Oleh : VIVI MAYA SARI No. BP

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN JAMBAN KELUARGA DALAM PROGRAM PAMSIMAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARUAH GUNUANG TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. secara sosial dan ekonomis. Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut maka dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. secara adil serta merata (Depkes RI, 2009). Masalah penyehatan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. penting diperhatikan baik pengelolaan secara administrasi, pengelolaan habitat hidup,

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan perilaku penduduk yang terbiasa buang air besar (BABs) di sembarangan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan deklarasi Johannesburg yang dituangkan dalam Milleniun

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus di

BAB I PENDAHULUAN. penting agar masyarakat tahu dan mau serta mampu menerapkan pola perilaku hidup

Skripsi Diajukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas sebagai Pemenuhan Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat.

BAB 1 : PENDAHULUAN. negara termasuk Indonesia.Diare sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) dengan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal, serta dapat. menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu

Oleh : Merlly Amalia ABSTRAK

ABSTRAK. Daftar Pustaka : 25 ( ) Kata Kunci : Pemanfaatan jamban CLTS. : Meiridhawati : Kesehatan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mengakibatkan mobilitas penduduk semakin pesat serta lingkungan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB 1 : PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan

BAB 1 PENDAHULUAN. dihuni. Kualitas lingkungan dapat diidentifikasi dengan melihat aspek-spek

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dan tempat umum, air dan udara bersih, teknologi, pendidikan, perilaku terhadap upaya kesehatan (Depkes RI, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat

Lampiran 1. Kata Kunci : Evaluasi, Program, STBM, Kepemilikan Jamban, Pemanfaatan jamban.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perilaku adalah suatu tindakan atau perbuatan yang bisa kita amati bahkan

Oleh : VINELLA ISAURA No. BP

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan global yang dituangkan dalam Millenium Development Goals (MDGs)

BAB I PENDAHULUAN. Kematian ibu semasa hamil dan bersalin masih sangat tinggi. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. maju adalah mempunyai derajat kesehatan yang tinggi, karena derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Jurnal Ilmiah Keperawatan STIKes Medika Cikarang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, Departemen Kesehatan

DELI LILIA Dosen Program Studi S.1 Kesehatan Masyarakat STIKES Al-Ma arif Baturaja ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal dapat

SKRIPSI. Penelitian Keperawatan Komunitas

peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kata Kunci : Diare, Anak Balita, Penyediaan Air Bersih, Jamban Keluarga

Jurnal Ilmiah Keperawatan STIKes Medika Cikarang 2015 Vol. 5, No. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus diperhatikan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian sehat sesuai dengan UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

ANALISIS HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KONTRUKSI SUMUR GALI TERHADAP KUALITAS SUMUR GALI

BAB I PENDAHULUAN. seluruh daerah geografis di dunia. Menurut data World Health Organization

HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT ISPA PADA BALITA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kebijakan Indonesia sehat 2010 ( Dinkes Makassar, 2006 )

BAB I PENDAHULUAN. 131/Menkes/SK/II/2004 dan salah satu Subsistem dari SKN adalah Subsistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan di masyarakat adalah jamban. Jamban berfungsi untuk tempat

BAB 1 : PENDAHULUAN. tahun 2013 terjadi kenaikan jumlah kasus terinfeksi kuman TB sebesar 0,6 % pada tahun

BAB 1 : PENDAHULUAN. diatur secara universal melalui berbagai kesepakatan yang difasilitasi oleh World Health

BAB I PENDAHULUAN. dilindungi dari ancaman yang merugikannya. perilaku sangat mempengaruhi derajat kesehatan. Termasuk lingkungan

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau kaadaan

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran

BAB I PENDAHULUAN. dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat. kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (DepKes RI, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. atau lendir(suraatmaja, 2007). Penyakit diare menjadi penyebab kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat dan upaya penyehatan lingkungan yang setinggitingginya(

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

GAMBARAN SANITASI DASAR PADA MASYARAKAT NELAYAN DI KELURAHAN POHE KECAMATAN HULONTHALANGI KOTA GORONTALO TAHUN 2012

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER DALAM PELAKSANAAN KELURAHAN SIAGA DI KOTA BANJARMASIN TAHUN 2013

I. PENDAHULUAN. Penyakit Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan berkelanjutan 2030/Suistainable Development Goals (SDGs)

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN. Lia Amalia (

BAB I PENDAHULUAN. yang hidup dalam lingkungan yang sehat. Lingkungan yang diharapkan adalah yang

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki beragam masalah

PERBEDAAN PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PHBS PADA IBU RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKALONGAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas intervensi. kesehatan lingkungan. (Munif Arifin, 2009)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 27 A TAHUN 2009 TENTANG PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan perilaku dan sosial budaya

Gambaran Sanitasi Lingkungan Wilayah Pesisir Danau Limboto di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo Tahun 2013

Oleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Target Millenium Development Goals (MDGs) ke-7 adalah setiap negara

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

PERILAKU MASYARAKAT TENTANG RUMAH SEHAT DI DUSUN NGUMPAK DESA JABON KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. Prioritas pembangunan kesehatan dalam rencana strategis kementerian

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM DI RUMAH TANGGA DI KELURAHAN ULAK KARANG SELATAN KOTA PADANG TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) dalam Buletin. penyebab utama kematian pada balita adalah diare (post neonatal) 14%,

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI MASYARAKAT DESA MARANNU KECAMATAN PITUMPANUA KABUPATEN WAJO YURIKA

BAB I PENDAHULUAN. kondisi kesehatan masyarakat akan mempengaruhi produktivitas kerja. Sehat adalah suatu

Bab 1 PENDAHULUAN STRATEGI PEMBANGUNAN KESEHATAN 1

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PERILAKU IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS BATUJAJAR KABUPATEN BANDUNG BARAT

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. berkelanjutan (sustainable development). Peningkatan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI HB 0 PADA BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI CACING ASKARIASIS LUMBRICOIDES PADA MURID SDN 201/IV DI KELURAHAN SIMPANG IV SIPIN KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang termasuk dalam kategori

BAB I PENDAHULUAN. produktif secara sosial dan ekonomi (Notoadmodjo, 2012).

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN JAMBAN KELUARGA DI PEMUKIMAN NELAYAN KENAGARIAN AIR BANGIS KECAMATAN SUNGAI BEREMAS KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2011 Skripsi Diajukan ke Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas sebagai Pemenuhan Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Oleh : VIVI MAYA SARI No. BP. 07922050 PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG, 2011

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN JAMBAN KELUARGA DI PEMUKIMAN NELAYAN KENAGARIAN AIR BANGIS KECAMATAN SUNGAI BEREMAS KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2011 ABSTRAK Berdasarkan deklarasi Johannesburg bahwa tahun 2015 separoh dari penduduk dunia harus mendapatkannya akses sanitasi dasar (jamban). Tahun 2025 seluruh penduduk dunia harus mendapatkan akses terhadap sanitasi dasar. Penetapan ini mendorong pentingnya program untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap perlunya pemilikan dan penggunaan jamban. Kenagarian Air Bangis merupakan salah satu perkampungan nelayan yang baru sebanyak 37,5% memiliki jamban keluarga. Menurut laporan puskesmas tentang 10 penyakit terbanyak yang ada di Kecamatan Sungai Beremas, kasus yang paling tinggi adalah diare (29,7%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepemilikan jamban keluarga. Disain penelitian ini adalah cross sectional, populasi pada penelitian ini adalah semua KK di pemukiman nelayan Kenagarian Air Bangis yang berjumlah 164 KK dan semua populasi dijadikan subjek penelitian. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan program SPSS dan dianalisa secara univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi-square dengan tingkat kemaknaan p < 0,05. Kesimpulan dari penelitian ini adalah persentase tidak memiliki jamban keluarga 57,9%, tingkat pendidikan rendah 66,5%, tingkat pengetahuan tinggi 56,7%, sikap negatif 53,0%, status ekonomi miskin 56,1% dan ada peranan petugas kesehatan 50,6%. Didapatkan tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan, sikap, status ekonomi dan peranan petugas kesehatan mempunyai hubungan yang bermakna dengan kepemilikan jamban keluarga. Untuk mengantisipasi hal diatas perlunya penyuluhan tentang CLTS, memberikan jamban percontohan dengan metoda CLTS, memberikan bantuan kepada masyarakat yang berada pada ekonomi rendah, diharapkan kepada seluruh petugas kesehatan untuk lebih menerapkan komunikasi yang baik tentang pentingnya memiliki jamban keluarga.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari pembangunan Nasional. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan memberikan prioritas kepada upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit disamping penyembuhan dan pemulihan kesehatan. Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Derajat kesehatan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh pada kualitas sumber daya manusia yang sehat akan lebih produktif dan meningkatkan daya saing manusia. 1 Derajat kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan medis, dan keturunan. Lingkungan merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap kesehatan individu dan masyarakat. Keadaan lingkungan yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan dan perilaku masyarakat dapat merugikan kesehatan baik masyarakat di pedesaan maupun perkotaan yang disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan kemampuan masyarakat dibidang kesehatan, ekonomi, maupun teknologi. Kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan tersebut adalah penyediaan air bersih, penyediaan jamban keluarga, kondisi rumah dan kondisi lingkungan pemukiman. 2 Lingkungan yang diharapkan adalah lingkungan yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat, yaitu lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan, pemukiman yang sehat,

perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan, serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong dalam memelihara nilai-nilai budaya bangsa. Lingkungan mempunyai dua unsur pokok yang sangat erat terkait satu sama lain yaitu unsur fisik dan sosial. 3 Lingkungan fisik dapat mempunyai hubungan langsung dengan kesehatan dan perilaku sehubungan dengan kesehatan seperti polusi air akibat pembuangan limbah kesungai atau ketempat yang tidak semestinya yang dapat menimbulkan bermacammacam penyakit seperti diare. Lingkungan sosial seperti ketidak adilan sosial yang dapat menyebabkan kemiskinan yang berdampak terhadap status kesehatan masyarakat yang mengakibatkan timbulnya penyakit berbasis lingkungan. Masalah yang timbul akibat tingginya penyakit yang berbasis lingkungan di Indonesia pada umumnya adalah tidak terpenuhinya kebutuhan air bersih dan pemanfaatan jamban yang masih rendah. 4 Berdasarkan deklarasi Johannesburg yang dituangkan dalam Millennium Development Goals (MDGs) yang disepakati seluruh negara di dunia termasuk Indonesia, menetapkan bahwa pada tahun 2015 separuh dari penduduk dunia yang saat ini belum mendapatkan akses terhadap sanitasi dasar (jamban) harus mendapatkannya. Sedangkan pada tahun 2025 seluruh penduduk dunia harus mendapatkan akses terhadap sanitasi dasar. Penetapan ini mendorong pentingnya program untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap perlunya pemilikan dan penggunaan jamban. 2 Pencapaian Indonesia Sehat 2010, salah satunya adalah perwujudan kondisi sanitasi dasar yang kuat. Pada tahun 2001 akses terhadap jamban untuk daerah perkotaan 88,50% sedangkan daerah pedesaan 64,11%, di Indonesia 40% rumah tangga belum memiliki jamban sehat. Program penyediaaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman bertujuan untuk mewujudkan kondisi kesehatan lingkungan

yang mampu menjamin derajat kesehatan yang optimal dengan sasaran utama ditujukan untuk golongan masyarakat yang mempunyai risiko tinggi terhadap penularan penyakit dan gangguan kesehatan akibat rendahnya mutu lingkungan. 4 Sanitasi lingkungan di Indonesia pada umumnya dan Propinsi Sumatera Barat pada khususnya masih belum mencapai kondisi sanitasi yang memadai. Kebutuhan sanitasi dasar belum tercapai seperti pembangunan tempat pembuangan kotoran manusia. Fasilitas pembuangan tinja/pembuangan kotoran manusia yang memenuhi syarat kesehatan berpengaruh besar terhadap kesehatan lingkungan. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat bahwa tahun 2009 menunjukkan hanya 42,65% rumah tangga di Sumatera Barat yang memiliki tempat pembuangan tinja sendiri, sebanyak 14,67% untuk bersama dan sebanyak 9,93% yang umum. Jadi masih ada 32,75% tidak memiliki fasilitas buang air besar, sehingga dapat dikatakan bahwa cakupan jamban untuk Propinsi Sumatera Barat tahun 2009 baru mencapai 67,25%. Padahal cakupan jamban harus mencapai 100% atau semua masyarakat harus memiliki jamban keluarga yang memenuhi syarat kesehatan dirumah. 5 Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat tahun 2009, terdapat 67,60% yang menggunakan jamban keluarga sendiri, 21,46% yang menggunakan jamban umum dan 2,98% yang menggunakan jamban bersama. Kenagarian Air Bangis merupakan salah satu perkampungan nelayan di Kecamatan Sungai Beremas Kabupaten Pasaman Barat, dengan jumlah penduduk sebanyak 20.591 jiwa dan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 5253 KK, dimana 164 KK adalah KK nelayan. KK nelayan yang tinggal dipinggir pantai memiliki kebiasaan Buang Air Besar (BAB) dipinggir pantai. Berdasarkan data sanitasi dasar

yang diperoleh dari puskesmas setempat bahwa sebanyak 37,5% yang baru memiliki jamban keluarga. Menurut laporan dari puskesmas tentang 10 penyakit terbanyak yang ada di Kecamatan Sungai Beremas bahwa kasus yang paling tinggi adalah diare yaitu sebanyak 29,7%. 7 L Green (1980) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku adalah faktor predisposisi (predisposing factor) merupakan faktor dasar motivasi untuk bertindak meliputi : pengetahuan, sikap, keyakinan, persepsi, sistim nilai yang dianut masyarakat, pendidikan dan sosial ekonomi. Faktor pemungkin (enabling factor) merupakan faktor yang memungkinkan suatu motivasi pelaksana yang meliputi ketersediaan sarana SDM dan pelayanan kesehatan dan faktor penguat (reinforcing factor) merupakan faktor yang memperkuat perubahan perilaku seseorang meliput dukungan keluarga, personal petugas kesehatan, atasan dan lainnya. Perilaku Kepala Keluarga dalam kepemilikan jamban keluarga berkaitan dengan faktor predisposisi dan faktor penguat yaitu tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan, sikap, status ekonomi dan peranan petugas kesehatan. 8 Berdasarkan data di atas peneliti telah meneliti faktor-faktor yang berhubungan dengan kepemilikan jamban keluarga di pemukiman nelayan Kenagarian Air Bangis Kecamatan Sungai Beremas Kabupaten 1.2. Perumusan Masalah Dari uraian diatas maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apa sajakah yang berhubungan dengan kepemilikan jamban keluarga di pemukiman nelayan Kenagarian Air Bangis Kecamatan Sungai Beremas Kabupaten Pasaman Barat tahun 2010?.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepemilikan jamban keluarga di pemukiman nelayan Kenagarian Air Bangis Kecamatan Sungai Beremas Kabupaten 1.3.2. Tujuan Khusus a. Diketahuinya distribusi frekuensi kepemilikan jamban keluarga di pemukiman nelayan Kenagarian Air Bangis Kecamatan Sungai Beremas Kabupaten b. Diketahuinya distribusi frekuensi tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan di pemukiman nelayan Kenagarian Air Bangis Kecamatan Sungai Beremas Kabupaten c. Diketahuinya distribusi frekuensi tingkat pengetahuan di pemukiman d. Diketahuinya distribusi frekuensi sikap di pemukiman nelayan Kenagarian Air Bangis Kecamatan Sungai Beremas Kabupaten Pasaman Barat tahun 2010. e. Diketahuinya distribusi frekuensi status ekonomi di pemukiman nelayan Kenagarian Air Bangis Kecamatan Sungai Beremas Kabupaten Pasaman Barat tahun 2010. f. Diketahuinya distribusi peranan petugas kesehatan terhadap kepemilikan jamban keluarga di pemukiman nelayan Kenagarian Air Bangis Kecamatan Sungai Beremas Kabupaten

g. Diketahuinya hubungan tingkat pendidikan dengan kepemilikan jamban keluarga di pemukiman nelayan Kenagarian Air Bangis Kecamatan Sungai Beremas Kabupaten h. Diketahuinya hubungan tingkat pengetahuan dengan kepemilikan jamban keluarga di pemukiman nelayan Kenagarian Air Bangis Kecamatan Sungai Beremas Kabupaten i. Diketahuinya hubungan sikap dengan kepemilikan jamban keluarga di pemukiman nelayan Kenagarian Air Bangis Kecamatan Sungai Beremas Kabupaten j. Diketahuinya hubungan status ekonomi dengan kepemilikan jamban keluarga di pemukiman nelayan Kenagarian Air Bangis Kecamatan Sungai Beremas Kabupaten k. Diketahuinya hubungan peranan petugas kesehatan dengan kepemilikan jamban keluarga di pemukiman nelayan Kenagarian Air Bangis Kecamatan Sungai Beremas Kabupaten 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1 Sebagai bahan masukan bagi puskesmas Air Bangis untuk merencanakan program di masa yang akan datang agar pemakaian jamban keluarga untuk BAB meningkat sehingga angka kejadian penyakit dapat menurun. 1.4.2 Meningkatkan kemampuan peneliti dalam menganalisis permasalahan melalui suatu penelitian. 1.4.3 Memberikan sumbangan ilmiah bagi mahasiswa dan institusi pendidikan khususnya Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan 6.1.1. Lebih dari separoh kepala keluarga yang tidak memiliki jamban keluarga di pemukiman nelayan Kenagarian Air Bangis Kecamatan Sungai Beremas Kabupaten 6.1.2. Lebih dari separoh tingkat pendidikan kepala keluarga rendah di pemukiman 6.1.3. Lebih dari separoh tingkat pengetahuan kepala keluarga tinggi di pemukiman 6.1.4. Lebih dari separoh sikap kepala keluarga negatif di pemukiman nelayan Kenagarian Air Bangis Kecamatan Sungai Beremas Kabupaten Pasaman Barat tahun 2010. 6.1.5. Lebih dari separoh status ekonomi kepala keluarga miskin di pemukiman 6.1.6. Lebih dari separoh ada peranan petugas kesehatan terhadap kepemilikan jamban keluarga di pemukiman nelayan Kenagarian Air Bangis Kecamatan Sungai Beremas Kabupaten 6.1.7. Terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan di pemukiman

6.1.8. Terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan di pemukiman 6.1.9. Terdapat hubungan yang bermakna antara sikap di pemukiman nelayan Kenagarian Air Bangis Kecamatan Sungai Beremas Kabupaten Pasaman Barat tahun 2010. 6.1.10. Terdapat hubungan yang bermakna antara status ekonomi di pemukiman 6.1.11. Terdapat hubungan yang bermakna antara peranan petugas kesehatan dengan kepemilikan jamban keluarga di pemukiman nelayan Kenagarian Air Bangis Kecamatan Sungai Beremas Kabupaten 6.2. Saran 6.2.1. Perlu upaya peningkatan pengetahuan masyarakat oleh pihak Puskesmas dalam memberikan penyuluhan tentang CLTS secara langsung kepada masyarakat di pemukiman nelayan tentang pentingnya memiliki jamban keluarga yang memenuhi syarat kesehatan dirumah. 6.2.2. Perlu upaya peningkatan sikap masyarakat terhadap kepemilikan jamban keluarga dirumah dengan cara memberikan jamban percontohan yang memenuhi syarat serta memberikan keterampilan bagaimana cara membuat/mencetak bowel kepada masyarakat. 6.2.3. Disarankan kepada pihak puskesmas untuk memberikan bantuan kepada masyarakat yang berada pada ekonomi rendah untuk mendirikan jamban dirumah atau dengan membuat jamban umum.

6.2.4. Diharapkan kepada seluruh petugas kesehatan untuk lebih menerapkan komunikasi yang baik tentang pentingnya memiliki jamban keluarga yang memenuhi syarat kesehatan dirumah. 6.2.5. Disarankan kepada peneliti lain untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan variabel yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA 1. Noor, Nur Nasry. Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular. Jakarta : Rineka Cipta ; 2007. 2. DepKes RI Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Revisi Buku Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (Pedoman Epidemiologi Penyakit). Jakarta : Depkes RI ; 2007. 3. Depkes RI, Indonesia Sehat 2010. Jakarta ; 1999 4. Azwar, A. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Jakarta : Mutiara Sumber Widya ; 1995 5. Depkes RI. Pedoman Inspeksi Sanitasi. Dati I Dinas Kesehatan Propinsi sumatera Barat;1996 6. Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat, Profil. Pasaman Barat : 2009 7. Puskesmas Air Bangis, Profil. Kabupaten Pasaman Barat : 2009 8. Notoatmodjo Soekidjo. Konsep Perilaku dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka cipta ;1993 9. Adam-Sjamsunir, Hygiene Perorangan, Jakarta ; 1992 10. Anjani, Buku Pedoman Bagi kader Dalam Kesehatan Lingkungan. Dinas Kesehatan Daerah tingkat I Sumbar : Padang ; 1989 11. www.yahoo.co.id.infeksi@infeks.com ; 2009. 12. Mantra, Harisandi. Pendidikan dan Pengetahuan Dasar. Bandung : Galia : 1993. 13. Ihsan, Fuadi. Konsep Dasar Pendidikan. Jakarta : Rieneka Cipta : 2005. 14. Badudu. Pendidikan Formal. Diakses dari : http//www.goegle.co.id. 10 Maret 2009. 15. Notoatmodjo, Soekidjo. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta ; 2007 16. Rogensistok. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap. Diakses dari : http//www.goegle.co.id. 5 Maret 2009. 17. Nazir, Moh. Metode Penelitian. Gralia Indonesia. Jakarta. 2003 18. Badan Pusat Statistik. Pendapatan Nasional, Jakarta : Indonesia ; 2003. 19. Suharyono, DR. Diare Akut. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta ; 1996. 20. Anjani. Krisis Ekonomi. Diakses dari : http//www.goegle.co.id. 10 Maret 2009. 21. Lubis, Darmadi. 2000. Penyakit Diare. Bandung : Galia : 2000. 22. Notoatmodjo Soekidjo. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta ; 2005 23. Notoatmodjo Soekidjo. Metodologi Peneltian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta ; 1993