-2-3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga (Beri

dokumen-dokumen yang mirip
2017, No Peraturan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Nomor 1 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Ekonomi Kreatif (Berita Negara Rep

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

2016, No menetapkan Pedoman Umum Pemberian dan Pengelolaan Bantuan di Lingkup Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak; Menging

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

2017, No Peraturan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Nomor 1 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Ekonomi Kreatif (Berita Negara R

-2- lancar, efektif, efisien, transparan dan akuntabel perlu diatur dalam suatu peraturan; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dala

2017, No Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang Badan Ekonomi Kreatif (Le

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 14); 2. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 15 Tahu

2017, No Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Ind

2017, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembara

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116, Tamb

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Per

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA NEGARA. No.1711, 2015 KEMENPORA. Belanja Barang. Pertanggungjawaban. Pengelolaan. Perubahan. PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA

PELAKSANAAN ANGGARAN BANTUAN PEMERINTAH PADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA (Sesuai Peraturan Menkeu Nomor-168/PMK.05/2015)

2016, No Peraturan Menteri Keuangan Nomor 254/PMK.05/2015 tentang Belanja Bantuan Sosial Pada Kementerian Negara/Lembaga; Mengingat : 1. Undan

2017, No Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,

2015, No perlu menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang Bantuan Uang Muka Bagi Masyarakat Berpenghasilan Renda

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Repu

2017, No dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tamb

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116, Tamba

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG BADAN EKONOMI KREATIF

Pasal Permen 70/PERMEN-KP/2016 Rancangan Perubahan Keterangan

4/PMK.07/2016 KURANG BAYAR DANA BAGI HASIL PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TAHUN ANGGARAN 2011, TAHUN ANGGAR

PERATURANMENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42/PRT/M/2015 TENTANG

2016, No provinsi/kabupaten/kota ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hur

2016, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pe

2017, No , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5948) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2017 tentang

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG BADAN EKONOMI KREATIF

DIREKTORAT AKSES NON PERBANKAN

DESKRIPSI PROGRAM BANTUAN PERALATAN E-PEMBELAJARAN. 2. NAMA PROGRAM : BANTUAN PERALATAN e-pembelajaran

PENTINGNYA PEMETAAN DAN HARMONISASI REGULASI EKONOMI KREATIF

2016, No Mengingat-----:--1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 65,

MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA N0M0R2TAHUN 2017 TENTANG

2017, No menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Tata Cara Pembayaran Tunjangan Kinerja Pegawai pada Kementerian Negara/Lembaga; Menging

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

2016, No Anggaran 2016; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016 (L

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 176 TAHUN 2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2015 TENTANG BANTUAN PEMERINTAH PADA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHAESA

2017, No Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang Badan Ekonomi Kreatif (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 7) sebagai

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF TENTANG SATUAN TUGAS DI LINGKUNGAN BADAN EKONOMI KREATIF. BAB I KETENTU

PERATURAN KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201

2017, No Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2017 (Lembaran Negara Republik Indon

..., '': NOMOR.6'2 TAHUN TEN.TANG

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lem

2017, No Mengingat : 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116, Tamba

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2017 TENTANG REHABILITASI SOSIAL RUMAH TIDAK LAYAK HUNI DAN SARANA PRASARANA LINGKUNGAN

BERITA NEGARA. No.1192, 2012 KEMENTERIAN NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. Bantuan Sosial. Mikro dan Kecil. Pedoman

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 145/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN DANA OPERASIONAL KHUSUS PENGAMANAN PENERIMAAN NEGARA

2016, No Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara berwenang mengatur lebih lanjut mengenai pelaksanaan anggaran Bagian Anggaran Bendahara

DEPUTI AKSES PERMODALAN BADAN EKONOMI KREATIF

PERATURAN KUASA PENGGUNAANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA. KEMENPORA. Belanja Barang. Non Operasional. Pengelolaan. Pertanggungjawaban. Perubahan. PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Negara

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Dana Perkebunan Kelapa Sawit dilakukan oleh Menteri Keuangan; c. bahwa untuk meningkatkan akuntabilitas dan transparansi penggunaan d

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 3. Peraturan Pemeri

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. NOMOR : 07 / Per / Dep.2 / XII /2016

2017, No Transfer ke Daerah dan Dana Desa, persetujuan atas pembagian Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau untuk provinsi/kabupaten/kota yang d

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lemb

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

DESKRIPSI PROGRAM BEASISWA PRESTASI TAHUN 2016

2017, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 165/PMK.02/2014 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuang

2016, No Penggunaan Dana Alokasi Khusus Non Fisik Peningkatan Kapasitas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. Nomor : 01/Per/Dep.

PERATURAN KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

DESKRIPSI PROGRAM BEASISWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK TAHUN KODE JUKNIS : 28-PS NAMA PROGRAM : BEASISWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK

DESKRIPSI PROGRAM BANTUAN BEASISWA PROGRAM KEAHLIAN KHUSUS TAHUN NAMA PROGRAM : BEASISWA PROGRAM KEAHLIAN KHUSUS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

No.2103, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BEKRAF. Bantuan Pemerintah. Pedoman Umum. PERATURAN KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN UMUM PENYALURAN BANTUAN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN BADAN EKONOMI KREATIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 6 ayat (1) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Ekonomi Kreatif tentang Pedoman Umum Penyaluran Bantuan Pemerintah di lingkungan Badan Ekonomi Kreatif; Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang Badan Ekonomi Kreatif (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 7) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang Badan Ekonomi Kreatif (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 139); 2. Peraturan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Nomor 1 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Ekonomi Kreatif (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1145); www.peraturan.go.id

-2-3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1340); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF TENTANG PEDOMAN UMUM PENYALURAN BANTUAN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN BADAN EKONOMI KREATIF. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala Badan ini yang dimaksud dengan: 1. Bantuan Pemerintah yang selanjutnya disebut Bantuan adalah bantuan yang tidak memenuhi kriteria bantuan sosial yang diberikan pemerintah kepada perseorangan, kelompok masyarakat atau lembaga pemerintah/nonpemerintah. 2. Belanja Bantuan Pemerintah di Bidang Ekonomi Kreatif adalah pengeluaran berupa transfer uang, barang, atau jasa yang diberikan kepada pelaku ekonomi kreatif baik perseorangan, kelompok masyarakat, komunitas kreatif atau satuan pendidikan/lembaga guna meningkatkan kemampuan ekonomi dan/atau kesejahteraan dan/atau kemampuan daya saing di bidang ekonomi kreatif. 3. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah Kepala Badan Ekonomi Kreatif yang bertanggung jawab atas pengelolaan anggaran pada Badan Ekonomi Kreatif. 4. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian dari kewenangan dan tanggungjawab penggunaan anggaran pada kantor/satuan kerja di lingkungan Badan Ekonomi Kreatif. 5. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/KPA untuk

-3- mengambil keputusan dan/atau tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban APBN. 6. Kepala adalah Kepala Badan Ekonomi Kreatif. 7. Deputi adalah Deputi di lingkungan Badan Ekonomi Kreatif. BAB II TUJUAN Pasal 2 Tujuan pemberian Bantuan di lingkungan Badan Ekonomi Kreatif meliputi: a. pengembangan kemampuan dan kapasitas pelaku ekonomi kreatif, baik perseorangan atau kelompok masyarakat yang bergerak di bidang ekonomi kreatif; b. pemberdayaan pelaku ekonomi kreatif, baik perorangan/kelompok masyarakat yang bergerak di bidang ekonomi kreatif sehingga mampu melakukan riset, edukasi dan pengembangan, mendapatkan akses permodalan, mengembangkan infrastruktur, melakukan pemasaran, mendapatkan fasilitasi untuk mendaftarkan Hak Kekayaan Intelektual (HKI); c. memperoleh akses dan peningkatan kualitas pengembangan subsektor ekonomi kreatif lembaga yang diselenggarakan pemerintah/masyarakat melalui pembangunan, rehabilitasi, restorasi, dan revitalisasi serta penyediaan sarana/prasarana ekonomi kreatif; d. Peningkatan kualitas keberlanjutan ekosistem dan mata rantai ekonomi kreatif; dan e. Peningkatan mutu pembelajaran melalui pembangunan kesadaran (awareness campaign),pemberian penghargaan, pemberian insentif kepada lembaga pendidikan di satuan pendidikan/lembaga yang diselenggarakan oleh pemerintah/masyarakat.

-4- BAB III PENERIMA BANTUAN PEMERINTAH Pasal 3 (1) Penerima Bantuan di bidang ekonomi kreatif meliputi: a. perseorangan; b. komunitas di 16 (enam belas) sub-sektor ekonomi kreatif; c. satuan pendidikan/lembaga yang diselenggarakan oleh pemerintah/masyarakat; d. lembaga/organisasi masyarakat lainnya yang bergerak di bidang ekonomi kreatif; dan e. pemerintah daerah yang melaksanakan urusan pemerintahan bidang ekonomi kreatif. (2) Penerima Bantuan perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas insan/orang kreatif, pekerja kreatif, dan pelaku ekonomi kreatif termasuk maestro kreatif. (3) Komunitas kreatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri atas komunitas aplikasi dan game developer, komunitas arsitektur, komunitas desain interior, komunitas desain komunikasi visual, komunitas desain produk, komunitas fashion, komunitas film, komunitas animasi, komunitas video, komunitas fotografi, komunitas kriya, komunitas kuliner, komunitas musik, komunitas penerbitan, komunitas periklanan, komunitas seni pertunjukan, komunitas seni rupa, komunitas televisi dan radio. (4) Satuan pendidikan/lembaga yang diselenggarakan oleh pemerintah/masyarakat penerima bantuan yang menyelenggarakan kegiatan ekonomi kreatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c terdiri dari sekolah menengah atas, sekolah menengah kejuruan, sekolah menengah pertama, sekolah dasar, satuan pendidikan anak usia dini, sekolah luar biasa untuk semua jenjang pendidikan, satuan pendidikan nonformal, dan lembaga penyelenggara pendidikan layanan khusus untuk setiap jenjang baik pemerintah/nonpemerintah.

-5- (5) Lembaga/organisasi masyarakat lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d terdiri dari penyelenggara pembina kreativitas kepemudaan, organisasi nonpemerintah, organisasi kemasyarakatan, perkumpulan/yayasan yang bergerak di sektor ekonomi kreatif. (6) Pemerintah daerah yang melaksanakan urusan ekonomi kreatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e yaitu dinas provinsi/kabupaten/kota atau unit pelaksana teknis daerah (UPTD) yang menangani urusan pemerintahan bidang ekonomi kreatif. (7) Penerima Bantuan yang dimaksud pada ayat (1) harus mengajukan proposal Bantuan dan harus terdaftar di pusat data pelaku ekonomi kreatif Badan Ekonomi Kreatif. Pasal 4 Penerima Bantuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) ditetapkan oleh PPK dan disahkan oleh KPA sesuai dengan tugas dan fungsinya dan diatur lebih lanjut dalam petunjuk teknis yang ditetapkan oleh KPA. BAB IV JENIS DAN BENTUK BANTUAN Pasal 5 Jenis Bantuan di lingkungan Badan Ekonomi Kreatif meliputi: a. pemberian penghargaan; b. beasiswa; c. bantuan operasional; d. bantuan sarana/prasarana; e. bantuan rehabilitasi/ pembangunan gedung/ bangunan; dan f. bantuan lainnya yang memiliki karakteristik bantuan yang ditetapkan oleh PA. Pasal 6 (1) Pemberian penghargaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a merupakan bantuan yang dilaksanakan

-6- berdasarkan Surat Keputusan yang ditetapkan oleh PPK dan disahkan oleh KPA. (2) Pemberian penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dalam bentuk: a. uang; b. barang; dan/atau c. jasa (3) Pemberian penghargaan dalam bentuk uang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, dapat diberikan melalui mekanisme: a. Pembayaran Langsung (LS) ke rekening penerima penghargaan atau ke rekening Bendahara Pengeluaran; atau b. Uang Persediaan (UP) (4) Dalam rangka pengadaan barang dan/atau jasa untuk pemberian penghargaan yang disalurkan dalam bentuk barang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dan/atau jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c kepada penerima bantuan, PPK menandatangani kontrak pengadaan barang dan/atau jasa dengan penyedia barang dan/atau jasa. (5) Pengadaan barang dan/atau jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (4) berpedoman pada Peraturan Perundang- Undangan yang mengatur mengenai Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah. (6) Pengadaan barang dan/atau jasa yang akan disalurkan kepada penerima bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat termasuk pelaksanaan penyaluran barang dan/atau jasa sampai dengan diterima oleh penerima bantuan. (7) Pencairan dana pemberian penghargaan dalam rangka pengadaan barang dan/atau jasa yang akan disalurkan kepada penerima bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dilakukan secara langsung dari rekening kas negara ke rekening penyedia barang dan/atau jasa melalui mekanisme LS.

-7- (8) Kriteria penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam petunjuk teknis yang ditetapkan oleh KPA. (9) Ketentuan mengenai jenis penghargaan yang akan diberikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala Badan ini. Pasal 7 Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian beasiswa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b diatur dalam petunjuk teknis yang ditetapkan oleh KPA. Pasal 8 (1) Bantuan operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf c merupakan bantuan untuk menunjang kegiatan operasional pada komunitas di 16 (enam belas) sub-sektor ekonomi kreatif, yang dibentuk oleh masyarakat dan lembaga/organisasi masyarakat lainnya yang bergerak di bidang ekonomi kreatif, serta pemerintah daerah yang melaksanakan urusan pemerintahan di sektor ekonomi kreatif, diteapkan oleh PPK dan disahkan oleh KPA. (2) Pencarian dana bantuan operasional diberikan dalam bentuk uang kepada penerima bantuan operasional melalui mekanisme: a. LS ke rekening penerima bantuan operasional; atau b. UP. (3) Pencairan dana bantuan operasional dapat dilakukan secara sekaligus atau berharap berdasarkan ketetapan KPA, dengan mempertimbangkan jumlah dan waktu pelaksanaan kegiatan. (4) Pencarian dana bantuan operasional secara bertahap dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut: a. tahap I sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari keseluruhan dana bantuan operasional setelah perjanjian kerja sama ditandatangani oleh penerima bantuan dan PPK;

-8- b. tahap II sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari keseluruhan dana operasional, apabila dana pada tahap I telah dipergunakan paling sedikit sebesar 80% (delapan puluh persen); c. tahap III sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari keseluruhan dana operasional, apabila jumlah dana Tahap I sampai dengan tahap III telah dipergunakan paling sedikit 80% (delapan puluh persen); dan d. tahap IV sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari keseluruhan dana operasional, apabila jumlah dana tahap I sampai dengan tahap III telah dipergunakan paling sedikit sebesar 80% (delapan puluh persen). (5) Bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan berdasarkan perjanjian kerja sama antara PPK dengan penerima bantuan operasional. (6) Kriteria bantuan operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam petunjuk teknis yang ditetapkan oleh KPA. (7) Ketentuan mengeanai jenis bantuan operasional yang akan diberikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala Badan ini. Pasal 9 (1) Bantuan sarana/prasarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf d merupakan bantuan kepada perseorangan/kelompok masyarakat, komunitas di 16 (enam belas) sub-sektor ekonomi kreatif, satuan pendidikan/lembaga yang diselenggarakan oleh pemerintah/masyarakat, lembaga/organisasi masyarakat lainnya yang bergerak di sektor ekonomi kreatif, serta pemerintah daerah yang melaksanakan urusan pemerintahan di sektor ekonomi kreatif. (2) Pemberian bantuan sarana/prasarana kepada penerima bantuan dapat diberikan dalam bentuk: a. uang; atau b. barang.

-9- (3) Bantuan sarana/prasarana dalam bentuk uang diberikan dengan ketentuan: a. barang bantuan dapat diproduksi dan/atau dihasilkan sendiri oleh penerima bantuan; atau b. nilai per jenis barang bantuan di bawah Rp50.000.000,00(lima puluh juta rupiah) yang dapat dilaksanakan oleh penerima bantuan. (4) Pemberian bantuan sarana/prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan secara langsung dari rekening kas Negara ke rekening penerima bantuan sarana/prasarana melalui mekanisme LS. (5) Pembayaran ke rekening penerima bantuan sarana/prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b dapat dilakukan sekaligus. (6) Pencairan dana bantuan sarana/prasarana dalam bentuk uang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, dilakukan melalui tahapan sebagai berikut: a. tahap I sebesar 70% (tujuh puluh persen) dari keseluruhan dana bantuan sarana/prasarana setelah perjanjian kerjasama ditandatangani oleh penerima bantuan dan PPK; dan b. tahap II sebsar 30% (tiga puluh persen) dari keseluruhan dana bantuan sarana/prasarana, apabila prestasi pekerjaan telah mencapai 50% (lima puluh persen). (7) Bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak termasuk bantuan untuk keperluan rehabilitasi/pembangunan gedung/bangunan. (8) Kriteria bantuan sarana/prasarana diatur dalam petunjuk teknis yang ditetapkan oleh KPA. (9) Ketentuan mengenai jenis sarana/prasarana yang akan diberikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala Badan ini. Pasal 10 (1) Bantuan rehabilitasi dan/atau pembangunan gedung/bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5

-10- huruf e merupakan bantuan kepada perseorangan/kelompok masyarakat, komunitas di 16 (enam belas) ekonomi kreatif, satuan pendidikan/lembaga yang diselenggarakan oleh pemerintah/masyarakat, lembaga/organisasi masyarakat lainnya yang bergerak di sektor ekonomi kreatif, serta pemerintah daerah yang melaksanakan urusan pemerintahan di sector ekonomi kreatif. (2) Bantuan rehabilitasi dan/atau pembangunan gedung/bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan dalam bentuk: a. uang; atau b. barang. (3) Dalam rangka pengadaan bantuan rehabilitasi dan/atau pembangunan gedung/bangunan yang disalurkan dalam bentuk barang kepada penerima Bantuan Pemerintah, PPK menandatangani kontrak pengadaan barang dengan penyedia barang. (4) Pengadaan barang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah. (5) Pencairan dana bantuan rehabilitasi dan/atau pembangunan gedung/bangunan dalam rangka pengadaan barang yang akan disalurkan untuk penerima bantuan dilakukan secara langsung dari rekening kas Negara ke rekening penyedia barang melalui mekanisme LS. (6) Pencairan dana bantuan rehabilitasi dan/atau pembangunan gedung/bangunan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: a. tahap I sebesar 70% (tujuh puluh persen) dari keseluruhan dana bantuan rehabilitasi dan/atau pembangunan gedung/bangunan setelah perjanjian kerjasama ditandatangani oleh penerima bantuan dan PPK; dan b. tahap II sebesar 30% (tiga puluh persen) dari keseluruhan dana bantuan rehabilitasi dan/atau pembangunan

-11- gedung/bangunan, apabila prestasi pekerjaan telah mencapai 50% (lima puluh persen). (7) Kriteria bantuan lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam petunjuk teknis yang ditetapkan oleh KPA. (8) Ketentuan mengenai jenis bantuan rehabilitasi dan/atau pembangnan gedung/bangunan yang akan diberikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala Badan ini. Pasal 11 (1) Jenis bantuan lainnya yang ditetapkan oleh PA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf g dapat diberikan dalam bentuk uang atau barang dan/atau jasa. (2) Jenis bantuan lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. bantuan pembiayaan riset, edukasi dan pengembangan di dalam dan luar negeri; b. bantuan untuk pendanaan awal rintisan usaha bisnis (start-up); c. bantuan pengembangan kabupaten, kota, desa kreatif; d. bantuan pendukungan kegiatan promosi dalam dan luar negeri; e. bantuan pendukungan pameran dalam dan luar negeri; f. bantuan hokum terkait masalah HKI di dalam dan luar negeri; g. bantuan pembiayaan pendaftaran HKI di dalam dan luar negeri; h. bantuan pembiayaan pelatihan dan sertifikasi di sektor ekonomi kreatif; i. bantuan pembiayaan penyelenggaraan event-event ekonomi kreatif; j. bantuan pembiayaan pembentukan asosiasi ekonomi kreatif; dan/atau k. bantuan pembiayaan penguatan kelembagaan.

-12- BAB V TATA KELOLA BANTUAN PEMERINTAH Pasal 12 (1) Tata kelola Bantuan di lingkungan Badan Ekonomi Kreatif diatur lebih lanjut dalam petunjuk teknis yang ditetapkan oleh KPA. (2) Petunjuk Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1), paling sedikit memuat: a. dasar hukum pemberian Bantuan; b. tujuan penggunaan Bantuan; c. pemberi Bantuan; d. persyaratan penerima Bantuan; e. bentuk Bantuan; f. alokasi anggaran dan rincian jumlah Bantuan; g. tata kelola pencairan dana Bantuan; h. penyaluran dana Bantuan; i. pertanggungjawaban Bantuan; j. ketentuan perpajakan; dan k. sanksi. Pasal 13 Pengelola Bantuan di Badan Ekonomi Kreatif dilakukan oleh PPK pada masing-masing unit kerja eselon I yang berada di bawah Sekretaris Utama sebagai KPA. BAB VI MEKANISME SELEKSI PEMBERIAN BANTUAN PEMERINTAH Pasal 14 (1) Calon penerima bantuan mendaftarkan proposal pendukungan secara online atau hardcopy ke sekretariat Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) melalui: a. Online: email kurasi@bekraf.go.id dan pedoman umum melalui wesite www.bekraf.go.id (atau melalui aplikasi:tbd)

-13- b. Hardcopy: Sekretariat PTSP, Gedung Kementerian BUMN Lantai 15, Jalan Medan Merdeka Selatan Nomor 13, Jakarta Pusat 10110 (2) PTSP terdiri dari Administrator, Perwakilan Deputi, Komite Seleksi, Komite Kurasi, PPK dan KPA. (3) PTSP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) melakukan: a. pemeriksaan terhadap kelengkapan dan kebenaran dokumen Proposal Pendukungan yang telah terdaftar di website, yang dilakukan oleh Administrator PTSP; b. hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada huruf a dikirimkan kepada masing-masing Deputi di lingkungan Badan Ekonomi Kreatif untuk kemudian dilakukan seleksi penilaian terhadap kesesuaian tugas dan fungsi, anggaran, dan petunjuk teknis pendukungan masingmasing Deputi; proses dilakukan secara realtime dan diatur lebih lanjut oleh petunjuk teknis masing-masing Deputi; c. penilaian yang dimaksud pada huruf b dilakukan selama 2 (dua) hari dan hasil penilaian selanjutnya diserahkan kepada Komite Seleksi untuk menguji kelayakan proposal sesuai sasaran strategis masing-masing subsector; d. Komite Seleksi yang dimaksud pada huruf c adalah satuan tugas 16 subsektor ekonomi kreatif yang terdiri dari 3 (tiga) sampai dengan 5 (lima) orang yang diangkat berdasarkan Keputusan PA, kemudian Komite Seleksi melakukan penyeleksian selama 2 (dua) hari; e. proposal hasil seleksi yang dilakukan oleh Komite Seleksi tersebut kemudian diserahkan kepada Komite Kurasi yang terdiri dari 7 (tujuh) orang dari sector ekonomi kreatif; f. proses kurasi terhadap calon penerima bantuan dilakukan melalui proses presentasi oleh calon penerima bantuan di depan Komite Kurasi, PA dan KPA, kecuali ditentukan lain dalam petunjuk teknis yang ditetapkan oleh KPA, kemudian Komite Kurasi selanjutnya merekomendasikan persetujuan pendukungan bantuan;

-14- g. Proses Kurasi yang dimaksud pada huruf f dilakukan selama 1 (satu) hari; h. PPK memutuskan pemberian dukungan bantuan dengan Keputusan PPK; i. pengesahan Keputusan PPK oleh KPA; dan j. hasil Keputusan/Rekomendasi kemudian dipublikasikan di media yang ditetapkan oleh KPA. BAB VII MONITORING DAN EVALUASI Pasal 15 (1) Dalam rangka pencapaian target kinerja, transparansi, dan akuntabilitas pelaksanaan dan penyaluran Bantuan, KPA melaksanakan monitoring dan evaluasi. (2) Monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain melakukan pengawasan terhadap: a. kesesuaian antara pelaksanaan penyaluran Bantuan dengan pedoman umum dan petunjuk teknis yang telah ditetapkan serta ketentuan peraturan terkait lainnya; dan b. kesesuaian antara target capaian dengan realisasi. (3) KPA mengambil langkah-langkah tindak lanjut berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi untuk perbaikan penyaluran Bantuan. (4) KPA bertanggung jawab atas: a. pencapaian target kinerja pelaksanaan dan penyaluran Bantuan; b. transparansi pelaksanaan dan penyaluran Bantuan; dan c. akuntabilitas pelaksanaan dan penyaluran Bantuan. BAB VIII PENGENDALIAN Pasal 16 (1) KPA berwenang mencabut dan memindahkan pengelolaan pemanfaatan Bantuan, dalam hal penerima Bantuan tidak melaksanakan sebagian atau seluruh tugas dan tanggung

-15- jawabnya setelah mendapat laporan tertulis berdasarkan pengamatan langsung di lapangan. (2) Kriteria pencabutan dan pemindah bantuan ditentukan dan ditetapkan oleh KPA. BAB IX KETENTUAN PERALIHAN Pasal 17 (1) Terhadap penerima program Bantuan yang telah ditetapkan sebelum berlakunya peraturan ini, tetap mempedomani peraturan pada program yang sama dalam periode yang berlaku. (2) Terhadap Calon Peserta Program yang masih dalam proses usulan berlaku Peraturan Kepala Badan ini. BAB X PENUTUP Pasal 18 Peraturan Kepala Badan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

-16- Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Kepala Badan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal, 26 Juli 2016 KEPALA BADAN EKONOMI REATIF REPUBLIK INDONESIA, ttd TRIAWAN MUNAF Diundangkan di Jakarta pada tanggal 30 Desember 2016 DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd WIDODO EKATJAHJANA

-17- LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN EKONOMI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN UMUM PENYALURAN BANTUAN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN BADAN EKONOMI KREATIF Jenis penghargaan: a. Penghargaan kompetisi edukasi ekonomi kreatif. b. Penghargaan kepada periset dan pengembang bidang ekonomi kreatif. c. Penghargaan kepada kreator sektor ekonomi kreatif. d. Penghargaan kepada pemenang kompetisi start up. e. penghargaan desa, kabupaten/kota kreatif. f. penghargaan kompetisi pengembang produk digital. g. penghargaan asosiasi dan komunitas ekonomi kreatif. h. penghargaan strategi kreativitas/inovasi daerah bagi pemerintah daerah (provinsi, kabupaten/kota). i. penghargaan maestro ekonomi kreatif. KEPALA BADAN EKONOMI REATIF REPUBLIK INDONESIA, ttd TRIAWAN MUNAF

-18- LAMPIRAN II PERATURAN KEPALA BADAN EKONOMI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN UMUM PENYALURAN BANTUAN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN BADAN EKONOMI KREATIF Jenis bantuan operasional: a. Riset dan pengembangan dalam bentuk grant. b. Peningkatan kapasitas (capacity building) terkait dengan riset, edukasi dan pngembangan dalam bidang ekonomi kreatif. c. Travel grant bagi para pelaku ekonomi kreatif terkait riset, edukasi dan pengembangan di dalam dan di luar negeri. d. Pendukungan kegiatan edukasi di sector ekonomi kreatif. e. Peningkatan kapasitas (capacity building) dalam bidang manejemen keuangan atau yang terkait permodalan. f. Travel grant bagi para pelaku ekonomi kreatif terkait akses permodalan di dalam dan di luar negeri. g. Penambahan modal kerja untuk peningkatan kapasitas produksi. h. Peningkatan kapasitas produksi berbasis TIK (membeli dan menyewakan perangkat keras dan lunak). i. Peningkatan kapasitas produksi fisik ekonomi kreatif. j. Travel grant bagi riset pengembangan kapasitas bidang infrastruktur. k. Pendukungan pameran di dalam dan luar negeri. l. Pendukungan kegiatan promosi dalam dan luar negeri. m. Pendukugan pencetakan publikasi. n. Peningkatan kapasitas (capacity building) dalam bidang pemasaran. o. Travel grant dalam bidang pemasaran. p. Travel grant untuk peningkatan pengetahuan HKI dan Konvensi. q. Pendampingan legal permasalahan IP di dalam dan luar negeri. r. Sertifikasi profesi.

-19- s. Peningkatan kapasitas (capacity building) untuk pengembangan HKI (seminar, workshop, lokakarya, dll). t. Fasilitasi inisiasi asosiasi. u. Peningkatan kapasitas (capacity building)/fasilitasi kelembagaan (kongres, munas, raker, rakor, dll). v. Travel grant terkait kerja sama dan kelembagaan di dalam dan luar negeri. KEPALA BADAN EKONOMI REATIF REPUBLIK INDONESIA, ttd TRIAWAN MUNAF

-20- LAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BADAN EKONOMI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN UMUM PENYALURAN BANTUAN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN BADAN EKONOMI KREATIF Jenis sarana dan prasarana: a. pengadaan sarana/prasarana fisik ekonomi kreatif. b. pengadaan sarana/prasarana TIK ekonomi kreatif. KEPALA BADAN EKONOMI REATIF REPUBLIK INDONESIA, ttd TRIAWAN MUNAF

-21- LAMPIRAN IV PERATURAN KEPALA BADAN EKONOMI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN UMUM PENYALURAN BANTUAN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN BADAN EKONOMI KREATIF Jenis jenis bantuan rehabilitasi dan/atau pembangunan gedung/bangunan a. Bantuan rehabilitasi infrastruktur fisik dan TIK ekonomi kreatif. b. Bantuan revitalisasi infrastruktur fisik dan TIK ekonomi kreatif. c. Bantuan pembangunan gedung/bangunan ekonomi kreatif. d. Bantuan pemeliharaan infrastruktur fisik dan TIK ekonomi kreatif. KEPALA BADAN EKONOMI REATIF REPUBLIK INDONESIA, ttd TRIAWAN MUNAF