PEMBAGIAN BILANGAN BULAT POSITIF SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Pada bab 1 ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kondusif agar siswa mampu menyerap materi yang diberikan.

BAB I PENDAHULUAN. siswa, dan metode belajar mengajar. kegiatan belajar mengajar. Subyek didik selalu berada dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No 20 tahun 2003 pasal 1 menegaskan bahwa pendidikan. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Fatima Dwi Ratna, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

dengan skor 613. Berdasarkan nilai rata-rata untuk mata pelajaran Matematika, provinsi terbaik adalah DKI Jakarta dengan rata-rata 71,19.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM TENTANG CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP MELALUI METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagai Prasyarat Guna Mencapai Derajat Strata 1 Jurusan Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar pembelajaran IPA antara lain adalah prinsip keterlibatan, prinsip

BAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kekuatan dinamis dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia melalui kegiatan pembelajaran. Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Oleh karena itu, dunia pendidikan harus mampu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tinggi rendahnya prestasi yang diperoleh siswa dapat dipengaruhi oleh banyak

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan nantinya dapat menjadi salah satu jembatan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan. guna mencapaiderajat Sarjana S-I. Program Studi Pendidikan Matematika

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu upaya yang dilakukan untuk mencerdaskan, memajukan suatu bangsa dan meningkatkan kualitas SDM adalah pendidikan. Dalam hal ini peningkatan SDM merupakan kunci keberhasilan dari pendidikan. Pendidikan selalu melibatkan dua peran yaitu guru dan siswa. Guru sebagai pendidik harus meningkatkan ketrampilan dan kemampuannya dalam mengajar baik dari segi materi maupun pengelolaan kelas. Sedangkan siswa sebagai peserta didik harus menerima dan mampu memahami materi yang diberikan oleh guru serta berusaha untuk menguasai segala yang diberikan oleh guru. Oleh karena itu kedua peran ini harus saling memenuhi satu sama lain. Upaya untuk memperbaiki mutu pendidikan salah satunya adalah dengan meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Pendidikan di sekolah tidak lepas dari kegiatan belajar mengajar yang melibatkan guru dan siswa. Guru yang memberikan materi dengan baik akan memudahkan siswa untuk menerima materi yang diajarkan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Hasil wawancara dengan salah satu guru matematika kelas VIIF SMP Negeri 2 Balong pada tanggal 5 Januari 2015 ditemukan masalah yang menyebabkan rendahnya motivasi belajar sehingga hasil belajar siswa rendah. Permasalahan tersebut diantaranya (1) model pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi; (2) siswa kurang termotivasi untuk belajar matematika; (3) siswa masih suka bermain sendiri saat diajar; dan (4) hasil belajar matematika masih rendah. Selain itu, berdasarkan wawancara dengan beberapa siswa ternyata sebagian besar siswa takut untuk bertanya. Ketika ada materi pelajaran yang belum dimengerti mereka diam dan pura-pura mengerti. Keinginan siswa untuk memahami materi yang dipelajari sangat rendah. Siswa juga masih takut saat mengerjakan soal di depan kelas. Mereka takut jika jawaban yang akan mereka tulis salah. Berdasarkan permasalahan di atas maka model pembelajaran sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Motivasi belajar yang tumbuh dari siswa diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, karena ketika mereka mempunyai motivasi belajar yang tinggi, maka hasil belajarnya juga akan bagus. Adapun pemecahan dari permasalahan ini adalah guru harus memilih model pembelajaran yang tepat untuk menciptakan pembelajaran efektif, menyenangkan dan bermakna yaitu dengan menerapkan model pembelajaran discovery learning. Menurut Bruner dalam Sugiyanto (2010:132) mengatakan bahwa mengembangkan teori pembelajaran discovery learning yaitu suatu model pembelajaran yang menekankan pentingnya membantu siswa untuk memahami struktur atau ideide kunci suatu disiplin ilmu, kebutuhan akan keterlibatan aktif siswa dalam proses belajar dan 1

2 keyakinan bahwa pembelajaran sejati terjadi melalui personal discovery (penemuan sendiri). Karena sesungguhnya pembelajaran sejati berasal dari dirinya sendiri. Motivasi belajar merupakan suatu dorongan atau kekuatan yang menyebabkan siswa mempunyai keinginan untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik (Sahara, 2014:15). Oleh karena itu guru harus menggunakan cara yang menarik dan mudah dipahami oleh siswa serta tidak menggoyahkan perhatian siswa dari proses pembelajaran. Media dalam mengajar memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif terutama pada pembelajaran matematika. Media disebut juga perantara atau pengantar yang merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Media kertas berpetak di sini diartikan sebagai alat bantu menggunakan kertas berpetak (Djamarah, 2006:120). Kolaborasi antara model pembelajaran discovery learning dengan media kertas berpetak sangat berpengaruh untuk meningkatkan motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran. Sebagian besar penggunaan kertas berpetak ini untuk menggambar koordinat, menjumlahkan bilangan, menggambar bangun ruang dan kerajinan tangan, tetapi di sini kertas berpetak ini digunakan dalam pembelajaran materi segitiga. Oleh karena itu siswa pasti akan merasa termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Selain permasalahan mengenai motivasi belajar siswa yang masih kurang, dari hasil wawancara penulis dengan guru mata pelajaran matematika kelas VIIF SMP Negeri 2 Balong, ternyata hasil belajar siswa kelas VIIF SMP Negeri 2 Balong masih kurang dari target yang diinginkan. Hal ini bisa dilihat dari nilai rata-rata raport siswa yang masih kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang sudah ditetapkan oleh pihak sekolah yaitu 75. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mencoba mencari solusi untuk membantu menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi siswa dan guru dalam proses pembelajaran matematika melalui penelitian yang berjudul Implementasi Model Discovery Learning dengan Media Kertas Berpetak pada Materi Segitiga dan Segi Empat di Kelas VIIF SMP Negeri 2 kecamatan Balong Tahun ajaran 2014/2015. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Model pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi

3 2. Motivasi siswa dalam belajar masih rendah 3. Siswa kurang terlibat dalam proses pembelajaran 4. Siswa masih merasa takut untuk bertanya tentang hal yang belum mereka pahami 5. Kurangnya tingkat pemahaman siswa terhadap materi 1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, pembatasan masalah dan fokus penelitian ini ditujukan pada siswa kelas VIIF SMP Negeri 2 Balong Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015. Hal ini dilakukan guna untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika. Batasan penelitian ini hanya meneliti tentang motivasi belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika siswa kelas VIIF pada materi segitiga. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, penulis dapat membuat rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana penerapan model discovery learning dengan media kertas berpetak pada materi segitiga di kelas VIIF SMP Negeri 2 kecamatan Balong? 2. Apakah model discovery learning dengan media kertas berpetak mampu meningkatkan motivasi belajar siswa pada materi segitiga kelas VIIF SMP Negeri 2 kecamatan Balong? 3. Apakah model discovery learning dengan media kertas berpetak mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada materi segitiga kelas VIIF SMP Negeri 2 kecamatan Balong? 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang sudah dikemukakan di atas, penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui penerapan model discovery learning dengan media kertas berpetak pada materi segitiga di kelas VIIF SMP Negeri 2 kecamatan Balong. 2. Mengetahui model discovery learning dengan media kertas berpetak mampu meningkatkan motivasi belajar siswa pada materi segitiga kelas VIIF SMP Negeri 2 kecamatan Balong. 3. Untuk mengetahui model discovery learning dengan media kertas berpetak mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada materi segitiga kelas VIIF SMP Negeri 2 kecamatan Balong.

4 1.6 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk beberapa pihak diantaranya: 1. Bagi Siswa a. Terciptanya pembelajaran yang menyenangkan. b. Meningkatkan motivasi belajar. c. Menumbuhkan keakraban antar teman. d. Cara berfikir siswa lebih berkembang. e. Terjalin hubungan baik antar guru dan murid. 2. Bagi Guru a. Meningkatkan kreativitas guru matematika untuk menerapkan model pembelajaran yang lebih kreatif. b. Memberi solusi kepada guru terhadap kendala pelaksanaan pembelajaran matematika, terkait dengan peningkatan motivasi dan hasil belajar matematika. c. Memperoleh variasi dalam pembelajaran matematika. 3. Bagi Sekolah a. Memberikan masukan untuk mengembangkan suatu proses pembelajaran yang mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika. b. Hasil penelitian merupakan sumbangan yang baik pada sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran khususnya dan sekolah lain umumnya. 4. Bagi Peneliti a. Memperoleh pengalaman langsung dalam pembelajaran matematika dengan menerapkan model pembelajaran discovery learning dengan media kertas berpetak. b. Memberi bekal bagi peneliti sebagai calon guru yang siap terjun ke lapangan. c. Mendapat pengalaman dalam melaksanakan PTK. d. Memahami cara mengatasi masalah-masalah dalam proses pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran matematika.

5 1.7 Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menafsirkan istilah dalam penelitian ini perlu adanya batasan-batasan pengertian sebagai berikut: 1. Model pembelajarannya kurang bervariasi maksudnya model pembelajarannya kurang bermacam-macam. 2. Motivasi belajar merupakan suatu dorongan atau kekuatan yang menyebabkan siswa mempunyai keinginan untuk melakukan kegiatan belajar yang bisa timbul dari dalam diri maupun dari lingkungan sekitar ataupun orang lain. 3. Media kertas berpetak di sini diartikan sebagai alat bantu menggunakan kertas berpetak (Djamarah, 2006:120). 4. Discovery learning merupakan model pembelajaran yang menekankan pentingnya membantu siswa untuk memahami ide pokok bahasan dan sangat melibatkan keaktifan siswa. 5. Hasil belajar merupakan hasil yang sudah dicapai setelah melakukan tindakan pembelajaran.