Andi Ali Saladin Kunaryo Deni Hotma Parsaoran

dokumen-dokumen yang mirip
KUSNAN. Pendahuluan. Abstrak:

PENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENERAPAN METODE BERMAIN PADA SISWA KELAS III SDN MOJOROTO KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SDN TANJUNG II TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. Lompat jauh gaya jongkok merupakan salah satu nomor yang tergabung dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan memiliki peran yang sangat

Totok Warsito SD Negeri 1 Kuwu UPTD Pendidikan Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan

BAB I PENDAHULUAN. setelah ada proses pembelajaran. Menurut Sugiyanto (1993: 24-25), berpendapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. bukan hanya mengembangkan ranah jasmani, tetapi juga mengembangkan. Pembekalan pengalaman belajar diarahkan untuk membina, sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kondisi dan karakter siswa. Dengan melihat secara langsung, anak

IMPLEMENTASI KOOPERATIF TPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH

UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING GAYA HOP MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN BERMAIN SKRIPSI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLA VOLI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN LEMPAR PUKUL BOLA KERTAS PADA SISWA KELAS VII SMP

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. fisik melalui mata pelajaran pendidikan jasmani. Hal tersebut bisa dipahami karena mengarahkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan menfasilitasi kegiatan belajar mereka.

BAB I PENDAHULUAN. merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.

FAJAR SIDIK SIREGAR, S.Pd, M.Pd Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi STOK Bina Guna Medan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENERAPAN METODE BERMAIN PADA SISWA KELAS VI SEMESTER I SD NEGERI BAKUNG 02 UDANAWU

PENERAPAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE


BAB I PENDAHULUAN. terbuka dan demokrasi. Oleh karena itu pendidikan hendaknya dikelola, baik

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional. Salah satu diantaranya adalah

Didi Suhaedi Guru Pendidikan Jasmani SD Negeri Jagara Kabupaten Kuningan ABSTRAK

Dari uraian diatas jelas pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting, bahwa pendidikan jasmani memiliki nilai-nilai yang positif untuk

2015 UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LARI JARAK PENDEK MELALUI TAG GAMES

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Zulia Rachim, 2013

Multilateral: Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Muhammad Kastalani 200 Volume 16 No. 2 Desember 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN TOLAK PELURU GAYA O BRIEN

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI OLAHRAGA LEMPAR CAKRAM MELALUI PENERAPAN LEMPAR GELANG RAKSASA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI MOJOROTO 3 KEDIRI

KESESUAIAN KETERAMPILAN GERAK LOKOMOTOR DAN MANIPULATIF ANAK USIA 4-5 TAHUN SEGUGUS II KECAMATAN GALUR

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu mata

MENINGKATKAN VARIASI GERAK DASAR DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN ROUNDERS MELALUI PERMAINAN TARGET

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga sekarang ini telah menjadi kebutuhan setiap individu, karena

Penerapan Model Pembelajaran Bermain Peran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN Randomayang

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian

MENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI METODE PEMBELAJARAN PENJELAJAHAN GERAK PADA SISWA KELAS V SDN 19 BOKAT KABUPATEN BUOL

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI. Oleh: ENDING AJISAKA NIM:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pelajaran yang diajarkannya sebagai suatu pelajaran yang dapat

A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN KETERAMPILAN SERVICE ATAS BOLAVOLI MELALUI METODE BERMAIN

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Penjaskesrek

PENGEMBANGAN MODEL PEMBINAAN PROFESIONALISASI GURU PENDIDIKAN JASMANI DI SEKOLAH DASAR MELALUI LESSON STUDY BERBASIS KELOMPOK KERJA GURU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional,

BAB I PENDAHULUAN. nilai (sikap, mental, emosional, spiritual, sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR LOMPAT JAUH DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 GROGOL TAHUN AJARAN 2014 / 2015

Bab III Metode Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLAVOLI DENGAN PENDEKATAN MEDIA PEMBELAJARAN BOLA MODIFIKASI

BAB I PENDAHULUAN. sadar melalui pendidikan untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan siswa untuk

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGEMBANGAN MODEL PEMBINAAN PROFESIONALISASI GURU PENDIDIKAN JASMANI DI SEKOLAH DASAR MELALUI LESSON STUDY BERBASIS KELOMPOK KERJA GURU

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH BOLA VOLI MELALUI PENGGUNAAN MODIFIKASI BOLA

BAB I PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang

PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI STRATEGI MODIFIKASI

III. METODOLOGI PENELITIAN. tindak kelas (Clas room action research) CAR. Dari namanya sudah

Jurnal Kejaora, Volume 1 Nomor 2 November 2016, ISSN

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. jasmani yang direncanakan secara sistematik untuk mencapai suatu tujuan yang

MENINGKATKAN KETERAMPILAN SERVIS BAWAH PADA PEMBELAJARAN BOLA VOLI MELALUI MEDIA VISUAL SISWA KELAS V SDN PEBATAE

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Soreang. Meskipun

MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA MATERI AJAR GERAK DASAR MENENDANG DALAM SEPAK BOLA. Untung

I. PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. dan bermakna. Menurut Morse (1964) dalam Suherman (2000: 5) membedakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan

BAB III METODE PENELITIAN. kedua, dan seterusnya sistem spiral yang saling terkait perlu diperhatikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Tanamodindi Dalam Memukul Bola Kasti dengan Menggunakan Modifikasi Alat Bantu Pemukul dan Bola

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH MELALUI MEDIA ALAT PERAGA KOTAK DI SDN 15 BELITANG UBAH ARTIKEL ILMIAH

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI GAYA MENGAJAR LATIHAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berkembang pesat

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

BAB I PENDAHULUAN. melalui aktifitas jasmani, olahraga dan kesehatan.

Tanjung Rajagukguk Surel :

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan peraturan, pendidikan,pelatihan,pembinaan,pengembangan dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN HASIL LOMPATAN MELALUI PERMAINAN MELOMPATI KARDUS PADA SISWA KELAS V SDN TEGALKALONG KABUPATEN SUMEDANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam semboyan pendidikan dikatakan bahwa Hidup adalah pendidikan

oleh; Utun Cahyaman T; 1 H. Budi Indrawan, M.Pd.; 2 H. Gumilar Mulya, M.Pd.; 3 dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap orang,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta

BAB I PENDAHULUAN. mengintensifkan peyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan suatu aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BOLA PLASTIK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action

Transkripsi:

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR LOKOMOTOR DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL DI KELAS IV SDN GUNTUR 09 PAGI SETIABUDI JAKARTA SELATAN Andi Ali Saladin Kunaryo Deni Hotma Parsaoran Abstrak, Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar lokomotor dalam pembelajaran pendidikan jasmani melalui permainan tradisional di kelas IV. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Guntur 09 Jakarta Selatan, dengan subjek penelitian siswa kelas IV berjumlah 40 siswa pada semester II tahun pelajaran 2011-2012. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus dengan empat kegiatan utama yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Dari hasil penelitian, dapat dinyatakan bahwa dengan menggunakan permainan tradisional dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar lokomotor dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Kata Kunci: gerak dasar lokomotor, pendidikan jasmani, permainan tradisional. PENDAHULUAN Permainan tradisional merupakan permainan yang dilakukan oleh mayoritas anak-anak dan remaja secara turun temurun. Permainan tradisional menjadi bagian dari kebudayaan bangsa yang mencari ciri khas tersendiri bagi negara dan daerah. Permainan tradisional cenderung hampir sama antara satu daerah dengan daerah lain dan yang membedakannya hanyalah nama dan peraturan-peraturan permainan yang disesuaikan dengan kondisi di daerah masingmasing. Pada umumnya manusia memiliki kecenderungan selalu ingin bergerak, mereka melakukan gerak disetiap aktivitasnya. Sama halnya dengan anak-anak, mereka melakukan gerak sambil bersenang-senang untuk menyalurkan segala potensi yang ada pada dirinya. Biasanya bentuk-bentuk kegiatan tersebut disalurkan melalui permainan. Bermain bagi anak-anak merupakan suatu kebutuhan yang penting dalam hidupnya, bahkan hampir sebagian dari waktunya dihabiskan untuk bermain. Hal ini sangat berarti bagi anak-anak untuk melatih dirinya dan dapat merangsang pertumbuhan serta perkembangan anak tersebut. Bila diamati perilaku anak usia Sekolah Dasar (6-12 tahun) terlihat bahwa aktifitas gerak mereka begitu tinggi. Waktu di sekolah misalnya, menjelang istirahat atau pulang, mereka ingin segera cepat-cepat meninggalkan kelas. Begitu bel berbunyi mereka begitu antusias berhamburan keluar, melompat dan berlarian bersama dengan temannya. Tanpa disadari mereka sering bermain dengan melakukan gerakan-gerakan dasar di dalamnya, yang merupakan gerak umum yang biasa dilakukan manusia. Gerak yang dilakukan oleh manusia pada umumnya adalah berjalan dan berlari, di mana kedua gerak ini termasuk dalam gerak dasar lokomotor. Setiap manusia pasti akan melakukan gerak ini dalam setiap kegiatan yang dilakukannya. Bagi anak, gerak dasar

lokomotor seperti berjalan dan berlari sangat penting bagi kebutuhan perkembangan mereka. Anak merupakan individu yang senang untuk bergerak Gerak pada anak sangat dibutuhkan untuk perkembangan anak saat proses menuju dewasa. Bergerak, selain bermanfaat untuk kesehatan juga berpengaruh pada sensorik anak. Kepekaan anak akan menjadi baik bila anak bergerak sesuai dengan tahapan pertumbuhannya. Bagi anak bermain merupakan cara mereka untuk menyalurkan kegiataan gerak, melalui kegiatan bermain gerak dasar lokomotor mereka akan berkembang karena bermain suatu kebutuhan yang tak ubahnya seperti kebutuhan dasar lainnya. Dalam bidang pendidikan, aktifitas anak untuk bergerak dapat disalurkan melalui pembelajaran Pendidikan Jasmani (Penjas), banyak macam kegiatan Penjas yang sering anak lakukan, baik itu bermain secara individu atau pun kelompok. Dalam permainan tersebut mereka dapat mengeluarkan kemampuan gerak dasar lokomotor, bersenang-senang dan berinteraksi dengan temannya. Namun salah satu masalah utama dalam Penjas di Indonesia adalah belum efektifnya pengajaran Penjas di sekolah-sekolah (Toho Cholik M dan Rusli Lutan, 1997:2). Hal ini disebabkan beberapa faktor diantaranya terbatasnya sarana dan prasarana yang digunakan untuk mendukung proses pembelajaran dan terbatasnya kemampuan guru untuk melakukan pembelajaran gerak dasar lokomotor tersebut. Guru masih terpaku pada peraturan, penggunaan lapangan, media dan alat peraga pembelajaran dalam kegiatan olahraga, kemudian belum adanya upaya guru untuk memodifikasi pembelajaran tersebut. Pada saat ini sepakbola, basket, dan voli merupakan permainan yang selalu diajarkan kepada siswa dalam pembelajaran Penjas. Hal ini menyebabkan guru kurang kreatif untuk menciptakan permainan yang dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar lokomotor siswa. Seperti terlihat pada perolehan nilai siswa kelas IV di SDN Guntur 09 Pagi, siswa yang sudah mencapai nilai di atas KKM hanya 60% dari jumlah siswa yang ada yaitu 40 siswa (Dokumen Sekolah, KKM SDN Guntur 09 Pagi, 2010:12). Dalam pembelajaran Penjas agar kemampuan gerak dasar lokomotor siswa dapat meningkat dan siswa tidak merasa jenuh atau bosan dalam menerima materi pembelajaran, maka pendidik harus mampu menciptakan pembelajaran yang tepat bagi siswanya. Dilihat dari beberapa permasalahan di atas, maka sebaiknya guru mulai mencari alternatif atau model yang inovatif dan kreatif dalam suatu pembelajaran untuk dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar lokomotor anak, salah satunya dengan menggunakan permainan tradisional. Permainan tradisional yang akhir-akhir ini kurang terlihat sebenarnya dapat mengembangkan kemampuan keterampilan siswa secara menyeluruh baik fisik yaitu gerak dasar lokomotor, mental maupun intelektual. Banyak bentuk permainan tradisional yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar lokomotor siswa dan melibatkan pengetahuan anak terhadap mata pelajaran yang lainya seperti memasukan pelajaran selain Penjas ke dalam permainan tradisional. Permainan tradisional dapat dimodifikasi oleh kreativitas guru dalam merancang bentuk permainannya karena

dapat disesuaikan dengan kondisi siswa. Permainan tradisional juga merupakan aset budaya yang harus dikembangkan dan dilestarikan agar karakter bangsa ini dapat terlihat. Dengan melihat permasalahan yang ada maka peneliti ingin meneliti apakah dengan menggunakan permainan tradisional dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar lokomotor pada pembelajaran Penjas di kelas IV SD. KAJIAN PUSTAKA Gerak dasar merupakan gerak yang bersifat umum yang biasa dilakukan oleh setiap manusia. Setiap melakukan aktivitas siswa pun tidak luput dari dari gerak baik sadar maupun tidak sadar. Menurut Gabbart, LeBlanc, dan Lowy dalam Sukintaka pada dasamya gerak dasar manusia secara umum terdiri atas tiga macam gerak, yaitu Lokomotor, Non Lokomotor dan Manipulasi(Sukintaka, 2004:42). Ketiga gerak dasar ini saling berkaitan dalam pola gerak dasar manusia yang melibatkan bagian tubuh yang berbeda seperti kaki, lengan, batang dan kepala, dan termasuk keterampilan seperti berjalan, berlari, melompat, menangkap, melempar, memukul. Lokomotor menurut Gallahue yang tertuang dalam buku Understanding Motor Development adalah aspek dasar dalam mempelajari untuk berpindah secara efesien dan efektif (Gallahue, 1998:222). Gerak dasar lokomotor sering dilakukan oleh manusia baik sadar maupun tidak sadar. Gerakan ini sering dijumpai ketika manusia sedang beraktivitas, yaitu melakukan gerakan perpindahan tempat. Keterampilan lokomotor menurut Sukintaka yaitu aktivitas jasmani dengan melakukan perpindahan kaki berpijak dari satu tempat ke tempat yang lain, atau aktivitas fisik dengan meninggalkan tempat berpijaknya (Sukintaka, 2004:43). Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak akan lepas dari kegiatan gerak yang dilakukan untuk berpindah tempat, dengan melakukan sebuah gerakan yang berpindah tempat berarti manusia tersebut telah melakukan sebuah keterampilan gerak dasar lokomotor. Gerak dasar lokomotor yang biasa dijumpai pada siswa sekolah dasar adalah berjalan dan berlari. Lari adalah frekuensi langkah yang dipercepat sehingga pada waktu berlari ada kecenderungan badan melayang (A. Widya, 2004:13). Lari merupakan gerak dasar lokomotor dan juga merupakan gerak dasar yang dimiliki manusia secara alami. Dalam kegiatan seharihari kita sering dihadapkan pada aktivitas gerak dasar jalan dan juga lari. Berbeda dengan berjalan, berlari adalah pergerakan kaki yang cepat secara bergantian, pada saat yang cepat, kedua kaki meninggalkan bumi sebelum salah satu kaki segera bertumpu kembali. Sebagian besar anak sekolah dapat berlari pada kecepatan relatif tinggi dan dengan mudah dapat mengubah arah larinya. Tahapan pola lari yang sudah matang akan menunjukkan hal-hal esensial berikut ini: a) Tubuh memelihara sedikit kecondongan ke depan selama pola melangkah, b) Pandangan luas kedepan, c) Kedua lengan mengayun dengan sudut yang luas dan disinkronkan secara berlawanan dengan ayunan kaki, d) Kaki yang menumpu kontak dengan tanah hampir rata dan dekat di bawah titik berat tubuh, e) Lutut dari kaki yang bertumpu sedikit bengkok setelah kaki tersebut membuat kontak dengan tanah, f) Pelurusan dari kaki yang bertumpu pada bagian panggul, lutut,

dan pergelangan kaki mendorong tubuh ke depan dan ke atas ke arah fase melayang, g) Lutut yang mengayun bergerak ke depan dengan cepat pada angkatan lutut tinggi, dan secara bersamaan kaki yang lebih rendah membengkok, membawa tumit dekat ke pantat.h) Keserasian gerak bagian tubuh dalam berlari (Agus Mahendra, 2005:5). Penjas merupakan bagian dari Gymnologie, yakni pengetahuan (wetenschap) tentang berlatih, dilatih, atau melatih; yang terdiri dari tiga bagian besar: 1) Pendidikan Jasmani, 2) Olahraga, 3) Rekreasi (Sukintaka, 2004:31). Penjas memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain dan olahraga yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat. Seperti yang dikatakan Suranto bahwa Penjas harus dilakukan terus menerus sepanjang hidup manusia dengan berbagai macam pola dan juga diberikan mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi (Suranto, 1991:24). Melalui pendidikan jasmani siswa dapat meningkatkan aktivitas geraknya melalui pengalaman yang diterima, dengan demikian Penjas akan membawa siswa dalam kegiatan yang menyenangkan yang kreatif, inovatif, terampil, memiliki kebugaran jasmani, kebiasaan hidup sehat dan memiliki pengetahuan serta pemahaman terhadap gerak manusia. Permainan tradisional atau permainan rakyat adalah aset budaya perlu dilestarikan, digali dan ditumbuh kembangkan, karena selain merupakan permainan untuk mengisi luang, juga mempunyai potensi untuk dapat lebih dikembangkan sebagai olah raga yang bisa membantu meningkatkan kualitas jasmani pelakunya (Achmad Allatief, dkk, 2006:1). Selain itu permainan tradisional juga melatih kita untuk bergerak, menggunakan fisik dan aktif agar tubuh pun menjadi sehat. Hal ini memungkinkan anak untuk mengembangkan kemampuan gerak dasar lokomotor mereka. Dani Wardani mengungkapkan, permainan tradisional adalah permainan yang sarat dengan nilai sosial dan sportifitas, di mana secara tidak langsung mendidik dan menuntun pemainnya menjadi pribadi yang unggul (Dani Wardani, 2010:90). Husna dalam bukunya yang berjudul 100+ permainan Tradisional Indonesia mengungkapkan, permainan tradisional adalah permainan yang terkandung nilai-nilai edukasi dan sosial yang melibatkan aktivitas fisik, pengaturan strategi, kerjasama tim, dan kecerdasan emosi (Husna, 2009:230). METODE PENULISAN Penelitian ini dilaksanakan di SDN Guntur 09 Pagi, Setiabudi, Jakarta Selatan. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV semester genap tahun pelajaran 2011/2012 sebanyak 40 orang siswa. Dalam hal penelitian ini melibatkan Andi Ali Saladin sebagai peneliti dan perencana serta Deni Hotma Parsaoran sebagai pelaksana penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (action research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan (action research) yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas (Didik dan Wahyu, 2011:47). Adapun rancangan (desain) Penelitian Tindakan Kelas yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart meliputi empat alur (langkah) meliputi

perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Perencanaan Tindakan Penelitian Siklus I, meliputi menganalisis dan merumuskan masalah yang terjadi di kelas, menyusun skenario pembelajaran berupa RPP, media dan yang lainya, serta menyiapkan alat-alat yang akan digunakan untuk dokumentasi. Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam dua siklus. Dalam setiap siklus peneliti melakukan tindakan sebanyak dua kali pertemuan, dan masing-masing pertemuan yaitu 2 x 35 menit. Kegiatan pengamatan dilaksanakan secara langsung terhadap aktivitas kelas dengan menggunakan instrumen pemantau tindakan. Hasil pengamatan dicatat dalam bentuk uraian pada lembar catatan lapangan berdasarkan pengamatan yang dilakukan kolaborator secara langsung dan juga dilengkapi dengan bantuan kamera. Refleksi dilaksanakan untuk menganalisis ketercapaian proses pemberian tindakan maupun untuk menganalisis faktor penyebab tidak tercapainya tindakan, dan kemajuan yang telah dicapai siswa. Kemudian mendiskusikan cara untuk mengatasi masalah yang timbul untuk diselesaikan pada siklus berikutnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah melakukan kegiatan pembelajaran mulai dari siklus I sampai siklus II, maka diperoleh data-data hasil pelaksanaan, data yang diperoleh meliputi data penelitian dan data pemantau tindakan. Data penelitian berupa hasil yang diperoleh dari permainan tradisional yang dilakukan di setiap siklus sedangkan data pemantau tindakan berupa hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer selama proses pembelajaran. Deskripsi Hasil Penelitian siklus I Tindakan siklus I dilaksanakan melalui serangkaian tahapan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan dimana dalam setiap pertemuan lamanya 2 x 35 menit. Observasi dilakukan selama proses pembelajaran, menggunakan lembar pemantau tindakan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran oleh guru dan siswa. Untuk mengetahui peningkatan gerak dasar lokomotor siswa, dilakukan penilaian selama proses pembelajaran menggunakan instrument kemampuan gerak dasar lokomotor lari. Data yang diperoleh dari hasil kemampuan gerak dasar lokomotor pada akhir siklus menunjukan hanya 67,5% dari jumlah siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM atau sebanyak 27 orang siswa, sedangkan data yang diperoleh dari instrumen pemantau tindakan mendapatkan persentase skor sebesar 62.5%. Dengan kata lain, peningkatan yang diperoleh pada siklus I belum mencapai target yang telah ditentukan yakni 80% dari jumlah seluruh siswa mendapatkan nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) atau mendapatkan skor minimal 9. Berdasarkan hasil pengamatan dan diskusi yang dilakukan oleh peneliti dan observer ada beberapa hal yang ditemukan dan harus diperbaiki. Ada beberapa catatan yang telah dibuat selama proses pembelajaran berlangsung yaitu, pada awalnya kurangnya ketertiban pada saat kegiatan kelompok, kurangnya kerjasama siswa dalam kegiatan permainan tradisional,

kemudian pada saat guru menjelaskan materi masih ada siswa yang sibuk sendiri dan tidak memperhatikan. Akibatnya, belum mencapai target keberhasilan yang diharapkan. Untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar lokomotor lari sesuai dengan harapan, maka perlu dilakukan perbaikan seperti guru lebih memberikan bimbingan pada saat siswa melakukan permainan tradisional, sebelum melanjutkan pembelajaran ada baiknya guru mengkondisikan siswa agar pembelajaran berjalan dengan baik. Deskripsi Hasil Penelitian siklus II Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan guna memenuhi target yang belum tercapai pada siklus I. Sama seperti pada siklus I, pelaksanaan siklus II meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Pelaksanaan tindakan dalam siklus II dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan, dimana setiap pertemuan lamanya 2 x 35 menit yang dilaksanakan pada tanggal 31 Mei 2012 dan 7 Juni 2012. Observasi dilakukan pada setiap pelaksanaan tindakan menggunakan lembar pemantau tindakan. Sedangkan hasil gerak dasar lokomotor lari diperoleh selama proses pembelajaran menggunakan instrument kemampuan gerak dasar lokomotor lari. Hasil pelaksanaan pembelajaran siklus II, terlihat antusias siswa lebih meningkat selama pelaksanaan pembelajaran. Pada siklus II, kemampuan gerak dasar lokomotor anak mengalami peningkatan dan telah mencapai target yang diharapkan, yaitu 80% dari jumlah siswa mendapatkan skor minimal 9. Untuk pengamatan pemantau tindakan pembelajaran juga mengalami peningkatan persentase sebesar 20% hingga menjadi 82.5%, dibandingkan pad siklus I yang hanya mencapai 62.5%. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan permainan tradisional dapat dikatakan efektif, dikarenakan skor pengamatan tindakan mengalami peningkatan dari siklus I hingga siklus II. Bedasarkan hasil yang telah diperoleh pada siklus I dan siklus II, peneliti dan kolaborator menyimpulkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada siswa kelas IV SDN Guntur 09 Pagi Setiabudi Jakarta Selatan sudah cukup sampai siklus II. Dengan demikian dapat dinyatakan permainan tradisional dapat menjadi salah satu alternatif pembelajaran Pendidikan Jasmani, untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar lokomotor lari. Pembelajaran dengan menggunakan permainan tradisional dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar lokomotor lari. Hal ini dikarenakan, pembelajaran dengan menggunakan permainan tradisional memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeluarkan kemampuan gerak mereka untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Kegiatan inti dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan selama siklus I dan siklus II dilakukan dengan permainan tradisional yang meliputi aspek penilaian sederhana, aktivitas gerak, menyenangkan, interaksi sosial, sportifitas, dan peraturan yang dimodifikasi. Pada siklus I terdapat beberapa catatan yang dibuat guru selama proses pembelajaran berlangsung, siswa belum terbiasa menggunakan pembelajaran dengan permainan tradisional, beberapa siswa masih kurang memperhatikan dan masih kurang

sportif dalam permainan tradisional, siswa juga kurang bekerjasama dalam aktivitas kelompok. Perbaikan-perbaikan yang dilakukan seperti: guru harus lebih menguasai siswa, guru membimbing siswa untuk memperbaiki kesalahan, serta lebih tegas dalam pembelajaran agar siswa dapat bermain dengan sportif. Pada tindakan siklus II, siswa sudah tampak lebih kondusif, karena siswa sudah terbiasa dengan proses pembelajaran yang dengan menggunakan permainan tradisional, serta perhatian siswa sudah mulai lebih terfokus. Dalam kelompok siswa sudah bekerjasama dengan baik dan saling berinteraksi. Peningkatan efektifitas dan hasil belajar siswa pada siklus II menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan permainan tradisional dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar lokomotor lari siswa. PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas IV SDN Guntur 09 Pagi Setiabudi Jakarta Selatan ini berupaya untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar lokomotor lari dengan menggunakan permainan tradisional. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang diuraikan pada bab IV dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan permainan tradisional dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar lokomotor lari siswa karena menjadikan siswa aktif dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeluarkan kemampuan gerak mereka serta siswa dapat lebih memahami materi yang disampaikan karena permainan tradisional menjadikan siswa lebih aktif dan bergairah dalam proses pembelajaran. B. Saran Setelah mengetahui pentingnya menggunakan permainan tradisional dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran Pendidikan Jasmani dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar lokomotor siswa, maka peneliti menyarankan: 1. Permainan tradisional merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang tepat untuk diterapkan pada mata pelajaran pendidikan jasmani. 2. Untuk dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar lokomotor dalam pembelajaran pendidikan jasmani sudah guru sebaiknya menerapkan permainan tradisional sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan. 3. Bagi sekolah memiliki sarana dan prasarana terbatas khususnya yang berkaitan dengan pendidikan jasmani sebaiknya menggunakan permainan tradisional, karena permainan tradisional dapat memanfaatkan apa yang ada disekitar sekolah dan apa pun yang menjadi daya tarik bagi siswa.

DAFTAR PUSTAKA Ardiwinata, Achmad Allatief, Suherman, dan Martadinata. 2006.Kumpulan Permainan Rakyat, Olahraga Tradisional. Jakarta: Cerdas Jaya. Dokumen Sekolah. 2010. Kriteria Ketuntasan Minimal. Jakarta: SDN Guntur 09 Pagi. M Husna, A. 2009. 100+ Permainan Tradisional Indonesia. Yogyakarta: ANDI. Gallahue L, David. 1998. Understanding Motor Development. USA: McGraw-Hill Companie. Sukintaka. 2004. Teori Pendidikan Jasmani. Bandung: Nuansa Cendekia. Suranto, Heru. 1991. Pengetahuan Umum Pendidikan Jasmani dan kesehatan. Jakarta: Universitas terbuka. Widya A, Djumidar Mochamad. 2004. Gerak-Gerak Dasar Atletik dalam Bermain. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Wardani, Dani. 2010. 33 Permainan Tradisional yang Menarik. Yogyakarta: Cakrawala. (http://file.upi.edu/direktori/fpok/jur._pend._olahraga/196308241989031agus_mahendra/ Modul_Praktek_2_Agus_Mahendra/Modul_1_Lokomotor.pdf) (diakses pada tanggal 9 november 2011) Daftar Riwayat Hidup Peneliti: Drs. Andi Ali Saladin, M.Pd, adalah Dosen PGSD FIP UNJ Deni Hotma Parsaoran, S.Pd, adalah mahasiswa PGSD FIP UNJ