STRATEGI PENGEMBANGAN DAERAH GROWTH POLE MELALUI PEMANFAATAN POTENSI LOKAL

dokumen-dokumen yang mirip
STRATEGI PENGEMBANGAN DAERAH GROWTH POLE MELALUI PEMANFAATAN POTENSI LOKAL

Economics Development Analysis Journal

PENGEMBANGAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN CILACAP

Sekapur Sirih. Cilacap, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Kab. Cilacap. SUBIYANTO, S.Si NIP

POTENSI PERIKANAN DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH. Oleh : Ida Mulyani

Realisasi Tahun ,9 64,25 61,59 105,6 103,3 100,9 100,4 100,3 104,86 108,42

GUBERNUR JAWA TENGAH

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKTOR PERTANIAN SUB SEKTOR TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN KULONPROGO

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 561.4/52/2008 TENTANG UPAH MINIMUM PADA 35 (TIGA PULUH LIMA) KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2009

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi)

Lomba Penulisan Artikel HUT KORPRI Ke 43 Kabupaten Cilacap Mengangkat HARKAT, MINAPOLITAN Cilacap*

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hukum mempunyai peranan sangat besar dalam pergaulan hidup di

BAB II KONDISI DAERAH SEKITAR TEMPAT TINGGAL PANGLIMA BESAR JENDERAL SOEDIRMAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. sektor, total permintaan Provinsi Jambi pada tahun 2007 adalah sebesar Rp 61,85

BAB I PENDAHULUAN. Pajak bumi di Indonesia telah dilaksanakan sejak awal abad 19 ketika pulau

II. TINJAUAN PUSTAKA. proses di mana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN TIMUR TENGAH SELATAN PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Usaha ini

ANALISIS KESEMPATAN KERJA SEKTORAL DI KABUPATEN BANGLI DENGAN PENDEKATAN PERTUMBUHAN BERBASIS EKSPOR

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KOTA KUPANG PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN

V. ANALISIS SEKTOR-SEKTOR PEREKONOMIAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN KARIMUN

BIMBINGAN TEKNIS PENGELOLAAN ANGGARAN PENGAWASAN PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI 2017 PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN DANA HIBAH

METODE PENELITIAN. Metode deskriptif analisis merupakan metode yang digunakan untuk

I. PENDAHULUAN. mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejajar dengan bangsa-bangsa maju

BAB V PENUTUP. menghasilkan beberapa kesimpulan, yaitu: di Kabupaten Sukoharjo adalah sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka

PENENTUAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH MENGGUNAKAN ANALISIS LOCATION QUOTIENTS (LQ) (Studi kasus: Pemerintah Daerah Kota Bekasi) Kurniawati Mulyanti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

APLIKASI INPUT OUTPUT

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Cilacap Selatan merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Cilacap,

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG

*) Bekerja di BPS Provinsi Kalimantan Tngah

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

Analisis Pengembangan Wilayah Kecamatan sebagai Pusat Pertumbuhan dan Pusat Pelayanan di Kabupaten Banyuwangi

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan pembangunan perekonomian di daerah baik pada tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI DAMPAK PEMBANGUNAN EKONOMI BAGI KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI WILAYAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2003 Oleh: Irma Suryahani 1) dan Sri Murni 2)

VII. ANALISIS POTENSI PEREKONOMIAN LOKAL DI WILAYAH PEMBANGUNAN CIANJUR SELATAN

ANALISIS DISPARITAS SPASIAL MENGGUNAKAN DYNAMIC K-MEANS CLUSTER DAN LOCATION QUOTIENT PDRB KABUPATEN CILACAP TAHUN 2014

ANALISIS PENGEMBANGAN EKONOMI KABUPATEN SIAK

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 25 TAHUN 2018 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

pada huruf a, dan sesuai hasil konsultasi dengan Dewan PerwakUan Rakyat Daerah Provinsi Jawa TcnSi pes a b u ^ / K ^ * ^vinsi Jawa

I.PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan sebagai perangkat yang saling berkaitan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN PEMBANGUNAN BERBASIS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DALAM UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH KEMISKINAN

Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja Sumatera Selatan ABSTRACT

SEKTOR EKONOMI POTENSIAL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KUDUS

II PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Analisis Sektor Unggulan Kabupaten Tolitoli dan Kabupaten Buol

9.1. Analisis LQ Sektor Jembrana Terhadap Sektor Propinsi Bali

ANALISIS KESEMPATAN KERJA SEKTORAL DI KABUPATEN KEBUMEN DENGAN PENDEKATAN PERTUMBUHAN SEKTOR BASIS

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi agar terus tumbuh dalam mendorong pertumbuhan sektor-sektor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. efektif melalui perencanaan yang komprehensif (Miraza, 2005).

Okto Dasa Matra Suharjo NRP Dosen Pembimbing Dr. Ir. Eko Budi Santoso, Lic.Rer.Reg

TEORI PUSAT PERTUMBUHAN (GROWTH POLE THEORY)

BAB III METODE PENELITIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MANDAILING NATAL PROVINSI SUMATERA UTARA

Keterkaitan Sektor Ekonomi di Provinsi Jawa Timur

III. METODOLOGI PENELITIAN. sebuah penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Struktur

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS PENENTUAN SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN KUNINGAN

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan suatu daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

KETIMPANGAN PENDAPATAN ANTARA KABUPATEN ACEH TENGAH DAN KABUPATEN BENER MERIAH

IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN WAROPEN

9.1. Analisis LQ Sektor Kabupaten Jembrana Terhadap Sektor Provinsi Bali

Analisis Struktur Ekonomi dan Ketimpangan Antar Sektor di Kabupaten Tebo Periode Oleh:

I. PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akademisi ilmu ekonomi, secara tradisional pembangunan dipandang sebagai

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. ini adalah wilayah penelitian Kota Bandar Lampung dengan wilayah. arah tersedianya pemenuhan kebutuhan masyarakat.

ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN DEMAK

I. PENDAHULUAN. dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan kata lain, perkembangannya

ANALISIS PENETAPAN KAWASAN ANDALAN SEBAGAI PUSAT PERTUMBUHAN PADA TINGKAT KABUPATEN DI PROPINSI MALUKU SKRIPSI. Oleh: Muhammad A. A.

ANALISIS STRUKTUR EKONOMI EMPAT KABUPATEN WILAYAH BARLINGMASCAKEB Oleh: Ratna Setyawati Gunawan 1) dan Diah Setyorini Gunawan 2)

ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA PONTIANAK DENGAN METODE LOCATION QUOTIENT, SHIFT SHARE DAN GRAVITASI

Economics Development Analysis Journal

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik Provinsi Lampung ( time series ) pada jangka waktu 6 tahun. terakhir yakni pada tahun 2006 hingga tahun 2007.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan pusat dan daerah membawa implikasi mendasar terhadap. yang antara lain di bidang ekonomi yang meliputi implikasi terhadap

BAB II KERANGKA TEORI DAN KONSEP. pendapatan perkapita riil penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka

ANALISIS SEKTOR BASIS DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN

Listrik, Gas & Air Bersih. Dengan demikiansektor tersebut perlu mendapat perhatian

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor

Salah satu komponen esensial dari pembangunan adalah pembangunan ekonomi Penentuan target pembangunan ekonomi perlu melihat kondisi atau tingkat

Abstract. Pergeseran Struktur Ekonomi dan Sektor Basis Serta Variabel Ekonomi Makro Yang Mempengaruhinya di Kabupaten Manokwari

BAB I PENDAHULUAN. atau suatu keharusan bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan peningkatan

ANALISIS TINGKAT PERTUMBUHAN EKONOMI DAN POTENSI EKONOMI TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN PATI TAHUN

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI KABUPATEN JAYAPURA. Aurelianus Jehanu 1 Ida Ayu Purba Riani 2

BADAN PUSAT STATISTIK KBUPATEN CILACAP

Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi)

BAB III METODE PENELITIAN. satu dari 14 Kabupaten/Kota yang berada di Provinsi Kalimantan Barat. Provinsi

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Bantul periode , maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

Transkripsi:

ISBN: 9789793775555 3 rd Economics & Business Research Festival STRATEGI PENGEMBANGAN DAERAH GROWTH POLE MELALUI PEMANFAATAN POTENSI LOKAL Rusdarti Universitas Negeri Semarang Fafurida Universitas Negeri Semarang fafurida@yahoo.com SARIPATI Terjadinya ketimpangan ekonomi antar daerah dan disparitas yang tinggi di Propinsi Jawa Tengah memerlukan adanya solusi. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah menentukan beberapa daerah kutub pertumbuhan. Dari hasil penelitian sebelumnya telah ditetapkan beberapa daerah growth pole salah satunya yaitu Kabupaten Cilacap. Selanjutnya diperlukan perencanaan di daerah growth pole agar dapat tumbuh dan cepat berkembang. Tujuan yang diharapkan untuk dicapai dari penelitian ini adalah menentukan sektor unggulan yang dapat dikembangkan di tiap kecamatan di Kabupaten Cilacap sebagai salah satu daerah growth pole. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu location quotient, shift share dan klassen typologi. Hasil penelitian menunjukkan tidak semua kecamatan di kabupaten Cilacap memiliki sektor unggulan. Beberapa daerah yang memiliki sektor unggulan diantaranya adalah Kecamatan Wanareja hanya memiliki satu sektor unggulan yaitu pertanian. Kedua adalah Kecamatan Kawunganten memiliki dua sektor unggulan yaitu sektor pertanian dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Kecamatan Kampung Laut, dimana sektor pertanian pada kecamatan ini sangatlah unggul. Kecamatan kesugihan juga memiliki satu sektor unggulan yaitu sektor pertambangan dan penggalian. Kecamatan yang kelima yaitu Kecamatan Sampang, unggul dalam sektor bangunan dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Keenam adalah Kecamatan Kroya unggul dalam sektor perdagangan, hotel dan restoran. Yang ke tujuh yaitu Kecamatan Cilacap Selatan, sektor pertambangan dan penggalian di wilayah ini termasuk unggul. Cilacap tengah memiliki banyak sektor unggulan, diantaranya adalah sektor Industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor bangunan serta sektor jasajasa. Dan Kecamatan Cilacap Utara, sektor yang tergolong unggul dalam kecamatan ini adalah sektor listrik, gas dan air bersih, sektor industri pengolahan, sektor bangunan dan sektor jasajasa. Kata kunci: perencanaan, pengembangan,potensi lokal, growth pole PENDAHULUAN Banyaknya wilayah kabupaten atau kota yang terdapat di Propinsi Jawa Tengah mengakibatkan terjadinya perbedaan potensi dan kondisi perekonomian antar wilayah. Telah terjadi ketimpangan ekonomi antar daerah dan disparitas yang tinggi di Propinsi Jawa Tengah. Hal tersebut ditunjukkan oleh hasil perhitungan Indeks Williamson untuk Propinsi Jawa Tengah, masih menunjukkan angka yang tinggi yaitu sebesar 0,727. Berdasar masalah tersebut maka diperlukan adanya solusi untuk memecahkan masalah yang ada. Salah satunya yaitu dengan cara menentukan daerahdaerah kutub pertumbuhan. Sesuai dengan teori Growth Pole yang menyatakan bahwa untuk tumbuh dengan cepat, suatu daerah perlu memilih satu atau lebih pusatpusat pertumbuhan regional yang mempunyai potensi paling kuat. Dari hasil penelitian sebelumnya diketahui dalam perencanaan ekonomi dan wilayah Propinsi Jawa Tengah ditentukan growth pole untuk wilayah bagian pertama yaitu Kabupaten Cilacap, growth pole untuk wilayah bagian kedua yaitu Kota Semarang dan growth pole untuk wilayah bagian 814

ISBN: 9789793775555 3 rd Economics & Business Research Festival ketiga yaitu Kabupaten Kudus. Setelah diketahui beberapa daerah yang menjadi growth pole maka perlu dibuat analisis lebih lanjut untuk menyusun perencanaan yang lebih rinci di daerahdaerah growth pole. Agar perencanaan yang disusun dapat sesuai dengan kondisi daerah masingmasing dan dapat diimplementasikan di daerah tersebut. Tujuan yang diharapkan untuk dicapai dari penelitian ini adalah menentukan sektor unggulan yang dapat dikembangkan di tiap kecamatan di Kabupaten Cilacap sebagai salah satu daerah growth pole. Dengan identifikasi sektor unggulan ini diharapkan akan terjadi peningkatan dan pengembangan ekonomi daerah growth pole melalui pemanfaatan potensi lokal. Setelah pengembangan daerah growth pole terjadi diharapkan akan terjadi perembetan atau imbas positif terhadap daerahdaerah di sekitar growth pole. Sehingga masalah ketimpangan akan teratasi. Beberapa teori yang mendasari penelitian ini diantaranya adalah : Teori Growth Pole (Kutub Pertumbuhan) dan Pusat Pertumbuhan Dipelopori oleh Perroux dan Boudeville, mendefinisikan sebuah kutub pertumbuhan sebagai suatu kumpulan industri yang akan mampu menggerakkan pertumbuhan ekonomi suatu negara karena industriindustri tersebut mempunyai kaitan kemuka (forward linkage) dan kaitan ke belakang (backward linkage) yang kuat dengan industri unggul. Dia mengatakan bahwa kumpulan industri cenderung untuk memilih lokasi yang memusat pada kotakota besar dan didukung oleh sebuah daerah belakang (hinterland) yang kuat. Perroux mengatakan pertumbuhan tidak muncul di berbagai daerah pada waktu yang sama. Pertumbuhan hanya terjadi di beberapa tempat yang disebut pusat pertumbuhan. Inti dari teori Pusat Pertumbuhan adalah sebagai berikut : 1. Dalam proses pembangunan akan timbul industri unggulan yang merupakan industri penggerak utama dalam pembangunan ekonomi daerah. Karena keterkaitan antar industri sangat erat, maka perkembangan industri unggulan akan mempengaruhi perkembangan industri lain yang berhubungan erat dengan industri tersebut. 2. Pemusatan industri pada suatu daerah akan mempercepat pertumbuhan perekonomian, karena pemusatan industri akan menciptakan pola konsumsi yang berbeda antar daerah sehingga perkembangan industri di daerah tersebut akan mempengaruhi perkembangan daerahdaerah lainnya. 3. Perekonomian merupakan gabungan dari sistem industri yang relatif aktif (industri unggulan) dengan industriindustri yang relatif pasif yaitu industri yang tergantung dari industri unggulan atau pusat pertumbuhan. Daerah yang relatif maju atau aktif akan mempengaruhi daerahdaerah yang relatif pasif. Adanya growth pole, akan menimbulkan Trickling Down dan Polarization Effects Suatu Pertumbuhan Ekonomi. Trickling Down dan Polarization Effects suatu pertumbuhan ekonomi ditemukan oleh Hirschman (1958). Ia berpendapat bahwa karena potensi sumber daya yang tidak seragam dan tidak merata antara region satu dengan region lainnya maka regionregion dalam sebuah negara akan tumbuh tidak sama dan tidak seragam. Untuk dapat tumbuh dengan cepat, suatu negara perlu memilih satu atau lebih pusatpusat pertumbuhan regional yang mempunyai potensi paling kuat. Apabila regionregion kuat ini telah tumbuh maka akan terjadi perembetan pertumbuhan bagi regionregion yang lemah. Perembetan pertumbuhan ini bisa berdampak positif (trickling down effects), yaitu adanya pertumbuhan region yang kuat dan menyerap potensi tenaga kerja di region yang lemah yang masih menganggur atau mungkin region yang lemah menghasilkan produk yang sifatnya komplementer dengan produk region yang lebih kuat. Sedangkan dampak negatif (polarization effect) terjadi kalau kegiatan produksi di region yang kuat bersifat kompetitif dengan produk region yang lemah, yang sebenarnya membutuhkan pembinaan. 815

ISBN: 9789793775555 3 rd Economics & Business Research Festival Teori Basis Ekonomi Teori ini menyatakan bahwa pertumbuhan suatu wilayah sangat tergantung kepada kemampuan wilayah itu untuk mengekspor barang atau jasa. Menurut North (1975) dalam Temenggung, (1999), pertumbuhan wilayah dalam jangka panjang tergantung industri ekspornya. Kekuatan utama pertumbuhan wilayah adalah permintaan dari luar akan barang dan jasa yang dihasilkan dan diekspor. Permintaan dari luar wilayah mempengaruhi penggunaan modal, tenaga kerja, dan teknologi untuk menghasilkan ekspor sehingga terbentuk keterkaitan ekonomi baik kebelakang maupun kedepan. Menurut Hoover (1984), pertumbuhan beberapa sektor basis akan menentukan pembangunan daerah secara keseluruhan, sementara sektor non basis hanya merupakan konsekuensikonsekuensi dari pembangunan daerah. Barang dan jasa dari sektor basis yang diekspor akan menghasilkan pendapatan bagi daerah serta meningkatkan konsumsi dan investasi. Peningkatan pendapatan tidak hanya menyebabkan kenaikan permintaan terhadap sektor basis, tetapi juga akan menaikan permintaan terhadap sektor non basis berarti juga mendorong kenaikan investasi sektor non basis. Penggunaan teori ini dalam suatu studi dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektorsektor pembangunan yang termasuk sektor basis maupun non basis pada suatu daerah. Metode Penelitian Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder diperoleh dari berbagai sumber yaitu BPS Kabupaten Cilacap, BAPPEDA Kabupaten Cilacap serta instansi yang terkait lainnya. Sedangkan alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu location quotient, shift share dan klassen typologi. Hasil Dan Pembahasan Untuk mengidentifikasi sektor unggulan yang terdapat di Kabupaten Cilacap, dalam penelitian ini digunakan dua pendekatan yaitu comparative advantage dan competitive advantage. Analisis yang digunakan adalah Location Quotient, Shift Share dan Klassen Tipology. Analisis Location Quotient dalam penelitian ini digunakan untuk mengidentifikasi sektor yang memiliki comparative advantage, sedangkan analisis Shift Share digunakan untuk mengidentifikasi sektor yang memiliki competitive advantage. Dan untuk megidentifikasi sektor unggulannya menggunakan analisis Klassen Tipology. Suatu sektor dapat dikatakan unggul apabila sektor tersebut memiliki kedua keunggulan tersebut, baik comparative advantage maupun competitive advantage. Artinya, suatu sektor dalam perekonomian benarbenar dikatakan unggul apabila sektor tersebut dapat menghasilkan output yang banyak (dapat melakukan ekspor) dan mampu bersaing dengan sektor yang sama dari daerah lain. Kabupaten Cilacap memiliki 24 kecamatan yang terdapat didalamnya. Perbedaan kondisi geografis dan sumber daya yang dimiliki menyebabkan potensi tiap kecamatan yang ada di Kabupaten Cilacap juga berbedabeda. Dalam perencanaan pengembangan ekonomi dan wilayah dalam penelitian ini, identifikasi sektor unggulan dan perencanaan akan dilakukan melalui identifikasi di masingmasing kecamatan di Kabupaten Cilacap. yang memiliki comparative advantage Suatu sektor dikatakan memiliki comparative advantage apabila output dari sektor tersebut berlimpah, dimana output tersebut dapat memenuhi permintaan masyarakat dalam daerah dan dapat melakukan ekspor ke luar daerah. Indikator comparative advantage tersebut ditunjukkan oleh koefisien LQ (Location Quotient) yang bernilai lebih besar dari satu. Berikut ini adalah hasil analisis Location Quotient di masingmasing kecamatan di Kabupaten Cilacap. 816

ISBN: 9789793775555 3 rd Economics & Business Research Festival Matriks Ratarata Hasil Perhitungan Koefisien Location Quotient Tiap Kecamatan di Kabupaten Cilacap Tahun 2007 2011 Kecamatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 DAYEUHLUHUR 1.76 0.04 0.03 0.05 0.35 0.16 0.19 0.3 0.34 WANAREJA 1.06 0.07 0.26 0.1 0.6 0.76 0.34 0.51 0.53 MAJENANG 0.54 0.6 0.77 0.46 0.16 1.03 0.61 0.66 0.43 CIMANGGU 0.9 0 0.62 0.02 0.58 0.76 0.43 0.51 0.28 KARANG PUCUNG 0.7 1.97 0.25 0.03 0.05 0.49 0.18 0.91 2.29 CIPARI 1.45 0.04 0.22 0.09 0.06 0.4 0.26 0.59 0.31 SIDAREJA 0.77 0 0.39 0.14 0.12 1.09 1.03 0.43 0.41 KEDUNGREJA 0.52 2.63 0.59 0.11 0.9 0.48 0.62 1.55 0.68 PATIMUAN 0.9 1.19 0.21 0.14 0.89 0.43 0.82 1.16 0.88 GANDRUNGMANGU 0.82 1.39 0.14 0.07 0.18 0.66 0.5 1.33 1.21 BANTARSARI 1.25 0 0.06 0.02 0.07 0.67 0.37 0.77 0.68 KAWUNGANTEN 1.37 0.01 0.05 0.02 0.04 0.42 0.37 1.09 0.7 KAMPUNG LAUT 1.61 0.01 0.01 0.02 0.04 0.51 0.1 0.03 0.4 JERUKLEGI 0.93 2.4 0.46 0.03 0.04 0.66 0.38 0.33 0.38 KESUGIHAN 0.37 1.27 0.76 0.08 0.48 1.1 0.76 0.79 0.39 ADIPALA 0.85 0.6 0.55 0.04 0.92 0.38 1.42 0.66 0.45 MAOS 0.34 0.32 0.28 0.15 5.15 0.6 0.62 0.46 0.82 SAMPANG 0.48 0.24 0.42 0.11 1.92 0.67 1.79 1.29 0.33 KROYA 0.45 0 0.39 0.17 0.07 1.44 0.93 0.55 0.84 BINANGUN 0.96 0 0.56 0.06 1.1 0.49 0.13 0.64 0.75 NUSAWUNGU 0.87 0.93 0.53 0.06 0.46 0.46 0.74 0.69 0.83 CILACAP SELATAN 0.2 1.84 1.64 4.07 0.37 0.41 0.46 0.59 0.51 CILACAP TENGAH 0.03 0.22 1.18 1.37 1.05 0.6 1.65 0.82 1.37 CILACAP UTARA 0.04 0.24 1.73 1.96 1.04 0.49 0.73 0.64 1.01 Sumber : Data BPS diolah Keterangan tabel : 1 : pertanian 2 : pertambangan dan penggalian 3 : industri pengolahan 4 : listrik, gas dan air bersih 5 : bangunan 6 : perdagangan, hotel dan restoran 7 : pengangkutan dan 8 : keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 9 : jasajasa Dari hasil perhitungan Location Quotient di masingmasing kecamatan di Kabupaten Cilacap diatas, dapat dilihat bahwa sektor yang memiliki comparative advantage di masingmasing kecamatan berbedabeda. Namun secara umum, sektor yang memiliki comparative advantage yang banyak ditemukan di tiap kecamatan adalah sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor bangunan dan sektor keuangan,persewaan dan jasa perusahaan. 817

ISBN: 9789793775555 3 rd Economics & Business Research Festival Terdapat enam kecamatan yang memiliki comparative advantage di sektor pertanian yaitu Kecamatan Dayeuhluhur, Wanareja, Cipari, Bantarsari, Kawunganten dan Kampung Laut. Pada keenam kecamatan tersebut produksi hasil pertanian sangatlah melimpah dikarenakan luasnya penggunaan lahan yang digunakan untuk areal tanam komoditas pertanian. Selain itu ada pula daerah yang terletak di pesisir pantai yang menyebabkan produksi komoditas perikanan berlimpah. Sehingga output total pada sektor pertanian sangatlah tinggi. Sejumlah kecamatan yang memiliki comparative advantage pada sektor pertambangan dan penggalian adalah Kecamatan Karang Pucung, Kadungreja, Patimuan, Gandrungmangu, Kesugihan dan Cilacap Selatan. Produktivitas barang tambang dan galian di keenam kecamatan tersebut tergolong tinggi jika dibandingkan dengan kecamatan yang lain. Posisi geografis wilayah yang berdekatan dengan pantai menyebabkan hasil tambang dan galian seperti pasir, dll mempunyai nilai yang tinggi. bangunan juga memiliki comparative advantage di banyak kecamatan di Kabupaten Cilacap. Terdapat lima kecamatan yang memiliki output yang tinggi pada sektor bangunan, diantaranya adalah Kecamatan Maos, Sampang, Binangun, Cilacap Tengah dan Cilacap Utara. Banyaknya alih fungsi lahan dari penggunaannya sebagai areal tanam pertanian menjadi perumahan dan pertokoan banyak dijumpai pada kelima kecamatan tersebut. Sehingga wajar jika sektor bangunan sangat berkembang di kelima kecamatan tersebut. terakhir yang banyak memiliki output di Kabupaten Cilacap adalah sektor keuangan,persewaan dan jasa perusahaan. Kecamatan yang memiliki comparative advantage di sektor ini adalah Kecamatan Kedungreja, Patimuan, Gandrungmangu, Kawunganten dan Kecamatan Sampang. Di kelima kecamatan tersebut output sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan memiliki nilai yang tinggi dibandingkan dengan kecamatankecamatan yang lain. yang memiliki competititive advantage Syarat kedua untuk mengidentifikasi sektor unggulan adalah sektor tersebut harus memiliki competitive advantage. Suatu sektor dikatakan memiliki competitive advantage apabila output dari sektor tersebut mampu bersaing dengan sektor yang sama di daerah lain. Dalam penelitian ini indikator competitive advantage tersebut dilihat dari komponen Cij yang bernilai positif dari analisis Shift Share. Dari tabel 2 dibawah ini, dapat dilihat hasil perhitungan dari analisis Shift Share yang telah dilakukan. Dari hasil analisis tersebut terlihat hampir semua sektor memiliki competitive advantage di banyak kecamatan. Dari sembilan sektor yang ada, sektor industri pangolahan menjadi sektor yang memiliki competitive advantage terbanyak di delapan belas kecamatan. Hampir di semua kecamatan memiliki competitive advantage di sektor ini kecuali Kecamatan Majenang, Kedungreja, Kesugihan, Binangun, Nusawungu dan Cilacap Selatan. Output dari sektor industri di delapan belas kecamatan tersebut sangatlah baik sehingga mampu berkompetisi dengan sektor yang sama di daerah lain. kedua yang banyak memiliki competitive advantage di berbagai kecamatan adalah sektor listrik, gas dan air bersih. Daerah yang memiliki competitive advantage pada sektor listrik, gas dan air bersih terdapat di enam belas kecamatan yaitu Kecamatan Wanareja, Cimanggu, Karang Pucung, Sidareja, Bantarsari, Kawunganten, Kampung Laut, Jaruklegi, Adipala, Maos, Sampang, Kroya, Binangun, Nusawungu, Cilacap Tengah dan Cilacap Utara. Output dari sektor listrik, gas dan air bersih di keenam belas kecamatan tersebut sangatlah tinggi, sehingga wajar jika sektor ini mampu memiliki competitive advantage di keenam belas kecamatan tersebut. 818

ISBN: 9789793775555 3 rd Economics & Business Research Festival Matriks Hasil Perhitungan Nilai Cij Tiap Kecamatan di Kabupaten Cilacap Berdasar Analisis ShiftShare Tahun 2007 2011 Kecamatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 DAYEUHLUHUR WANAREJA MAJENANG CIMANGGU KARANG PUCUNG CIPARI SIDAREJA KEDUNGREJA 1227207.102 1656.865524 91091.78911 119.8134021 12499.01759 24932.64835 3963.98758 9547.462807 22675.41178 961805.1417 455.899982 53443.25653 373.8780222 309395.402 394532.19 19686.38851 77914.8758 150875.867 297595.8475 144.6970862 869891.291 6896.08177 484471.1232 658231.283 338071.671 2212.87016 328379.2798 289715.848 1516.926011 36597.2384 1012.235556 282446.474 67000.5744 10528.66472 363614.638 25039.1076 353799.7793 441926.0813 7882.843478 1121.578857 186026.9076 18201.25903 272083.9553 204619.0662 2672.334598 447583.0411 210645.4713 126.2656465 76477.66154 747.2470483 465901.8797 296435.4864 558702.9329 PATIMUAN 42710.46202 39537.5628 26663.64926 12269.44537 436.686764 80536.48402 746256.2689 444.5351758 101026.8241 14673.60936 143298.8196 12305.53613 121171.1149 404.2639191 63261.73832 342728.4922 24925.29223 16039.35817 31116.96758 102102.3653 511911.182 22867.02984 29825.88671 25037.56425 38603.5596 9162.678076 7822.202404 81037.50844 GANDRUNGMANGU 62783.31105 126274.0505 3874.433943 153.4320311 15918.08329 20868.75365 126953.6579 360443.5352 134216.4093 BANTARSARI 43343.76515 0 24565.59884 634.5230372 63212.50666 12701.69725 123818.5934 8443.498517 52099.55489 KAWUNGANTEN 191146.8812 10.19527257 36653.64807 3111.018226 113187.5591 512339.8849 4031.295586 18857.83348 86304.96048 KAMPUNG LAUT 4278.954334 0 41.96639216 1014.970641 1371.266158 62520.02051 189.5145885 105.7781963 32836.24928 Sumber : Data diolah 819

ISBN: 9789793775555 3 rd Economics & Business Research Festival JERUKLEGI 293691.0061 79506.19112 351153.677 656.2683731 7.567820603 620525.6889 7984.525932 36833.51291 164353.1323 KESUGIHAN 272657.5642 358003.7537 574123.0306 978.0742312 81210.80479 1125309.762 81506.7764 119213.6071 133857.6402 ADIPALA 90939.30318 920128.3551 21617.4424 10680.62209 165029.0616 156582.8294 297882.5191 27160.27265 9361.727332 MAOS 297355.9308 156278.435 391300.2102 9133.991879 SAMPANG 51456.74255 50033.07126 96146.72488 11309.95469 266948.0063 244454.6285 5501697.248 205206.6634 530024.1376 110730.2678 11647.11223 397290.1077 87174.1882 253187.9098 KROYA 68693.86975 1121.505526 79404.2658 30326.02762 943249.0924 648092.7923 244312.1595 232833.0351 6124.645154 BINANGUN 57846.53422 0 41706.65016 10691.06521 139489.7922 82147.30309 125884.1104 46375.92748 34696.84024 NUSAWUNGU 61412.88546 923.0011726 6558.599987 10670.07914 73052.84276 82513.33774 154224.7644 50800.97572 40109.75508 CILACAP SELATAN 99920.81243 4347.731404 1541155.761 316010.9984 708715.9579 981848.4556 445376.8099 622.101727 50384.83761 CILACAP TENGAH 54014.01444 32088.22133 658563.7776 215648.3426 2362649.661 719922.3463 338964.2445 5296.978989 790995.6723 CILACAP UTARA 287274.448 135401.0549 642643.5538 18315.19985 760344.7186 255367.8966 300189.268 81028.73677 119965.8642 820

Keterangan tabel : 1 : pertanian 2 : pertambangan dan penggalian 3 : industri pengolahan 4 : listrik, gas dan air bersih 5 : bangunan 6 : perdagangan, hotel dan restoran 7 : pengangkutan dan 8 : keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 9 : jasajasa ketiga yang banyak memiliki competitive advantage adalah sektor bangunan. Terdapat lima belas kecamatan yang memiliki competitive advantage di sektor ini. Banyak berkembangannya perumahanperumahan rakyat dengan harga murah menyebabkan banyaknya alih fungsi lahan sehingga sektor bangunan saat ini sangatlah berkembang terutama di lima belas kecamatan tersebut. Unggulan Suatu sektor dapat dikatakan unggul apabila memiliki dua keunggulan yakni comparative advantage dan competitive advantage. Dan suatu sektor dikatakan potensial jika sektor tersebut memiliki satu keunggulan diantara dua keunggulan yang ada yakni comparative advantage atau competitive advantage saja. Sedangkan suatu sektor dikategorikan dalam sektor yang terbelakang apabila sektor tersebut tidak memiliki keunggulan baik comparative advantage maupun competitive advantage. Berikut ini adalah hasil Klassen Tipology tiap sektor di tiap kecamatan yang ada di Kabupaten Cilacap. Hasil Analisis Klassen Tipology Perekonomian Tiap Kecamatan di Kabupaten Cilacap Kecamatan DAYEUHLUHUR WANAREJA Unggulan Potensial Terbelakang Penggalian.. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan.. Penggalian Listrik.gas dan air bersih Listrik, Gas dan Air Bersih. Jasajasa. Perdagangan Hotel, dan 821

Kecamatan MAJENANG Unggulan Potensial Terbelakang Keuangan, Persewaan & jasa perushaan Jasajasa Jasajasa Listrik, Gas dan Air Bersih Keuangan, Persewaan & jasa perushaan. CIMANGGU KARANG PUCUNG CIPARI SIDAREJA Pertambangan & Listrik, Gas & Air Bersih Pengangkutan & Listrik gas dan air bersih perushaan. Perta,bangan dan penggalian Jasajasa perushaan. Jasajasa Listrik.gas dan air bersih Perdagangan Hotel dan Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasajasa. Keuangan persewaaan dan jasa perusahaan. Listrik, Gas dan Air Bersih Jasa jasa 822

Kecamatan KEDUNGREJA PATIMUAN GANDRUNGMANGU BANTARSARI KAWUNGANTEN Unggulan Potensial Terbelakang perushaan. Pengangkutan & Keuangan, Persewaan & jasa perushaan penggalian Keuangan persewaan dan jasa perusahaan penggln perushaan Penggalian Keuangan,persewaan & jasa perushaan Jasajasa Industri dan Pengolahan Listrik, gas dan Air bersih perushaan Penggalian Listrik, Gas dan Air Bersih Listrik, gas dan air bersih Perdangan hotel dan restoran Jasajasa Listrik, Gas dan Air Bersih Jasa jasa Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Penggalian Jasa jasa Jasa jasa 823

Kecamatan KAMPUNG LAUT JERUKLEGI KESUGIHAN ADIPALA MAOS Unggulan Potensial Terbelakang Pertambangan dan Penggalian Listrik.gas dan air bersih Keuangan, Persewaan&jasa perush Jasa jasa Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Perdag, hotel & restoran Penggalian Industri Pengolahan Listrik, gas dan Air Bersih. Keuangan, Persewaan&jasa perush Jasa jasa Penggalian Industri Pengolahan. Listrik, Gas dan Air Bersih perusahaan Perdagangan Hotel dan Keuangan, Persewaan & jasa perushaan Jasa jasa Listrik, Gas dan Air Bersih Keuangan, Persewaan & jasa perushaan Jasa jasa Jasa jasa 824

Kecamatan SAMPANG KROYA BINANGUN NUSAWUNGU CILACAP SELATAN CILACAP TENGAH Unggulan Potensial Terbelakang Keuangan, Persewaan & jasa perushaan Perdag, hotel & restoran Pertambangan dan Penggalian Industri pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Jasa jasa Listrik.gas dan air bersih Jasajasa Pengangkutan & Penggalian Listrik, Gas dan Air Bersih Industri Pengolahan perusahaan Listrik, gas dan Air Bersih. m Penggalian Listrik, gas dan Air bersih Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan Jasa jasa Listrik, gas&air bersih perushaan Pengangkutan & Penggalian Jasa jasa Penggalian Industri Pengolahan Keuangan, Persewaan & jasa perushaan Jasajasa Industri Pengolahan Jasajasa Keuangan, Persewaan&jasa perush 825

Kecamatan CILACAP UTARA Sumber : Data diolah Unggulan Potensial Terbelakang Listrik, gas & air bersih Industri Pengolahan Jasajasa perushaan Penggalian Perdag, hotel & restoran Dari hasil analisis klassen tipology diatas terlihat bahwa tidak semua kecamatan yang ada di Kabupaten Cilacap memiliki sektor unggulan. Hanya beberapa kecamatan saja yang memiliki sektor unggulan, diantaranya adalah Kecamatan Wanareja yang hanya memiliki satu sektor unggulan yaitu pertanian. Kedua adalah Kecamatan Kawunganten, dimana kecamatan ini memiliki dua sektor unggulan yaitu sektor pertanian dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Berikutnya adalah Kecamatan Kampung Laut, dimana sektor pertanian pada kecamatan ini sangatlah unggul. Kecamatan kesugihan juga memiliki satu sektor unggulan yaitu sektor pertambangan dan penggalian. Kecamatan yang kelima yaitu Kecamatan Sampang, dimana kecamatan ini memiliki dua sektor unggulan diantaranya adalah sektor bangunan dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Keenam adalah Kecamatan Kroya, sektor perdagangan, hotel dan restoran di kecamatan ini dapat dikategorikan dalam sektor unggulan.yang ke tujuh yaitu Kecamatan Cilacap Selatan. pertambangan dan penggalian di wilayah ini termasuk unggul dikarenakan posisi wilayahnya yang berada di pesisir pantai menyebabkan banyaknya potensi bahan tambang khususnya pasir dapat ditemukan di wilayah ini. Cilacap tengah merupakan kecamatan yang memiliki banyak sektor unggulan, diantaranya adalah sektor Industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor bangunan serta sektor jasajasa. Kecamatan terkhir yang memiliki banyak sektor unggulan adalah Kecamatan Cilacap Utara, sektor yng tergolong unggul dalam kecamatan ini adalah sektor listrik, gas dan air bersih, sektor industri pengolahan, sektor bangunan dan sektor jasajasa. unggulan yang dimiliki oleh beberapa kecamatan merupakan suatu kekuatan yang dapat digunakan sebagai salah satu instrumen untuk pengembangan ekonomi dan wilayah. Sedangkan sektor potensial, dapat dikembangkan baik output secara kuantitas maupun kualitas agar dapat berkembang menjadi sektor unggulan. Sedangkan untuk sektor terbelakang dapat diusahakan pengembangannya agar mampu menjadi sektor potensial atau bahkan sektor unggulan PENUTUP Kesimpulan Tidak semua kecamatan di kabupaten Cilacap memiliki sektor unggulan. Beberapa daerah yang memiliki sektor unggulan diantaranya adalah Kecamatan Wanareja hanya memiliki satu sektor unggulan yaitu pertanian. Kedua adalah Kecamatan Kawunganten memiliki dua sektor unggulan yaitu sektor pertanian dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Kecamatan Kampung Laut, dimana sektor pertanian pada kecamatan ini sangatlah unggul. Kecamatan kesugihan juga memiliki satu sektor unggulan yaitu sektor pertambangan dan penggalian. Kecamatan yang kelima yaitu Kecamatan Sampang, dimana kecamatan ini memiliki dua sektor unggulan diantaranya adalah sektor bangunan dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Keenam adalah Kecamatan Kroya, sektor perdagangan, hotel dan restoran di kecamatan ini dapat dikategorikan dalam sektor unggulan. Yang ke tujuh yaitu Kecamatan Cilacap Selatan, sektor pertambangan dan penggalian di wilayah ini termasuk unggul. Cilacap tengah merupakan 826

kecamatan yang memiliki banyak sektor unggulan, diantaranya adalah sektor Industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor bangunan serta sektor jasajasa. Kecamatan terkhir yang memiliki banyak sektor unggulan adalah Kecamatan Cilacap Utara, sektor yang tergolong unggul dalam kecamatan ini adalah sektor listrik, gas dan air bersih, sektor industri pengolahan, sektor bangunan dan sektor jasajasa. Saran 1. Adanya sektor unggulan di tiap wilayah dapat digunakan sebagai salah satu instrumen pengembangan ekonomi daerah melalui penyusunan programprogram berbasis sektor unggulan. 2. Perlunya usaha pengembangan sektor potensial agar dapat menjadi sektor unggulan di semua kecamatan di Kabupaten Cilacap. 3. Perlunya usaha peningkatan produktifitas dan kualitas sektor terbelakang di semua kecamatan di Kabupaten Cilacap. 827

DAFTAR PUSTAKA Arsyad, Lincolin, 1999. Pengantar Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta. Beck, Roger J. dan William McD. Herr. (1990), Employment Linkages From A Modified Share Analysis: An Illinois Example. The Review of Regional Studies. 20; hal. 3845 Biro Pusat Statistik, Jawa Tengah Dalam Angka 2007/2008, BPS Propinsi Jawa Tengah. Blakely, EJ. 1994, Planning Local Economic Development Theory and Practice, 2 nd ed., Thousand Oaks, SAGE Publications. Djojohadikusumo, S., 1994, Perkembangan Pemikiran Ekonomi : Dasar Teori Ekonomi, Pertumbuhan dan Ekonomi Pembangunan, Penerbit PT. Pustaka LP3ES, Jakarta. Fafurida, 2010, Proceeding Kajian Penelitian Bidang Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, Manajemen dan Akuntansi dalam Rangka Memperkokoh Perekonomian Nasional FE Universitas Sebelas Maret. Hirschman, A.O. 1958. The Strategy Of Economic Development In Developing Countries. New Haven, Connecticut, USA, Yale University Press. Hoover, E.M., 1984, An Introduction to Regional Economics, 2nd ed., N.Y., : Knopf, 3nd edition. Perroux, Francois (1970), Economic Space: Theory and Applications, Quarterly Journal of Economics 64: 89104. Soepono, Prasetyo, 1993. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Analisis ShiftShare: Perkembangan dan Penerapan. 8(1), 4354. Sukirno, S., 1985, Ekonomi Pembangunan Proses, Masalah dan Dasar Kebijakan, LP3ESUI dengan Bina Grafika, Jakarta. Temenggung, S.A., 1999, Paradigma Ekonomi Wilayah : Tujuan Teori dan Praktis Ekonomi Wilayah dan Implikasi Kebijakan Pembangunan, dalam BTS. Todaro, Michael P., 2003, Economic Development, Eight Edition, Pearson Education Limited, United Kingdom. 828