PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN DOMINO DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Pesona PAUD, Vol. I. No.1.Wani

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN ROLET KATA DI TAMAN KANAK KANAK AISYIYAH KUBANG AGAM

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN TATA BALOK GAMBAR DI TK NEGERI PEMBINA AGAM HERMAWITA ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MAZE KATA DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN JAM PINTAR DI TAMAN KANAK - KANAK PEMBINA KEC. BARANGIN SAWAHLUNTO

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN BOLA ANGKA DI TK SAMUDERA SATU ATAP PARIAMAN

Jurnal Pesona PAUD Vol.I No 1 Page 1

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN TEBAK BUNYI SUARA DI TAMAN KANAK-KANAK DHARMAWANITA AGAM Lusiana Srikartini ABSTRAK

PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM. Azwinar

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MEMANCING HURUF BERGAMBAR DI TK NEGERI PEMBINA AGAM NIKE PRANSISKA ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM

PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK MENGENAL HURUF MELALUI PERMAINAN MENGURAIKAN KATA DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM. Pebriani.

PENINGKATAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN DADU KATA BERGAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH NARAS PARIAMAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI PERMAINAN TABUNG PINTAR di TK NEGERI PEMBINA LUBUK BASUNG. Ramaini ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK MELALUI MEDIA PERMAINAN MEMANCING ANGKA DI TAMAN KANAK-KANAK FATHIMAH BUKAREH AGAM. Puji Hartini.

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN MEMANCING ANGKA DI TAMAN KANAK- KANAK SANGRINA BUNDA PASAR TIKU

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK MELALUI PERMAINAN MAHYONG DI TAMAN KANAK- KANAK DHARMAWANITA LUBUK BASUNG. Rahmil Fuad

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN DADU ANGKA DI TK DHARMAWANITA PERSATUAN AGAM N U R M A I N I ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI TULISAN PADA MEDIA BEKAS DI TAMAN KANAK-KANAK BAITUL HAMDI PADANG

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI KEGIATAN MENGURUTKAN POLA WARNA DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA BATANG ANAI.

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI PERMAINAN CONGKLAK PADA ANAK KELOMPOK A

PENINGKATAN KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA ANAK MELALUI PERMAINAN BERHITUNG MENGGUNAKAN PAPAN TELUR DI TK AISYIYAH 7 DURI NOVA ROZI A ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL. : Peningkatan Kreativitas Anak Melalui Pemanfaatan Bahan Sisa Kardus Bekas Taman Kanak- Kanak Padang

PENINGKATAN KEMAMPUAN SAINS ANAK MELALUI EKSPLORASI ALAM (SAWAH) DI TAMAN KANAK-KANAK HARAPAN BUNDA KABUPATEN SOLOK SELATAN

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL KUDO-KUDO DI TAMAN KANAK-KANAK BAHARI PADANG ZAFNIARTI* Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun.

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF MELALUI PERMAINAN ANGKA DI RAUDHATUL ATHFAL AL MUTTAQIN KABUPATEN AGAM ARTIKEL

PENINGKATAN PENGENALAN KONSEP ANGKA MELALUI PERMAINAN KALENDER DI TAMAN KANAK-KANAK ISLAM SILATURAHMI KABUPATEN PADANG PARIAMAN. Nurmainis ABSTRACT

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN PUTARAN GAMBAR BINATANG DI TAMAN KANAK-KANAK TUNAS BANGSA LUBUK BASUNG

*Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan 0 Universitas Negeri Padang

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN PIRING HURUF DI RAUDHATUL ATHFAL DARMA WANITA PADANG ARTIKEL

Peningkatan Kemampuan Matematika Anak Usia Dini Melalui Permainan Jam Pintar di Taman Kanak - Kanak Pembina Kec. Bangkinang Kota

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM FANTASI MENURUT CERITA DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA PADANG PARIAMAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN LINGKARAN ANGKA DI TAMAN KANAK- KANAK QATRINNADA KECAMATAN KOTO TANGAH PADANG

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI PERMAINAN KERANJANG TEMPURUNG DAN BIJI SALAK DI TAMAN KANAK-KANAK PK3A TAEH BARUAH KECAMATAN PAYAKUMBUH

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program studi PG PAUD FKIP UNP Kediri.

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN POHON PINTAR DI TAMAN KANAK-KANAK LUBUK BASUNG. Eva Mirmiyanti ABSTRAK

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Anak Usia Dini.

PENINGKATAN MORAL ANAK USIA DINI MELALUI BONEKA JARI DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI 1 KOTO TUO KABUPATEN SIJUNJUNG ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI IMITASI DALAM GERAK TARI DI TAMAN KANAK KANAK AL HIKMAH LUBUK BASUNG FIRMAWATI

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP ANGKA MELALUI PERMAINAN PAPAN SELUNCUR KELERENG DI TAMAN KANAK-KANAK FADHILAH PADANG IRNAWATI REVINA.

BAB I PENDAHULUAN. jasmani dan rohani anak di lingkungan keluarga sebelum memasuki. pendidikan dasar. Anak yang dalam pandangan pendidikan modern

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN BENTUK MENGGUNAKAN BUBUR KORAN BEKAS DI TAMAN KANAK-KANAK AL QUR AN AMAL SALEH PADANG

PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI MELUKIS MENGGUNAKAN SIKAT GIGI TAMAN KANAK-KANAK PADANG

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini menurut NAEYC (National Association Educational

BAB I PENDAHULUAN. Undang undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE DARI BAHAN BEKAS DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH SIMPANG IV AGAM.

BAB I PENDAHULUAN. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI KEGIATAN BERMAIN PASIR HARTA PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN PAUD-IT NUURUL FIKRI TRENGGALEK

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan kognitif ini berisikan akal, pikiran, dan lain-lainnya seperti

BAB I PENDAHULUAN. (Pasal 1 UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003). Dari bagian-bagian itu tidak

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: ESTI UTAMI A PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL. : Peningkatan Bahasa Anak Usia Dini Melalui Cerita Bergambar di Taman Kanak-kanak Islam Qurrata A yun Batusangkar

PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BERHITUNG DI TK GIRIWONO 2

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK MELALUI PERMAINAN PESAN BERANTAI DI TK TAUFIQ PERGURUAN ISLAM BAYUR. Mulyati ABSTRAK

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna. Memperoleh GelarSarjana Pendidikan (S.Pd.) Program Studi Bimbingan dan Konseling OLEH :

PERMAINAN KARTU HURUF DI TAMAN KANAK-KANAK AGAM ELIFIA

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini.

PENDIDIKAN TPA & KB. Martha Christianti

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MELENGKAPI HURUF MENJADI KATA TAMAN KANAK-KANAK AL HIKMAH AGAM

Pendidikan TPA/ KB. Eka Sapti C

BAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk Pendidikan Anak Usia Dini

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD OLEH :

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD

Naskah Publikasi. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. dalam bagian tujuh, pasal 28 ayat 1 6, di mana pendidikan anak usia dini diarahkan

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD. Oleh :

Oleh: Yuniwati SDN 2 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BENGKULU 2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN SAINS ANAK USIA DINI MELALUI METODE DEMONSTRASI DI TAMAN KANAK-KANAK TRI BINA PAYAKUMBUH

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. mendefiniskan pendidikan anak usia dini sebagai. boleh terpisah karena ketiganya saling berkaitan. Aspek kognitif berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM FANTASI DI TAMAN KANAK KANAK AL HIKMAH LUBUK BASUNG. Martini ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dalam perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara.

PENINGKATAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK MELALUI TARI KE SAWAH DI TAMAN KANAK-KANAK TOYIBAH TALAWI

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM IRAMA DI TAMAN KANAK-KANAK BINA UMMAT PESISIR SELATAN

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI MEDIA GAMBAR BAGI ANAK KELOMPOK A DI BA AISYIYAH IV TEGAL SEPUR KLATEN TENGAH KLATEN TAHUN AJARAN

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK KELOMPOK B DI TK ISLAM KANITA TIARA BAKI SUKOHARJO

PENINGKATAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN CELEMEK KARTU BERGAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK AL HIKMAH AGAM. Desriwati Hasan

ARTIKEL PENELITIAN. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD

BAB I PENDAHULUAN. sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Pendidikan usia dini dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah seorang laki-laki ataupun perempuan yang belum dewasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

IMPROVING NUMERACY ACTIVITY THROUGH THE NUMBERS ON PLAYING CARDS CHILDREN GROUP A RA DARUL ULUM REJOTANGAN DISTRICT DISTRICT REJOTANGAN TULUNGAGUNG

Transkripsi:

1 PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN DOMINO DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM Afri Maiyuli ABSTRAK Kemampuan Berhitung Anak Di Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Agam masih rendah.tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan berhitung anak. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan subyek penelitian pada kelompok B4. Penelitian ini dilakukan dua Siklus yaitu Siklus I diadakan 3 kali pertemuan begitu juga Siklus II hasilnya penelitian telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan permainan domino dapat meningkatkan kemampuan berhitung anak di Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Agam. Kata kunci: Berhitung; Anak; Permainan domino. Pendahuluan Taman Kanak-kanak (TK) merupakan salah satu bentuk pendidikan anak usia dini yang menyediakan program pendidikan dini bagi anak berusia 4-6 tahun sampai memasuki pendidikan dasar. Pendidikan anak usia dini adalah pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik sesuai dengan sifat alami anak, sehingga anak dapat menjadi generasi penerus bangsa yang kelak akan membangun bangsa Indonesia menjadi maju dan tidak ketinggalan dari bangsa lain. Berdasarkan dengan undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 14 yang berbunyi: Pendidikan usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Taman Kanak-kanak berada pada jalur pendidikan formal, sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009 bahwa penyelenggarakan PAUD jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK)/Raudhatul Athfal (RA) dan bentuk lain yang sederajat, yang menggunakan program untuk anak usia 4-6 tahun.

2 Pendidikan di Taman Kanak-kanak dilaksanakan dalam rangka membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik fisik maupun psikis yang meliputi pengembangan pembentukan perilaku terdiri dari nilai agama dan moral, sosial emosional dan pengembangan kemampuan dasar yaitu bahasa, kognitif dan fisik. Salah satu kemampuan dasar yang dikembangkan adalah kemampuan kognitif. Kemampuan kognitif sangat penting bagi anak karena berpengaruh pada kemampuan anak dalam menerima, mengolah, memahami dan informasi-informasi yang disampaikan kepada anak baik secara lisan atau isyarat. Gunarsa (dalam Munandar, 2001:45) pengertian kognitif meliputi aspek-aspek struktur intelek yang digunakan untuk mengetahui sesuatu dan proses kognitif meliputi aspek-aspek persepsi, ingatan, pikiran, simbol, penalaran dan pemecahan persoalan. Kemampuan kognitif bagi anak bertujuan agar dapat mengelola perolehan proses pembelajaran dan bisa menemukan berbagai cara memecahkan masalah yang dihadapi anak. Disamping itu juga dapat mengembangkan kemampuan berhitung, logika matematika dan pengetahuan tentang kemampuan memilah-milah, menghubungkan serta mempersiapkan kemampuan berpikir anak secara kritis dan teliti. Menurut Jamaris (2003:24) menyebutkan beberapa karakteristik kemampuan kognitif yaitu : 1)Sudah dapat memahami jumlah dan ukuran, 2)Tertarik dengan huruf dan angka. Ada yang sudah mampu menulisnya atau mengkopinya serta menghitungnya, 3)Telah mengenal sebagian besar warna, 4)Mulai mengerti tentang waktu, kapan harus pergi ke sekolah dan pulang dari sekolah, nama-nama hari dalam satu minggu, 5)Mengenal bidang dan bergerak sesuai dengan bidang yang dimilikinya dan 6)Pada akhir usia 6 tahun anak sudah mulai mampu membaca, menulis dan berhitung. Kemampuan berhitung di Taman Kanak-kanak diperlukan untuk mengembangkan pengetahuan dasar matematika seperti pengenalan konsep bilangan, lambang bilangan, warna, bentuk, ukuran, ruang dan posisi serta dapat membentuk sikap anak secara logis, kritis, cermat dan kreatif dan disiplin pada diri anak dalam kehidupan sehari-hari. Usia dini merupakan usia yang efektif untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak salah satu pengembangan berbagai potensi tersebut dilakukan dengan melalui permainan berhitung. Depdiknas (2000:1) permainan berhitung adalah bagian dari matematika yang diperlukan untuk menumbuhkembangkan keterampilan berhitung yang sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari, terutama konsep bilangan dan lambang bilangan yang merupakan dasar bagi pengembangan kemampuan berhitung.

3 Kemdiknas (2010:12) kemampuan yang berhubungan dengan berhitung atau konsep berhitung permulaan seperti mengenal angka (lambang bilangan), menyebutkan urutan bilangan, menghitung benda, mengenal himpunan sederhana dengan nilai yang berbeda, penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian dengan menggunakan konsep ke abstrak, menghubungkan lambang bilangan dan konsep bilangan dan menciptakan bentuk benda sesuai dengan konsep bilangan. Strategi pengembangan kemampuan berhitung anak di Taman Kanak-kanak antara lain dengan menggunakan sarana pendukung yang berupa alat peraga atau alat permainan yang dapat digunakan oleh anak ataupun guru dalam kegiatan pembelajaran. Alat tersebut sekaligus memberikan informasi dan kesenangan serta mengembangkan imajinasi anak. Alat permainan yang mengembangkan keterampilan kognitif anak menurut Sudono (1995:58) adalah keterampilan yang diperlukan agar dapat menghubungkan pengetahuan yang dimiliki dan dapat mengembangkan pengetahuan tersebut.alat permainan yang digunakan adalah berbagai alat permainan yang berbentuk keping-keping bentuk, mozaik, benda-benda lain seperti batu untuk menghitung, kartu angka, kartu gambar dan lainlain.alat permainan tersebut dapat dimanfaatkan dan dapat mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak.menurut Poerwadarmita (2007:300) domino adalah permainan dengan 28 kartu (kayu, tulang, dan sebagainya) yang bermata atau bertitik besar.dengan permainan ini peneliti memodivikasi memberi angka dan gambar agar menyenangkan bagi anak. National Assosiation for The Education Young Children (NAEYC) menurut Musfiroh (2005:1) anak usia dini adalah sekelompok individu yang berada pada rentan usia antara 0-8 tahun. Anak usia dini adalah individu yang unik( a unique person) dimana ia memiliki pola pertumbuhan perkembangan dalam aspek fisik, kognitif, sosial emosional,kreatifitas,bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tahapan yang sedang dilalui anak tersebut. Kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa kemampuan berhitung anak pada kelompok B4 Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Agam masih rendah, hal ini terlihat dalam kegiatan anak mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan dimana masih banyak anak belum mampu berhitung padakegiatan pembelajaran mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan. Hal ini disebabkan karena metode yang sering dipergunakan hanya tanya jawab dan media yang digunakan kurang bervariasi oleh guru biasanya menggunakan jari dan kartu angka tidak mencocokkan dengan benda-benda yang ada disekitar anak dan berupa lembaran kerja sehingga menjadikan anak kurang menarik dan merespon serta membosankan bagi anak terhadap kemampuan berhitung. Keadaan seperti

4 ini tentu berpengaruh terhadap keberhasilan kegiatan pembelajaran selanjutnya dan terbukti dengan hampir satu semester anak masih mengalami kesulitan dalam kemampuan berhitung.depdiknas (2006:12) metode adalah cara yang dilakukan guru untuk membelajarkan anak agar mencapai kompetensi yang ditetapkan. Berdasarkan masalah tersebut kemampuan berhitung anak masih rendah dalammencocokkan bilangan dengan lambang bilangan maka akan dilakukan tindakan dengan cara permainan domino di Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Agam untuk meningkatkan kemampuan berhitung anak. Adapun yang menjadi tujuan pada penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berhitung anak melalui permainan domino di Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Agam. Metode Penelitian Metode penelitian yang peneliti dapat gunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Class Room Action Research).Menurut Arikunto (dalam penelitian tindakan kelas, 2006:3) Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa, tidak hanya dilakukan diruangan kelas tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik yaitu sekelompok peserta didik yang melakukan kegiatan pembelajaran secara sistemtis. Subjek yang dilakukan penelitian ini adalah anak-anak Kelompok B4 di Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Agam dengan jumlah murid 20 orang yang terdiri dari 10 orang laki-laki dan 10orang perempuan. Pada umumnya dari keluarga menengah yang memiliki latar belakang yang bervariasi.penelitian ini sangat membantu untuk melihat perkembangan anak, adapun rencananya dilakukan pada semester II tahun pelajaran 2011/2012 selama 2 bulan. Jumlah siklus ini tergantung dari analisis data yang menjadi acuan penelitian dalam proses perenungan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilakukan secara bersiklus yang mulai dari siklus I dengan 3 kali pertemuan, seandainya siklus I belum berhasil. Maka dilanjutkan pada siklus II yang sangat ditentukan oleh hasil siklus I dan dilakukan 3 kali pertemuan. Operasionalnya ada 4 tahapan yang lazim dilaluinya, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan perenungan.

5 Instrumen dalam penelitian ini antara lain:1)format observasi adalah pedoman observasi untuk mengecek kegiatan yang dilakukan berdasarkan indikator yang digunakan dan 2)dokumentasi berupa kamera untuk memotret kegiatan yang dilakukan oleh anak. Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan data dari penelitian diatas yang menggunakan teknik observasi dan dokumentasi yaitu:1)teknik observasi adalahobservasi dilakukan apabila penelitian dilakukan berkenaan dengan prilaku anak dan 2)guru dalam melaksanakan kegiatan tersebut melalui lembaran observasi dan teknik dokumentasi adalahdilakukan kepada anak dalam penelitian berupa pemotretan hasil kerja anak. Penelitian ini menggunakan metode mixing metode yaitu campuran antara kualitatif dan kuantitatif. Data ditampilkan dalam bentuk: data hasil observasi dan dokumentasi dianalisis dengan teknik analisis kualitatif dan kuantitatif. Kualitatif adalah catatan selama dilapangan dianalisis setiap kali proses pembelajaran berlangsung untuk menentukan tindakan selanjutnya, metode kualitatif disebut juga sebagai metode interpretif karena data hasil penelitian lebih berkenaan dengan interprestasi terhadap data yang ditemukan dilapangan. Dimana keseluruhan data yang diperoleh dari semua tindakan yang dilakukan sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar anak. Kuantitatif adalah metode penelitian yang melibatkan angka-angka dan dianalisis menggunakan statistik. Hasil analisis ini akan dimasukkan dalam laporan penelitian menggunakan rumus statistik yang dikemukakan oleh Hariyadi (2009:24) yaitu: F P = x 100% N Keterangan : P = Persentase yang diperoleh F = Frekuensi kegiatan anak N = Jumlah anak 100 = Persentase Sedangkan untuk menentukan bahwa kemampuan berhitung anak meningkat, maka interprestasi aktivitas belajar anak berdasarkan kriteria yang dikemukakan oleh Arikunto (2006:214) adalah :1)81 % - 100 % = Sangat Tinggi (ST) dengan kriteria anak bekerja sendiri tanpa bantuan dan tidak ada kesalahan dikatakan mampu, 2)61 % -80 % = Tinggi (T) dengan kriteria anak bekerja sendiri akan tetapi masih ada kesalahan dikatakan sudah

6 mulai mampu dan 3)21% - 60 % = Rendah (R) dengan kriteria anak bekerja sendiri masih banyak Kesalahan yang dilakukan dikatakan belum mampu. Penelitian dikatakan berhasil apabila adanya peningkatan kemampuan berhitung anak melalui permainan domino ditandai dengan beberapa hal sebagai berikut:1)75% anak mampu melakukan permainan domino dan 2)75% anak aktif melakukan permainan domino. Hasil Sesuai dengan hasil rekapitulasi yang diperoleh pada kondisi awal, siklus I dan siklus II telah terjadi peningkatan kemampuan berhitung anak melalui permainan domino.setiap siklus telah terjadi perbaikkan kearah yang lebih baik dilihat pada siklus I pertemuaan 3 dan siklus II pertemuan 3 secara keseluruhan telah mencapai kriteria yang telah ditetapkan. Untuk lebih jelas dapat dilihat dari tabel dibawah ini: Tabel Hasil observasi peningkatan kemampuan berhitung anak melalui permainan domino (kriteria sangat tinggi dan tinggi) No Aspek yang diamati Kondisi Awal % Siklus I % Siklus II % Ket Anak dapat 1 membilang 1-10 dengan kartu domino Anak dapat 2 menunjukkan lambang bilangan 1-10 dengan kartu domino 3 Anak dapat mencocokkan bilangan dengan F % F % F % 5 25 12 60 19 95 Meningkat 4 20 10 50 19 95 Meningkat 2 10 9 45 20 100 Meningkat

7 lambang bilangan 1-10 dengan kartu domino 4 Anak dapat menjumlahkan Meningkat lambang bilangan 6 30 11 55 20 100 dengan konsep bilangan dengan kartu domino Rata-rata 21,25 52,5 97,5 Meningkat 120 100 80 60 40 Kondis Siklus Siklus 20 Grafik Hasil observasi peningkatan kemampuan berhitung anak melalui permainan domino (Kriteria sangat tinggi dan tinggi) 0 Tabel dan grafik diatas, menunjukkan rata-rata peningkatan kemampuan berhitung Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 anak pada kondisi awal dengan persentase 21,25%, pada siklus I meningkat dengan persentase 52,5% namun masih belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal(KKM), pada siklus II meningkat lagi dengan persentase 97,5% telah melebihi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Berdasarkan hasil persentase rata-rata kemampuan berhitung anak dari kondisi awal ke siklus I meningkat dengan persentase 31,25%, dari siklus I ke siklus II meningkat lagi dengan persentase 45%.

8 No Tabel Hasil observasi peningkatan kemampuan berhitung anak melalui permainan domino (kriteria rendah) Aspek yang diamati 1 Anak dapat membilang 1-10 dengan kartu domino 2 Anak dapat menunjukkan lambang bilangan 1-10 dengan kartu domino 3 Anak dapat mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan 1-10 dengan kartu domino 4 Anak dapat menjumlahkan lambang bilangan dengan konsep bilangan dengan kartu domino Sebelum Tindakan Siklus I % Siklus II % Ket 75 40 5 Berkurang 80 50 5 Berkurang 90 55 - Berkurang 70 45 - Berkurang Rata-rata 70 47,5 2,5 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Kondisi awal Siklus I Siklus II Grafik Hasil observasi peningkatan kemampuan berhitung anak melalui permainan domino (Kriteria rendah) Berdasarkan tabel dan grafik diatas, menunjukkan rata-rata kemampuan berhitung anak kategori rendah pada kondisi awal dengan persentase 70%, pada siklus I menurun dengan persentase 47,5%, dan pada siklus II menurun lagi dengan persentase 2,5%.

9 Berdasarkan hasil persentase rata-rata kemampuan berhitung anak dari kondisi awal ke siklus I menurun dengan persentase 22,5%, dari siklus I ke siklus II menurun lagi dengan persentase 45%. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian peningkatan kemampuan berhitung anak melalui permainan domino sangat diperlukan pembahasan gunanya memperjelas dan memperdalam kajian dalam penelitian ini agar pencapaian hasil yang diperoleh akan lebih baik. Pada kondisi awal diperoleh gambarannya kemampuan berhitung anak masih rendah hanya beberapa orang anak yang bisa di kelompok B4 TK Negeri Pembina dalam mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan karena anak mengalami kesulitan ketika diadakan kegiatan pembelajaran ini. Hal ini disebabkan karena metode dan media yang dilakukan guru kurang bervariasi serta kegiatan pembelajaran sambil bermain tidak menyenangkan bagi anak, seharusnya dipicu oleh suasana belajar sambil bermain dan menyenangkan bagi anak. Berdasarkan Cetran (dalam Musfiroh, 2005:2) menyatakan bahwa bermain merupakan wahana yang memungkinkan anak-anak berkembang secara optimal, artinya bermain secara langsung mempengaruhi seluruh wilayah dan aspek perkembangan anak. Dampak yang ditimbulkan dari pembelajaran dapat dilihat dari kondisi awal dari anak berjumlah 20 orang, anak kategori sangat tinggi dan tinggi. Pada aspek 1, anak dapat membilang 1-10 dengan kartu angka dan jari dengan persentase 25%, aspek 2, anak dapat menunjukkan lambang bilangan 1-10 dengan kartu angka dan jari dengan persentase 20%, pada aspek 3, anak dapat mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan 1-10 dengan kartu angka dan jari dengan persentase 10% dan aspek 4, anak dapat menjumlahkan lambang bilangan dengan konsep bilangan dengan kartu angka dan jari dengan persentase 30%. Upaya perbaikan terhadap optimalisasi berupa kemampuan berhitung anak dalam mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan pada kondisi awal, maka peneliti melakukan tindakan untuk memperbaiki kemampuan berhitung anak melalui permainan pada siklus I dan siklus II. Setelah diadakan siklus I dan siklus II terlihat peningkatan yang sangat baik. Keberhasilan kemampuan berhitung anak melalui permainan domino sebagai berikut:1)ditinjau dari aktivitas guru, pembelajaran mengalami peningkatan pada siklus I

10 dan siklus II sudah berjalan dengan baik dan berhasil, 2)keberhasilan memberikan rangsangan kepada anak dam proses pembelajaran agar kemampuan berhitung anak terhadap mencocokkan bilangan dan lambang bilangan dapat meningkat dengan baik, 3)pembelajaran yang menyenangkan memberikan stimulus yang sangat baik terhadap otak dalam memproses informasi dan 4)perkembangan berhitung anak melalui permainan domino di Taman Kanak-kanak Negeri PembinaAgam meningkat: a)anak dapat membilang 1-10 dengan kartu domino, pada sikus I pertemuan 3 kategori sangat tinggi dan tinggi dengan persentase 60%, pada siklus II pertemuan 3 dengan persentase 95%, b)anak dapat menunjukkan bilangan dan lambang bilangan 1-10 dengan kartu domino, pada siklus I pertemuan 3 kategori sangat tinggi dan tinggi dengan persentase 50%, pada siklus II pertemuan 3 dengan persentase 95%, c)anak dapat mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan 1-10 dengan kartu domino, pada siklus I pertemuan 3 kategori sangat tinggi dan tinggi dengan persentase 45%, pada siklus II pertemua 3 dengan persentase 100% dan d)anak dapat menjumlahkan lambang bilangan dengan konsep bilangan dengan kartu domino, pada siklus I pertemuan 3 kategori sangat tinggi dan tinggi dengan persentase 65%, pada siklus II pertemuan 3 dengan persentase 100%. Aspek yang diamati pada kemampuan berhitung anak didukung oleh teori Depdiknas (2000:8) menyatakan bahwa permainan berhitung anak dapat dikelompokkan sesuai dengan tahap penguasaan berhitung yaitu tahap penguasaan konsep bilangan dan lambang bilangan, masa transisi yaitu mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan dan menunjukkan lambang bilangan serta menjumlahkan lambang bilangan dengan konsep bilangan. Peningkatan kemampuan berhitung anak terjadi pada siklus I dan II karena guru mempergunakan metode dan media yang bervariasi. Depdiknas (2000:12) metode adalah cara yang dilakukan guru untuk membelajarkan anak agar mencapai kompetensi yang telah ditetapkan dan mencapai hasil yang maksimal. Metode dan media yang peneliti lakukan peningkatan kemampuan berhitung anak melalui permainan domino di Taman Kanak-kanak Pembina Agam menarik dan menyenangkan bagi anak. Peningkatan kemampuan berhitung anak melalui permainan domino di Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Agam dari dua siklus perencanaan, maka terjadi peningkatan yang signifikan mulai dari kondisi awal, siklus I dan siklus II yang perbandingannya dapat dilihat pada pembahasan diatas.

11 Simpulan dan Saran A. Simpulan Sesuai hasil analisis data yang diperoleh dalam penelitian ini dapat simpulan tentang peningkatan kemampuan berhitung anak melalui permainan domino adalah sebagai berikut:1)permasalahan yaitu kemampuan berhitung anak masih rendah dalam mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan karena media yang digunakan kurang bervariasi, 2)agar tujuan kemampuan berhitung anak dapat tercapai secara optimal diperlukan strategi dan pendekatan yang sesuai dengan karateristik pembelajaran di Taman Kanak-kanak, yaitu melalui bermain dengan menggunakan metode, media dan teknik mengajar tepat untuk meningkatkan kemampuan berhitung anak serta melibatkan anak anak dalam kegiatan yang dapat memberikan berbagai pengalaman bagi anak, 3)kemampuan berhitung anak dengan menggunakan permainan domino dapat membilang, menunjukkan lambang bilangan dan mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan serta menjumlahkan lambang bilangan dengan konsep bilangan 1-10, 4)rancangan penelitian yang digunakan untuk memecahkan masalah kemampuan berhitung anak dalam mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), 5)melalui permainan domino dapat memberikan pengaruh yang cukup nyata untuk meningkatkan hasil belajar anak, dengan adanya peningkatkan persentase dari siklus I ke siklus II dan 6)kemampuan berhitung anak dalam mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan dapat meningkat dengan menggunakan alat permainan domino pada kelompok B4 di Taman Kanak-kanakNegeri Pembina Agam. B. Saran Berdasarkan hasil dari temuan peneliti, maka peneliti memberikan saran untuk membangun demi kesempurnaan penelitian tindakan kelas pada masa yang akan datang sebagai berikut:1)kepada guru diharapkan dapat menggunakan permainan domino dalam pembelajaran sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan kemampuan berhitung anak dan guru harus mempunyai ide-ide kreatif dalam bentuk permainan baru kepada anak untuk dapat meningkatkan kemampuan berhitung anak, 2)kepada pihak sekolah sebaiknya menyediakan alat-alat permainan yang dapat meningkatkan kemampuan berhitung anak dalam mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan agar semakin bertambah dan miningkatkan kualitas sekolah, 3)kepada pihak kepala sekolah hendaknya dapat mendorong guru untuk dapat meningkatkan kualitas belajar anak dalam mengembangkan kognitif anak terutama kemampuan berhitung anak,

12 4)hendaknya guru dapat mempergunakan bermacam metode dan media bervariasi dalam memberikan kegiatan pembelajaran, dengan demikian anak tidak agar anak tidak merasa bosan dalam belajar serta hasil tujuan berhasil akan tercapai secara optimal, 5)agar pembelajaran yang diberikan menyenangkan dan menarik bagi anak, sebaiknya guru kreatif dalam merancang kegiatan yang disajikan dalam bentuk permainan untuk merangsang dan meningkatkan kemampuan berhitung anak serta menciptakan suasana kelompok aktif, efektif dan gembira, 6)diharapkan peneliti yang lain dapat melakukan dan mengungkapkan lebih jauh tentang kemampuan berhitung anak melalui metode dan media pembelajaran yang lainnya dan 7)bagi pembaca, diharapkan dapat menggunakan artikel ini sebagai sumber ilmu pengetahuan guna menambah wawasan untuk melakukan penelitian selanjutnya. Daftar Rujukan Arikunto, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara. Depdiknas.2000. Permainan Berhitung di Taman Kanak-kanak.Jakarta. Depdiknas 2006.Pedoman Pembelajaran Di Taman Kanak-kanak.. Jakarta. Jamaris, Martini. 2003. Perkembangan Dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanakkanak. Jakarta: Depdiknas. Kemdiknas. 2009. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Jakarta. Munandar, Utami. 2001. Psikologi Perkembangan Pribadi. Jakarta: Universitas Indonesia. Musfiroh, Takdiratun. 2005. Bermain Sambil Belajar dan Mengasah Kecerdasan. Jakarta : Depdikbud. Poerwadarminta.2007.Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Sisdiknas. 2004. Undang-undang Tentang Sisdiknas. Jakarta : Tarnita Utama. Sudono, Anggani. 1995. Alat Permainan Dan Sumber Belajar Taman Kanak-kanak. Jakarta:Depdiknas.