BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mempengaruhi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia dilakukan melalui pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran adalah interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan cara untuk memenuhi dan meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah lemahnya proses pembelajaran di sekolah. Pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003

2014 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dikemukakan bahwa kurikulum untuk jenis

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

BAB I PENDAHULUAN. belajar sehingga siswa memiliki pengalaman dan kemandirian belajar.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. manusia, baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan hidup dan kemajuan bangsa tersebut khususnya bagi negara

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perlu dikuasainya matematika oleh siswa. Matematika merupakan ilmu universal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran adalah interaksi belajar mengajar, dimana terdapat

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu membentuk individu-individu yang berkompetensi di

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. dengan tanggung jawab, sehigga kebebasan yang bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan yang baik akan menghasilkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. menekankan pada keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa tersebut

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

I. PENDAHULUAN. cerdas, terbuka dan demokratis. Pendidikan memegang peran dalam. tertuang dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Lahirnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar IPA di MTs Negeri Jeketro,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan perkembangan potensi bagi manusia agar bermanfaat bagi

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF

BAB I PENDAHULUAN. keahlian dimana program keahlian yang dilaksanakan di SMK disesuaikan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Pendidikan juga di pandang sebagai sarana untuk menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. Proses pendidikan berlangsung dalam suatu kegiatan sosial antara peserta

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. penjelasan dari peneliti saja. Pembelajaran tidak berhasil dengan baik,

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang tertentu. Untuk menciptakan keluaran SMK yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam kehidupan keluarga maupun dalam kehidupan berbangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keterkaitan secara sinergis, antara lain kebijakan, kurikulum, tenaga pendidik dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Salah satu indikator tercapainya tujuan pembelajaran dapat diketahui dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam meningkatkan sumber daya manusia demi

BAB I PENDAHULUAN. menopang dan mengikuti laju perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan. mengalami perubahan sejalan dengan tuntutan kebutuhan.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No 20 tahun 2003 pasal 1 menegaskan bahwa pendidikan. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan terutama di negera - negara

BAB I PENDAHULUAN. demokratis, dan cerdas. Pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam berusaha melestarikan dan mewariskan nilai-nilai hidup. Kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. dicapai siswa yaitu menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa, mengapa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Untuk menentukan perkembangan individu baik dari segi kognitif, afektif,

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dapat membawa perubahan kearah yang lebih maju. Untuk itu perlu

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS DENGAN TEKNIK THIK- TALK-WRITE (TTW) Oleh: Usep Kuswari. Teknik TTW diperkenalkan oleh Huinker dan Laughin

BAB I PENDAHULUAN. aktif dan interaktif, karena guru berinteraksi langsung dengan siswa sebagai

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah hal yang penting bagi setiap manusia, karena dengan pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya yang profesional adalah aspek yang saling berkaitan. dapat meningkat sesuai dengan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar Pendidikan Nasional harus tanggap. terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini,

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. melakukan banyak cara untuk meningkatkan mutu pendidikan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan di era globalisasi seperti saat ini. (Rudiono, 2010)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan nasional menjamin pemerataan kesempatan pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui

BAB I PENDAHULUAN. agar peserta didik dapat mengembangkan kecakapan hidup ( life skills ) yang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadi mandiri. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF TTW

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Proses pembelajaran matematika yang dilaksanakan selama ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu usaha untuk sadar mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Guru berperan penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswanya.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia baik itu kehidupan sosial, ekonomi, politik, pendidikan dan kebudayaan. Setiap aspek kehidupan dituntut untuk melakukan rekontruksi supaya tidak menjadi korban dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut. Kondisi ini menjadi tantangan bagi dunia pendidikan. Proses pendidikan harus mempersiapkan siswa yang kritis agar mampu menyikapi perkembangan sains dan teknologi. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19 ayat 1 yang menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Terbentuknya peserta didik sesuai tuntutan tersebut akan menjadi suatu bekal bagi dunia pendidikan dalam menyikapi perkembangan ilmu penegetahuan dan teknologi tersebut. Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan, pemerintah khususnya Departemen Pendidikan Nasional banyak melakukan berbagai usaha yang baru dalam pendidikan. Usaha perbaikan yang telah dilaksanakan diantaranya: (1) Perubahan Kurikulum, (2) Peningkatan Kualitas Guru, (3) Perbaikan Metode Pengajaran, (4) Penyediaan Bahan-bahan Pengajaran, (5) Pengembangan Media- 1

2 media Pendidikan, dan (6) Pengadaan Alat-alat Laboratorium. Namun, indikator kearah mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hal yang memprihatinkan dapat dilihat adalah hasil belajar siswa yang belum mencapai harapan. Salah satu masalah masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah proses pembelajaran. Jenjang pendidikan sekolah terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan menengah diselenggarakan untuk melanjutkan atau memperluas pendidikan dasar serta menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam sekitar serta dapat 2 mengembangkan kemampuannya lebih lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan tinggi. Pendidikan menengah terdiri dari: (a) pendidikan umum, (b) pendidikan kejuruan, (c) pendidikan luar biasa, (d) pendidikan kedinasan dan (e) pendidikan agama. Salah satu bentuk pendidikan menengah adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 Pasal 15 menyebutkan bahwa Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Sebagai salah satu sekolah yang menghasilkan lulusan siap kerja dituntut untuk memiliki keterampilan untuk memasuki lapangan kerja, yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan sekolah kejuruan yang terdiri dari kelompok Teknologi dan Industri, masing-masing program studi di SMK memiliki tujuan khusus yang berbeda satu dengan yang lainnya.

3 Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu lembaga pendidikan yang mengemban amanah untuk menghasilkan tamatan yang memiliki kompetensi tenaga kerja tingkat menengah. Kompetensi dimaksud mencakup seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku bagi siswa untuk melaksanakan tugas tertentu. Acuan yang digunakan untuk memenuhi komptetensi siswa ialah kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja baik Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) atau standar kompetensi suatu lembaga internasional yang kredibelitasnya telah diakui secara global. Salah satu indikasi keberhasilan 3 sekolah dalam mewujudkan siswa yang berkualitas adalah ditunjukkan dengan hasil belajar yang tinggi. Mata pelajaran Mekanika Teknik merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari oleh siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) terutama Pada Program Keahlian Teknik Pemesinan. Untuk jenjang SMK pelajaran Mekanika Teknik sangat diperlukan dikarenakan sangat berkaitan dengan bidang kompetensi kejuruan Teknik Pemesinan, selain itu lingkup materi mata pelajaran Mekanika Teknik dibatasi konsep-konsep dasar, juga perlu dilakukan pengembangan dan pendalaman materi tertentu yang dibutuhkan di lingkup program studi keahlian sehingga perlu dialokasikan porsi topik/materi Mekanika teknik dalam mata pelajaran dasar kejuruan Teknik Pemesinan. Sehingga setiap siswa dituntut untuk mampu mempersiapkan diri menghadapi perubahan keadaan di dalam dunia industri dan dunia usaha yang selalu berkembang baik melalui latihan, bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efisien, dan juga membina kerjasama yang baik antar sesama siswa.

4 SMK N. 1 BALIGE merupakan sekolah yang telah terakreditasi A yang bertaraf Internasional. SMK N. BALIGe beralamat di Jl. Tarutung No. 1, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara. Bangunan SMK Negeri 1 Balige dikelilingi sekolah- sekolah, disebelah kiri sekolah ada SMK 2 Balige, disebelah kanan ada SMK Yayasan Soposurung, di depan Sekolah merupakan Terminal Bus dan dibagian belakang adalah Lapangan Olahraga, SMK Negeri 1 Balige ini terletak di Kawasan Pendidikan Soposurung, yang mana Soposurung merupakan kawasan pendidikan yang sangat Sejuk, Asri dan Nyaman. Belajar di SMK Negeri 1 Balige sangatlah nyaman bagi pelajar dan pengajar disini. SMK Negeri 1 Balige telah berhasil mencetak kader-kader yang terampil, professional, dan siap kerja serta memiliki keterampilan dan kemampuan intelektual yang tinggi dengan moral dan budi pekerti yang luhur, sehingga mampu menjawab tantangan perkembangan jaman. Adapun VISI dan MISI SMK N. 1 BALIGE adalah: VISI : SMK N. 1 BALIGE yang produktif, asri serta berkarakter sesuai dengan IPTEK dalam menyongsong era globalisasi. MISI : SMK N. 1 BALIGE memepersiapkan tamatan yang produktif, terampil, mandiri dan berwawasan luas yang dapat: 1. Memenuhi kebutuhan tenaga kerja tingkat menengah didunia usaha dan dunia industri dalam meningkatkan taraf hidupnya dan pembangunan ekonomi bangsa.

5 2. Persaingan dijenjang pendidikan yang lebih tinggi dalam peningkatan Intelektual dan berkarakter yang baik serta berwawasan lingkungan hidup. Suasana sekolah yang asri membuat para siswa dan guru senang berada di lingkungan sekolah, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan lancar. Di SMK N. 1 BALIGE terlihat bahwa kondisi sekolah yang sejuk dan bersih sangat mendukung kegiatan belajar, guru dan staff pegawai pun baik dan ramah di sekolah SMK N. 1 BALIGE juga terjalinnya hubungan yang baik antara siswa dengan guru. Dan kesemuanya ini sangat mendukung kegiatan PBM. Yang dilakukan guru pada saat mengakhiri pelajaran adalah memberikan kesimpulan materi yang diajarkan, memberikan motivasi untuk mengikuti pelajaran berikutnya dan memberikan tugas sebagai pengayaan materi ajar. Guru memberikan nilai lebih untuk siswa yang dapat menjawab atau merespon pertanyaan yang diajukan dengan baik. Kemudian memberikan kata-kata yang membanggakn siswa yang dapat menjawab pertanyaan. Juga melalui tugas dan latihan yang diberikan. Berdasarkan pengamatan dan observasi awal ke sekolah tempat penelitian hasil wawancara dengan guru bidang studi mekanika teknik mengatakan dalam proses pembelajaran, siswa kurang berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar dimana siswa malas untuk membaca buku, mengantuk dan membuat keributan. Sehingga proses belajar mengajar tidak berjalan dengan baik maka hasil belajar siswa tidak memuaskan. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil tes belajar mekanika teknik siswa masih dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan oleh sekolah yakni 70. Pada tahun ajaran 2014/2015 hasil belajar

6 Mekanika Teknik Siswa kelas X TP, yang belum mencapai KKM 67,74 % dan yang mencapai KKM 32,26 %. Tabel 1. Daftar Hasil Belajar Mekanika Teknik Pemesinan T.P 2014/2015 No Nilai Absolut (%) Keterangan 1. 0-69 21 67,74% Belum Tuntas 2. 70-79 5 16,13% Tuntas 3. 80-89 3 9,68% Baik 4. 90-100 2 6,45% Sangat Baik Jumlah Baik 31 100% Sumber: Daftar Nilai Kelas X TP SMK Negeri 1 Balige Kab. Toba Samosir Penyebab rendahnya hasil belajar tersebut disebabkan oleh : 1. Kurang aktifnya siswa dalam pembelajaran Mekanika Teknik seperti bertanya atau mengemukakan pendapat. 2. Siswa kurang mengoptimalkan potensi yang dimiliki dalam aktivitas belajar akibatnya siswa cenderung hanya menerima pelajaran, dimana siswa hanya mengangguk saat proses belajar mengajar dan ketika guru bertanya apakah masih ada yang kurang dimengerti, siswa hanya diam dan menganggukkan kepala untuk menunjukkan bahwa mereka sudah mengerti. 3. Siswa Kurang memiliki keberanian dalam menyampaikan pendapat, Dimana ketika guru menanyakan pendapat siswa terhadap suatu materi pelajaran, siswa cenderung hanya diam dan tidak mau menyampaikan pendapatnya dan siswa tidak berani mengutarakan tentang referensi pendukung materi pelajaran yang diketahui oleh siswa. 4. Siswa juga tidak mampu bertanya bila ada materi yang kurang jelas, kurang memiliki kemampuan merumuskan gagasan sendiri, dan siswa belum terbiasa bersaing dalam menyampaikan pendapat kepada orang lain.

7 5. Kurang tepatnya guru menggunakan strategi pembelajaran sesuai dengan materi yang diajarkan oleh guru. Hasil belajar siswa merupakan indikasi dari perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa setelah mengalami proses belajar mengajar. Keberhasilan belajar mengajar dapat diketahui setelah diadakan evaluasi dengan pemberian soal ujian kepada siswa yang sesuai dengan rumusan tujuan pembelajaran. Sejauh mana tingkat keberhasilan belajar mengajar, dapat dilihat dari daya serap siswa dan persentase keberhasilan siswa dalam menjacapai tujuan pembelajaran. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti yang diungkapkan oleh Slameto (2010:54), yaitu : (1) Faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar diri siswa) seperti: lingkungan sekolah, keluarga, teman sepermainan dan masyarakat secara luas. (2) Faktor internal (faktor yang berasal dari dalam diri siswa), seperti: kecerdasan, bakat, keterampilan/kecakapan, disiplin, minat, motivasi, kondisi fisik dan mental dan lainnya. Proses belajar mengajar pada dasarnya merupakan proses komunikasi antara guru dengan siswa. Proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila siswa mencapai kompetensi yang diharapkan, karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan siswa dalam menguasai suatu materi. Hal ini tidak terlepas dari kemampuan guru dalam memilih dan menggunakan metode, media dan strstegi yang tepat dan efektif. Oleh karena itu, perlu diterapkan suatu strategi pembelajaran yang tidak hanya menjadikan siswa sebagai pembelajar pasif. Tapi sebagai siswa yang diberi kesempatan seluas-luasnya untuk memahami maksud dari sebuah

8 tulisan, menyampaikan pendapatnya dan didengar oleh guru dan siswa yang lainnya. Belajar mendengar dan menghargai pendapat rekannya, memberikan komentar atau masukan atas pendapat rekannya, kemudian merangkum hasil diskusinya. Strategi pembelajaran yang kiranya tepat untuk membuat siswa tidak sekedar menjadi pembelajar yang pasif dalam pembelajaran di kelas, dapat memfasilitasi siswa untuk melatih dan meningkatkan kemampuan komunikasi mekanika teknik adalah strategi pembelajaran Think-Talk-Write (TTW). Salah satu usaha yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan diatas adalah dengan menggunakan strategi pembelajaran Think-Talk-Write (TTW). Pembelajaran Think-Talk-Write TTW merupakan strategi pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemahaman dan kominukasi matematik siswa (Dalam Yamin dan Ansari, 2012:84), dimana perencanaan dari tindakan yang cermat mengenai kegiatan pembelajaran yaitu lewat kegiatan berpikir (think), berbicara/ berdiskusi, bertukar pendapat (talk) serta menulis hasil diskusi (write) agar tujuan pembelajaran dan kompetensi yang diharapkan tercapai.. Komunikasi secara umum dapat diartikan sebagai suatu cara untuk menyampaikan suatu pesan dari pembawa pesan ke penerima pesan untuk menginformasikan pendapat atau suatu informasi baik secara langsung maupun tidak langsung melalui tulisan atau media. Sedangkan komunikasi mekanika dapat diartikan sebagai suatu kemampuan siswa dalam menyampaikan sesuatu yang diketahuinya melalui peristiwa dialog atau

9 saling berhubungan yang terjadi di lingkungan kelas, dimana terjadi pengalihan pesan. Pesan yang dialihkan berisi tentang materi mekanika yang dipelajari siswa, misal berupa konsep, rumus, atau strategi pemecahan suatu masalah. Pihak yang terlibat dalam komunikasi adalah guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka perlu dilakukan suatu penelitian mengenai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Mekanika Teknik Siswa Melalui Strategi Pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) Pada Teknik Pemesinan Kelas X SMK N.1 Balige Tahun Ajaran 2015/2016. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka identifikasi masalah yang dapat diperoleh adalah: 1. Siswa masih enggan bertanya serta kurang memiliki keberanian dalam menyampaikan pendapat kepada guru maupun kepada temannya. 2. Siswa kurang termotivasi dalam proses belajar mengajar mekanika teknik karena guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional. Sehingga menyebabkan siswa kurang memahami materi yang disampaikan guru sehingga hasil belajar siswa belum mencapai kriteria yang diinginkan. 3. Dalam proses belajar mengajar, proses belajar mengajar masih berpusat kepada guru, sehingga siswa kurang berminat dan kurang aktif dalam mengikuti pelajaran mekanika.

10 4. Aktivitas belajar siswa lebih cederung kepada mendengar dan menerima informasi dari guru. Sehingga selama proses pembelajaran berjalan banyak siswa yang membuat kesibukan masing-masing. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang dikemukakan diatas, terdapat banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar mekanika siswa kelas X teknik pemesinan SMK N. 1 Balige T.A 2015/2016. Agar peneliti terfokus pada masalah penelitian maka dilakukan pembatasan masalah. Dalam penelitian ini, permasalahan dibatasi pada masalah Peningkatan Hasil Belajar Mekanika Teknik Siswa Melalui Strategi Pembelajaran Think-Talk- Write (TTW) Kelas X Teknik Pemesinan SMK N. 1 Balige Tahun Ajaran 2015/2016 pada materi mendeskripsikan gaya, tegangan dan momen pada suatu konstruksi, hasil belajar siswa dibahas pada aspek kognitif. D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: apakah penerapan strategi pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) dapat meningkatkan hasil belajar mekanika siswa kelas X teknik pemesinan SMK N. 1 Balige T.A 2015/2016?

11 E. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mekanika siswa kelas X teknik pemesinan SMK N. 1 Balige melalui penerapan strategi pembelajaran Think-Talk-Write (TTW), pada materi mendeskripsikan gaya, tegangan dan momen pada suatu konstruksi. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Siswa: Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman siswa serta meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Bagi Guru: Sebagai bahan pertimbangan dalam memilih strategi pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran. 3. Bagi Guru Sejawat: Untuk memberikan motivasi serta referensi model-model pembelajaran yang positif. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya: Sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan serta rujukan dalam melaksanakan penelitian selanjutnya.