BAB I PENDAHULUAN. usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor mendasar dalam membangun suatu

BAB I PENDAHULUAN. manusia karena tujuan yang dicapai oleh pendidikan tersebut adalah untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena itu merupakan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah peradaban manusia terlihat jelas bahwa kemajuan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam kehidupan manusia baik individu, maupun sebagai anggota

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 ditegaskan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. kemajuan suatu bangsa. Hal ini menjadi tujuan utama dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini yang dapat. membantu manusia untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. dikemukakan oleh Muhammad Noor Syam bahwa...nampaknya hubungan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Hampir semua orang dikenai pendidikan dan melaksanakan pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu unit kerja tidak bisa terlepas dari kegiatan administrasi

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. hampir disemua aspek kehidupan manusia, dimana berbagai permasalahan hanya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap peserta didik

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Prasyaratan Guna Mencapai Drajat Sarjana S-1. Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun oleh:

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. salah satu titik tolak keberhasilan dan kemajuan suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena merupakan

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. sektor pendidikan sebagai andalan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia merupakan suatu kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin mengglobal dan kompetitif memunculkan tantangan-tantangan

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. meneruskannya dari generasi ke generasi, akan tetapi diharapkan dapat mengubah

BAB I PENDAHULUAN. kearah peningkatan yang lebih positif. Agar usaha-usaha tersebut dapat terwujud

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. menyelenggarakan suatu kehidupan yang penuh kedamaian dan kebahagiaan

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan seseorang menuju kearah kemajuan dan peningkatan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. bertaqwa, berbudi luhur, terampil, berpengetahuan dan bertanggungjawab.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Berbagai penemuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan orang-orang

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktu tertentu. Bila anak didik sudah mencapai pibadi dewasa susila,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. melaksanakan pendidikan. Sebab pendidikan tidak pernah terpisah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang RI Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 bab II pasal 3. disebutkan tujuan pendidikan nasional berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil. Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. berkembang hidup sejahtera dengan aspirasi cita-cita untuk maju, bahagia dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan intelektual dan moralitas yang tinggi. manusia yang berkualitas dalam menghadapi era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. melalui perundang-undangan dan pengelolaan pendidikan. Tujuan pendidikan sebagaimana termuat dalam Undang-undang tersebut,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengimbangi perkembangan tersebut dituntut adanya manusia-manusia

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt. kepada Nabi Muhammad saw. sebagai salah satu rahmat yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berbudaya, semakin maju bahasa suatu bangsa semakin menunjukkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai dengan harapan. Untuk mengatasi keadaan tersebut guru harus

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan, karena pendidikan berperan dalam. Orang yang memiliki ilmu pengetahuan, kedudukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. (Kunandar,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. anak agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai cita-cita pendidik. 1

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan anak melalui bimbingan, mendidik, dan latihan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk berupaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. cara yang dipilih untuk meraih kemajuan (made of getting forward).

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan makhluk lainnya. Al-Qur an merupakan bukti tanda. kebesaran/kemahaluasan ilmu Allah bagi orang-orang yang berilmu.

BAB I PENDAHULUAN. derajat dan kedudukan suatu negara tersebut menjadi lebih tinggi. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berupaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam rangka

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh kalangan, keberadaannya yang multifungsional menjadikan pendidikan. merupakan tolak ukur yang utama dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di tingkat Madrasah Ibtidaiyah merupakan lembaga pendidikan

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. potensi tumbuh dan berkembang serta kecenderungan bersifat ingin tahu

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah melalui perundang-undangan dan pengelolaan pendidikan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. mentransferkan ilmunya ke siswa, sehingga hasil belajar atau kompetensi yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan pembelajaran akan tercapai apabila guru

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dalam perkembangan dan kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu, upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

BAB I PENDAHULUAN. nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak. negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan individu dan masyarakat serta melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi, kepribadian, kecerdasan dan keterampilan yang ada pada

BAB I PENDAHULUAN. penting karena dapat menentukan perkembangan dan kemajuan suatu kelompok

BAB I PENDAHULUAN. lembaga pendidikan mampu mencetak sumber daya manusia yang handal tidak hanya secara

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan dan keserasian antara aspek-aspek material dan spiritual. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini disebabkan karena segala aktivitas kehidupan manusia membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang sangat pesat, berbagai kemajuan yang dialami dapat terwujud

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. panjang, persiapan yang matang, dukungan sumber daya manusia dan sumber

BAB I PENDAHULUAN. secara menyeluruh bagi seseorang. Tidak terkecuali bagi seorang siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia yang individual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. baik di dunia maupun di Akhirat. Islam mendorong umatnya untuk berilmu dan

BAB I PENDAHULUAN. dirinya serta mengembangkan kualitas sumber daya manusia beriman dan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Diantaranya adalah masalah guru, siswa dan materi. Kegiatan proses belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda yang menjadi perhatian utama adalah masalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa berbagai dampak

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam GBHN telah disebutkan bahwa pendidikan pada hakekatnya adalah usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. 1 Pendidikan tidak hanya dipandang sebagai usaha pemberian informasi dan pembentukan keterampilan saja, namun diperluas sehingga mencakup usaha untuk mewujudkan keinginan, kebutuhan dan kemampuan individu sehingga tercapai pola hidup pribadi dan sosial yang memuaskan, pendidikan bukan semata-mata sebagai sarana untuk persiapan kehidupan yang akan datang, tetapi untuk kehidupan anak sekarang yang sedang mengalami perkembangan menuju ketingkat kedewasaan. 2 Berdasarkan filsafat pendidikan bahwa anak didik adalah manusia yang membutuhkan bantuan agar kemungkinan yang terdapat padanya dapat berkembang secara harmonis. Anak didik membutuhkan bantuan untuk berkembang misalnya kebutuhan untuk menyelidiki, memperbaiki prestasi, dan kebutuhan untuk mendapatkan kepuasan atas hasil pekerjaannya. Dengan memenuhi kebutuhan anak akan merupakan motivasi untuk mendorong atau melakukan suatu kegiatan dan motivasi dapat dirangsang melalui: 1 H. Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h.5 2 Ibid, h. 5 1

2 1. Merencanakan kegiatan belajar dengan memperhitungkan kebutuhan minat dan kesanggupan anak didik. 2. Menggunakan perencanaan bersama dengan anak didik. 3 Bangsa indonesia adalah bangsa yang mengembangkan bidang pendidikan sebagai modal dasar dalam pembangunan. Sedangkan tujuan yang ingin dicapai adalah berupaya semaksimal mungkin mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dna bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 3 yang berbunyi: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 4 Untuk terlaksananya tujuan pendidikan, maka setiap manusia Indonesia harus diberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk memperoleh pendidikan. Agar pemerataan dapat terlaksana, maka sistem pendidikan hendaknya mampu melayani semua usia sekolah agar mereka memperoleh kesempatan untuk menikmati pendidikan setidaknya dalam kecakapan dasar yang sangat diperlukan, yaitu membaca, menulis, dan berhitung. 3 Lisnawaty Simanjuntak, dkk., Metode Mengajar Matematika, Jilid I (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), h. 54 4 Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Penjelasan, (Bandung: Citra Umbara, 2003), h. 4

3 Sesuai dengan ajaran yang mengharuskan umatnya untuk mempelajari ilmu pengetahuan. Wahyu pertama dari al-qur an adalah perintah membaca dan belajar, seperti firman Allah SWT dalam surah al-alaq (96) ayat 1-5 yang berbunyi: Sebagaimana tersebut dari ayat di atas bahwa Allah SWT telah mengajak manusia untuk belajar dengan perantaraan kalam, yakni menjadikan manusia mengerti dan belajar dengan perantaraan pena. Adapun pena adalah suatu alat yang terbuat dari benda mati, tidak ada kehidupan padanya dan tidak memiliki kemampuan untuk memberikan pemahaman kepada manusia. Maka Allah swt yang telah menjadikan dari benda mati ini alat sebagai penjelasan dan pemahaman. 5 Dari sinilah kita ketahui bahwasanya pena merupakan sebuah alat bantu dalam pendidikan yang dapat mempermudah pemahaman kita dalam proses belajar dan memahami suatu ilmu pengetahuan. Dari dunia pendidikan matematika adalah salah satu pelajaran yang diberikan di semua jenjang pendidikan formal. Dimulai dari sekolah dasar (SD) dan sampai perguruan tinggi. Sekolah dasar sebagai lembaga pendidikan di 1999), h. 241 5 M. Abdul, Tafsir Juz Amma (terjemahan: Muhammad), cet. Ke-3, (Jakarta: Mizan,

4 tingkat dasar yang sangat berperan dalam mengikuti pendidikan di tingkat selanjutnya. Kemampuan penguasaan matematika di sekolah dasar menjadi syarat dan landasan penting bagi penguasaan matematika di tingkat selanjutnya. Pendidikan pada sekolah dasar diberi bekal-bekal perkembangan kehidupan, baik untuk diri pribadi atau untuk masyarakat. Ruang lingkup dan mutu partisipasi seseorang dalam kehidupan keluarga dan kehidupan berbangsa sebagian tergantung pada pendidikan. Oleh karena itu, perlu kiranya menempuh pendidikan yang sekurang-kurangnya dapat membekalinya dengan sikap, pengetahuan, dan keterampilan-keterampilan dasar. Pendidikan tidak terlepas dari masalah keadaan fasilitas dan sarana. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah perlengkapan sekolah harus dapat memenuhi kebutuhan baik untuk klasikal kelompok, maupun individu. Demikian juga perlengkapan belajar harus lengkap sehingga murid dapat melakukan kegiatan seperti mengumpulkan informasi, mengadakan penelitian, eksperimen dan lain-lain. Untuk kegiatan semacam ini sekolah harus memiliki antara lain perpustakaan, laboratorium, alat-alat peraga, dan alat-alat untuk berlatih lainnya. Pada umumnya daya ingat anak-anak pada sekolah dasar sangat kuat sekali. Oleh karena itu hendaknya dimanfaatkan sebaik-baiknya dan perlu disadari bahwa setiap kali anak belajar harus dibarengi dengan alat-alat bantu peraga seperti gambar, benda-benda, guntingan-guntingan berwarna yang tentunya ada hubungannya dengan pelajaran dan supaya alat-alat bantu peraga tersebut mempunyai nilai-nilai pendidikan perlu ada penjelasan-penjelasan atau keterangan-keterangan seperlunya. Disamping alat-alat bantu, darmawisata

5 merupakan sumber pelajaran yang sangat konkrit dan hidup, pada setiap apa yang dilihatnya dan setelah peninjauan oleh anak dengan pendidikan atau orang tua dapat memberikan kesempatan kepada anak-anak didik untuk menyatakan pengalamannya dan mengekspresikan pengalaman-pengalaman tersebut. Atau dapat disimpulkan bahwa semakin aktif anak belajar maka semakin tambah ingatan anak akan pelajaran tersebut. 6 Proses belajar pada anak adalah dari tingkat pengamatan menuju ke tingkat pengertian. Tingkat yang paling dasar yaitu tingkat pengamatan melalui penginderaan seperti mata, hidung, telinga, dan sebagainya. Pada tingkat pengamatan sangat banyak diperlukan penggunaan alat peraga. Alat peraga merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keberhasilan pengajaran matematika, karena alat peraga maupun mampu membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Dengan penggunaan alat peraga dalam proses belajar mengajar bisa meningkatkan efisiensi dan mutu belajar. Secara garis besar materi pelajaran matematika terbagi atas tiga bagian, yaitu: Aljabar, Geometri, dan Aritmetika. Dalam geometri dibahas tentang bidang dan ruang yang memerlukan cara mengajar yang berbeda dibandingkan dengan cara mengajarkan materi lainnya. Pengenalan tentang bangun-bangun geometri pada murid dapat digunakan antara lain seperti balok, kotak, kaleng dan lain sebagainya, yang tentunya ada di sekitar mereka. Pengenalan alat-alat peraga tersebut dapat dikembangkan dalam belajar mengajar matematika, sehingga dapat memberikan motivasi belajar kepada anak-anak murid. Karena tanpa alat peraga, 6 Lisnawaty Simanjuntak, Metode Mengajar Matematika, loc.cit, h. 56

6 konsep matematika tentang bangun geometri sulit diterima oleh murid. Sehingga hal ini menurut kemampuan dari guru untuk menjelaskan dan menyiapkan serta menggunakan alat peraga, agar murid lebih mudah untuk memahaminya. Sebelumnya telah ada penelitian dengan judul skripsi Penggunaan Media Pembelajaran Matematika Oleh Guru Kelas XI MAN 2 Barabai, oleh Herliana tahun 2007. Penulisnya memaparkan tentang media pembelajaran matematika, seperti papan tulis, barang catatan (buku dan lain-lain), alat-alat peraga atau alatalat praktek, alat-alat audio visual (televisi, epidioskop), OHP, LCD Projector, Komputer, Laboratorium IPA, dan Laboratorium Bahasa. Sementara penelitian penulis dalam skripsi ini akan di fokuskan kepada alat peraga yang digunakan dalam pembelajaran matematika pada materi geometri, bertitik tolak dari latar belakang inilah, penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian di salah satu sekolah dasar yang ada di kelurahan Pekapuran Raya Banjarmasin, khususnya pada pelajaran matematika materi geometri yang akan dituangkan dalam sebuah skripsi yang berjudul PENGGUNAAN ALAT PERAGA DALAM MENGAJAR GEOMETRI DI KELAS VI SDN PEKAPURAN RAYA 3 BANJARMASIN TAHUN PELAJARAN 2008/2009. B. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman pada istilah-istilah yang ada dalam judul di atas, maka penulis perlu memberikan penegasan judul sebagai berikut:

7 1. Penggunaan memiliki arti yaitu sebuah proses, perbuatan, cara menggunakan sesuatu. 7 Penggunaan yang dimaksud adalah cara seorang guru dalam menggunakan alat peraga dalam pembelajaran geometri bangun datar dan bangun ruang, bangun datar seperti: segi empat, persegi panjang, jajar genjang, trapesium, belah ketupat, layang-layang, segitiga sama sisi, segitiga sama kaki, segitiga siku-siku, dan lingkaran. Sedangkan bangun ruang, seperti balok, kubus, limas, prisma, tabung, kerucut, dan bola. Karena dalam pembelajaran geometri, bangun datar, dan bangun ruang diperlukan alat peraga untuk membantu dan mempermudahkan guru dalam pembelajaran, agar anak mudah memahami atau menguasai konsep dalam belajar. 2. Alat peraga yaitu alat yang dipergunakan untuk membantu proses belajar mengajar. 8 Alat peraga yang dimaksud di sini adalah alat-alat peraga yang digunakan dalam proses belajar mengajar materi geometri pada bangun datar dan bangun ruang. bangun datar seperti: segi empat, persegi panjang, jajar genjang, trapesium, belah ketupat, layang-layang, segitiga sama sisi, segitiga sama kaki, segitiga siku-siku, dan lingkaran. Sedangkan bangun ruang, seperti balok, kubus, limas, prisma, tabung, kerucut, dan bola. Untuk mempermudah anak dalam memahami atau menguasai konsep geometeri yang dibahas. Kashita), h. 265 7 Umi Chalsum, S.Pd, dan Windy Novia, S.Pd., Kamus Bahasa Indonesia, (Surabaya: 8 Ibid, h.31

8 3. Pembelajaran diambil dari kata dasar ajar, belajar. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia belajar artinya berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, pengajaran artinya proses, perbuatan, cara mengajar, dan mengajarkan. 9 Sedangkan pembelajaran menurut pasal 1 ayat 20 dalam undang-undang tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional adalah proses interaksi peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. 10 Dalam pembelajaran unsur utamanya adalah belajar guna memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman tertentu. Dari belajar akan terlihat perubahan tertentu pada diri anak didik. 4. Geometri adalah ilmu ukur, cabang ilmu matematika yang menerangkan sifat-sifat garis, sudut, bangun bidang, dan bangun ruang. 11 Jadi yang dimaksud dari judul penelitian di atas adalah alat peraga yang digunakan guru dalam mengajar matematika pada materi geometri yang membahas tentang: 1. Bangun datar yang terdiri dari persegi panjang segi tiga sama kaki, segi tiga sama sisi, segi tiga siku-siku, jajaran genjang, dan trapesium. 2. Bangun ruang yang terdiri dari kubus, balok, limas, prisma, tabung, kerucut, dan bola. 9 Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,1990), h. 13 10 Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Penjelasan, loc.cit, h. 5 11 Idrus, H.A., Kamus Umum Baku Bahasa Indonesia, Di lengkapi dengan Istilah Tata Bahasa dan Daftar Akronim, (Surabaya: Bintang Usaha Jaya, 1996), h. 117

9 C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapatlah dirumuskan permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut: 1. Bagaimana penggunaan alat peraga dalam pembelajaran geometri di kelas VI? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penggunaan alat peraga dalam pembelajaran geometri? D. Batasan Masalah Agar lebih jelas dan terarah dalam mengadakan penelitian ini, penulis membatasi masalah sebagai berikut: 1. Alat peraga geometri yang disesuaikan dengan materi geometri di kelas VI pada materi bangun datar seperti: segi empat, persegi panjang, jajar genjang, trapesium, belah ketupat, layang-layang, segitiga sama sisi, segitiga sama kaki, segitiga siku-siku, dan lingkaran. serta pada materi bangun ruang yaitu balok, kubus, limas, prisma, tabung, kerucut, dan bola. 2. Guru yang diteliti adalah guru yang mengajar di kelas VI E. Alasan Memilih Judul Adapun alasan yang mendasari penulis sehingga tertarik untuk mengadakan penelitian ini sebagai berikut: 1. Alat peraga merupakan alat bantu yang sangat penting dalam membantu guru dalam memberikan pemahaman materi pelajaran kepada siswa.

10 2. Alat peraga merupakan salah satu alat yang dapat membantu meningkatkan minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran matematika khususnya pada materi geometri, sehingga mereka dapat aktif dalam pelajaran tersebut. F. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui penggunaan alat peraga yang digunakan dalam pembelajaran geometri di kelas VI. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penggunaan alat peraga dalam pembelajaran geometri. G. Signifikansi Penelitian Dari hasil temuan dalam penelitian ini, penulis berharap agar berguna untuk: 1. Sebagai umpan balik bagi guru untuk menggunakan alat peraga dalam mengajar matematika atau pun mengajar materi-materi selain matematika untuk sekolah dasar. 2. Sebagai bahan informasi bagi yang berminat untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang alat peraga. 3. Sebagai acuan bagi pihak terkait untuk lebih memperhatikan fasilitas, sarana, dan prasarana belajar, agar dalam belajar matematika dapat diikuti semua tanpa masalah.

11 H. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah memahami pembahasan maka penulis menggunakan sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab sebagai berikut: Bab I Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, definisi operasional, rumusan masalah, batasan masalah, alasan memilih judul, tujuan penelitian, signifikansi penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Landasan teori yang terdiri dari : A. Pembelajaran matematika terdiri dari pengertian pembelajaran matematika, tujuan pembelajaran matematika, karakteristik pembelajaran matematika di sekolah dan pembelajaran matematika di Sekolah Dasar. B. Alat peraga matematika terdiri dari pengertian alat peraga dalam pembelajaran matematika, pengertian alat peraga geometri, penggunaan alat peraga dalam pembelajaran geometri, kriteria pemilihan alat peraga, prosedur penggunaan alat peraga, evaluasi penggunaan alat peraga, jenis-jenis alat peraga geometri, dan daftar materi dengan alat peraga yang disesuaikan. C. Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan alat peraga yang terdiri dari latar belakang pendidikan guru, pengalaman dan kemampuan mengajar, dan guru yang mengikuti pelatihan atau penataran.

12 Bab III Metode penelitian yang terdiri dari subyek dan obyek penelitian, data, sumber data dan teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data, dan analisis data, dan prosedur penelitian. Bab IV Laporan hasil penelitian yang terdiri dari gambaran umum lokasi penelitian, penyajian data, dan analisis data. Bab V Penutup yang terdiri dari simpulan dan saran-saran.