KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
Nomor : 09 /MPP-PA/02/2011. Nomor : 03 /MEN LH/02/2011

KESEPAHAMAN BERSAMA ANTARA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA

KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA KEMENTERIAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA DAN KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA

KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA DENGAN

KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DAN KEMENTERIAN PERTANIAN

KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA DAN KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA DENGAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA DAN BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA

KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA DENGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI BANTEN

KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA, DAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA,

Nomor : 18 / MPP-PA / D.II / 05 /2011 Nomor : M.HH.04-HM Tahun 2011

KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA DENGAN

Nomor : 05/MEN.PP dan PA/IV/2010 Nomor : 05/NKB/M.KUKM/IV/2010

KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG) DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DI KABUPATEN MALANG. BAB I KETENTUAN UMUM

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA DENGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 118 TAHUN 2015

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA DAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN NEGARA PPdan PA. Perencanaan. Penganggaran. Responsif Gender.

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Pe

2013, No Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender Dalam Pembangunan Nasional; 3. Peraturan Menteri Pertahanan Nom

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan;

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DI DAERAH

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PEKALONGAN, PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SOPPENG PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58 Tambahan Le

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 26 Tahun 2016 Seri E Nomor 18 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

dalam Pembangunan Nasional;

BUPATI TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN KABUPATEN KOTABARU

BUPATI SERANG PROVINSI BANTEN

" {{rr> WALIKOTA BANJARMASIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN TAHUN2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 1 TAHUN 2014

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR : 62 TAHUN 2011 TENTANG

ANGGARAN RESPONSIF GENDER Anggaran Responsif Gender (ARG) DAN PENYUSUNAN GENDER BUDGET STATEMENT

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235), sebagaimana telah beberapa kali diubah, tera

PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN

2015, No Gubernur selaku wakil pemerintah ditetapkan dengan Peraturan Menteri; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huru

WALIKOTA PROBOLINGGO

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 21 TAHUN TAHUN 2013

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DIDAERAH

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KESETARAAN DAN KEADILAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER KABUPATEN SINJAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG

Rancangan Final 8 April 2013

WALI KOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA CIREBON NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DI KOTA CIREBON

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KESETARAN DAN KEADILAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIAK PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA PENGARUSUTAMAAN GENDER

WALIKOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN KABUPATEN LAYAK ANAK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 10 TAHUN 2005 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA PAREPARE NOMOR 5 TAHUN

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN LAYAK ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

-1- BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG

KERANGKA KESEPAKATAN BERSAMA

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 15 TAHUN No. 15, 2016 TENTANG

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA SABANG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER DALAM PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

PENERAPAN PUG DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 53 TAHUN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DAN PERLINDUNGAN ANAK DALAM PEMBANGUNAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF NOMOR : 11/MEN.PP&PA/05/2012 NOMOR : KB.38/KS.001/MPEK/2012 Pada hari ini, Selasa tanggal lima bulan Juni tahun dua ribu dua belas, bertempat di Jakarta, yang bertanda tangan di bawah ini: 1. LINDA AMALIA SARI : Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang berkedudukan di Jalan Medan Merdeka Barat No.15, Jakarta Pusat, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, untuk selanjutnya disebut PIHAK KESATU; 2. MARI ELKA PANGESTU : Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang berkedudukan di Jalan Medan Merdeka Barat Nomor 17, Jakarta Pusat, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, untuk selanjutnya disebut PIHAK KEDUA; PIHAK...

-2- PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA untuk selanjutnya secara bersamasama disebut PARA PIHAK sesuai dengan kedudukan dan kewenangan masing-masing sepakat mengadakan Kesepakatan Bersama tentang Pengarusutamaan Gender dan Perlindungan Anak dalam Pembangunan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dengan ketentuan sebagai berikut: BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Kesepakatan Bersama ini yang dimaksud dengan: 1. Pengarusutamaan Gender yang selanjutnya disingkat PUG adalah strategi yang dibangun untuk mengintegrasikan gender menjadi satu dimensi integral dari perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional. 2. Gender adalah konsep yang mengacu pada peran, tugas dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan yang terjadi akibat dari dan dapat berubah oleh keadaan sosial dan budaya masyarakat. 3. Responsif Gender adalah suatu kebijakan, program, kegiatan dan penganggaran yang memperhatikan perbedaan kebutuhan, pengalaman, dan aspirasi laki-laki dan perempuan. 4. Anggaran Responsif Gender yang selanjutnya disingkat ARG adalah anggaran yang mengakomodasi keadilan bagi perempuan dan laki-laki dalam memperoleh akses, manfaat, berpartisipasi dalam mengambil keputusan dan mengontrol sumber daya serta kesetaraan terhadap kesempatan dan peluang dalam menikmati hasil pembangunan. 5. Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. 6. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah. 7. Ekonomi Kreatif adalah era ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan stock of knowledge dari sumber daya manusianya sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan ekonominya. BAB II...

-3- BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 (1) Kesepakatan Bersama ini dimaksudkan untuk mensinergikan kebijakan, program, kegiatan dan penganggaran PARA PIHAK untuk pelaksanaan PUG dan perlindungan anak sebagai strategi dan program pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif. (2) Tujuan Kesepakatan Bersama ini adalah: a. meningkatkan kemitraan, koordinasi dan sinkronisasi dalam rangka pelaksanaan PUG dan perlindungan anak dalam pembangunan b. meningkatkan komitmen PARA PIHAK dalam penyusunan kebijakan, program, kegiatan dan penganggaran yang responsif gender serta peduli hak anak dalam pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif; dan c. menyusun kebijakan khusus untuk pemenuhan hak perempuan dan anak dalam pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif. BAB III RUANG LINGKUP Pasal 3 Ruang lingkup Kesepakatan Bersama ini meliputi: a. koordinasi dan sinkronisasi kebijakan, program, kegiatan dan penganggaran pariwisata dan ekonomi kreatif yang responsif gender dan peduli hak anak dari tahap perencanaan, pelaksanaan, penganggaran, pemantauan, evaluasi dan pelaporan; b. peningkatan kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia untuk melaksanakan PUG dan perlindungan anak dalam pembangunan c. kajian, penelitian, dan pengembangan studi yang responsif gender dan peduli hak anak dalam pembangunan d. penyediaan sistem data terpilah menurut jenis kelamin, status dan kondisi perempuan dan laki-laki terkait pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif; dan e. sosialisasi, dan advokasi PUG dan perlindungan anak dalam pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif. BAB IV...

-4- BAB IV TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB Pasal 4 (1) Dalam melaksanakan Kesepakatan Bersama ini, PIHAK KESATU mempunyai tugas dan tanggung jawab: a. menyediakan fasilitator, bahan komunikasi, informasi dan edukasi tentang kebijakan, program, kegiatan dan penganggaran yang responsif gender dan peduli hak anak, dalam pembangunan b. melakukan advokasi, sosialisasi tentang pelaksanaan PUG dan perlindungan anak dalam kebijakan, program, kegiatan dan penganggaran dalam pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif; c. memfasilitasi penyediaan data dan informasi terkait PUG dan perlindungan anak dalam pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif; d. melakukan pendampingan dalam mengidentifikasi isu gender dan anak ke dalam modul-modul pendidikan dan pelatihan dalam pembangunan e. melakukan koordinasi dan sinkronisasi kebijakan, program, kegiatan dan penganggaran yang responsif gender dan peduli hak anak dalam pembangunan f. menyelenggarakan kegiatan bersama dengan PIHAK KEDUA dalam bentuk sosialisasi, kampanye, edukasi PUG dan isu anak untuk mengembangkan kemitraan peran masyarakat dalam pembangunan dan g. melaksanakan pemantauan dan evaluasi serta pelaporan hasil kegiatan PUG dan perlindungan anak dalam pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif. (2) Dalam melaksanakan Kesepakatan Bersama ini, PIHAK KEDUA mempunyai tugas dan tanggung jawab: a. mengoordinasikan PUG dan perlindungan anak dalam kebijakan pembangunan b. menyusun kebijakan, program, kegiatan, dan penganggaran yang responsif gender dan peduli hak anak dalam pembangunan c. menyusun...

-5- c. menyusun dan mengembangkan sistem data terpilah menurut jenis kelamin, status dan kondisi perempuan dan laki-laki dalam pembangunan d. melakukan peningkatan kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia terkait PUG dan perlindungan anak di lingkup Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif; e. melakukan kajian, penelitian, dan pengembangan studi dalam pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif yang responsif gender dan peduli hak anak; f. melaksanakan koordinasi PUG dan perlindungan anak dalam implementasi kebijakan pariwisata dan ekonomi kreatif kepada industri pariwisata dan industri kreatif; g. menyelenggarakan kegiatan bersama dengan PIHAK KESATU dalam bentuk sosialisasi, kampanye, edukasi PUG dan isu anak untuk mengembangkan kemitraan peran masyarakat dalam pembangunan h. membentuk kelompok kerja PUG dan perlindungan anak dalam pembangunan dan i. melaksanakan pemantauan dan evaluasi serta pelaporan tentang pelaksanaan PUG dan perlindungan anak dalam pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif. BAB V PELAKSANAAN Pasal 5 (1) Dalam melaksanakan Kesepakatan Bersama ini PARA PIHAK secara bersama-sama mempunyai tanggung jawab melakukan pertemuan berkala dalam rangka koordinasi untuk pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan PUG dan perlindungan anak dalam pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif. (2) Pertemuan berkala sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan paling sedikit 1 (satu) kali dalam setahun. Pasal 6 (1) Dalam melaksanakan Kesepakatan Bersama ini, masing-masing pihak menunjuk penanggung jawab. (2) Berdasarkan...

-6- (2) Berdasarkan ketentuan sebagaimana di maksud pada ayat (1), PIHAK KESATU menunjuk Sekretaris Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, dan PIHAK KEDUA menunjuk Sekretaris Jenderal Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. BAB VI JANGKA WAKTU Pasal 7 (1) Kesepakatan Bersama ini berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak tanggal ditandatangani dan dapat diperpanjang, diubah atau diakhiri atas persetujuan PARA PIHAK. (2) Perpanjangan Kesepakatan Bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan 3 (tiga) bulan sebelum tanggal berakhirnya Kesepakatan Bersama ini. BAB VII PEMBIAYAAN Pasal 8 (1) Pembiayaan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab PARA PIHAK sebagaimana diatur dalam Pasal 4 sepenuhnya dibebankan kepada masing-masing pihak. (2) Khusus mengenai pembiayaan penyelenggaraan kegiataan yang dilakukan secara bersama-sama oleh PARA PIHAK, sebagaimana diatur dalam Pasal 4 ayat (1) huruf f dan Pasal 4 ayat (2) huruf g sepenuhnya menjadi tanggung jawab PIHAK KESATU. BAB VIII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 9 Perubahan dan/atau hal-hal yang belum diatur dalam Kesepakatan Bersama ini diatur dalam bentuk addendum yang disepakati oleh PARA PIHAK dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Kesepakatan Bersama ini. Bab IX...

-7- BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 10 (1) Kesepakatan Bersama ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) dengan dibubuhi meterai secukupnya, masing-masing sama bunyinya dan mempunyai kekuatan hukum yang sama, dan telah diterima oleh kedua belah pihak pada saat Kesepakatan Bersama ini ditandatangani. (2) Kesepakatan Bersama ini mulai berlaku pada tanggal ditandatangani oleh PARA PIHAK. PIHAK KEDUA PIHAK KESATU MARI ELKA PANGESTU LINDA AMALIA SARI